Serviksuteri
Vulva dan vagina
Ovarium
UTERUS
Hipervaskularisasi
(kebiruan-chadwik
sign)
Melunaknya serviks
Servik uteri (goodell sin)
VULAVA DAN VAGINA
Hipervaskulerisasi
Elastis dan tebal
V/V
PH meningkat
(asam-dordeliin)
OVARIUM
Nausea
Emesis
Obstipasi
Otot :
- Melemas , terjadi pemisahan otot
abdomen
Sendi
Estrogen - Simpsisi melunak, sendi
progesteron sakroksigeal kendor = nyeri di
pinggul, pinggang
Posisi tubuh
- Lordosis = nyeri, mati rasa, leams
ekstremitas atas.
Terjadi peningkatan :
Volume plasma hingga 25%, puncak
hemodiolusi 30-34 mgg
CO 30-50%, puncak TM II menetap hingga
persalinan
Eritrosit 10.000-20.000/ml
Terjadi penurunan sistol 5-10mmhg dan
diastol 10-15 mmhg
Hb akan meningkat namun tidak
berimbangn perbandingannya dengan
penambahan V plasma.
Pada kehamilan jika ibu terlalu lama
dalam keadaan terlentang, maka dapat
terjadi supin hipotenstion sindrome,
dimana pembuluh balik akan tertekan
sehingga aliran darah akan terhambat.
Ibu akan merasa pusing, mual dan
ingin pinsan serta dapat menyebabkan
distress pada janin.
Karena pengaruh setrogen dan
progesteron terhadap sistem peredaran
darah, jika ibu terlalu sering
berdiri/berdiri terlalu lama dapat
menyebabkan pelebaran pada
pembuluh balik (vena) ekstremitas
sehingga menimbulkan varices. Varices
dapat menyebar hingga vulva vagina.
Hiperpigmentasi di kulit bagian
pipi, hidung (kloasma
gravidarum/zwanger chapmaker)
Melanophore Hiperpigmentasi areola
dan Abdomen terdapat strie
progesteron gravidarum akibat peregangan
hormon Epulis (bercak merah pada
tangan)
Karbohidrat
proses penyimpanan cadangan glikogen terhambat
sehingga energi akan lebih banyak dibutuhkan.
Produksi insulin meningkat
Protein
hormon kortikosteroid dan HCG menghambat
pemecahan as.amino dalam ginjal (namun dalam
darah tetap terjadi)
Lemak
somatotropin meningkat, metbol KH menurun, lemak
meningkat
Fe
Hemodiolusi menyebabkan kebutuhan Fe
meningkat = 1000mg. Kadar Hb pada
kehamilan minimal 11mg/dl
Kalsium
Akhir TM II dibutuhkan lebih banyak
untuk pembentukan tulang
Berat Badan
Berat badan menjadi patokan penting
bagi bidan. BB sebelum hamil akan
menentukan keidealan dalam kenaikan
BB selama hamil.
Kenaikan BB selama hamil dapat menjadi
indikator perkembangan janin dan
terjadinya komplikasi dalam kehamilan
IMT (Indeks Massa Tubuh)
RUMUS : ket :
BB dlm kg
TB dalam m
Intrer pretasi hasil perhitungan IMT
Indeks Q Kategori Resiko Penambahan
BB
< 20 Kg Kurus Amenore (resiko 12,5-18 kg
(19,8) ketidaksuburan meningkat)