BAB IV Campur
BAB IV Campur
Lintang Selatan dan diantara 26 sampai 101 Bujur Timur. Daerah ini beriklim tropis
dengan suhu rata rata sekitar 22 C.
Kecamatan Depati VII terdiri dari 20 desa dan mempunyai luas 3.149,4 Hektar
dengan Wilayah Kecamatan depati mempunyai topografi datar, bergelombang, dan
terdiri 20 desa yaitu : Desa Koto lanang, Ladeh, Lubuk Suli, Dusun Baru Kubang,
Kubang Gedang, Koto Panjang, Koto Tuo, Semumu,Sekungkung, Tebat Ijuk, Belui,
Simpang Belui, Belui Tinggi, Kayu Aho Mngkak, Kubang Agung, Tambak Tinggi, Koto
Simpai Kubang, Tebat Ijuk Dili, Pahlawan Belui.
Iklim diwilayah Depati VII dapat dikategorikan dalam tipe iklim sedang hingga
basah dengan rata rata curah hujan 125 mm sampai dengan 135 mm per tahun, dimana
musim kemarau jatuh pada bulan April sampai September sedangkan musim hujan jatuh
pada bulan Oktober sampai maret, akan tetapi perbedaan bulan kering dengan bulan
basah tidak begitu kentara karena setiap bulannya cendrung ada turun hujan.
Jumlah penduduk di wilayah Kecamatan Depati VII sebanyak 18.161 jiwa,
sedangkan jumlah kepala keluarga adalah 5.301 jiwa.
54
Penggunaan Tanah
Lahan Pertanian Sawah Irigasi
Lahan Pertanian Sawah Non Irigasi
Lahan Pertanian Non Sawah
Lahan Non Pertanian
Jumlah
Sumber: Depati VII Dalam Angka 2015
Luas (Ha)
Persentase (%)
8
7
36
6
14,04
12,28
63,16
10,53
57
100,00
Tabel : Luas Lahan Petanian Menurut Jenis Pengairan di Kecamatan Depati VII
Kabupaten Kerinci
No
1.
Jenis Pengairan
Tanah sawah pengairan teknis
Luas (Ha)
0
Persentase (%)
0,00
55
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
656
594
117
94
0
0
0
44,90
40,66
8,01
6,43
0,00
0,00
0,00
1.461
100,00
No
1
2
Desa
Koto Lanang
Ladeh
Jumlah
Pendudu
k
932
371
Jenis Kelamin
Laki-Laki
Perempuan
447
176
485
197
56
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Lubuk Suli
Dusun Baru Kubang
Kubang Gedang
Koto Panjang
Koto Payang
Koto Tuo
Semumu
Sekungkung
Tebat Ijuk
Belui
Simpang Belui
Belui Tinggi
Kayu Aho Mangkak
Kubang Agung
Tambak Tinggi
Koto Simpai Kubang
Tebat Ijuk Dili
Pahlawan Belui
Total
597
502
652
604
1093
919
1348
800
652
867
856
507
919
638
786
397
634
702
14776
301
248
311
307
532
435
660
377
261
457
423
256
437
299
366
180
350
287
7110
296
254
341
297
561
484
688
423
391
410
433
251
482
339
420
217
284
415
7666
57
No
Jumlah (orang)
1.
Belum Sekolah
2.
Sekolah Dasar
3.
SLTP
276
4.
SLTA
465
5.
DIII
275
6.
S1
341
Persentase (%)
Jumlah
Sumber:
Tabel 7 memperlihatkan
58
No
Mata Pencaharian
Jumlah
Persentase
(Orang)
(%)
1.
2.
Pembudidaya Ikan
175
3.
PNS/POLRI/TNI
4.
Pertukangan
680
5.
Pedagang
285
6.
Jasa
299
Jumlah
17.400
18.839
Sumber:
Tabel 8 menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk memiliki mata
pencaharian sebagai petani tanaman pangan atau hortikultura yaitu sebanyak 17.400
orang (
4.2
59
Kerinci.Peneliti
berhasil
mendapatkan
sampel
sebanyak
69petani
padi
sawah.Secara rinci lokasi desa menjadi sampel dalam penelitian ini dapat dilihat
pada Tabel 5 berikut:
Desa
Jumlah Responden
Semumu
18
Belui
18
Tebat Ijuk
18
15
Jumlah
69
Identitas petani responden merupakan ciriciri yang meletak pada dari seseorang petani.
Keadaan ciri-ciri ini akan menggamarkan potensi yang dimiliki oleh seorang petani.
Potensi yang dimiiki seorang petani akan menentukan cara pengambian keutusan
terhadap pengelolaan usahatani khususnya padi saah dalam mencapai keberhasian.
Identitas petani responden yang dimaksudkan dalam penelitian ini meipputi umur,
pendidikan, luas ahan, jumlah tanggungan keluarga, lama berusahatani padi sawah, dan
produksi padi sawah ang diperoleh.Idntitas ini digunakan seagai variabel penjeas yang
erkaitan dengan produktivitas kerja petani padi sawah di daerah penelitian.
4.2.1. Umur Petani Responden
Umur merupakan salah satu identitas yang dapat mempengaruhi ketahanan fisik
dan kemampuan seseorang dalam bekerja dan berfikir untuk pengambilan keputusan,
seseorang yang erumur relatif muda dan sehat maka akan memiliki kemampuan fisik
yang lebih aik jika dibandingkan dengan seseorang yang memiliki umur relatif tua.
60
Disamping itu, seseorang yang memiliki umur relatif muda biasanya memiliki sifat
progresif terhadap inovasi (Hardikanto, 1993).
Umur petani responden di daerah penelitian ervariasi dari umur 34 tahun hingga
68 tahun dengan rata-rata umur 45 tahun.
Untuk jelasnya mengenai distribusi frekuensi dan persentase petani responden
berdasarkan kelompok umur seperti tertera pada tabel berikut :
Frekuensi (Orang)
Persentase(%)
1.
30-35
7,25
2.
36-41
16
23,19
3.
42-47
26
37,68
4.
48-53
17
24,64
5.
54-59
5,80
6.
60-65
1,45
Jumah
69
100,00
61
dapat diketahui baha mayoritas petani responden berada pada kelompok umur produktif
yaitu 15-54 tahun (Hermanto, 1996).Dengan demikian secara umum petani di daerah
penelitian memiiki kemampuan kerja yang relatif dinamis serta responsif terhadap
inovasi.Keadaan ini memberikan peluang kepada petani di daerah penelitian melalui
mayoritas erada pada umur produktif diharapkan memiliki produktivitas kerja.
62
No
Frekuensi (Orang)
Persentase (%)
1.
SD
2,90
2.
SMP
13
18,84
3.
SMA
40
57,97
4.
S1
14
20,29
Jumah
69
100,00
63
No
Frekuensi
Persentase (%)
(Orang)
1.
0,30-0,55
2.
0,60-0,85
Jumlah
64
No
1.
2.
3.
Persentase (%)
2.898
71.014
26.086
69
65
Persentase (%)
1.
5-10
60
86,96
2.
11-16
8,70
3.
17-22
0,00
4.
23-28
4,35
Jumlah
69
100,00
66
berusahatani padi sawah yang relatif lama akan memberikan dorongan dalam
meningkatkan produktivitas kerja berusahatani padi sawah.
Produksi Usahatani
Sawah (Ton)
Persentase (%)
1.
1,65-2,60
29 Orang
42,03
2.
2,61-3,56
36 Orang
52,17
3.
3,57-4,52
4 Orang
5,80
Jumlah
69 Orang
100,00
67
Analisa Deskriptif
Analisis deskriptif dilakukan untuk memberikan gambaran kondisi sampel
berdasarkan data yang terkumpul terutama yang berhubungan dengan indikatorindikator pengukuran variabel yang diteliti. Berdasarkan estimasi data yang telah
dilakukan ditemukan gambaran statistik umum dari data yang diuji adalah seperti yang
tertera pada Tabel 6 berikut:
Tabel 6: Deskriptif Statistik
Variabel
Minimum
Maximum
Rata-Rata
Standar Deviasi
Pembinaan
69
187.00
315.00
2.6384E2
32.09436
Perilaku Petani
69
56.00
80.00
75.2464
5.39173
Produktivitas Usahatani
69
41.00
63.00
54.8551
5.07959
Valid N (listwise)
69
68
Pembinaan di Depati VII Kabupaten Kerinci adalah 2.6384 yang menghasilkan standar
deviasi sebesar 32.09436.
Untuk variabel yang diukur dengan Perilaku petani diperoleh nilai Perilaku
petani terendah adalah sebesar 56.Sedangkan nilai periaku petani tertinggi adalah
sebesar 80.00.Jika dilihat secara umum rata-rata lamnya perilaku petani yang adalah
75.2464 yang menghasilkan standar deviasi sebesar 5.39173.
Untuk variabel yang diukur dengan produktivitas usahatani diperoleh nilai
terendah adalah sebesar 41.00.Sedangkan nilai produktivitas tertinggi adalah
sebesar 63.00.Jika dilihat secara umum rata-rata produktivitas usahatani yang
dimiliki adalah 54.8551 yang menghasilkan standar deviasi sebesar 5.07959.
Jika kita lihat nilai rata-rata dari ketiga variabel jauh lebih tinggi bila
dibandingkan dengan nilai standar deviasinya.Ini menunjukkan bahwa data
mengenai Peminaan, Perilaku petani, Produktivitas Usahatani termasuk data yang
efektif.
4.4
Analisa Korelasi
69
Correlations
Pembinaan
Kendall's Pembinaan
tau_b
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Perilaku
Petani
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Perilaku
Petani
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Perilaku Produktivita
Petani s Usahatani
1.000
.931**
.970**
.000
.000
69
69
69
.931**
1.000
.913**
.000
.000
69
69
69
.970**
.913**
1.000
.000
.000
69
69
69
1.000
**
.977**
.000
.000
69
69
69
.964**
1.000
.948**
.000
.000
69
69
69
.977**
.948**
1.000
.000
.000
69
69
69
.964
70
71
Variabel
Koefisien
Unstandardized
Koefisien
Standardized
Standar
Error
Sig
Alpha
Konstanta (Y)
9,298
2,102
Pembinaan (X1)
0,135
0,854
0,008
0,003
0,05
Perilaku Petani
(X3)
0,132
0,140
0,050
0,000
0,05
72
artinya jika terjadi perilaku petani berubah atau meningkat maka akan
mengakibatkan semakin meningkatkan pula Produktivitas Usahatani Padi
Sawahtersebut sebesar 0,132dengan asumsi faktor lain selain perilaku petani
dianggap tetap atau konstan.
Dari nilai Koefisien Standardized dapat diketahui bahwa variable yang
dominan mempengaruhi Produktivitas Usahatani Padi Sawah di Kecamatan
Depati VII Kabupaten Kerinci adalah variabelPembinaan barukemudianPerilaku
Petani.
4.6
Uji t
Untuk mendapatkan bukti empiris ada atau tidaknya pengaruh nyata antara
Sig
Alpha
Kesimpulan
Pembinaan
0,000
0,05
Signifikan
Perilaku Petani
0,010
0,05
Signifikan
73
Uji F
Untuk melakukan pengujian secara simultan digunakan uji F. Dari hasil
Model
Sum of
Squares
df
Mean Square
sig
Regression
1679,554
839,777
739,036
0,000a
74,997
66
1,136
1754,551
68
Residual
Total
a.
b.
74
Pembahasan
4.7.1
75
4.7.2
4.7.3
76
tersebut sebesar 0,135dengan asumsi faktor lain selain pembinaan dianggap tetap
atau konstan
....................
77
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN KETERBATASAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan model regresi berganda yang
diajukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 1 (H-1) menunjukkan adanya pengaruh
yang signifikan antara Pembinaan Perilaku Petani terhadap Produktivitas
Usahatani, atau dengan kata lain jika Pembinaan yang diterima petani
ditingkatkan maka akan mengakibatkan semakin meningkatnya Produktivitas
Usahatani. Pendidikan merupakan suatu indikator yang mencerminkan
kemampuan seseorang untuk dapat mengerjakan atau menjabat suatu jabatan.
Karena dengan latar belakang pendidikan ini dianggap seseorang akan mampu
menjabat suatu jabatan tertentu. Demikian juga halnya dengan suatu unit usaha
industri, kemampuan pengelola, pemilik atau penanggung jawab termasuk
karyawan yang ada sangat dibutuhkan tingkat pendidikan yang memadai
sehingga mampu menerima, menerapkan upaya pengembangan usaha yang
ditekuni. Berdasarkan pengertian diatas dapat dipahami bahwa Efesiensi dan
efektivitas suatu perusahaan sangat tergantung pada baik dan buruknya
pengembangan
karyawan
yang
ada
dalam
perusahaan
itu
sendiri.
pendididikan dan dilatih secara sempurna. Pendidikan dan pelatihan yang baik
diperlukan setiap saat, baik bagi karyawan-karyawan baru maupun karyawan
yang telah lama berada dalam perusahaan.
2. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 2 (H-2) menunjukkan adanya pengaruh
yang signifikan antara Permodalan terhadap Kinerja Usaha Industri Kecil
Pengolahan Hasil Pertanian, artinya jika terjadi peningkatan modal usaha
maka akan mengakibatkan semakin meningkatkan pula Kinerja Usaha Industri
Kecil Pengolahan Hasil Pertanian perusahaan tersebut. Dengan demikian hasil
ini menerima H-2 dengan arah pengaruh yang positif. Modal didefinisikan
sebagai benda-benda berharga yang dimiliki perusahaan. Dengan demikian,
tidak termasuk milik pribadi dan milik-milik yang tidak berharga. Modal
terdiri dari dua macam, yaitu modal tetap, termasuk pabrik, peralatan dan
fisilitas-fasilitas lainnya yang digunakan dalam kegiatan usaha, dan modal
kerja, yaitu biaya yang harus dikeluarkan untuk kegiatan dan pengeluaran
dalam produksi, inventaris dalam artian bahan baku, barang jadi dan barang
dalam proses. Industri kecil atau industri pengolahan hasil pertanian
mempunyai peranan yang strategis, baik dalam aspek pemerataan kesempatan
berusaha yang menumbuhkan banyak wiraswasta dalam sektor industri;
pemerataan penyebaran lokasi usaha yang mendorong pembangunan daerah;
pemerataan kesempatan kerja; maupun dalam menunjang program ekspor non
migas dan melestarikan seni budaya bangsa. Berdasarkan pengertian diatas
dapat dikatakan bahwa Permodalan merupakan salah satu kebutuhan penting
yang diperlukan untuk memajukan dan mengembangkan UKM
79
terhadap
pembangunan
ekonomi
nasional
sebagaimana
Implikasi
Penelitian ini menyimpulkan bahwa pendidikan, permodalan dan
pembinaan oleh pemerintah berpengaruh terhadap kinerja usaha industri kecil
pengolahan hasil pertanian di Kabupaten Kerinci dan perlu penerapan dan
80
2.
3.
Pembinaan
berbagai
intansi
teknis
terkait
dalam
81
Keterbatasan
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi yang dihasilkan didalam penelitian
ini dapat disampaikan keterbatasan sebagai berikut :
1. Sampel Unit Usaha didalam penilitian ini lebih difokuskan pada sentra-sentra
industri kecil di Kabupaten Kerinci, untuk lebih baiknya agar dapat ditindak
lanjuti dengan sample unit usaha diluar sentra yang ada.
2. Sampel unit usaha didalam penelitian ini merupakan masyarakat petani yang
sekaligus sebagai pengrajin industri kecil pengolahan hasil pertanian sehingga
pembiayaan untuk kebutuhan keluarga, usaha pertanian dan usaha industri
sulit dipisahkan atau kurang tercatat. Disarankan unit usaha sampel untuk
meninjau kembali sistem pengelolaan usaha yang selama ini digunakan, sudah
saatnya bagi pengrajin untuk tidak lagi terbelenggu pada persepsi yang
menganggap usaha yang dijalani sebagai usaha sambilan keluarga yang tidak
butuh pengelolaan secara profesional.
3. Bagi
peneliti
selanjutnya
disarankan
dalam
memperoleh
data
agar
82
ini. Hal ini penting dilakukan agar hasil yang ditemukan dalam penelitian
tersebut akan lebih sempurna dari penelitian ini.
83