hidrokarbon alkana cenderung meningkat seiring bertambahnya jumlah atom karbon di dalam
molekulnya. Karena adanya perbedaan titik didih inilah, komponen-komponen dalam minyak mentah
hasil pengeboran dipisahkan dengan cara distilasi bertingkat.
Distilasi bertingkat (fraksionasi) merupakan proses penyulingan menggunakan fraksi-fraksi
pendinginan sesuai dengan rentang titik didih campuran yang diinginkan. Fraksi-fraksi yang diperoleh
merupakan campuran hidrokarbon yang mendidih pada rentang suhu tertentu. Berikut ini akan
dijelaskan proses pengolahan minyak mentah dengan proses distilasi bertingkat.
a) Pengolahan Tahap Pertama (Primary Process)
Minyak mentah hasil pengeboran diumpankan dalam kolom distilasi untuk dipisahkan
berdasarkan titik didihnya. Komponen dengan titik didih lebih tinggi akan tetap berwujud cairan
sedangkan komponen dengan titik didih lebih rendah akan menguap. Semakin ke atas, suhu dalam
menara fraksionasi semakin rendah sehingga komponen dengan titik didih lebih tinggi akan
mengembun dan terpisah, sedangkan komponen dengan didih lebih rendah akan terus naik.
Proses ini berlangsung secara terus-menerus sehingga komponen yang berada pada bagian
paling atas menara adalah komponen yang berwujud gas pada suhu kamar. Hasil fraksionasi
minyak bumi terbagi atas beberapa macam, yaitu:
1. Fraksi Pertama
Fraksi ini merupakan fraksi paling ringan dari minyak mentah, yaitu minyak bumi
dengan titik didih antara 30oC dan berwujud gas. Gas yang dihasilkan berupa LNG (liquid
natural gas) dengan komponen utama propana (C3H8) dan butana (C4H10). Selain LNG,
dihasilkan juga LPG (liquid petroleum gas) dengan komponen utama metana (CH4) dan etana
(C2H6).
2. Fraksi Kedua
Pada fraksi ini dihasilkan petroleum eter yaitu minyak bumi dengan titik didih lebih
kecil dari 90oC dan berfasa gas. Gas ini akan masuk ke kolom pendinginan pada suhu antara
30oC-90oC sehingga akan mencair dan dialirkan ke sebuah penampungan. Petroleum eter
merupakan campuran alkana dengan rantai C5H12-C6H14.
3. Fraksi Ketiga
Fraksi ini menghasilkan bensin yaitu fraksi dari minyak bumi dengan titik didih kurang
dari 175oC. Bensin ini merupakan campuran alkana dengan rantai C6-C9.
4.
Fraksi Keempat
Pada fraksi ini dihasilkan nafta yaitu fraksi minyak bumi dengan titik didih kurang dari
200oC dan berwujud gas. Nafta atau bensin berat merupakan campuran alkana dengan rantai
C9-C12.
5. Fraksi Kelima
Pada fraksi ini dihasilkan kerosin atau lebih dikenal sebagai minyak tanah yaitu
minyak bumi dengan titik didih kurang dari 275 oC. Kerosin merupakan campuran alkana
dengan rantai C12-C15.
6. Fraksi Keenam
Pada fraksi ini dihasilkan minyak gas atau solar yaitu minyak bumi dengan titik didih
kurang dari 375oC yang merupakan campuran alkana dengan rantai C15-C16.
7. Fraksi Ketujuh
Fraksi ini merupakan fraksi residu yaitu minyak mentah cair yang dipanaskan pada
suhu di atas 375oC sehingga akan terjadi penguapan. Pada fraksi ini, dihasilkan minyak
pelumas (C16-C20), digunakan untuk pelumas mesin, paraffin (C 21-C24) untuk membuat lilin,
serta aspal ( > C36 ) yang digunakan untuk pelapis jalan raya.
2. Proses Ekstraksi
Proses ini bertujuan untuk memisahkan fraksi-fraksi minyak berdasarkan perbedaan daya larut
menggunakan suatu pelarut (solvent) misalnya SO 2. Dengan dilakukannya proses ekstraksi, volume
produk yang dihasilkan menjadi lebih banyak dan mutunya akan lebih baik bila dibandingkan dengan
proses pemisahan melalui distiliasi bertingkat saja.
3. Proses Kristalisasi
Proses ini bertujuan untuk memisahkan fraksi-fraksi hidrokarbon berdasarkan perbedaan titik
lelehnya (melting point).
4. Pembersihan Produk dari Kontaminan (Treating)
Proses ini bertujuan untuk menghilangkan kontaminan seperti senyawa korosif atau bau tak
sedap hasil proses pengolahan minyak tahap pertama maupun lanjutan. Kontaminan ini dapat
dihilangkan menggunakan kaustik soda, tanah liat, atau proses hidrogenasi.
Avgas merupakan bahan bakar yang digunakan untuk pesawat bermesin piston. Avgas
merupakan hasil penyempurnaan dari bensin yang dikembangkan titik nyala, titik beku serta volatilitas
nya. Selain digunakan sebagai bahan bakar pesawat, avgas juga digunakan sebagai bahan bakar mobil
balap. Kualitas avgas ditentukan berdasarkan anti knock yang biasanya ditunjukkan berdasarkan nilai
oktan.
4. Bensin
Bensin merupakan produk pengilangan minyak bumi dengan komponen utama berupa oktana
dan n-heptana. Kualitas bensin ditunjukkan dengan nilai oktan. Untuk menambahkan angka oktan pada
bensin, ditambahkan zat aditif yang disebut dengan TEL (Tetra Ethyl Lead) serta MTBE (Methyl
Tertiary Butyl Ether).
5. Kerosin
Kerosin atau lebih dikenal sebagai minyak tanah diperoleh melalui proses distilasi bertingkat
minyak bumi pada suhu 150-275oC. Kerosin memiliki rantai karbon C 12-C15. Untuk mengurangi kadar
belerang pada kerosin, kerosin harus diolah dalam unti hydrotreater sedangkan kualitasnya
ditingkatkan pada unit hydrocracking.
6. Solar
Solar biasanya digunakan untuk bahan bakar kendaraan atau mesin-mesin industri yang
menggunakan mesin diesel. Solar diperoleh melalui proses distilasi bertingkat minyak mentah pada
suhu 200-300oC. Solar memiliki warna kekuning-kuningan atau tidak berwarna, tidak mudah menguap
pada suhu normal, serta memiliki kandungan sulfur yang lebih tinggi dibandingkan dengan bensin dan
kerosin. Kualitas dari solar dinyatakan dengan bilangan cetane yang menunjukkan kemampuan
pembakaran serta kemampuan mengontrol jumlah ketukan yang terjadi pada mesin. Semakin
tinggi bilangan cetane pada solar maka semakin tinggi pula kualitas solar tersebut. Umumnya,
jumlah bilangan cetane pada solar yang ditujukan sebagai bahan bakar mesin kendaraan jauh
lebih tinggi bila dibandingkan dengan jumlah cetane pada solar untuk mesin-mesin industri.
7. Aspal
Aspal merupakan fraksi berat minyak bumi atau residu dan biasanya diolah menjadi dua jenis
yaitu aspal padat dan aspal cair. Aspal adalah hidrokarbon yang kental serta adhesive, berwarna coklat
hitam, tahan terhadap air serta mengandung sulfur, oksigen dan klor yang sangat tinggi.