Peran Mahasiswa Dalam Pengimplementasian

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 4

Peran Mahasiswa dalam Implementasi Pancasila Sila Ke-3

Sila Ketiga, Persatuan Indonesia, memiliki arti menumbuhkan sikap mahasiswa


untuk mencintai tanah air, bangsa dan negara Indonesia, ikut memperjuangkan
kepentingan-kepentingannya, dan mengambil sikap solider serta loyal terhadap
sesama warga negara. Menempatkan manusia Indonesia pada persatuan,
kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan Bangsa dan Negara di atas
kepentingan pribadi dan golongan. Menempatkan kepentingan negara dan
bangsa di atas kepentingan pribadi, berarti manusia Indonesia sanggup dan rela
berkorban untuk kepentingan Negara dan Bangsa, bila diperlukan. Sikap rela
berkorban untuk kepentingan negara dan Bangsa, maka dikembangkanlah rasa
kebangsaan dan bertanah air Indonesia, dalam rangka memelihara ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Persatuan dikembangkan atas dasar Bhineka Tunggal Ika, dengan memajukan
pergaulan demi kesatuan dan persatuan Bangsa Indonesia.
Pancasila adalah dasar tertinggi bangsa Indonesia dimana nilai-nilai yang
terkandung di dalam rumusan pancasila mencakup seluruh aspek kehidupan
berbangsa dan bernegara. Tak terkecuali di lingkungan akademik dan
kemahasiswaan. Mahasiswa adalah miniatur masyarakat intelektual yang
memiliki keberagaman pemikiran, gagasan dan ide-ide penuh kreatif, mahasiswa
tidak hanya dituntut pandai dan mampu dalam bidang akademik yang ditekuni,
akan tetapi mahasiswa harus menjadi The Power of Change yaitu mahasiswa
yang mampu membawa perubahan terhadap masa depan bangsa.
Mahasiswa dapat diartikan sebagai salah satu elemen yang terus bercita-cita
mewujudkan bangsa Indonesia ke depan menjadi lebih baik dan menjadi negara
yang berprestasi dalam segala hal. Mahasiswa merupakan generasi penerus
bangsa yang sangat diandalkan untuk mewujudkan cita-cita pencerahan
kehidupan bangsa kita di masa depan.
Penerapan atau implementasi sila-sila pancasila merupakan hal yang wajib
dilakukan bagi tiap-tiap mahasiswa Indonesia. Namun, implementasi Pancasila
kini hanya menjadi teori yang didapat di sekolah, kampus, atau lembaga
pendidikan lainnya. Pancasila hanya dijadikan suatu simbol tanpa ada tindakan
konkret atau realitas bagi terwujudnya masyarakat yang berbangsa dan
bernegara sesuai dengan apa yang tercantum dalam sila-sila Pancasila.
Mahasiswa yang merupakan agent of change yang seharusnya menggerakkan
implementasi pancasila yang kini mulai hilang semangatnya. Padahal nilai-nilai
yang terkandung dalam Pancasila sangat penting dalam membentuk pribadi atau
karakter Generasi muda yang kelak berlaku sebagai Generasi penerus.
Tetapi pada kenyataannya masih banyak yang tidak peduli atau tidak mengerti
dengan apa makna yang dimaksud dari ideologi itu sendiri, hanya pelajaran yang
di anggap teori dan tidak di aplikasikan dalam kehidupan. brainsett itu mensetting pola pikir mahasiswa yang menjadikan itu sebuah teori sulit dengan
rangkaian kata kata yang berat. Memang tidak semua mahasiswa berpikiran
demikian. Tetapi lebih banyak juga yang tidak mengerti.

Apalagi di era sekarang ini, Perkembangan teknologi seakan membawa


nilai nilai penerapan pancasila luntur. Serta membuat pola pikir mahasiswa yang
selaku generasi penerus tidak berkembang, hanya sebatas pada perkembangan
teknologi. Tetapi pada kenyataannya mental akan pentingnya menanamkan jiwa
yang luhur kurang. Dari sekian banyak faktor penyebab tawuran di kalangan
mahasiswa. Tawuran banyak disebabkan oleh perbedaan ras, suku maupun ide
pemikiran, salah satu penyebab merebaknya tawuran di kalangan mahasiswa
juga adalah kuatnya idealisme kelompok yang mereka miliki. Hal ini berpotensi
menimbulkan konflik yang mencetuskan tawuran. memicu bergejolaknya jiwa
muda yang di aplikasikan ke segi negatif.
Meski tergolong usia dewasa, ternyata kelompok mahasiswa masih tidak bersih
dari aksi kekerasan massal seperti tawuran. Perasaan bahwa kelompok yang
diikutinya lebih "besar" dan hebat dari kelompok lain kerap kali mendasari
gesekan antar kelompok mahasiswa. Salah satu penyebab tawuran antar
mahasiswa yang memakan korban jiwa yaitu karena kurang kesadaran hidup
bersama. Padahal, para pendiri bangsa ini telah meletakan dasar kehidupan
berbangsa dan bernegara melalui Pancasila, Undang Undang Dasar 1945,
Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kita sebagai mahasiswa harus turut serta dalam upaya pembangunan nasional di
negara ini. Sebagaimana yang tercantum dalam sila ketiga yaitu Persatuan
Indonesia, yang berarti utuh atau tidak terpecah, sudah sepatutnya mahasiswa
mengamalkan sila tersebut didalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Secara global, implementasi dari sila ketiga, yaitu persatuan indonesia, dapat
dilakukan dengan beberapa cara. Implementasi ini tidak hanya dilakukan oleh
mahasiswa saja namun oleh seluruh warga negara indonesia. Untuk itu, kita
sebagai mahasiswa di samping ikut menginplementasikan pancasila harus
mensosialisasikan dan mengajak ke semua warga negara untuk turut
mengimplementasikan pancasil, khususnya sila ketiga, guna mencapai
persatuan yang utuh dan tidak terpecah belah.
Implementasi yang pertama yaitu mempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan
serta keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau
golongan. Ketika hal ini bisa terwujud maka tidak akan terjadi lagi perang
(konflik) antar suku atau pun agama. Peristiwa yang terjadi di Tolikara baru-baru
ini merupakan bukti bahwa implementasi dari sila ketiga ini belumlah
dilakasanakan dengan baik atau bahkan tidak dilaksanakan sama sekali. Untuk
itu, mahasiswa sebagai Agent of Change harus bisa melakuakan perbaikan.
Dengan cara memberikan sosialisai untuk menjaga toleransi dan hidup rukun.
Menjalankan kegiatan secara berdampingan dan saling tolong menolong.
Implementasi yang kedua yaitu rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan
negara. Pengorbanan secara suka rela ini merupakan wujud kesetian kita
terhadap negara. Pengorbanan mahasiswa dapat dilakukan dengan menegakan
displin dan kerja keras. Kerja keras secara aktif menjaga persatuan dengan

menegakan
displin
kehidupan
guna
menjaga
ketertiban
kehidupan
bermasyarakat agar tercapainya kesatuan yang ber-Bhineka Tunggal Ika.
Implementasi yang ketiga yaitu cinta tanah air dan bangsa. Kita sebagai
mahasiswa untuk mewujudkan rasa cinta tanah air dan bangsa indonesia dapat
dilakukan dengan mengagungkan nama Indonesia dalam kegiatan olimpiade
olahraga maupun ilmu pengetahuan, meningkatkan kemampuan sumber daya
manusia, dan melestariakan kekayaan alam dan budaya indonesia.
Implementasi yang keempat yaitu bangga sebagai bangsa indonesia bertanah
air indonesia. Mahasiswa wajib untuk menghargai tanah air indonesia, mewarisi
budaya bangsa, hasil karya, dan hal-hal lain yang milik bangsa indonesia. Sikap
bangga ini ditunjukan dengan berani dan percaya diri menunjukan identitas
sebagai warga negara Indonesia baik lewat budaya, prilaku, dan teknologi yang
berkembang di Indonesia. Mencintai produk indonesia adalah wujud rasa bangga
bertanah air indonesia. Saat ini remaja remaja muda terutama kalangan
mahasiswa sudah banyak menciptakan produk-produk yang bisa bersaing
dengan produk produk luar. Bahkan beberapa produk dapat memebus pasar
manca negara. Ini merupakan wujud implementasi sila ketiga, yaitu bangga
sebagai bangsa indonesia. Mahasiswa harus terus menciptakan prodok-produk
modern, namun masih mengandung identitas budaya indonesia, yang mampu
bersaing di pasar internasional. Indonesia memiliki begitu banyak budayabudaya unik dari setiap daerah. Mahasiswa sebagai calon penerus bangsa harus
turut aktif untuk menjada kebudayaan tersebut dan aktif memperkenalkan
budaya tersebut ke negara-negara lain guna meningkatkan harkat dan martabat
indonesia. Kita juga harus menghilangkan pandangan bahwa budaya indonesia
itu kuno dan ketinggalan jaman. Justru kita harus menggunakan teknologi
modern untuk menjaga dan memperkenalakan budaya tersebut. Kita harus
bangga bahwa indonesia memiliki ratusan budaya yang unik dan menarik.
Implementasi yang kelima yaitu memajukan pergaulan demi persatuan dan
kesatuan bangsa yang ber-Bhineka Tunggal Ika. Mahasiswa harus bisa
mewujudkan adanya pergaulan dan hubungan baik ekonomi, politik, dan budaya
antarsuku, pulau dan agama, sehingga terjalin masyarakat yang rukun, damai,
dan makmur. Kemakmuran terjadi karena pada dasarnya setiap suku, agama dan
pulau mempunyai kekhususan yang bernilai tinggi, dan hal ini juga bermanfaat
bagi yang lain, sehingga tukar-menukar ini akan meningkatkan nilai
kesejahteraan bagi manusia.
Kelima hal tadi merupakan implementasi yang dapat dilakuakan oleh seluruh
warga negara khususnya mahasiswa dalam perannya sebagai Agent of Change
agar terwujudnya persatuan yang utuh dan tidak terpecah belah dengan
bersatunya suku, agama, dan lain lain yang berada di wilayah indonesia. Dari
kelima hal tersebut kita dapat menarik poin-poin penting yang harus dilakuakan
oleh mahasiswa dalam implementasi nilai pancasila yaitu sila ketiga yaitu
menaruh kepentinga negara di atas kepentingan pribadi dan golongan,
berkorban untuk negara yaitu dengan bekerja keras demi kemajuan bangsa dan

negara Indonesia, dan bangga sebagai bangsa indonesia dengan berani dan
percaya diri sebagai warga negara indonesia.

SEMANGAT YAAA SAYANGKU OPSPEKNYA MUAAAAACH :* HIHIHI

Anda mungkin juga menyukai