MENIMBANG :
a.
Bahwa rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran yang penting dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
b.
c.
MENGINGAT :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
MEMUTUSKAN :
MENETAPKAN :
KESATU
KEDUA
Menugaskan Panitia PPI Rumah Sakit Griya Waluya untuk memastikan pelaksanaan
program PPI.
KETIGA
Menugaskan panitia PPI membuat laporan pelaksanaan progam PPI secara berkala.
KEEMPAT
Apabila hasil evaluasi mensyaratkan adanya perubahan dan perbaikan, maka akan
dilakukan perubahan dan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Ponorogo
Pada tanggal : 13 Juni 2015
Rumah Sakit Griya Waluya
PROGRAM
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
RS. GRIYA WALUYA
Tahun 2015-2018
PROGRAM
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
RS GRIYA WALUYA
TAHUN 2015-2018
I.PENDAHULUAN
Kejadian Infeksi Nosokomial adalah infeksi yang didapat atau timbul pada waktu
pasien dirawat di rumah sakit. Bagi pasien di rumah sakit ia merupakan persoalan
serius yang dapat menjadi penyebab langsung atau tidak langsung kematian pasien.
Beberapa kejadian infeksi nosokomial mungkin tidak menyebabkan kematian
pasien akan tetapi ia menjadi penyebab penting pasien dirawat lebih lama di rumah
sakit. Ini berarti pasien membayar lebih mahal dan dalam kondisi tidak produktif, di
samping pihak rumah sakit juga akan mengeluarkan biaya lebih besar.
Dalam meningkatkan kualitas mutu pelayanau di rumah sakit perlu dilaksanakan
program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi. Kegiatan program ini sangat
komplek dan menyangkut berbagai sasaran antara lain personil, alat/peralatan medis
ruang perawatan, kamar bedah dan lingkungan. Kegiatan tersebut harus
dilaksanakan secara terpadu oleh semua pihak termasuk semua petugas rumah sakit
baik dokter, perawat, petugas kesehatan lainnya, petugas kebersihan, petugas
pemeliharaan sarana rumah sakit dan masyarakat lingkungan rumah sakit.
II.TUJUAN
A.Tujuan Umum :
Terciptanya kondisi lingkungan rumah sakit yang memenuhi persyaratan agar
menjamin pencegahan infeksi nosokomial dan membantu proses pengobatan
serta penyembuhan pasien, sehingga rumah sakit dapat meningkatkan
mutu pelayanan, cakupan dan efisiensi.
B.Tujuan Khusus :
Menjalankan tindakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi dengan jalan
pemutusan rantai infeksi nosokomial, surveilans, epidemiologi yang terpadu
yang meliputi petugas rumah sakit, pasien/keluarga, pengunjung dan
masyarakat sekitar.
III.WAKTU KEGIATAN
Terlampir
IV.UNIT PELAKSANA PROGRAM
Terlampir
V.SASARAN
Semua personil yang berkaitan dengan risiko terkena infeksi nosokomial seperti
petugas kesehatan, penunjang,pasien/keluarga, pengunjung, dan masyarakat
sekitar.
Alat / peralatan medis yang ada di ruang perawatan, kamar bedah dan
lingkungan rumah sakit.
Pencegahan Infeksi Nosokomial yang meliputi: Kebersihan Tangan, Alat Pelindung Diri,
pemrosesan peralatan pasien,Penatalaksanaan Linen, pengelolaan limbah, Pengendalian
Lingkungan, Perlindungan Petugas Kesehatan,(penanganan pasca pajanan) penempatan
Pasien, Hygiene Respirasi/Etika Batuk,Praktik Menyuntik yang Aman,Praktik Lumbal
Pungsi.
Orientasi terhadap :
Karyawan baru
VIII.PELAPORAN
Lampiran :
JADWAL KEGIATAN
PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
RS. GRIYA WALUYA
TAHUN 2015-2018
NO
1
URAIAN KEGIATAN
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
rumah sakit :
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
BULAN
Jun Jul
Agt
Sep
Okt
Nop
Des
UNIT
PELAKSANA
RI,RJ,IPS,
Kepegawai
an,Panitia
PPI
1.Kebersihan Tangan
IPCN
Panitia PPI
4
5
dan
Kepegawai
an
Kepegawai
an
IPCN
Evaluasi
Panitia
Farmasi
dan Terapi
Panitia PPI
Laporan
Panitia PPI
III.SASARAN PROGRAM
Semua petugas yang berkaitan dengan resiko terkena infeksi nosokomial seperti
petugas medis, non medis,penunjang, pasien / keluarga / pengunjung dan masyarakat
di sekitar lingkungan rumah sakit
Alat / peralatan medis yang ada di ruang perawatan, kamar bedah dan lingkungan
rumah sakit
IV.LANGKAH KEGIATAN
1. Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit
A.Kebersihan Tangan
B.Alat Pelindung Diri
C.Pemrosesan Peralatan Pasien
D.Penatalaksanaan Linen
E.Pengelolaan Limbah
F.Pengendalian Lingkungan Rumah Sakit
G.Kesehatan Karyawan / Perlindungan Petugas Kesehatan
I.Penempatan Pasien
H.Hygiene Respirasi / Etika Batuk
J.Praktek Menyuntik yang Aman
2. Surveilans :
1.IL0
2.ISK
3.IADP
4.VAP
5.PLEBITIS
6.DECUBITUS
3.Pendidikan / Pelatihan/Seminar terhadap :
1.Anggota dan Tim PPI
2.Karyawan baru/lama
3.Pasien/keluarga/pengunjung
4.Orientasi terhadap :
1.Karyawan Baru
2.Mahasiswa praktek
5.Pengawasan dan Penanganan pada karyawan / mahasiswa yang terpapar jarum
atau benda tajam.
6.Pengawasan penggunaan Antibiotika :
1. Pemetaan Pola Kuman
Pemetaan pola kuman di lakukan pada pasien rawat inap diunit keperawatan
2. Pemeriksaan kultur terhadap pasien rawat inap yang di curigai infeksi atau
terdapat tanda-tanda infeksi.
V.BIAYA
Biaya program sesuai dengan RAK yang telah disetujui oleh Direktur.
VI.WAKTU KEGIATAN
Terlampir
VII.PELAKSANA PROGRAM
Seluruh petugas kesehatan rumah sakit baik dokter, perawat, petugas kesehatan
lainnya, petugas kebersihan dan petugas pemeliharaan sarana rumah sakit.
Khusus
III.SASARAN
1. Petugas kesehatan
2. Petugas penunjang
3. Petugas lain yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan
4.
Biaya program sesuai dengan RAK yang telah disetujui oleh Direktur.
VI .WAKTU KEGIATAN
1.Monitoring dilakukan oleh TIM PPI
2.Audit dilakukan oleh TIM PPI
3.Evaluasi dilakukan oleh TIM PPI
4.Laporan Tahunan oleh Panitia PPI
VII. PELAKSANA
1. Petugas kesehatan
2. Petugas penunjang
3. Petugas lain yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan
4.
Khusus
III.SASARAN
1. Seluruh petugas kesehatan
2.
3.
Petugas sanitasi
4.
III.LANGKAH KEGIATAN
1.Panitia PPI membuat kebijakan dan SPO tentang penggunaan APD
2.Panitia PPI melakukan sosialisasi / edukasi tentang penggunaan APD
3.Panitia PPI memasang poster / gambar cara penggunaan APD yang efektif
di seluruh unit keperawatan dan penunjang
4.Manajemen rumah sakit menyediakan sarana Alat Pelindung Diri
5.Tim PPI melakaukan monitoring penggunaan APD terhadap karyawan dan
mahasiswa praktek,pasien/keluarga/pengunjung
6.Tim PPI melakukan audit penggunaan APD 1- 3 bulan sekali
7.Panitia PPI mengevaluasi, menganalisa,dan merekomendasi serta membuat
Khusus
III.SASARAN
Petugas CSSD, Keperawatan dan unit khusus.
III.LANGKAH KEGIATAN
1 Panitia PPI membuat kebijakan tentang pemrosesan peralatan pasien.
2.Unit CSSD membuat SPO tentang pemrosesan peralatan pasien.
3.Unit CSSD dan Tim PPI melakukan sosialisasi tentang pemrosesan peralatan
pasien di seluruh unit keperawatan dan unit khusus.
5.Tim PPI melakaukan monitoring pemrosesan peralatan pasien di unit CSSD.
6.Panitia PPI mengevaluasi, menganalisa,dan merekomendasi serta membuat
laporan kepada Direktur untuk di tindaklanjuti.
V. BIAYA
Biaya program sesuai dengan RAK yang telah disetujui oleh Direktur.
VI .WAKTU KEGIATAN
1.Monitoring harian dilakukan oleh IPCN
2.Laporan setiap bulan dilakukan oleh petugas CSSD
3.Evaluasi dilakukan oleh TIM PPI
4.Laporan Tahunan dilakukan oleh Panitia PPI
VII. PELAKSANA
1.Petugas CSSD
2.Keperawatan dan unit khusus
IV.WAKTU.
1.Pencucian Gordyn 1 tahun 3x di cucikan keluar Rumah Sakit Griya Waluya
2.Pencucian linen di lakukan 2x dalam sehari yaitu pengambilan linen kotor ke
ruangan pagi jam 09.00 kemudian pencucian di lanjutkan jam 11.00 selesai
untuk pencucian sore hari di lakukan sesuai kondisi bila memungkinkan.
V.PEMBIAYAAN
Sumber pembiayaan sesuai rencana anggaran kerja Rumah Sakit Griya Waluya .
VI.PELAKSANA
Tenaga laundry yang mempunyai kemauan dan sudah mengetahui tentang prosedur
proses pencucian yang telah di sosialisasikan oleh koordinator yang terlatih.
VII.METODE
1.Pencucian secara manual.
2.Pencucian pakai mesin cuci.
3.Pengering.
.
Ponorogo, 13 Juni 2015
RS Griya Waluya,
Direktur,
Limbah sitotoksis adalah limbah dari bahan yang terkontaminasi dari persiapan dan
pemberian obat sitotoksis untuk kemoterapi kanker yang mempunyai kemampuan
untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan sel hidup.
Minimalisasi limbah adalah upaya yang dilakukan rumahsakit untuk mengurangi
jumlah limbah yang dihasilkan dengan cara mengurangi bahan, menggunakan
kembali limbah (reuse) dan daur ulang limbah (recycle)
II.TUJUAN
1.Tujuan umum
Terciptanya suatu kondisi lingkungan rumah sakit yang sehat, nyaman dan aman.
2.Tujuan khusus
III.SASARAN
Seluruh tempat sampah yang ada di unit Rumah Sakit baik limbah infeksius
maupun limbah non infeksius.
IV.KEGIATAN
1.
2.
3.
4.
Melakukan packing :
1. Tempatkan dalam wadah limbah tertutup
Melakukan penyimpanan :
1.simpan limbah di tempat penampungan sementara khusus
2.tempatkan limbah dalam kantong plastic dan ikat dengan kuat
3.beri label pada kantong plastic limbah
4.setiap hari limbah di angkat dari tempat penampungan sementara
5.tempat penampungan sementara harus di area terbuka,terjangkau(oleh
kendaraan),aman dan selalu di jaga kebersihannya dan kondisi kering
6.
Pengawasan transportasi/pengangkutan :
1.mengangkut limbah harus menggunakan kereta dorong khusus
2.kereta dorong harus kuat,mudah dibersihkan,tertutup
3.tidak boleh ada yang tercecer
4.sebaiknya lift pengangkutan limbah berbeda dengan lift pasien
5.gunakan alat pelindung diri ketika menangani limbah
7.
Treatment :
1.limbah infeksius dimasukan dalam incinerator
2.limbah non infeksius dibawa ke tempat pembuangan limbah umum
3.limbah benda tajam dimasukan dalam incinerator
4.limbah cair dalam wastafel di ruang spoelhok
5.limbah feces,urine kedalam WC
V.WAKTU PELAKSANAAN
1.Cleaning service khusus petugas pengambil limbah infeksius dan non infeksius.
2.Bagian Sanitasi.
3.Unit keperawatan
VII.PEMBIAYAAN
Sumber dana dalam pengelolaan limbah padat baik infeksius maupun non infeksius
menjadi tanggung jawab Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah sakit
yang di setujui oleh Direktur.
saluran
pernafasan
Aspergillus,Legionella,Mycobacterium
TB,Varicella
Khusus
III.SASARAN
Seluruh pasien Rawat Inap dan Intensif yang dirawat di Rumah Sakit Griya
Waluya, petugas, pengunjung dan masyarakat sekitar.
III.LANGKAH KEGIATAN
1.Petugas kebersihan melakukan pembersihan lingkungan di areanya masingmasing sesuai prosedur
2.Petugas kesehatan memantau kebesihan di unit masing - masing
3.Tim PPI dan bagian Sanitasi melakukan edukasi dan motivasi terhadap petugas
kebersihan
4.Tim PPI dan bagian Sanitasi melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
kegiatan kegiatan yang dilakukan oleh petugas kebrsihan
5.Petugas sanitasi melakukan pengecekan dengan menggunakan ceklis harian
6.Tim PPI dan bagian Sanitasi membuat laporan bulanan,triwulan,semester dan
tahunan.
7.Panitia PPI mengevaluasi dan menganalisa serta membuat laporan kepada
Direktur.
IV.WAKTU PELAKSANAAN
1.Monitoring dilaksanakan harian.
2.Laporan dilaksanakan setiap bulan,3 bulan,6 bulan dan 1 tahun.
3.Analisa dilaksanakan setiap 3 bulan sekali.
V.PELAKSANA
1.
Petugas kebersihan
2.
Petugas kesehatan
3.
Tim PPI
4. Sanitasi
Ponorogo, 13 Juni 2015
RS Griya Waluya,
Direktur,
Khusus
III.SASARAN
Pasien Rawat Inap dan Intensif yang dilakukan tindakan operasi bersih
III.LANGKAH KEGIATAN
1.Perawat IBS/Ruangan mempunyai pengetahuan tentang Operasi Bersih, Operasi
Bersih Terkontaminasi dan Operasi Kotor.
2.Perawat ruangan mengisi Check list monitoring infeksi pasien rawat inap
terhadap semua pasien yang dilakukan tindakan operasi
3.Perawat Ruangan memonitor tanda-tanda infeksi yang terjadi pada luka Operasi
bersih selama dirawat di rumah sakit.
4.Perawat mencatat kejadian infeksi luka Operasi Bersih pada format ceklis
monitoring infeksi
5.Setiap bulan IPCLN yang ditunjuk merekap angka kejadian Infeksi
Luka Operasi Bersih di unit masing-masing
6.Setiap awal bulan IPCLN melaporkan angka kejadian infeksi luka operasi kepada
IPCN
7.Setiap bulan IPCN melaporkan angka kejadian infeksi luka operasi kepada
Panitia PPI untuk menjadi sasaran mutu
8.Panitia PPI mengevaluasi, menganalisa dan merekomendasi serta membuat
laporan kepada Komite Mutu dan Direktur untuk di tindaklanjuti
IV.WAKTU PELAKSANAAN
1.Monitoring dilaksanakan harian.
2.Laporan dilaksanakan setiap bulan,3 bulan dan 1 tahun.
3.Analisa dilaksanakan setiap 3 bulan sekali.
V.PELAKSANA
1.Perawat Kamar Operasi.
2. Perawat pelaksana/IPCLN Rawat Inap dan Intensif.
3. Panitia PPI
4.Komite Mutu
Umum
Khusus
III.SASARAN
1.Perawat pelaksana mencatat pasien yang dilakukan tirah baring pada Cek
list monitoring infeksi pasien rawat inap
2.Perawat mencatat kejadian dekubitus padat ceklis monitoring infeksi
3.Setiap bulan IPCLN yang ditunjuk merekap angka kejadian dekubitus di unit
masing-masing
4.Setiap awal bulan IPCLN melaporkan angka kejadian decubitus kepada IPCN
5.Setiap bulan IPCN melaporkan kepada Panitia PPI untuk menjadi laporan
sasaran mutu
6.IPCN / Sekretaris Panitia PPI mengarsip laporan angka kejadian decubitus
7. Panitia PPI mengevaluasi, menganalisa dan merekomendasi serta membuat
laporan kepada Komite Mutu dan Direktur untuk di tindaklanjuti
V.WAKTU PELAKSANAAN
1.Monitoring dilaksanakan harian.
2.Laporan dilaksanakan setiap bulan, 3 bulan,6 bulan, 1 tahun.
3.Analisa dilaksanakan setiap 3 bulan sekali.
VI.PELAKSANA
1. Perawat pelaksana/IPCLN rawat inap dan intensive
2. Tim PPI.
3. Panitia PPI.
4. Komite Mutu
TOR PLEBITIS
RS. GRIYA WALUYA
I.LATAR BELAKANG
Infeksi Luka Infus / PLEBITIS yang terjadi akan berdampak pada kesehatan
pasien dengan menimbulkan karakteristik berupa nyeri, rasa tidak enak, panas,
pembengkakan lokal dan kemerahan pada atau sekitar insersi jarum infus dan berakibat
mengurangi mobilitas ekstremitas serta meningkatkan biaya perawatan.
II.TUJUAN
Umum
Khusus
III.SASARAN
3.
Setiap
5.
6.
V.WAKTU PELAKSANAAN
1.Monitoring dilaksanakan harian.
2.Laporan dilaksanakan setiap bulan, 3 bulan,6 bulan dan 1 tahun.
3.Analisa dilaksanakan setiap 3 bulan.
VI.PELAKSANA
1. Perawat pelaksana/IPCLN rawat inap dan intensive
2. Tim PPI
3. Panitia PPI
4.Komite Mutu
Infeksi Nosokomial dapat terjadi setiap saat dan di setiap tempat di rumah sakit,
dengan sumber penularan dapat berasal dari bangunan, sarana, peralatan, udara, air
maupun petugas rumah sakit. Salah satu cara untuk mengetahui sumber infeksi adalah
dengan monitoring angka kuman atas bangunan, sarana, peralatan, udara dan air.
II.TUJUAN
Umum
Khusus
III.SASARAN
V.WAKTU PELAKSANAAN
1. Panitia PPI
2. Petugas Laboratorium
3. IPS
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah: Infeksi yang di dapat dari rumah sakit dalam waktu
2x24 jam setelah di lakukan tindakan pemasangan kateter urine, dan yang terjadi akan
Berdampak pada kesehatan pasien dengan menimbulkan karakteristik berupa : nyeri,rasa
tidak enak,panas,sakit pada waktu mau kencing dan berakibat mengurangi mobilitas
eksttremitas serta menigkatkan biaya perawatan.
11. TUJUAN
1 Perwat pelaksana / IPCLN mencatat pasien yang terpasang kateter urine dan setiap
mengganti kateter urine pada ceklist monitoring infeksi pasien rawat inap
2.Perawat / IPCLN mencatat kejadian infeksi saluran kemih pada ceklis
monitoring infeksi
.
3.Setiap bulan IPCLN / perawat yang di tunjuk merekap angka kejadian infeksi
saluran kemih di unit masing-masing
4.Setiap awal bulan IPCLN melaporkan angka kejadian infeksi saluran kemih ke Tim
PPI / IPCN tembusan kepada kabag keperawatan dan manajer keperawatan
5.Setiap bulan IPCN melaporkan kepada Panitia PPI untuk menjadi laporan sasaran
mutu
6.IPCN / Sekretaris Panitia PPI mengarsip laporan infeksi saluran kemih
7. Panitia PPI mengevaluasi, menganalisa dan merekomendasi serta membuat laporan
kepada Komite Mutu dan Direktur untuk di tindaklanjuti
V. WAKTU PELAKSANAAN
Infeksi Aliran Darah Primer ( IADP ) adalah : infeksi pada pasien yang terpasang infus
vena central setelah 2x24jam,dan yang terjadi akan berdampak pada kesehatan pasien
dengan menimbulkan karekteristik berupa : merah,seperti terbakar, sakit bila di
tekan,ulcer skin sampai dengan purulent exudat,bengkak dan mengeluarkan cairan bila di
tekan.
11.TUJUAN
Perawat pelaksana / IPCLN mencatat pasien yang terpasang infus pada vena central
dan setiap mengganti infus pada ceklis monitoring infeksi pasien rawat inap
V. WAKTU PELAKSANAAN
1. Monitoring di laksanakan harian
2. Laporan di laksanakan setiap bulan, 6 bulan dan 1 tahun.
3. Analisa di laksanakan setiap 3 bulan.
V1. PELAKSANAAN
1 Perawat pelaksana/IPCLN rawat inap dan intensif
2. Tim PPI
3. Panitia PPI
4.Komite Mutu
Setiap awal bulan IPCLN melaporkan ke Tim PPI/ IPCN tembusan kepada kabag
keperawatan dan manajer keperawatan
5. Setiap bulan IPCN melaporkan kepada Panitia PPI untuk menjadi laporan sasaran
mutu.
6. IPCN / Sekreteris Panitia PPI mengarsip laporan angka kejadian pneumoniae
7. Panitia PPI mengevaluasi, menganalisa,dan merekomendasi serta membuat laporan
kepada Komite Mutu dan Direktur untuk di tindaklanjuti
V. WAKTU PELAKSANAAN
1. Monitoring di laksanakan harian.
2. Laporan di laksanakan setiap bulan,3 bulan dan 1 tahun.
3. Analisa di laksanakan setiap 3 bulan.
V1. PELAKSANAAN
1 Perawat rawat inap dan intensif
2. Tim PPI
3. Panitia PPI
4. Komite Mutu
Karyawan adalah sebagai tenaga yang bekerja memberi pelayanan di Rumah Sakit secara
menyeluruh,baik di bidang kesehatan maupun non kesehatan yang beresiko terjadi
penularan penyakit antara pasien dengan petugas,atau dari petugas ke petugas,yang
akan berdampak pada kesehatan karyawan berupa sakit.
11. TUJUAN
Umum : Meningkatkan derajat kesehatan karyawan
Khusus : 1. Sebagai alat kontrol dalam kesehatan karyawan di Rumah Sakit
2. Sebagai dasar dalam pengambilan keputusan dalam rangka perencanaan
kegiatan yang akan datang
111. SASARAN
Semua karyawan yang bekerja di Rumah Sakit baik karyawan kesehatan maupun
non kesehatan
1V. LANGKAH KEGIATAN
1. Panitia PPI mengusulkan kepada direktur untuk di laksanakan program
Pemeliharaan kesehatan untuk karyawan.
2. Panitia PPI membuat program pemeliharaan kesehatan untuk karyawan
.
3. Setiap 6 bulan sekali semua karyawan di lakukan chek up kesehatan.
4. Chek up kesehatan karyawan di laksanakan oleh bagian personalia sebagai
koordinator dalam pelaksanaan
5. Personalia melaporkan hasil chek up kesehatan karyawan kepada Panitia PPI
. untuk menjadi laporan sasaran mutu
6. Tim chek up merekap hasil dari chek up kesehatan karyawan,dan di laporkan kepada
Personalia
7. Personalia membuat laporan kepada manajer sumber daya insani
8. IPCN / Sekreteris Panitia PPI mengarsip laporan hasil chek up kesehatan karyawan
9. Panitia PPI mengevaluasi, menganalisa dan merekomendasi serta membuat
laporan kepada manajer SDI dan Direktur untuk di tindak lanjuti
V. WAKTU PELAKSANAAN
1. Monitoring di laksanakan 6 bulan sekali.
2. Laporan di laksanakan setiap 6 bulan atau 1 tahun.
3. Analisa di laksanakan setiap 6 bulan atau 1 tahun.
V1. PELAKSANAAN
1. Urusan Kepegawaian
2. Tim PPI.
3. Ketua Panitia PPI.
4.Instalasi Laboratorium
sakit
Tujuan khusus:
Mendapatkan data dasar Infeksi Rumah sakit.
Menurunkan Laju Infeksi RS.
Identifikasi dini Kejadian Luar Biasa (KLB) Infeksi Rumah Sakit.
Meyakinkan para tenaga kesehatan tentang adanya masalah yang
memerlukan penanggulangan.
Mengukur dan menilai keberhasilan suatu program PPIRS.
Memenuhi standar mutu pelayanan medis dan keperawatan.
Salah satu unsur pendukung untuk memenuhi akreditasi RS.
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
KEGIATAN POKOK
2. Pengumpulan data
Proses pengumpulan data didapatkan secara pasif atau aktif
Proses pengumpulan data secara aktif adalah kegiatan yang secara aktif
dilakukan oleh IPCN,IPCLN, IPCO dan atau orang yang terlatih untuk mencari
kasus HAIs dari berbagai sumber untuk mengumpulkan informasi dan
memutuskan apakah terjadi HAIS atau tidak. Data penunjang bisa didapatkan
dari hasil pemerksaan laboratorium
Tehnik pengumpulan data:
Pengumpulan data denominator dan numerator dilakukan oleh IPCN yang
dibantu oleh IPCLN.
Data Denominator dikumpulkan setiap hari, yaitu jumlah pasien,jumlah pemakaian
alat-alat kesehatan (kateter urine menetap, ventilasi mekanik, kateter vena central,
kateter vena perifer) dan jumlah kasus operasi.
Data Numerator dikumpulkan bila ada kasus baru infeksi seperti infeksi saluran
kemih (ISK), infeksi aliran darah primer (IADP), pneumonia baik yang
terpasang
dengan ventilator maupun tidak terpasang dengan ventilator, infeksi luka operasi (ILO).
3. Analisa data
Analisa data di mulai dari penghitungan data dan stratifikasi data
Data harus dianalisa dengan cepat dan tepat, untuk mendapatkan informasi
apakah ada masalah infeksi, yang memerlukan penanggulangan atau
investigasi lebih lanjut. Interpretasi yang dibuat harus menunjukkan informasi
tentang penyimpangan yang terjadi. Bandingkan angka infeksi apakah ada
penyimpangan , dimana terjadi kenaikkan atau penurunan yang cukup tajam.
Perhatikan dan bandingkan kecenderungan menurut jenis infeksi, ruang
perawatan dan patogen penyebab bila ada.. Perlu dijelaskan sebab-sebab
peningkatan atau penurunan angka infeksi, jika ada data yang mendukung
relevan dengan masalah yang dimaksud.
Cara perhitungan :
Catat data secara manual atau komputerisasi sebagai data base.
Tentukan numerator dan denominator
Angka infeksi VAP adalah Jumlah VAP dibagi dengan jumlah hari pemakaian alat ventilasi
mekanik
Angka Infeksi VAP = Jumlah kasus VAP . x 1000
Jumlah hari pakai alat
Angka infeksi HAP adalah Jumlah pasien HAP dibagi dengan jumlah hari rawat pasien yang
masuk pada periode tersebut.
Angka infeksi HAP =
pasien HAP per bulan
x 1000
hari rawat pasien per bulan
Angka infeksi VAP =
pasien VAP per bulan
x 1000
hari pemasangan alat ventilasi per bulan
Data Insiden Rate di analisa, apakah ada perubahan yang signifikan seperti penurunan
maupun peningkatan IRS yang cukup tajam atau signifikan, kemudian dibandingkan
dengan jumlah kasus dalam kurun waktu bulan yang sama pada tahun yang lalu. Jika
terjadi perubahan yang signifikan di cari faktor-faktor penyebabnya mengapa hal
tersebut terjadi . Bila diketemukan penyebab dilanjutkan dengan alternatif pemecehannya. Dan
diantara pemecahan dipilih yang baik laksana bagi RS atau Fasilitas
Pelayanan
setempat. Hasil analisa data disajikan dalam bentuk table, diagram dan grafik.
Kesehatan
4. Pelaporan
Laporan dibuat secara periodik, tergantung institusi bisa setiap bulan, triwulan,
tahunan.
Laporan dilengkapi dengan rekomendasi tindaklanjut bagi pihak terkait dengan
peningkatan infeksi.
Laporan sebaiknya dibuat sistematik, tepat waktu, informative. Data dapat
disajikan dalam berbagai bentuk, yang penting mudah dianalisa dan diinterpretasi.
Penyajian data harus jelas, sederhana, dapat dijelaskan dengan narasi singkat.
5. Desiminasi
Surveilans belumlah sempurna dilaksanakan apabila datanya belum
didesiminasikan kepada yang berkepentingan untuk melaksanakan
pencegahan dan pengendalian infeksi. Oleh sebab itu hasil surveilans
angka infeksi harus disampaikan ke seluruh anggota komite, direktur
rumah sakit, ruangan atau unit terkait secara berkesinambungan.
Disamping itu juga perlu didesiminasikan kepada kepala unit terkait dan
penanggung jawab ruangan beserta stafnya berikut rekomendasinya.
6. PELAKSANAAN
Pelaksanaan surveilens adalah setiap hari oleh IPCN dengan melakukan observasi,
pencatatan dan pendokumentasian.
7. TEMPAT
Tempat pelaksanaan surveilens yaitu ruangan yang berisiko tinggi terjadi infeksi sesuai
dengan metode aktif target surveilans
Anak,PERISTI.
8. SASARAN
Seluruh pasien yang dilakukan tindakan yaitu tindakan operasi dan pemasangan alat yang
dilakukan di RS. GRIYA WALUYA.
9.SUMBER BIAYA
Seluruh biaya pelaksanaan dibebankan ke RS. GRIYA WALUYA dengan pengajuan rencana
kegiatan dan anggaran
10. JADWAL PELAKSANAAN
No
Kegiatan
Bulan
1
Perencanaan
Pengumpulan data
10
11
12
Pembuatan laporan
Diseminasi
11. EVALUASI
Evaluasi pelaksanaan kegiatan adalah evaluasi dari jadwal (skedul) kegiatan, misalnya tiap
tri wulan, sehingga bila ada pergeseran jadwal dapat segera diperbaiki, tidak menggangu
program keseluruhan
Pelaporan Galahad bagaimana membuat laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan tersebut, dan
kapan laporan itu harus dibuat, serta kepada siapa ditujukannya
Kejadian surgical site infections(SSI)di pengaruhi oleh banyak faktor antara lain dari
perawatan sebelum operasi,intra operatif termasuk lingkungan kamar operasi,perawatan pasca
operasi dan jenis tindakan serta dari pasien itu sendiri. Untuk mengurangi kejadian surgical
site infections
( SSI ) diperlukan perawatan pasien yang optimal sebelum selama dan sesudah operasi
II.LATAR BELAKANG
Surgical Site Infections ( SSI ) adalah salah satu masalah yang paling penting untuk di
perhatikan dalam pengendalian infeksi pada pelayanan kesehatan,kejadian, infeksi sekitar 25
40% akibat pembedahan yang dilakukan dan jumlah kematian akibat SSI 10.000 kematian
pertahun. Kondisi ini menigkat dengan pemakian antimikroba yang tidak rasional karena SSI
juga akan meningkatkan lama hari rawat dan biaya perawatan,dan akibat SSI mutu rumah
sakit akan menurun.
Di Indonesia data infeksi luka operasi karena infeksi nosokomial belum ada.
III.TUJUAN
TUJUAN UMUM :
Mengurangi insiden kejadian infeksi pada pasien pasca bedah atau surgical site
infections ( SSI )
TUJUAN KHUSUS :
Mengelompokan aturan aturan pencegahan infeksi pada pasien yang dilakukan operasi
mulai
Rincian kegiatan
-.Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan kepada pasien dan keluarga
oleh dr anestesi/dr bedah dan ners yang merawat
-.Siapkan file pasien dan obat obatan yang diperlukan
-.Mandikan pasien dengan zat antiseptik (chlorhexidine 4 %) sore hari sebelum hari operasi
-.Cukur rambut jika perlu dengan menggunakan electrik clipper disekitar daerah operasi
satu jam sebelum dibawa kekamar operasi
-.Mandikan pasien dengan memakai zat antseptik (chlorhexidine 4 % ) satu jam sebelum
di bawa kekamar operasi
-.Cuci lokasi pembedahan dan sekitarnya dengan menggunakan zat antiseptik (chlorhexidine
4%)
-.Preparasi kulit yang luas menggunakan zat antiseptik (povidine iodine 10 % dan alkohol
70 % ) secara melingkar dari dalam keluar
B. Selama operasi berlangsung
-.Lakukan tehnik aseptik dan antiseptik pada samua prosedur
-.Catat kejadian yang memungkinkan penyebab terjadinya infeksi pada luka operasi
-.Lakukan tindakan prosedur sesuai dengan SPO yang baku
-.Lakukan pembuangan limbah sesuai dengan SPO yang baku.
-.Lakukan pembersihan permukaan lingkungan sesuai dengan SPO yang baku ( contoh :
bila ada tumpahan atau tetesan darah,harus segera dibersihkan).
-.Pindahkan pasien ke Unit ICU sesuai prosedur yang ditetapkan dan pastikan peralatan
yang terpasang di pasien pada posisi yang seharusnya
-.Bersihkan lingkungan kamar operasi sesuai dengan SPO yang baku
-.Buang limbah/ sampah sesuai dengan SPO yang baku.
CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
-.Memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga pasien selama perawatan
dan setelah pulang dari perawatan.
-.Memantau pelaksanaan aturan aturan untuk menelimir infeksi pada pasien yang
dioperasi
-.Melakukan survailans aktif terhadap pasien yang dilakukan operasi
-.Melakukan audit pencegahan infeksi sebelum,selama dan sesudah operasi terhadap
aktifitas
yang dilakukan.
SASARAN
Menurunnya angka kejadian infeksi luka opersi dalam waktu 3 tahun menjadi 1.5%
WAKTU PELAKSANAAN
- Kegiatan pencegahan infeksi luka operasi /surgical site infection adalah setiap hari
oleh petugas yang berhubungan dengan pasien dan kelurga yang diopersi
- Dilakukan survailans infeksi secara aktif oleh perawat pengendali infeksi
PENCATATAN , PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Kegiatan Pokok
Mengelompokan aturan aturan pencegahan infeksi pada pasien yang dilakukan operasi
mulai dari preoperasi,intra operasi dan pasca operasi
Rincian kegiatan
A.Persiapan pasien sebelum operasi
Lakukan kebersihan tangan sesuai prosedur
Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan kepada pasien dan keluarga oleh
dr anestesi/dr bedah dan ners yang merawat
Siapkan file pasien dan obat obatan yang diperlukan
Mandikan pasien dengan zat antiseptik (chlorhexidine 4 %) sore hari sebelum hari operasi
Cukur rambut jika perlu dengan menggunakan electrik clipper disekitar daerah operasi satu
jam sebelum dibawa kekamar operasi
Mandikan pasien dengan memakai zat antseptik (chlorhexidine 4 % ) satu jam sebelum di
bawa kekamar operasi
Cuci lokasi pembedahan dan sekitarnya dengan menggunakan zat antiseptik (chlorhexidine 4
%)
Preparasi kulit yang luas menggunakan zat antiseptik (povidine iodine 10 % dan alkohol 70 %
) secara melingkar dari dalam keluar
B. Selama operasi berlangsung
Lakukan tehnik aseptik dan antiseptik pada samua prosedur
Catat kejadian yang memungkinkan penyebab terjadinya infeksi pada luka operasi
Lakukan tindakan prosedur sesuai dengan SPO yang baku
Lakukan pembuangan limbah sesuai dengan SPO yang baku.
Lakukan pembersihan permukaan lingkungan sesuai dengan SPO yang baku ( contoh : bila ada
tumpahan atau tetesan darah,harus segera dibersihkan).
Memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga pasien selama perawatan dan
setelah pulang dari perawatan
Memantau pelaksanaan aturan aturan untuk menelimir infeksi pada pasien yang dioperasi
Melakukan survailans aktif terhadap pasien yang dilakukan operasi
Melakukan audit pencegahan infeksi sebelum,selama dan sesudah operasi terhadap aktifitas
yang dilakukan
SASARAN
Menurunnya angka kejadian infeksi luka opersi dalam waktu 3 tahun menjadi 1.5%
WAKTU PELAKSANAAN
Kegiatan pencegahan infeksi luka operasi /surgical site infection adalah setiap hari oleh
petugas yang berhubungan dengan pasien dan kelurga yang diopersi
Dilakukan survailans infeksi secara aktif oleh perawat pengendali infeksi
PENCATATAN , PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN