Menimbang
a. bahwa
dalam
rangka
kelancaran
dan
ketertiban
penatausahaan keuangan, diperlukan penyusunan kebijakan
akuntansi;
b. bahwa Pemimpin BLUD perlu menyusun kebijakan akuntansi
yang berpedoman pada standar akuntansi sesuai jenis
layanan;
c. bahwa Kebijakan akuntansi BLUD sebagaimana dimaksud
digunakan sebagai dasar dalam pengakuan, pengukuran,
penyajian dan pengungkapan aset, kewajiban, ekuitas dana,
pendapatan dan biaya;
d. bahwa sesuai dengan butir a, b, c, dan untuk melaksanakan
ketentuan Pasal 117 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah, maka perlu
ditetapkan Surat Keputusan Pemimpin BLUD RSUD Dr.
Moewardi Surakarta tentang Kebijakan Akuntansi BLUD RSUD
Dr. Moewardi Surakarta.
Mengingat
1
2
3
4
5
6
7
8
9
MEMUTUSKAN
Menetapkan
Pertama
Kedua
Ketiga
Keempat
Ditetapkan di : Surakarta
Tanggal
: 30 Desember 2009
________________________________
RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA
PEMIMPIN BLUD,
BASOEKI SOETARDJO
Pembina TK. I
NIP. 19581018 198603 1 009
LAMPIRAN 1
harus
diakuntansikan
dan
dokumen
12.Periode akuntansi BLUD meliputi masa 1 (satu) tahun, mulai dari tanggal 1
Januari sampai dengan tanggal 31 Desember.
BASOEKI SOETARDJO
Pembina TK. I
NIP. 19581018 198603 1 009
LAMPIRAN 2
Pasal 1
PENDAPATAN
1. Pengertian Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang
timbul dari aktivitas BLUD selama satu periode yang mengakibatkan
penambahan ekuitas bersih.
2. Pendapatan diklasifikasi ke dalam:
Pendapatan dari Jasa Layanan
Merupakan pendapatan yang diperoleh sebagai imbalan atas barang atau
jasa yang diserahkan kepada masyarakat. Pendapatan dari Jasa Layanan
selanjutnya dirinci per jenis layanan yang diperoleh BLUD.
Hibah
Merupakan pendapatan yang diterima dari masyarakat atau badan lain,
tanpa adanya kewajiban bagi BLUD untuk menyerahkan barang/jasa.
Pendapatan APBD
Merupakan pendapatan yang berasal dari APBD, baik untuk belanja pegawai
dan belanja barang dan jasa.
Pendapatan APBN
Merupakan pendapatan yang berasal dari APBN, yaitu pendapatan yang
berasal dari pemerintah dalam rangka pelaksanaan dekonsentrasi dan/atau
tugas pembantuan dan lain-lain.
Pendapatan hasil kerjasama dengan pihak lainnya
Merupakan pendapatan yang diperoleh dari kerjasama operasional, sewa
menyewa, dan usaha lain yang mendukung tugas dan fungsi BLUD.
Pendapatan Lainnya
Merupakan pendapatan yang berasal dari hasil penjualan kekayaan yang
tidak dipisahkan, hasil pemanfaatan kekayaan, jasa giro, pendapatan bunga,
keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, komisi,
potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan/atau
pengadaan barang dan/atau jasa oleh BLUD, dan hasil investasi.
3. Pengakuan
Pendapatan dari jasa layanan dan pendapatan lainnya diakui pada saat
diterima atau hak untuk menagih timbul sehubungan dengan adanya
barang/jasa yang diserahkan.
Pendapatan
dari
APBD
diakui
pada
saat
pengeluaran
belanja
dipertanggungjawabkan dengan diterbitkannya SP2D.
4. Pengukuran
Pendapatan dari jasa layanan dan pendapatan lainnya dicatat sebesar nilai
wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima.
Pendapatan dari APBD dicatat sebesar nilai pengeluaran bruto belanja pada
SP2D.
Pendapatan hibah berupa barang dicatat sebesar jumlah kas yang diterima
pada saat perolehan.
Pendapatan hibah berupa uang dicatat sebesar jumlah kas yang diterima
oleh BLUD.
Pengukuran pendapatan diatas menggunakan azas bruto.
5. Pengungkapan.
Pendapatan disajikan secara tepisah pada laporan keuangan untuk setiap
jenis pendapatan.
Rincian Jenis Pendapatan diungkapkan pada Catatan Atas Laporan Keuangan.
Pasal 2
BIAYA
1. Pengertian
Biaya adalah penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam
bentuk arus keluar kas atau berkurangnya aset atau terjadinya kewajiban yang
mengakibatkan penurunan ekuitas bersih baik merupakan penurunan aktiva
(amortisasi) atau meningkatnya tanggung jawab (accrual/pembebanan/
pengakuan biaya ybs).
2. Klasifikasi Biaya
Biaya diklasifikasikan sebagai berikut:
Biaya Layanan
Merupakan seluruh biaya yang terkait langsung dengan pelayanan kepada
masyarakat, antara lain meliputi biaya pegawai, biaya bahan, biaya jasa
layanan, biaya pemeliharaan, biaya daya dan jasa, dan biaya langsung
lainnya yang berkaitan langsung dengan pelayanan.
Biaya Umum dan administrasi
Merupakan biaya-biaya yang diperlukan untuk administrasi dan biaya yang
bersifat umum dan tidak terkait secara langsung dengan kegiatan pelayanan.
Biaya ini antara lain meliputi biaya pegawai, biaya administrasi perkantoran,
biaya pemeliharaan, biaya langganan daya dan jasa, dan biaya promosi.
Biaya Lainnya
Merupakan biaya yang tidak dapat dikelompokkan kedalam biaya layanan
dan biaya umum dan administrasi. Biaya ini antara lain meliputi biaya bunga
dan biaya administrasi bank.
3. Pengakuan
Biaya diakui pada saat terjadinya penurunan manfaat ekonomi masa depan
yang berkaitan dengan penurunan asset atau peningkatan kewajiban dan dapat
diukur dengan andal.
4. Pengukuran
Jumlah kas yang dibayarkan jika seluruh pengeluaran tersebut dibayar pada
periode berjalan.
Jumlah biaya periode berjalan yang harus dibayar pada masa yang akan
datang.
Alokasi sistematis untuk periode berjalan atas biaya yang telah dikeluarkan.
5. Pengungkapan
Biaya disajikan pada laporan keuangan terpisah untuk setiap jenis biaya. Rincian
jenis biaya diungkapkan pada CaLK.
Pasal 3
AKTIVA
A. Pengertian Aktiva
Aktiva adalah sumber daya ekonomi yang dikuasi dan / atau dimiliki oleh BLUD/
Rumah Sakit sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat
ekonomi dan / atau sosial di masa depan diharapkan dapat yang diperoleh serta
dapat diukur dalam satuan uang.
Aktiva diklasifikasikan ke dalam aktiva lancar dan aktiva non lancar. Suatu
aktiva diklasifikasikan sebagai aktiva lancar, jika aktiva tersebut:
a. diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan dalam
jangka waktu 12 bulan; atau
b. dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan
diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal
neraca.
Aktiva lancar antara lain meliput kas dan setara kas, investasi jangka pendek,
piutang usaha, piutang lain-lain, persediaan, uang muka, biaya dibayar di muka.
Aktiva non lancar adalah aktiva yang digunakan secara langsung atau tidak
langsung dan tidak memenuhi kriteria aktiva lancar. Aktiva non lancar antara
lain meliputi investasi jangka panjang, aktiva tetap, dan aktiva lainnya.
B. Kas dan Setara Kas
1. Definisi.
Kas adalah uang tunai atau saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat
digunakan untuk membiayai kegiatan. Kas terdiri dari saldo kas (cash on
hand) dan rekening giro.
Kas terdiri dari :
a) Kas di Bendahara Penerimaan;
b) Kas di Bendahara Pengeluaran SKPD;
c) Kas di Bendahara Pengeluaran BLUD.
Setara Kas (cash equivalent) merupakan bagian dari aset lancar yang sangat
likuid, yang dapat dikonversi menjadi kas dalam jangka waktu 1 sd. 3 bulan
tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan, tidak termasuk
piutang dan persediaan.
Setara Kas terdiri dari :
a) Simpanan di bank dalam bentuk deposito kurang dari 3 (tiga) bulan;
b) Investasi jangka pendek lainnya yang sangat likuid atau kurang dari
(tiga) bulan.
2. Pengakuan
Kas dan setara kas diakui pada saat diterima BLUD.
3. Pengukuran Kas.
Kas diukur dan dicatat sebesar nilai nominal. Nilai nominal artinya disajikan
sebesar nilai rupiahnya. Apabila terdapat kas dalam bentuk valuta asing,
dikonversi menjadi rupiah menggunakan kurs tengah bank sentral pada
tanggal neraca.
4. Penyajian dan Pengungkapannya
Penyajian dan Pengungkapan (Presentation and Disclosure) Kas dan setara
kas merupakan akun yang paling likuid (lancar) dan lazim disajikan pada
urutan pertama unsur aset dalam neraca.
Hal-hal yang harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan
adalah:
a. Kebijakan yang diterapkan dalam menentukan komponen kas dan setara
kas.
2. Pengakuan
Aktiva tetap diakui asset jika:
a. Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan dan didasarkan pada
nilai satuan minimum kapitalisasi yaitu :
Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin yang nilainya sama
dengan atau lebih dari Rp. 300.000,- ( tiga ratus ribu rupiah ), dan
Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama dengan
atau lebih dari Rp. 10.000.000,- ( sepuluh juta rupiah ).
b. Biaya perolehan aktiva tetap dapat diukur secara andal.
c. Diperoleh atau dibangun dengan untuk digunakan.
3. Pengukuran :
a. Suatu benda berwujud yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai
suatu aset dan dikelompokkan sebagai aset tetap, diukur berdasarkan
biaya perolehan.
b. Apabila penilaian aset tetap dengan biaya perolehan tidak memungkinkan
maka nilai aset tetap tersebut didasarkan pada nilai wajar pada saat
perolehan.
c. Biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari harga belinya atau
konstruksinya, termasuk bea impor dan setiap biaya yang dapat
diatribusikan secara Iangsung dalam membawa aset tersebut ke kondisi
yang membuat aset tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang
dimaksudkan.
Berikut ini daftar jenis, masa manfaat dan nilai penyusutan aktiva tetap :
Jenis Aktiva tetap
Tanah
Bangunan
Peralatan dan Mesin:
- Peralatan Rumah Tangga
- Peralatan Ruang Dapur
- Peralatan Kedokteran (Medik)
- Kendaraan dan Alat Angkut
- Peralatan Laboratorium
- Corak Budaya
- Investaris Perpustakaan
Estimasi Masa
Manfaat/Umur
Persentase
Penyusutan
Tidak Terbatas
20 tahun
0%
5%
5 tahun
5 tahun
5 tahun
10 tahun
10 tahun
10 tahun
5 tahun
20
20
20
10
10
10
20
%
%
%
%
%
%
%
Pasal 4
KEWAJIBAN
A. Pengertian Kewajiban
Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran sumber daya ekonomi pemerintah.
Dalam konteks entitas rumah sakit, kewajiban muncul antara lain karena
pengunaan sumber pembiayaan pinjaman dari masyarakat, lembaga keuangan,
entitas pemerintah atau lembaga internasional. Kewajiban entitas rumah sakit
juga karena perikatan dengan pegawai yang bekerja pada pemerintah atau
dengan pemberi jasa lainnya.
Kewajiban dikelompokkan kedalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban
jangka panjang. Kewajiban jangka pendek merupakan kelompok kewajiban yang
diselesaikan dalam waktu kurang dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.
Kewajiban jangka panjang adalah kelompok yang penyelesaiannya dilakukan
setelah 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan.
B. Kewajiban Jangka Pendek.
1. Definisi
Kewajiban jangka pendek merupakan kewajiban yang diharapkan akan
dibayar/diselesaikan atau jatuh tempo dalam waktu 12 bulan setelah tanggal
neraca.
Jenis Kewajiban jangka pendek antara lain :
a) Utang usaha, yaitu kewajiban yang timbul karena kegiatan operasional
BLUD, misalnya utang biaya.
b) Utang pajak, yaitu kewajiban yang timbul kepada negara berupa
pembayaran pajak.
c) Biaya yang masih harus dibayar, yaitu biaya-biaya yang telah terjadi
tetapi belum dibayar sampai tanggal neraca, termasuk accrued interest.
2. Pengakuan.
a) Utang usaha diakui pada saat menerima jasa/hak atas barang/jasa, tetapi
belum membayar atas barang/jasa yang diterima.
b) Utang pajak diakui pada saat transaksi atau kejadian telah mewajibkan
untuk membayar pajak kepada Negara sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
c) Biaya yang masih harus dibayar diakui pada saat telah menerima manfaat
ekonomis dari pihak tetapi belum melakukan pembayaran atas manfaat
ekonomi yang telah diterima.
3. Pengukuran
a) Kewajiban jangka pendek dinilai sebesar nilai nominal kewajiban jangka
pendek
b) Kewajiban
jangka
pendek
berkurang
pada
saat
pembayaran/
penyelesaian.
4. Penyajian dan pengungkapan
Utang usaha, utang pajak, biaya yang masih harus dibayar, dan utang jangka
pendek lainnya diisajikan pada neraca dalam kelompok kewajiban jangka
pendek.
C. Kewajiban Jangka Panjang
1. Definisi
Kewajiban jangka panjang merupakan kewajiban yang diharapkan akan
dibayar/diselesaikan atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari 12 bulan
setelah tanggal neraca
1. Definisi
Ekuitas adalah jumlah kekayaan bersih yang merupakan selisih antara jumlah
keseluruhan asset dengan jumlah keseluruhan kewajiban atau hutang.
Ekuitas antara lain meliputi :
a) Ekuitas Awal merupakan akumulatif ekuitas (sumberdaya) yang diperoleh
sampai dengan tahun lalu.
b) Ekuitas Tahun Berjalan merupakan ekuitas ( sumberdaya ) yang diperoleh
pada tahun berjalan.
c) Surplus (Defisit ) Tahun Berjalan adalah selisih antara pendapatan dan
biaya pada tahun berjalan.
2. Pengakuan dan Pengukuran Ekuitas
Pengakuan dan Pengukuran ekuitas telah dijabarkan berkaitan dengan akun
investasi jangka panjang, asset tetap, pembiayaan dan pengakuan kewajiban.
3. Penyajian dan pengungkapan.
Ekuitas disajikan dalam Neraca sebesar saldonya.
Pasal 6
KOREKSI KESALAHAN
A. Pengertian Koreksi Kesalahan
Kesalahan adalah penyajian pos-pos yang secara signifikan tidak sesuai dengan
yang seharusnya yang mempengaruhi laporan keuangan periode berjalan atau
periode sebelumnya.
Koreksi adalah tindakan pembetulan akuntansi agar pos-pos yang tersaji dalam
laporan keuangan entitas menjadi sesuai dengan yang seharusnya.
B. Koreksi Kesalahan
1) Kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan pada satu atau beberapa
periode sebelumnya mungkin baru ditemukan pada periode berjalan.
Kesalahan mungkin timbul dari adanya keterlambatan penyampaian bukti
transaksi anggaran, kesalahan dalam penetapan standar dan kebijakan
akuntansi, kesalahan interpretasi fakta, kecurangan, atau kelalaian.
2) Dalam situasi tertentu, suatu kesalahan mempunyai pengaruh signifikan
bagi satu atau lebih laporan keuangan periode sebelumnya sehingga
laporan-laporan keuangan tersebut tidak dapat diandalkan lagi.
3) Kesalahan ditinjau dari sifat kejadiannya dikelompokan dalam 2 (dua)
jenis :
Kesalahan yang tidak berulang.
Kesalahan yang berulang dan sistemik.
4) Kesalahan yang tidak berulang adalah kesalahan yang diharapkan tidak
akan terjadi kembali, dikelompokan dalam 2(dua) jenis :
Kesalahan yang tidak berulang yang terjadi pada periode berjalan,
Kesalahan yang tidak berulang yang terjadi pada periode sebelumnya.
5) Kesalahan yang berulang dan sistemik adalah kesalahan yang disebabkan
oleh sifat alamiah (normal) dari jenis-jenis transaksi tertentu yang
diperkirakan akan terjadi berulang. ( contohnya adalah penerimaan
pajak ).
6) Terhadap setiap kesalahan harus dilakukan koreksi segera setelah
diketahui.
7) Koreksi kesalahan yang tidak berulang yang terjadi pada periode berjalan,
baik yang mempengaruhi posisi kas maupun yang tidak, dilakukan dengan
pembetulan pada akun yang bersangkutan dalam periode berjalan.
8) Koreksi kesalahan yang tidak berulang
yang terjadi pada periode
sebelumnya mempengaruhi posisi kas, apabila laporan keuangan periode
tersebut belum diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun
pendapatan atau akun belanja dari periode yang bersangkutan.
9) Kesalahan berulang dan sistemik paragraph 5 tidak memerlukan koreksi,
melainkan dicatat pada saat terjadi.
10)
Akibat kumulatif dari koreksi kesalahan yang berhubungan dengan
periode-periode yang lalu terhadap posisi kas dilaporkan dalam baris
tersendiri pada Laporan Arus Kas Tahun berjalan.
BASOEKI SOETARDJO
Pembina TK. I
NIP. 19581018 198603 1 009