Mikrofosil memiliki banyak fungsi, yang salah satunya adalah dapat diketahuinya
kondisi lingkungan masa lalu ditempat fossil tersebut ditemukan. Untuk mendapatkan
informasi- informasi dari mikrofosil tersebut maka perlu dilakukan analisis terhadap sample
mikrofosil pada core sedimen yang didapat. Dalam melakukan analisis terhadap sample agar
mendapatkan informasi semaksimal mungkin maka harus dilakukan secara khusus dengan
teknik preparasi dan analisi sesuai.
Dalam melakukan sampling, core sedimen harus dibelah membujur menjadi dua terlebih
dahulu dimana bagian pertama akan digunakan untuk diteliti sedangkan bagian yang lain di
arsipkan. Selanjutnya buang lapisan pada permukaan core sedimen yang telah dibelah kurang
lebih sekitar 1mm untuk menghindari bagian yang telah terkontaminasi. Karena jumlah
sedimen yang terbatas maka ditetapkan jumlah maksimum sedimen untuk analisis
mikropaleontologi yaitu:
: 10cm3
: 5cm3
: 1cm3
Tekhnik preparasi yang dilakukan pada untuk menganalisis mikrofossil berbeda- beda
tergantung pada jenis sample yang akan di analisis, apakah itu mikrofossil karbonat, coccolith
dan calcareous nannofossil, diatom dan mikrofosil silica ataupun untuk analisis palinologi.
Tekhnik preparasi sample untuk analisis mikrofossil karbonat cenderung sederhana karena
pada dasarnya hanya mengandalkan pengayakan sedimen. Beberapa contoh dari mikrofossil
karbonat yaitu foraminifera bentonik dan planktonik, ostracods, dan pteropods karena
memiliki cangkang karbonatan.
Ada 2 tekhnik yang dapat digunakan untuk mikrofossil karbonatan yaitu Routine
techniques dan Heavy Liquid separation. Namun tekhnik kedua sangat jarang digunakan
karena memerlukan karbon tetraklorida (CCl4) yang merupakan zat berbahaya. Pada Routine
techniques caranya adalah dengan mengisi 20cm3 air suling kedalam silinder kemudian
diletakkan diatas timbangan untuk selanjutnya dikalibrasi. Setelah itu sebanyak 5cm 3 sedimen
basah dimasukkan kedalam silinder dan dicatat volume dan berat subsample sedimen. Tuang
sample kedalam corong yang telah diberi kertas saring whatman dan biarkan selama 72 jam
pada suhu 24 derajat. Timbang dan catat berat sedimen kering untuk menghitung persentase
kelembaban sedimen. Setelah itu sample dipindahkan kedalam gelas kimia 250ml yang berisi
100ml air suling dan didiamkan 30 menit. Kemudian tuang ke 106 m shieve dan dibilas
dengan air hangat. Sample berukuran kurang dari 106 m digunakan untuk analisis
palynological. Lanjut dengan membilas menggunakan air suling dan sample dengan ukuran
yang lebih besar diletakkan pada kertas penyaring whatman dan dibiarkan pada suhu kamar
kemudian hitung berat keringnya dan letakkan pada wadah berukuran 12cm 3 yang telah
diberi lable. Setelah preparasi maka dilanjutkan dengan subampling dan shieving yang
kemudian akan dihitung konsentrasinya. Untuk menganalisis isotope stabil dan analisis 14c
dapat dilakukan dengan ekstraksi foraminifera.