Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Sumber energi merupakan sesuatu yang memiliki kemampuan untuk
menyimpan atau menghasilkan energi. Ada banyak macam jenis energi serta
sumber energi yang ada di dunia ini. Masing-masing dari sumber tersebut
memiliki kapasitas yang berbeda-beda.
Energi merupakan kebutuhan penting umat manusia, karena setiap aktivitas
yang dilakukan pasti berhubungan dengan energi. Sebagai contoh sederhana,
memasak nasi kita membutuhkan energi seperti energi listrik, mengendarai mobil
kita juga membutuhkan energi seperti bahan bakar minyak. Seperti halnya
manusia industri-industri juga membutuhkan energi untuk menjalankan peralatan
operasional pada pabrik. Sementara, jenis energi ini banyak dimanfaatkan oleh
umat manusia adalah energi yang berasal dari fosil yang biasa kita sebut sebgai
minyak bumi.
Jenis energi yang berasal dari fosil tersebut merupakan energi yang tidak
bisa untuk diperbarui. Karena hal tersebut, maka dimungkinkan akan terjadi
kelangkaan energi tersebut di masa depan atau bahkan mungkin juga energi yang
menjadi penopang utama bagi kehidupan sehari-hari bagi manusia akan habis.Jika
hal ini berlangsung berkepanjangan, dan manusia tidak bergegas untuk
menggunakan energi alternatif sebagai pengganti, saat cadangan minyak bumi
yang ada telah habis, maka manusia akan menjadi kesulitan karena terlalu
bergantung pada sumber energi tersebut, dalam hal ini dalah energi fosil. Sebagai
salah satu solusi permasalahan ini adalah energi terbarukan yang salah satunya
adalah energi angin.
Banyak sekali orang membuat kincir angin dan kincirair untuk dikonversi
menjadi energi listrik. Oleh karena itu dengan mengetahui proses konversi
energy angin menjadi energy listrik dapat menjadikan bahan pertimbangan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1
fosil kecuali energi pasang surut dan panas bumi-berasal dari Matahari. Matahari
meradiasi 1,74 x 1.014 kilowatt jam energi ke Bumi setiap jam. Dengan kata lain,
Bumi menerima 1,74 x 1.017 watt daya. Sekitar 1-2 persen dari energi tersebut
diubah menjadi energi angin. Jadi, energi angin berjumlah 50-100 kali lebih
banyak daripada energi yang diubah menjadi biomassa oleh seluruh tumbuhan
yang ada di muka Bumi.
Karena matahari memanaskan permukaan bumi secara tidak merata, maka
terbentuklah angin. Angin merupakan udara yang bergerak; udara yang berpindah
tempat, mengalir dari tempat yang dingin ke tempat yang panas dan dari tempat
yang panas mengalir ke tempat yang dingin, demikian terus-menerus. Angin
adalah proses alam yang berlaku secara skala kecil dan skala besar, secara lingkup
daerah dan dunia. Di lapisan atmosfir bawah udara dingin mengalir dari daerah
kutub menuju daerah khatulistiwa dan di lapisan atmosfir atas udara hangat
mengalir dari khatuistiwa menuju daerah kutub. Jika Bumi tidak berotasi pada
sumbunya, maka udara akan tiba di kutub utara dan kutub selatan, turun ke
permukaan lalu kembali ke khatulistiwa. Udara yang bergerak inilah yang
merupakan energi yang dapat diperbaharui, yang dapat digunakan untuk memutar
turbin dan akhirnya dapat menghasilkan listrik.
berkembangnya
teknologi
tenaga
nuklir
yang
nampaknya
mempunyai prospek yang lebih baik, serta telah stabilnya penyediaan bahan
bakar konvensional yang harganya relatif lebih murah dan mungkin
besarnya ukuran unit pembangkit listrik tenaga termis yang ternyata lebih
menguntungkan.
d. Sejak melandanya krisis energi tahun 1973 pada saat harga bahan bakar
minyak mulai melonjak dan pada saat bersamaan masyarakat di negaranegara maju mulai memberikan tanggapan negatif pada pembangunan
pembangkit-pembangkit listrik tenaga nuklir khususnya mengenai hal
bahaya pencemaran lingkungan maka sejak itu energi angin mulai mendapat
perhatian lagi dalam perkembangannya.
Di Indonesia, tenaga angin telah dikembangkan pemanfaatannya sejak tahun
1979 yang dimulai dengan penelitian-penelitian dan pengukuran data angin serta
konsep-konsep teknologi sesuai dengan kondisi dan energi angin yang tersedia di
Indonesia.
2.2.3
Anemometer jinjingan
Anemometer jinjingan adalah alat ukur kecepatan angin yang cara kerjanya
berdasarkan tekanan dinamik ( . .V2 ). Tetapi alat ukur ini kurang teliti dalam
pembacaan.
menggunakan kincir setengah bola. Dimana mangkok setengah bola ini akan
berfungsi untuk menangkap angin sehingga dapat menggerakkan kincir dan
seberapa besar kecepatan angin itu dapat dilihat dari kecepatan putaran kincir.
Anemometer propeller
Anemometer propeller adalah alat ukur kecepatan angin dengan
menggunakan kincir model pesawat kecil, mengikuti arah angin dan propeller
yang mengukur kecepatan arah angin itu.
f. Generator
Generator pembangkit listrik, biasanya sekarang alternator arus bolak-balik.
g. High-speed shaft (Poros Putaran Tinggi)
Menggerakkan generator.
h. Low-speed shaft (Poros Puutaran Rendah)
Poros turbin yang berputar kira-kira 30-60 rpm.
i. Nacelle (Rumah Mesin)
Rumah mesin ini terletak di atas menara . Di dalamnya berisi gear-box,
poros putaran tinggi / rendah, generator, alat pengontrol, dan alat pengereman.
j. Pitch (Sudut Bilah Kipas)
Bilah kipas bisa diatur sudutnya untuk mengatur kecepatan rotor yang
dikehendaki, tergantung angin terlalu rendah atau terlalu kencang.
k. Rotor
Bilah kipas bersama porosnya dinamakan rotor.
l. Tower (Menera)
Menara bisa dibuat dari pipa baja, beton, rangka besi. Karena kencangnya
angin bertambah dengan ketinggian, maka makin tinggi menara makin besar
tenaga yang didapat.
m. Wind direction (Arah Angin)
adalah turbin yang menghadap angin, desain turbin lain ada yang mendapat
hembusan angin dari belakang.
n. Wind vane (Tebeng Angin)
Mengukur arah angin, berhubungan dengan penggerak arah yang memutar
arah turbin disesuaikan dengan arah angin.
o. Yaw drive (Penggerak Arah)
Penggerak arah memutar turbin ke arah angin untuk desain turbin yang
menghadap angina. Untuk desain turbin yang mendapat hembusan angina dari
belakang tak memerlukan alat ini.
10
merupakan
mesin
dengan
sudu
berputar
yang
maka
dikonversikan menjadi energi listrik, maka mesin disebut turbin angin atau wind
energy converter (WEC).
Ekstraksi potensi angin adalah sebuah upaya kuno dimulai dengan kapaltenaga angin, pabrik gandum dan grinding stone. Kini turbin angin lebih
banyak
dihasilkan aliran udara yang melalui profil aerodinamis sudu. Kedua prinsip
aerodinamik yang dimanfaatkan turbin angin memiliki perbedaan putaran
pada rotornya, dengan prinsip gaya drag memiliki putaran rotor relatif rendah
dibandingkan turbin angin yang rotornya menggunakan prinsip gaya lift.
Berdasarkan prinsip kerjanya (aerodinamik), turbin angin dibedakan atas
dua macam yaitu :
1. Turbin angin yang memanfaatkan gaya Lift
Turbin angin ini memanfaatkan gaya Lift yang terjadi pada penampang
rotornya untuk berputar dan mengkonversikan energi yang diterimanya.
Turbin angin jenis ini umumnya menggunakan airfoil sebagai penampang
rotornya. Contohnya adalah turbin angin tipe Savonius.
2. Turbin angin yang memanfaatkan gaya Drag
Turbin angin ini memanfaatkan gaya drag yang terjadi pada penampang
rotornya untuk berputar dan mengkonversikan energi yang diterimanya. Turbin
angin jenis ini umumnya menggunakan penampang yang lebih besar dan
lebih luas dibandingkan dengan turbin angin yang memanfaatkan gaya Lift
.Contohnya adalah turbin angin tipe Darrieus H rotor.
Perbedaan lain yang cukup mencolok adalah berdasarkan arah putaran
pada rotornya. Turbin angin yang memanfaatkan gaya lift rotornya berputar
melawan arah angin sedangkan pada turbin angin yang memanfaatkan gaya
drag, rotornya berputar searah dengan arah angin. Perbedaan turbin angin yang
bekerja berdasarkan gaya lift dan gaya drag ditunjukkan sebagai berikut:
13
14
a.
Savonius Rotor
16
Darrieus Rotor
NACA
dikenai aliran angin. Kelemahan utama dari turbin angin Darrieus yaitu yakni
17
memiliki torsi awal berputar yang sangat kecil hingga tidak dapat melakukan
self start. Pada aplikasiya, Darrieus wind turbin selalu membutuhkan perangkat
bantuan untuk melakukan putaran awal. Perangkat bantu yang digunakan berupa
motor listrik atau umumnya lebih sering menggunakan gabungan turbin angin
Savonius pada poros utama.
c. Giromill
keperluan produksi daya yang kecil. Turbin angin Darrieus memiliki torsi rotor
yang relatif rendah tetapi putarannya lebih tinggi dibanding dengan turbin angin
Savonius sehingga lebih diutamakan untuk menghasilkan energi listrik.
18
19
20
Keperluan Irigasi
21
22
BAB III
CADANGAN ENERGI ANGIN DI INDONESIA DAN DI DUNIA
3.1 Cadangan Energi Angin Di Indonesia
Indonesia, Negara kepulauan yang 2/3 wilayahnya adalah lautan dan
mempunyai garis pantai terpanjang di dunia yaitu 80.791,42 km merupakan
wilayah potensial untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga angin, namun
saying potensi ini nampaknya belum dilirik oleh pemerintah.
Table 1. Potensi Tenaga Angin di Indonesia
Kelas
Kecepatan
Daya
Angin ( m/s
Spesifik
( W/m2 )
Kapasitas
Lokasi
( kW )
( wilayah )
23
Skala
Kecil
Jawa, NTT,
2.5 4.0
< 75
s/d 10
NTB,
Maluku,
Sulawesi
Skala
NTB, NTT,
Menenga
h
Sulsel,
4.0 5.0
75 150
10 100
Sultra,
Selatan
Skala
Jawa
Sulsel,
Besar
NTB, NTT,
>5.0
>150
>100
Pantai
Selatan
Jawa
Sumber : Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan,
Energi
Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (KESDM 2008)
Pemanfaatan angin di Indonesia masih kurang karena rata-rata kecepatan
angin di Indonesia yang masih lambat. Selain itu keluaran dari PLTB frekuensinya
tidak tetap karena profil angin yang selalu berubah-ubah. Tetapi secara umum
Indonesia bisa jadi memiliki potensi energi angin karena memiliki garis pantai
sehingga berhembus angin laut dan angin darat.
Ditengah potensi angin melimpah di kawasan pesisir Indonesia, total
kapasitas terpasang dalam system konversi energi angin saat ini kurang dari 800
kilowatt. Di seluruh Indonesia, lima unit kincir angina tau turbin angin
pembangkit berkapasitas masing masing 80 kilowatt (kW) sudah dibangun.
Tahun 2007, tujuh unit dengan kapasitas sama menyusul dibangun di empat
lokasi, masing masing di Pulau Selayar tiga unit, Sulawesi Utara dua unit dan
Nusa Penida, Bali serta Bangka Belitung yang masing masing satu unit.
Mengacu pada kebijakan energi nasional, maka pembangkit listrik tenaga bayu
(PLTB) ditargetkan mencapai 250 megaawatt (MW) pada tahun 2025.
24
Minyak bumi, gas alam, dan batubara memiliki keunggulan bila dilihat
kelimpahan dan jumlahnya yang tersedia di alam dalam waktu yang relatif
singkat. Kesemua bentuk energi tersebut dapat langsung digunakan dan
menghasilkan energi yang menjadi penopang hampir separuh kebutuhan energi
di dunia. Kegiatan manusia di zaman sekarang ini mengharuskan penggunaan
berbagai jenis energi
ini.
Kelemahan lain dari jenis energi ini adalah ketersediaanya yang terbatas di
alam.
Hal
ini
mengharuskan
manusia
melakukan
efisiensi
dalam
pemanfaatannya.
25
dari jenis energi ini adalah jenis energi ini merupakan energi yang berkelanjutan
(dapat digunakan terus menerus), mudah ditemukan hampir di seluruh dunia dan
tidak menghasilkan polusi. Pemanfaatan jenis energi ini secara maksimal akan
menjadi alternatif apabila di kemudian hari sumber energi seperti minyak bumi,
gas alam dan batu bara habis. Meskipun begitu, jenis energi ini memiliki
kelemahan yaitu ketersediaannya yang bervariasi(jumlahnya tidak tetap
sepanjang waktu). Adapun pemakaian energi di Indonesia ditunjukkan oleh
gambar berikut:
26
Gambar 25. Negara yang telah memanfaatkan turbin angin sebagai pembangkit
listrik
(Sumber : Global wind statistic,2012)
27
28
Negara ini sangat tergantung pada sumber energi hijau ini dan lebih dari
10% dari total kebutuhan nergi di negara itu dicukupi dengan energi tenaga
angin.
4. Perancis
Negara ini juga masuk dalam puncak daftar negara-negara yang
menggunakan energi hijau yang paling maju Perancis bukan hanya
memanfaatkan energi angin untuk mencukupi kebutuhan energi akan tetapi
juga memanfaatkan energi samudera sebagai sumber cadangan energi.
5. Spanyol
Penggunaan tenaga angin telah meluas dengan kincir anginnya hampir
diseluruh penjuru Spanyol. Negara ini telah berkomitmen untuk melidungi
kelangsungan lingkungan dan lebih dari 10% kebutuhan energi didapatkan
dari tenaga angin.
6. Inggris raya(UK)
Tingkat effisiensi dari operasional kincir angin di negara ini cukup tinggi
karena dilokasikan pada tempat yang memiliki ketersediaan angin cukup
tinggi .Selain itu jumlahkincir angin dengan jumlah yang cukup signifikan ,
dan mencukupi sekitar 1-2% dari seluruh cadangan nergi nasional negara itu
didapat dari energi angin.
7. China
Karenamemiliki populasi yang sangat tinggi,China telah memulai untuk
mencari sumber energi alternatif termasuk sekarang pemanfaatan energi
angin seperti sekarang ini. Jumlah kincir angin semakin lama semakin
meningkat di China dan mereka cukup efisien dalam memanfaatkannya.
8. Denmark
Hampir tidak ditemukan masalah pencemaran di negara itu , karena di
Denmark sekitar 20% kebutuhan energi listrik dicukupi dengan tenaga
kincir angin .Dengan tingkat efisiensi yang cukup tinggi dalam pemanfaatan
energi alternative.
9. Italia
29
30
BAB IV
PENUTUP
4.1Kesimpulan
Angin adalah udara yang bergerak dari tekanan yang tinggi ke tekanan yang
rendah, yang terjadi dialam.
31
Dari makalah yang penulis buat, adapun saran yang dapat penulis
sampaikan adalah Hendaknya pemerintah lebih memperhatikan pemanfaatan
energi terbarukan seperti energi angin ini yang memiliki sistem pengolahan yang
sederhana, dan kepada para pembaca semoga makalah ini bermanfaat untuk
menambah wawasan.
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16171/4/Chapter%20I.pdf
http://id.wikipedia.org/wiki/Tenaga_angin
http://renewableenergyindonesia.wordpress.com/2008/03/05/pembangkit
listrik-tenaga-angin/ http://id.wikipedia.org/wiki/Turbin_angin
http://www.scribd.com/doc/23628350/Konversi-Energi-Angin
Astu Pudjanarso & Djati Nursuhud, Mesi Konversi Energi, 2006,
Yogyakarta: Andi offset
Sasongko, Firman. 2009. Dampak Lingkungan Pembangkit Listrik Tenaga
Angin
Bastomi Akhwan .2011. Simulasi konvensi energi angin menjadi energi
listrik pada turbin angin. Malang
Daryato . 2007. Energi Masalah dan Pemanfaatannya Bagi Kehidupan
Manusia. Yogyakarta: Pustaka Widyatama
Ati, Harmoni. 1992. Pengantar Ilmu Alamiah Dasar. Depok : Gunadarma
Anonim. 2012. Energi angin. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi
Ketenagalistrikan, Energi baru, Terbarukan dan Konservasi energi.
Diunduhdarihttp://www.p3tkebt.esdm.go.id/
Kusniana D. 2008. Kondisi riil kebutuhan energi di Indonesia dan sumbersumber energi alternatif terbarukan. Direktorat Jenderal Listrik dan
Pemanfaatan Energi. Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Diunduh dari http://repository.ipb.ac.id/bitstream/
32