Anda di halaman 1dari 11

BAB II

PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Kolesistitis
Kolesistitis adalah radang kandung empedu yang merupakan inflamasi akut dinding
kandung empedu disertai nyeri perut kanan atas,nyeri tekan dan panas badan. Dikenal dua
klasifikasi yaitu akut dan kronis (Brooker,2011).
Kolesistitis adalah reaksi inflamasi dinding kandung empedu. Kolesistitis adalah
radang kandung empedu yang merupakan reaksi inflamasi akut dinding kandung empedu
disertai keluhan nyeri perut kanan atas, nyeri tekan dan panas badan.Dikenal klasifikasi
kolesistitis yaitu kolesistitis akut serta kronik. (Dr. Suparyanto, M.Kes 2009).
Kolesistitis akut adalah peradangan dari dinding kandung empedu,biasanya
merupakan akibat dari adanya batu empedu di duktus sistikus,yang secara tiba-tiba
menyebabkan serangan nyeri yang luar biasa.
Kolesistitis kronis adalah peradangan menahun dari dinding kandung empedu,yang
ditandai dengan serangan berulang dari nyeri perut yang tajam dan hebat.
2.2. Etiologi
Sekitar 95% penderita peradangan kandung empedu akut,memiliki batu empedu.
Kadang suatu infeksi bakteri menyebabkan terjadinya peradangan. Ada beberapa faktor yang
dapat menyebabkan timbulnya kolesistitis :

Faktor Biologi

Jenis kelamin

Faktor Lingkungan
Faktor Penyakit

2.3. Tanda dan Gejala


Timbulnya gejala bisa dipicu oleh makan makanan berlemak. Gejala bisa berupa:

Tanda awal dari peradangan kandung empedu biasanya berupa nyeri di perut kanan bagian

atas.
Nyeri bertambah hebat bila penderita menarik nafas dalam dan sering menjalar ke bahu

kanan.
Biasanya terdapat mual dan muntah.
Nyeri tekan perut
Dalam beberapa jam, otot-otot perut sebelah kanan menjadi kaku.
Pada mulanya, timbul demam ringan, yang semakin lama cenderung meninggi.

Serangan nyeri berkurang dalam 2-3 hari dan kemudian menghilang dalam 1 minggu.
Gangguan pencernaan menahun
Nyeri perut yang tidak jelas (samar-samar)
Sendawa.
2.4. Manifestasi Klinik
Kolesistitis Akut

Nyeri hebat pada perut kanan atas disertai rasa tidak enak pada epigastrium.
Mual,Muntah.
Demam
Lemah
Ikterus (bila terdapat batu di duktus koledukus)
Nyeri perut bertambah bila mengkomsumsi makanan berlemak.
Yang khas yaitu nyeri menjalar sampai ke bahu/ scapula.
Kolesistitis Kronik

Kolik epigastrium
Mual muntah
Tidak toleransi terhadap makanan berlemak
Demam ringan
Hipoalbuminea ringan
Dyspsepsia,sendawa,kembung,flatulence
2.5. Patofisiologi dan Pathway
Kolesistitis disebabkan oleh beberapa faktor yakni faktor biologi (jenis
kelamin), faktor lingkungan, dan faktor penyakit. Kolesistitis lebih sering diderita oleh
perempuan karena adanya pengaruh hormon esterogen dan penggunaan kontrasepsi (KB
suntik dan KB oral). Pola makan yang berlemak dapat mengakibatkan cairan empedu
kesulitan mencernanya, sehingga empedu menjadi jenuh karena adanya kolesterol. Sirosis
hati dan Thalasemia juga dapat menyebabkan kolesistitis. Pada penderita sirosis hati struktur
hati dan pembuluh darah yang memeliharanya akan mengalami perubahan, sehingga akan
terjadi hemolisis (penghancuran sel darah merah dengan penglepasan hemoglobin). Begitu
pula pada penderita Thalasemia (penurunan produksi hemoglobin).

PATHWAY

2.6. Penanganan atau Penatalaksanaan

Kolesistektomi untuk mengangankat kandung empedu yang mengalami inflamasi lewat


pembedahan
Koledokostomi untuk membuat lubang lewat pembedahan pada duktus koledokus drainase
Kolesistostomi transhepatik perkutaneus
Litotripsi untuk mengahancurkan batu empedu
Pemberian obat oral asam kenodeoksikolat atau ursodeoksikolat untuk melarutkan batu
empedu
Diet rendah lemat untuk mencegah serangan
Pemberian vitamin K untuk mengurangi keluhan gatal-gatal,ikterus, dan kecendurangan
perdarahan yang di sebabkan oleh defisiensi vitamin K
Pemberian antibiotik selama serangan akut mengatasi infeksi
Pemasangan pipa nasogastrik selama serangan akut untuk dekompresi abdomen

2.7. Asuhan Keperawatan pada pasien Kolesititis


a.

Pengkajian
Menurut doengoes (1999). Hal yang perlu di kaji pada penderita kolesistitis adalah :

I. Aktivitas/ istirahat
: Kelemahan.
: Gelisah.
II. Sirkulasi
Tanda
: Takikardia, berkeringat.
III. Eliminasi
Gejala
: Perubahan warna urin dan feses.
Tanda
: Distensi abdomen. Teraba massa pada kuadran kanan atas. Urine gelao,
Gejala
Tanda

pekat. Feses warna tanah liat, steatorea.


IV. Makanan dan cairan
Gejala
: Anoreksia, mual/muntah
Tidak toleran terhadap lemak dan makanan pembuat gas; regurgitas berulang, nyeri
epigastrium, tidak dapat makan, flatus, dyspepsia. Bertahak.
Tanda
: Kegemukan, adanya penurunan berat badan.
V. Nyeri kenyamanan
Gejala : Nyeri abdomen atas berat, dapat menyebar ke punggung atau bahu kanan. Kolik
epigastrium tengah sehubungan dengan makan. Nyeri mulai tiba tiba dan biasanya
memuncak dalam 30 menit.
Tanda : Nyeri lepas, otot tegang atau kaku bila kuadran kanan atas ditekan ; tanda Murphy
positif.

VI. Pernapasan
Tanda
: Peningkatan frekuensi pernapasan.
Pernapasan tertekan ditandai oleh napas pendek, dangkal.
VII. Keamanan
Tanda
: Demam,menggigil.
Ikterik, dengan kulit berkeringat dan gatal (puritus).
Kecendrungan perdarahan (kekurangan Vitamin K).
VIII. Penyuluhan dan pemebelajaran
Gejala
: Kecenderungan keluarga untuk terjadi batu

empedu.

Adanya

kehamilan/melahirkan ; riwayat DM, penyakit inflamasi usus, diskrasias darah.


Pertimbangan : DRG menunjukkan rata rata lama dirawat 3 4 hari.
Rencana pemulangan : Memerlukan dukungan dalam perubahan diet/ penurunan berat badan.
b. Analisa data
No
1.

2.

Data

DS :
- Klien Mengatakan nyeri
pada kuadran kanan atas
seperti ditusuk
endapan/sumbatan
membentuk batu
DO :
- Terdapat nyeri tekan pada
kuadran kanan atas dengan
empedu (kolelitiasis)
skala 4.
inflamasi
Klien tampak meringis.

DS :
- Klien mengatakan tidak
nafsu makan, terasa mual.
DO :
- Porsi makan habis porsi
- Klien lemah dan lemas
- BB menurun

3.

Etiologi
terjadinya

DS :
- Klien mengatakan badan
terasa lemas, hanya dapat
duduk dan tidur saja.

Nyeri
Inflamasi
Nyeri
Peningkatan HCl

Masalah
Gangguan rasa
nyaman (nyeri)

kekurangan
kebutuhan
nutrisi

Mual, Muntah
Anoreksia
Sirosis hati,

Thalasemia
DO :
- Klien tampak lemah dan
lemas.
- Klien hanya tampak duduk Hemolisis
dan berbaring

Intoleran
aktivitas

- Aktifitas klien dibantu

Anemia

Pucat,lemas

4.

DS:
Klien mengatakan badannya
panas dan menggigil.
DO:
Suhu : > 37oC
Klien terlihat menggigil
Nafas cepat

intoleran aktivitas
Pertumbuhan

bakteri (ex: E.Coli


Inflamasi

Adanya respon imun

Peningkatan jumlah

leukosit (sel darah putih


menyerang kuman)
Hipertermi

c.

Diagnosa Keperawatan

Gangguan rasa nyaman terhadap nyeri


Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual, muntah
Intoleran aktivitas
Hipertermi
d. Perencanaan
I.

Gangguan rasa nyaman terhadap nyeri


1) Jangka pendek (1x24 jam).
Dapat melakukan aktifitas sederhana sendiri
Klien tampak lebih segar
2) Jangka panjang (3x24 jam)
Dapat melakukan aktifitas secara mandiri Jangka pendek (1x24 jam).
Dapat melakukan aktifitas sederhana sendiri

Hipertermi

Klien tampak lebih segar

II. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,muntah.
Tujuan : Untuk melaporkan mual /muntah hilang.
Perkirakan/ hitungan pemasukan kalori.
Timbang sesuai indikasi.
Kaji makanan kesukaan/ketidaksukaan pasien.
Berikan suasana menyenangkan pada saat makan, hilangkan rangsangan berbau.
Tawarkan minuman seduhan saat makan, bila toleran.
Kolaborasi dalam pemberian diet dengan ahli gizi.
III. Intoleran aktivitas berhubungan dengan pucat dan lemas
Tujuan
:
1) Jangka Pendek (1x24 jam)
Terpenuhinya kebutuhan nutrisi.
Klien tampak segar
2) Jangka panjang (3x24 jam)
Porsi makan satu porsi habis
Bertambahnya nafsu makan
Klien tampak segar
BB menurun
IV. Hipertermi berhubungan dengan reaksi inflamasi
Tujuan : untuk menurunkan suhu tubh kembali normal
Kaji penyebab hipertermi
Observasi suhu badan
Beri kompres hangat pada aksila
Beri minum sering tapi sedikit
e.

Implementasi dan evaluasi


No
1.

Data
Implementasi
Gangguan rasa nyaman Mengatur posisi klien
terhadap nyeri

2.

Evaluasi
pasien
mengatakan nyeri
berkurang.
Memberikan kompres
Klien tampak
hangat
tenang
Memberikan obat analgetik Masalah teratasi
sebagian
Mengalihkan perhatian klien Observasi
dilanjutkan
Menganjurkan klien untuk
S:
istirahat dan tidak

beraktifitas yang berat. S :


Gangguan nutrisi kurang Menawarkan dan membantu
Kl
dari kebutuhan tubuh
S : Klien
klien untuk istirahat
berhubungan dengan
mengatakan nafsu
sebelum tidur

mual muntah

3.

4.

makan
Menawarkan makan sedikit
bertambah.
Klien tampak
tapi sering
nafsu makan
Masalah teratasi
Mempertahankan higiene
sebagian
mulut yang baik.
Observasi
dilanjutkan
Mengajarkan pentingnya
untuk menggunakan bentuk
S
vitamin larut dalam air atau
lemak.

Intoleransi aktifitas yang


ajarkan pada klien untuk
Kli
Kli Klien mengatakan
membatasi aktifitasnya dan
ditandai dengan klien
menghemat energi secara mengerti tentang
tampak lemah.
pemasukan
tepat.
nutrisi dalam

Ajarkan
pentingnya pembentukan
pemasukan nutrisi dalam ATP
Klien tampak
pembentukan ATP
mengerti
Masalah teratasi
Ajarkan pada klien untuk
sebagian
dibantu dalam melakukan
Observasi
aktifitas yang berat.
dilanjutkan
S : Klien tampak
mengerti tentang
dibantunya dalam
melakukan
aktifitas yang
berat.
Klien tampak
mengerti
Masalah teratasi
Intervensi
dihentikan
Hipertermi berhubungan
Memberikan kompres
Klien
mengatakan tidak
hangat pada daerah aksila
dengan reaksi inflamasi
merasa panas lagi
dan tidak
Anjurkan klien banyak
menggigil
minum air putih
Klien tampak
Kolaborasi dalam pemberian segar
Masalah teratasi
obat antipiretik dan
Intervensi
antibiotik
dihentikan

BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kolesistitis adalah reaksi inflamasi dinding kandung empedu yang disebabkan oleh batu
empedu, yaitu pada duktus sisiskus yang menyebabkan distensi kandung empedu dan
gangguan aliran darah dan limfe.
Kolesistitis adalah radang kandung empedu yang merupakan inflamasi akut dinding
kandung empedu disertai nyeri perut kanan atas,nyeri tekan dan panas badan. Dikenal dua
klasifikasi yaitu akut dan kronis (Brooker,2011).
Kolesistitis adalah reaksi inflamasi dinding kandung empedu. Kolesistitis adalah
radang kandung empedu yang merupakan reaksi inflamasi akut dinding kandung empedu
disertai keluhan nyeri perut kanan atas, nyeri tekan dan panas badan.Dikenal klasifikasi
kolesistitis yaitu kolesistitis akut serta kronik. (Dr. Suparyanto, M.Kes 2009).

Anda mungkin juga menyukai