Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
tempat terjadinya arus, terutama yang disebabkan oleh pasang surut. Sebuah kapal yang
mengalami/menerima arus dari depan akan dapat mengatur gerakannya (maneuver), tetapi apabila
arus berasal dari belakang kapal akan menyebabkan gerakan yang tidak baik. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pemilihan karakteristik aalur masuk ke pelabuhan adalah sebagai berikut ini:
Keadaan trafik kapal
Keadaan geografi dan metereologi di daerah alur
Sifat-sifat fisik dan variasi dasar saluran
Fasilitas-fasilitas atau bantuan-bantuan yang diberikan kepada pelayaran
Karakteristik maksimum kapal-kapal yang menggunakan pelabuhan
Kondisi pasang ssurut, arus dan gelombang
Suatu alur masuk ke pelabuhan yang lebar dan dalam akan memberikan keuntungankeuntungan baik langsung maupun tidak langsung seperti:
Jumlah kapal yang dapat bergerak tanpa tergantung pada pasang surut akan lebih besar
Berkurangnya batasan gerak dari kapal-kapal yang mempunyai draft besar
Dapat menerima kapal yang berukuran besar ke pelabuhan
Mengurangi waktu penungguan kapal-kapal yang hanya dapat masuk ke pelabuhan waktu
air pasang
Mengurangi waktu transito barang-banrang.
2016
Kiemberly Siajaya 13021101117
Perencanaan
Selain kentungan-keuntungan tersebut, dalam menentukan karakteristik alur ini perlu
ditinjau pula biaya pengerukan yang lebih besar apabila alur tersebut lebar dan dalam, dibanding
dengan alur yang sempit dan dangkal.
2016
Kiemberly Siajaya 13021101117
Perencanaan
Taraf dermaga ditetapkan antara 0,5 1,5 di atas air pasang sesuai dengan besarnya kapal.
(Sumber : Perencanaan Pelabuhanoleh Soedjono Karmadibrata, Hal. 310)
MHW
MLW
Sarat kapal
(draft)
Sarat kapal
(draft)
Data yang digunakan adalah data kapal yang paling maksimum, sehingga untuk panjang
dan lebar kapal akan digunakan kapal Container, 50.000 DWT
Panjang: 250 m
Lebar : 32,3 m
Sarat kapal
: 12,6 m
Clearance
: 1,5 m
Kedalaman perairan
:
h = Sarat kapal + beda pasang surut + clearance + 1/3 tinggi ombak
= {12,6 + 2 + 1,5 + (1/3 x 1,1528) }m
= 16,4843 m
Dermaga
H = 16,48 m
Elevasi Pengeru
H = 17,98 m
Jadi :
Untuk kedalaman perairan diambil
Untuk tinggi dermaga rencana
= 16,4843 m
= 16,4843 m + Freeboard
= (16,8843 + 1,5) m
= 17,9843 m
Elevasi Pengerukan A
2016
Kiemberly Siajaya 13021101117
Perencanaan
= 32,3 m
Draft
= 12,6 m
= 250 m
= 214,11 m
(Sumber : Perencanaan Pelabuhan oleh SoedjonoKramadibrata, Hal. 208)
= 375 m
= 187,5 m
2016
Kiemberly Siajaya 13021101117
Perencanaan
D. Pengerukan
Pengerukan diperlukan bila perairan di lokasi pelabuhan lebih dangkal daripada
kedalaman perairan rencana sesuai dengan ukuran kapal yang akan berlabuh.
Untuk tugas ini tidak dilakukan pengerukan karena lokasi dermaga diambil sesuai
kedalaman rencana, yaitu kedalaman 17, 98 m 18 m.
Ada 6 jenis kapal yang direncanakan akan berkunjung, sehingga perencanaan jumlah
tambatan harus dihitung sesuai kebutuhan. (Nilai muatan, Displacement -G didapat dari
Perencanaan Pelabuhan oleh Bambang Triatmodjo, Tabel 1.4 :Karakteristik Kapal, Hal. 39)
= 4.500.000 org/thn
4.500.000/17.700
Jumlah kapal/hari
255/315
= 0,8095 kapal
2016
Kiemberly Siajaya 13021101117
Perencanaan
= 1 buah
= 2.200.000 ton/thn
= 43,1 = 44 kapal
= 0,1397 kapal
= 1 buah
= 2.000.000 ton/thn
2.000.000/25.300
= 98,8 = 99 kapal
Jumlah kapal/hari
99/315
= 0,3143 kapal
= 1 buah
= 650.000 ton/thn
650.000/13.000
= 50 kapal
Jumlah kapal/hari
50/315
= 0.1587kapal
= 1 buah
= 8.000.000 ton/thn
8.000.000/3.000
= kapal
Jumlah kapal/hari
267/315
= kapal
= buah
Keterangan : 1 tahun = 365 hari (asumsi bahwa hari kerja selama 1 tahun = 315 hari)
2016
Kiemberly Siajaya 13021101117
Perencanaan
Dari hasil perhitungan, tambatan untuk kapal penumpang (passenger)
dan kapal
container membutuhkan masing masing 1 tambatan khusus, sedangkan intensitas kapal jenis
lain per harinya sangat kecil, sehingga diambil keputusan untuk membuat 1 tambatan untuk jenis
kapal cargo, tanker, dry bulk, dan fishing tersebut. Total tambatan yang akan dibuat adalah 3.
a. Panjang Dermaga
Lp = (3* 250) + (3 +1) * 10% * 280 m
= 862 m
b. Lebar Dermaga
Lebar apron depan, apron belakang, gudang dan jalan. Pengertian apron pada dermaga
adalah bagian muka dermaga sampai ke depan gudang tempat terdapat peralihan kegiatan
angkutan laut (kapal) ke kegiatan angkutan darat (kereta api, angkutan jalan raya dan lainnya).
Dalam merencakan lebar dermaga banyak ditentukan oleh kegunaan dari dermaga tersebut,
ditinjau dari jenis dan volume barang yang mungkin ditangani pelabuhan/dermaga tersebut.
Lebar dermaga = ad + b + ab + c + d
Dimana :
ad = apron depan
b
= lebar gudang
ab = apron belakang
c
= tempat bongkat/muat truk
d
= lebar jalan
Diambil
ad = 9 m
b
= 60 m
ab = 3 m
c
= 12 m
d
= 8m
Maka, lebar apron = ( 9 + 60 + 3 + 12 + 8) m
= 92
(Sumber : Perencanaan Pelabuhanoleh Bambang Triatmodjo, Hal. 215-216)
2016
Kiemberly Siajaya 13021101117
Perencanaan
2016
Kiemberly Siajaya 13021101117
Perencanaan
Untuk merencanakn terminal penumpang dipakai aman pada kapal penumpang yaitu
Passenger 30.000 GT
Diasumsi
: Kapasitas
Jumlah penumpang/thn
= 15.000 org
= 600.000 org/thn
= 600.000/(2*15.000)
= 20/315
= 20
= 0.6063 = 1 buah
= 15.000 org
Kantor Syahbandar
Kantor Kesehatan
Kantor Imigrasi
Kantor Pelabuhan
Suplai Listrik
2016
Kiemberly Siajaya 13021101117
Perencanaan
Jaringan Telekomunikasi
Kapal-kapal Kerja
2016
Kiemberly Siajaya 13021101117