Anda di halaman 1dari 3

Laporan Praktikum

Dina Ilmi Kamila


I.

Tujuan
Untuk mengetahui pH urine serta kandungan berbagai zat (protein dan
gula) dalam urine.

II.

Landasan Teori
Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang
diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam
tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang
molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk
menjaga homeostasis cairan tubuh. Urin disaring di dalam ginjal,
dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar
tubuh melalui uretra. Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat
sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh.Anggapan umum
menganggap urin sebagai zat yang kotor. Hal ini berkaitan dengan
kemungkinan urin tersebut berasal dari ginjal atau saluran kencing
yang terinfeksi, sehingga urinnya pun akan mengandung bakteri.
Namun jika urin berasal dari ginjal dan saluran kencing yang sehat,
secara medis urin sebenarnya cukup steril dan hampir bau yang
dihasilkan berasal dari urea. Sehingga bisa diakatakan bahwa urin itu
merupakan zat yang steril. Urin dapat menjadi penunjuk dehidrasi.
Orang yang tidak menderita dehidrasi akan mengeluarkan urin yang
bening seperti air. Penderita dehidrasi akan mengeluarkan urin
berwarna kuning pekat atau cokelat.

III.

Cara Kerja
1. Mengukur pH urine
- Urine disediakan 1-2 mL kemudian dimasukkan kedalam tabung
reaksi.
- pH urine di uji dengan menggunakan kertas lakmus, mencocokkan
warnanya dengan standar pH.
2. Uji Kandungan Protein dalam Urine
- Tabung reasi diisi dengan urine setinggi 2 mL.
- 5 tetes larutan biuret dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan
biarkan bercampur kira-kira 5 menit.
3. Uji Kandungan Glukosa dalam Urine.
- Tabung reaksi diisi dengan urine setinggi 2 mL.
- 5 tetes larutan benedict dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
- Tabung dipanaskan dengan pembakar spirtus selama 2 menit.
- Amati dan catat hasilnya

IV.

Data Hasil Pengamatan


Hari : Selasa
Tanggal : 10 Februari 2015

Nama

pH
Perubahan Warna Urine
Uji Protein
Uji Glukosa
Urine
Ilmi
6
Negatif, tidak muncul warna
Negatif, tidak muncul
Annisa
7
ungu di permukaan atas
endapan merah bata
Vivaldi
7
Tempat : Lab. Biologi SIB

V.

Pembahasan
1. Perubahan Urine setelah ditetesi biuret, urine tidak terdapat warna
ungu dipermukaan atasnya yang menunjukkan urine mengandung
protein.
2. Perubahan urine setelah setelah ditetesi benedict, urine tidak
muncul endapan berwarna merah bata. Yang menunjukkan urine
mengandung glukosa.
3. Angka yang ditunjukkan pada pH urine yaitu untuk mengetahui
tingkat keasaman atau basa pada urine.
4. Mekanisme terbentuknya urine :
Urin dibentuk di nefron yaitu dengan menyaring darah dan
kemudian mengambil kembali ke dalam darah bahan-bahan yang
bermanfaat. Dengan demikian akan tersisa bahan tak berguna,
yang nantinya akan keluar dari nefron dalam bentuk suatu larutan,
yang disebut urin. Sebelum menjadi urin, di dalam ginjal akan
terjadi
tiga
macam
proses,
yaitu: Filtrasi, Reabsorpsi,
dan Augmentasi.
Filtrasi
Proses filtrasi ini terjadi di glomerulus dan kapsula Bowman yang
menghasilkan filtrat gromerulus atau urin primer. Mula-mula darah
masuk ke glomerulus melalui arteriol afferent dan terjadi filtrasi
sehingga menghasilkan urin primer, kemudian urin primer akan
memasuki kapsula Bowman. Proses filtrasi terjadi akibat mengkerut
dan mengembangnya arteriol afferent dan arteriol efferent yang
masuk dan meninggalkan glomerulus. Selama terjadi filtrasi sel-sel
darah dan molekul protein tidak dapat disaring, sedangkan molekulmolekul yang berukuran lebih kecil seperti: garam, asam amino dan
gula dapat disaring sehingga menjadi bagian dari filtrat glomerulus
atau urin primer.
Reabsorpsi
Reabsorpsi terjadi di tubulus kontortus proksimal yang nantinya
akan menghasilkan urin sekunder. Urin primer yang berkumpul
dalam kapsula Bowman masuk ke dalam tubulus kontortus
proksimal dan terjadi proses reabsorpsi. Pada proses ini terjadi
penyerapan kembali zat yang berguna oleh dinding tubulus, lalu
masuk ke pembuluh darah yang mengelilingi tubulus. Zat-zat yang
diserap kembali oleh darah antara lain: glukosa, asam amino dan
ion-ion anorganik (Na+,K+, Ca++, Cl-, HCO3-, HPO4-3, SO4-3).
Urine sekunder akan masuk ke lengkung Henle menuju tubulus
kontortus distal. Pada saat melewati lengkung Henle desenden, air
berosmosis keluar sehingga volume urin sekunder menurun dan
menjadi pekat. Saat melewati lengkung Henle asenden, garam
(Na+) dipompa keluar, sehingga kepekatan urin berkurang tetapi
volume urin tetap. Dengan demikian konsentrasi garam di luar
tubulus meningkat.
Augmentasi
Dari lengkung Henle asenden, urin sekunder akan masuk ke tubulus
distal. Di dalam tubulus distal urin sekunder mengalami augmentasi
yaitu proses penambahan zat zat yang tidak diperlukan oleh tubuh
ke dalam tubulus kontortus distal. Zat sisa yang dikeluarkan dari

pembuluh darah kapiler adalah ion hidrogen (H+), ion kalium


(K+), NH3dan kreatinin. Pengeluaran (H+) ini membantu menjaga pH
yang tetap dalam darah. Setelah itu urin memasuki pelvis renalis
dan menuju ureter, kemudian dialirkan ke vesica urinaria untuk
ditampung sementara waktu. Pengeluaran urin diatur oleh otototot sfingter.
VI.

Kesimpulan
Dari hasil praktikum tersebut, kesimpulan yang didapat ialah
kandungan pada urine tidak mengandung glukosa maupun protein. pH
urine memiliki rata-rata 6,7. Urine normal yang terdapat pada manusia
ialah berkisar dari 4,5 8,0. Sehingga urine pada setiap praktikan
memiliki urine normal.

VII.

Daftar Pustaka
Fajar I. (Sabtu, 27 April 2013). Proses Dan Mekanisme Pembentukan
Urin. Online:
http://ibnufajarew.blogspot.com/2013/04/proses-danmekanisme-pembentukan-urin.html . Selasa, 11 Februari 2015.
Cahyadi H. (19 juni, 2012). Kelainan pada Urine. Online:
https://harycahyadi.wordpress.com/2012/06/19/kelainan-pada-urin/.
Selasa, 11 Februari 2015.

Anda mungkin juga menyukai