Bab Iii
Bab Iii
ASUHAN KEPERAWATAN
A.
Pengkajian
Identitas : lebih sering terjadi pada anak-anak, prevalensinya meningkat pada perokok, orang yang bekerja atau tinggal di daerah
industri.
Keluhan Utama
Biasanya klien mengeluh sesak napas.
Riwayat Penyakit Sekarang
Klien pada umumnya mengeluh dadanya terasa sesak dan terasa sulit untuk bernapas. Diawali batuk produktif berulang 3 bulan tidak
diketahui sebabnya.
Riwayat Penyakit Dahulu
Merupakan faktor pencetus timbulnya bronkitis (infeksi saluran napas, adanya riwayat alergi, stress). Frekuensi timbulnya wheezing.
Lama penggunaan obat-obat sebelumnya misalnya bronchodilator atau mukolitik. Adakah riwayat asma ataupun adanya faktor
keturunan terhadap alergi.
Riwayat Penyakit Keluarga
Adakah penyakit yang diderita oleh anggota keluarga yang lalu yang mungkin ada hubungannya dengan penyakit klien sekarang atau
penyakit lain misalnya DM, dan hipertensi
Riwayat Psikososial-Spiritual
1)
2)
Sosial
: bagaimana hubungan klien dengan orang lain maupun orang terdekat klien dan lingkungannya ?
3)
Spiritual
b.Sirkulasi
Tanda : Warna kulit/membran mukosa normal/cyanosis, pucat, dapat menunjukkan anemia.
c.
Makanan/cairan
Pernafasan
Gejala : Batuk menetap dengan produksi sputum setiap hari selama minimun 3 bulan berturut turut tiap tahun sedikitnya 2 tahun,
episode batuk hilang timbul.
Tanda : Pernafasan biasa cepat, penggunaan otot bantu pernafasan, bentuk data barel chest, gerakan diafragma minimal, bunyi nafas
ronchi, perkusi hyperresonan pada area paru, warna pucat dengan cyanosis bibir dan dasar kuku, abu abu keseluruhan.
Diagnosa Keperawatan
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sekret.
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan obstruksi jalan nafas oleh sekresi, spasme bronkus.
Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan menetapnya sekret, proses penyakit kronis.
Intoleran aktifitas berhubungan dengan insufisiensi ventilasi dan oksigenasi.
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit dan perawatan dirumah.
Intervensi Keperawatan
No.
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Itervensi
Rasional
Kriteria hasil :
-
Ronkhi (-)
Sekret keluar
Tingkatkan masukan
cairan sampai 3000
ml/hari
udara.
Hidrasi membantu
menurunkan kekentalan
sekret mempermudah
pengeluaran.
Melepaskan sekret dari
tempat perlekatan
Memudahkan
pengaliran sekret
Kolaborasi pemberian
bronchodilator
Membantu proses
pengenceran sekret
Kaji/pantau frekuensi
pernafasan.
Observasi karakteristik
batuk
pO2 : 80-100
mmHg,PCO : 35-45
mmHg
-
Dyspnea (-)
PaCO2 biasanya
meningkat, dan PaO2
menurun sehingga
hipoksia terjadi derajat
lebih besar/kecil.
Bunyi nafas makin
Takikardia,disritmia dan
perubahan tekanan
darah dapat
menunjukkan efek
hipoksemia sistemik
pada fungsi jantung.
3.
Tujuan :
Awasi suhu
mengidentifikasi
intervensi untuk
mencegah resiko tinggi
Kriteria hasil:
Observasi warna, bau
sputum
Malnutrisi dapat
mempengaruhi
kesehatan umum dan
menurunkan tekanan
darah terhadap infeksi.
Dapat diberikan untuk
organisme khusus yang
teridentifikasi dengan
kultur.
4.
Tujuan :
menggunakan exercise,
berjalan perlahan atau
latihan yang sesuai.
Berikan lingkungan
yang tenang dan batasi 3. Menurunkan stres dan
pengunjung selama fase rangsangan berlebihan,
akut.
meningkatkan istirahat
Jelaskan pentingnya
istitahat dalam rencana
pengobatan dan
perlunya keseimbamgan
aktivitas dan istirahat.
4. Tirah baring
dipertahankan untuk
menurunkan kebutuhan
metabolik
Bantu aktivitas
perawatan diri yang
diperlukan
5. Meminimalkan
kelelahan dan
membantu
keseimbangan suplai
dan kebutuhan oksigen
5.
Tujuan : Mengatakan
Jelaskan proses penyakit Menurunkan ansietas
pemahaman
individu
dan dapat menimbulkan
kondisi/proses penyakit
partisipasi pada rencana
dan tindakan.
pengobatan.
Instruksikan untuk
latihan afas, batuk
efektif dan latihan
kondisi umum.
Diskusikan faktor
individu yang
meningkatkan kondisi
misalnya udara, serbuk,
asap tembakau.
Evaluasi
Pada tahap akhir proses keperawatan adalah mengevaluasi respon pasien terhadap perawatan yang diberikan untuk memastikan
bahwa hasil yang diharapkan telah dicapai.
Evaluasi merupakan proses yang interaktif dan kontinyu, karena setiap tindakan keperawatan, respon pasien dicatat dan
dievaluasi dalam hubungannya dengan hasil yang diharapkan kemudian berdasarkan respon pasien, revisi, intervensi
keperawatan/hasil pasien yang mungkin diperlukan. Pada tahap evaluasi mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan yaitu : jalan nafas
efektif, pertukaran gas adekuat, infeksi tidak terjadi, intolerans aktivitas meningkat, dan klien memahami kondisi penyakitnya.
B.
1. Pengkajian
Keluhan Utama : Keluhan Utama biasanya sesak, dispneu, dan kelelahan
Riwayat Penyakit:
1)
Riwayat atau faktor penunjang : Kebiasaan merokok merupakan satu - satunya penyebab kausal yang terpenting jauh lebih
penting dari faktor penyebab lainnya, tinggal atau bekerja di area dengan polusi udara berat, riwayat alergi pada keluarga, riwayat
Asthma pada anak-anak. Dalam pencatatan riwayat merokok perlu diperhatikan apakah pasien merupakan seorang perokok aktif,
perokok pasif, atau bekas perokok. Penentuan derajat berat merokok dengan Indeks Brinkman (IB), yaitu perkalian jumlah rata-rata
batang rokok dihisap sehari dikalikan lama merokok dalam tahun. Interpretasi hasilnya adalah derajat ringan (0-200), sedang (200600), dan berat ( >600) (PDPI, 2003)
2)
Riwayat atau adanya faktor pencetus eksaserbasi : Alergen, stress emosional, aktivitas fisik yang berlebihan, polusi udara,
infeksi saluran nafas.
Pemeriksaan fisik
1)
Gejala
: Keletihan, kelelahan, malaise, ketidakmampuan melakukan aktivitas sehari-hari karena sulit bernafas. Perlu tidur
dalam posisi duduk cukup tingi. Dispnea pada saat istirahat atau respon terhadap aktivitas atau latihan
Tanda : Kelelahan, gelisah, insomnia, kelemahan umum/kehilangan masa otot
2)
Sirkulasi
Gejala
Tanda : Peningkatan tekanan darah. Peningkatan frekuensi jantung, Distensi vena leher, sianosis perifer
3)
Integritas ego
Makanan/cairan
Gejala : Mual/muntah, Nafsu makan menurun, ketidakmampuan makan karena distress pernafasan, penurunanan BB menetap
(empisema) dan peningkatan BB karena edema (Bronkitis)
Tanda : Turgor kulit buruk, edema, berkeringat, penurunan BB, penurunan massa otot
5)
Hygiene
Gejala
Pernafasan
Gejala : Nafas pendek, khususnya pada saat kerja, cuaca atau episode serangan asthma, rasa dada tertekan/ketidakmampuan untuk
bernafas. Batuk menetap dengan produksi sputum setiap hari selama 3 bulan berturut-turut selam 3 tahun sedikitnya 2 tahun. Sputum
hijau, putih, kuning dengan jumlah banyak (bronchitis), Episode batuk hilang timbul dan tidak produktif (empisema), Riwayat
Pneumonia, riwayat keluarga defisiensi alfa antitrypsin.
Tanda : Respirasi cepat dangkal, biasa melambat, fas ekspirasi memanjang dengan mendengkur, nafas bibir (empisema), Pengguanaan
otot Bantu pernafasan, Dada barell chest, gerakan diafragma minimal. Bunyi nafas, Ronki, wheezing, redup, Perkusi hypersonor pada
area paru (udara terjebak, dan dapat juga redup/pekak karena adanya cairan), Kesulitan bicara 94 5 kalimat 0, Sianosis bibir dan
dasar kuku, jari tabuh.
7)
Seksualitas
: Libido menurun
8)
Interaksi sosial
PaO2 menurun, PCO2 meningkat, sering menurun pada astma. PH normal asidosis, alkalosis respiratorik ringan sekunder.
5)
Sputum :
Pemeriksaan gram
Radiologi :
Thorax foto (AP dan lateral): Hiperinflasi paru-paru, pembesaran jantung dan bendungan area paru-paru.
Pada emphysema paru : Nampak distensi, Diafragma letak rendah dan mendatar, Ruang udara retrosternal > (foto lateral), Jantung
tampak memanjang dan menyempit.
7)
2. Diagnosa Keperawatan
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi mukus/peningkatan sekresi lender
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan peningkatan produksi mucus
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Intake makanan yang kurang
Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya
Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, diet, perawatan, dan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dengan kebutuhan oksigen.
Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan, pengaturan posisi.
Kurang perawatan diri berhubungan dengan keletihan sekunder akibat peningkatan upaya pernapasan dan insufisiensi ventilasi dan
oksigenasi.
Koping individu tidak efektif berhubungan dengan kurang sosialisasi, ansietas, depresi, tingkat aktivitas rendah dan ketidakmampuan
untuk bekerja.
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi, tidak mengetahui sumber informasi.
3.Intervensi Keperawatan
Intervensi
2.
Gangguan pertukaran
Tujuan : Klien mampu
gas berhubungan dengan menunjukkan perbaikan
peningkatan produksi
oksigenasi.
mukus.
Rasional
Memantau tingkat kepatenan
jalan nafas dan
meningkatkan kemampuan
klien merawat diri /
membersihkan/membebaskan
jalan nafas.
Memantau kemajuan
bersihan jalan nafas.
Kriteria Hasil :
tampak cianosis
Menentukan status
pernafasan dan kesadaran
2. RR : 12 24 x /menit
3. Nafas panjang
4. Tidak menggunakan otot
bantu pernafasan.
5. Ketidaknyamanan dada ()
6. Nadi 60 100 x/menit.
7. Dyspnea ()
Memenuhi kebutuhan
oksiegen.
Meningkatkan kebebasan
suplay oksigen
Gangguan pemenuhan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
berhubungan dengan
Intake makanan yang
kurang.
Kriteria Hasil :
a. Berat badan dan tinggi
badan ideal.
4.
Cemas berhubungan
dengan kurangnya
pengetahuan tentang
penyakitnya.
Kriteria Hasil :
1. Pasien dapat
mengidentifikasikan sebab
kecemasan.
3. Istirahat cukup.
5.
BAB IV
PENUTUP
A.Kesimpulan
Bronkhitis adalah suatu peradangan bronkhioli, bronkhus, dan trakhea oleh berbagai sebab. Bronkhitis dapat didisebabkan oleh virus,
lebih sering dengan jenis (Rhinovirus, Respiratory Syncitial virus (RSV), Influenza virus, parainfluenza virus, dan coxsackie).
Bronkitis akut juga dapat pada anak-anak yang sedang menderita morbili, pertusis, dan infeksi Mycoplasma pneumoniae.Penyebab
bronkitis lainnya juga bisa oleh bakteri seperti Staphylococcus, Streptococcus, Pneumococcus, Haemophylus influenzae. Selain itu,
bronkitis juga dapat disebabkan oleh parasit seperti askariasis dan jamur. (Mutaqin Arif, 2012)
Masalah keperawatan yang mungkin pada pasien dengan Bronkitis antara lain :
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sekret.
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan obstruksi jalan nafas oleh sekresi, spasme bronkus.
Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan menetapnya sekret, proses penyakit kronis.
Intoleran aktifitas berhubungan dengan insufisiensi ventilasi dan oksigenasi.
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit dan perawatan dirumah.
PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik) merupakan sejumlah gangguan yang mempengaruhi pergerakan udara dari dan ke luar
paru.Gangguan yang penting adalah bronkhitis obstruktif (kronik), emfisema, dan asma bronkhial (Mutaqin Arif, 2012).
DAFTAR PUSTAKA