Anda di halaman 1dari 18

STATEMENT OF AUTHORSHIP

Saya/kami yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampir
merupakan murni hasil dari pekerjaan saya/kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain
yang saya/kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.
Materi ini belum/tidak pernah dasajikan/digunakan sebagai bahan makalah/tugas pada
mataajaran lain kecuali saya/kami menyatakan dengan jelas bahwa saya/kami menyatakan
dengan jelas menggunakanya.
Saya/kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.

Nama

: Fadhlil M Fajarianto

Nama

: Muhammad Faisal Fakhri

NPM

: 1406645286

NPM

: 1406645752

Tanda Tangan :

Tanda Tangan :

Nama

: Farisan Wanaputra

Nama

NPM

: 1406645304

Tanda Tangan :
Nama

: Ibrahim Husein Lubis

: Muhammad Gunawan

H.M
NPM

: 1406645765

Tanda Tangan :
Nama

: Mikael Wil Iskandar S

NPM

: 1406645506

Tanda Tangan :

NPM

: 1406645696

Tanda Tangan :

Mata Kuliah

: Akuntansi Pemerintah

Judul Makalah

: Proses Penyusunan Anggaran Pemerintah Daerah

Tanggal

: Rabu, 14 September 2016

Dosen

: Drs. Enan Hasan Sjadili Ak., M.B.A.

(Dibuat oleh seluruh anggota kelompok)

DAFTAR ISI

STATEMENT OF AUTHORSHIP.............................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................3
1.1

Latar Belakang.............................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................4
2.1

Penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA) dan PPAS (Prioritas dan Plafon

Anggaran Sementara).............................................................................................................4
2.2

Penyusunan RKA-SKPD.............................................................................................4

2.3

Penyiapan Raperda APBD...........................................................................................7

2.4

Pembahasan Raperda APBD dan Penyusunan Raper KDH........................................8

2.5

Evaluasi Raperda APBD dan Raper KDH penjabaran APBD.....................................9

2.6

Penetapan Perda APBD dan Per KDH Penjabaran APBD........................................10

2.7

Pembatalan Perda APBD dan Per KDH Penjabaran APBD......................................11

2.8

Penyusunan rancangan peraturan Kepala Daerah APBD (DPRD tidak mengambil

keputusan bersama)..............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................17

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Pengelolaan keuangan daerah di era reformasi ini sudah mengalami berbagai

perubahan regulasi dari waktu ke waktu. Perubahan tersebut merupakan rakaian bagaimana
suatu Pemerintah Daerah dapat menciptakan good governance dan clean goverment dengan
melakukan tata kelola pemerintahan dengan baik. Keberhasilan dari suatu pembangunan di
daerah tidak terlepas dari aspek pengelolaan keuangan daerah yang di kelola dengan
manajemen yang baik pula. Proses Pengelolaaan keuangan daerah dimulai dengan
perencanaan/penyusunan anggaran pendapatan belanja daerah (APBD). APBD merupakan
rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh
pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan daerahProses penyusunan
APBD dimulai dengan penyusunan rencana anggaran Kebijakan Umum APBD (KUA) dan
dokumen Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS). Kedua dokumen tersebut
kemudian dibahas bersama DPRD untuk menghasilkan sebuah Nota Kesepakatan KUA dan
PPAS. Berdasarkan Nota Kesepakatan Tersebut, Kepala Daerah (KDH) menyampaikan Surat
Edaran yang berisi Pedoman Penyusunan RKA-SKPD yang kemudian ditindaklanjuti oleh
SKPD-SKPD dengan melakukan penyusunan RKA-SKPD.
PPD melakukan kompilasi RKA-SKPD menjadi Raperda APBD untuk dibahas dan
memperoleh persetujuan bersama dengan DPRD sebelum diajukan proses Evaluasi. Proses
penetapan Perda APBD baru dapat dilakukan jika Mendagri/Gubernur menyatakan bahwa
Perda APBD tidak bertentangan dengan kepentingan umum dan peraturan perundangan yang
lebih tinggi. Dalam kasus tertentu dimana DPRD tidak mengambil keputusan bersama, KDH
dapat menyusun Peraturan KDH tentang APBD. Secara umum, timeline dari penyusunan
APBD adalah sebagai berikut :

N
o
1
2
3
4
5
6

7
8

9
10

Uraian
Penyusunan RKPD
Penyampaian KUA dan PPAS oleh Ketua
TAPD kepada Kepala Daerah
Penyampaian KUA oleh Kepala Daerah
kepada DPRD
KUA dan PPAS disepakati oleh Kepala
Daerah dan DPRD
Surat Edaran Kepala perihal pedoman
RKA-SKPD Daerah
Penyusunan dan Pembahasan RKA-SKPD
dan RKA-PPKD serta Penyusunan
Rancangan APBD
Penyampaian Rancangan APBD kepada
DPRD
Pengambilalihan Persetujuan Bersama
DPRD dan Kepala Daerah

Waktu

Lama

Akhir Mei
Minggu 1 Bulan Juni

1 Minggu

Pertengahan Bulan Juni

6 Minggu

Akhir Bulan Juli

6 Minggu

Awal Bulan Agustus

1 Minggu

Awal Agustus sampai 7 Minggu


dengan akhir September

Minggu Pertama Bulan 2 Bulan


Oktober
Paling lama 1 bulan
sebelum tahun anggaran
bersangkutan
Hasil Evaluasi Rancangan APBD
15 Hari Kerja (bulan
Desember)
Penatapan Perda APBD dan Perkada Paling
Lambat Akhir
Penjabaran APBD sesuai dengan hasil Desember (31 Desember)
evaluasi

BAB II
PEMBAHASAN

2.1

Penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA) dan PPAS (Prioritas dan Plafon

Anggaran Sementara)
TAPD menyusun rancangan awal KUA. Rancangan Awal KUA tersebut memuat :

Pokok-pokok kebijakan yang memuat sinkronisasi kebijakan Pusat-Daerah


Prinsip dan kebijakan penyusunan APBD
Teknis penyusunan APBD
Hal-hal khusus lainnnya

TAPD menyerahkan rancangan awal KUA kepada SEKDA. SEKDA menyetujui


rancangan awal KUA dan menyerahkan rancangan KUA kepada KDH paling terlambat awal
Juni. DPRD membahas rancangan rancangan KUA bersama PEMDA untuk menghasilkan
KUA dan Nota kesepakatan KUA. KUA disepakati paling lambat minggu ke-1 Juli.
Berdasarkan KUA dan Nota Kesepakatan KUA, TAPD menyusun rancangan awal PPAS.
Tahapan PPAS :

Menentukan skala prioritas umum


Menentukan urutan program tiap urusan
Menyusun plafon anggaran sementara tiap program

TAPD menyampaikan rancangan awal PPAS kepada SEKDA. SEKDA menyetujui


rancangan awal PPAS menjadi Rancangan PPAS dan menyerahkan rancangan PPAS kepada
KDH. KDH mengotorisai rancangan PPAS dan menyerahkan kepada DPRD paling lambat
minggu ke-2 Juli. DPRD membahas rancangan PPAS bersama PEMDA untuk menghasilkan
PPA dan Nota Kesepakatan PPA. Kedua dokumen ini disepakati paling lambat akhir juli.
2.2

Penyusunan RKA-SKPD
Berdasarkan pasal 36 UU no 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah,

penyusunan RKA-SKPD dilakukan oleh Kepala SKPD. Penyusunan RKA-SPKD


menggunakan 3 (tiga) pendekatan, yaitu:

Pendekatan kerangka pengeluaran jangka menengah, dilakukan dengan membuat


perkiraan kebutuhan anggaran untuk program dan kegiatan yang direncanakan dalam

tahun anggaran berikutnya (Pasal 37).


Pendekatan penganggaran terpadu, dilakukan dengan cara mengintegrasikan seluruh
proses perencanaan dan penganggaran pendapatan, belanja dan pembiayaan di

lingkungan SKPD (Pasal 38).


Pendekatan prestasi kerja, dilakukan dengan perincian pendanaan terhadap suatu
program dan dikaitkan dengan hasil yang ingin diharapkan dari terlaksananya
program tersebut. Penilaian hasil diukur berdasarkan capaian kinerja, indikator
kinerja, analisis standar belanja, standar satuan harga dan standar pelayanan minimal
(Pasal 39).
Dalam proses penyusunan RKA-SKPD, dibutuhkan persyaratan-persyaratan seperti :

1
2
3
4
5

Dokumen Analisis Standar Belanja


Dokumen SPM (Standar Pelayanan Minimal)
Nota Kesepakatan KUA (Kebijakan Umum Anggaran)
Nota Kesepakatan PPA (Pejabat Pengguna Anggaran)
Standar Satuan Harga
Kelima dokumen diatas dipersiapkan sebagai dasar penyusunan rancangan awal

RKA-SKPD. Penyusunan rancangan awal SKPD dilakukan oleh Tim Anggaran Pemerintah
Daerah (TAPD). Rancangan awal mencakup :
1
2

PPA untuk tiap program SKPD dan rencana pendapatan dan pembiayaan
Sinkronisasi program dan kegiatan antar SKPD dengan kinerja SKPD sesuai dengan

SPM
Batas waktu penyampaian RKA-SKPD kepada PPKD (Pejabat Penatausahaan

4
5

Keuangan Daerah)
Hal-hal lain yang perlu mendapat perhatian SKPD
Lampiran-lampiran seperti :
a KUA
b PPA
c Kode Rekening APBD
d Format RKA-SKPD
e
f

Analisis Standar Belanja


Standar Satuan Harga

Rancangan awal RKA-SKPD tersebut kemudian diserahkan kepada SEKDA


(Sekretaris Daerah) untuk kemudian diberikan persetujuan. Apabila SEKDA menyetujui
maka akan diberikan kepada Kepala Daerah untuk diterbitkan Surat Edaran Kepala Daerah

(SE KDH) tentang pedoman penyusunan RKA-SKPD, yang dilakukan paling lambat awal
bulan Agustus tahun berjalan. Jika rancangan RKA-SKPD tidak disetujui maka akan
dikembalikan kepada TAPD untuk dilakukan koreksi atau revisi.
SE KDH Pedoman penyusunan anggaran kemudian dikoordinasikan oleh SEKDA
untuk disebarkan kepada SKPD. Dari pedoman ini SKPD mulai menyusun rincian anggaran
untuk tiap-tiap sektor, yaitu :
1
2
3

Rincian Anggaran Pendapatan, yang menghasilkan form RKA-SKPD 1


Rincian Anggaran Belanja Tidak Langsung, yang menghasilkan form RKA-SKPD 2.1
Rincian Anggaran Belanja Langsung, yang menghasilkan form RKA-SKPD 2.2.1
yang nantinya akan digabungkan dalam rekapitulasi Rincian Anggaran Belanja

4
5

Langsung untuk digabungkan ke form RKA-SKPD 2.2


Rincian Penerimaan Pembiayaan Daerah, yang menghasilkan form RKA-SKPD 3.1
Rincian Pengeluaran Pembiayaan Daerah, yang menghasilkan form RKA-SKPD 3.2
Semua dokumen diatas kemudian dikompilasikan menjadi dokumen RKA-SKPD.

Dokumen tersebut diberikan kepada PPKD untuk proses penyusunan Raperda (Rancangan
Peraturan Daerah) APBD.
2.3

Penyiapan Raperda APBD


1

RKA-SKPD yang telah disiapkan oleh masing-masing SKPD diserahkan kepada

PPKD untuk memulai penyusunan Raperda APBD.


PPKD menyerahkan RKA-SKPD kepada TAPD untuk dilakukan pembahasan.
Pembahasan dilakukan untuk menelaah kesesuaian antara RKA-SKPD dengan KUA,
PPA, prakiraan, dan dokumen perencanaan lainnya, serta capaian kinerja, indikator
kinerja, kelompok sasaran kegiatan, SAB, standar harga, SPM, serta sinkronisasi
program dan kegiatan antar SKPD.
Apabila hasil pembahasan RKA-SKPD terdapat ketidaksesuaian, SKPD harus

melakukan penyempurnaan.
TAPD menyerahkan RKA-SKPD yang telah sesuai kepada PPKD untuk dikompilasi

menjadi Raperda APBD.


Dengan data tambahan berupa Laporan Keuangan dan Daftar Pegawai, PPKD,
melakukan kompilasi atas RKA-SKPD menjadi Raperda APBD beserta lampiran dan
Nota Keuangan.
Lampiran APBD :
- Ringkasan APBD
- Ringkasan APBD (urusan dan organisasi)
- Rekapitulasi belanja
- Daftar jumlah pegawai, piutang daerah, dan investasi daerah

- Daftar perkiraan penambahan/pengurangan aset tetap dan aset lain-lain


- Daftar kegiatan dianggarkan kembali
- Daftar dana cadangan daerah dan pinjaman daerah
PPKD menyerahkan Raperda APBD beserta lampiran dan Nota Keuangan kepada

SEKDA.
SEKDA menyerahkan Raperda APBD beserta lampiran dan Nota Keungan kepada
KDH dengan sebelumnya melakukan sosialisasi kepada masyarakat.

2.4

Pembahasan Raperda APBD dan Penyusunan Raper KDH Penjabaran APBD


1

KDH menyusun Raperda APBD beserta lampiran dan Nota Keuangan (seperti

dijelaskan dalam proses A.4).


KDH menyerahkan Raperda APBD beserta lampiran dan Nota Keuangan kepada

DPRD paling lambat minggu pertama bulan Oktober.


DPRD bersama PEMDA membahas kesesuaian Raperda APBD beserta lampiran dan

Nota Keuangan dengan KUA dan PPAS.


Setelah dinyatakan sesuai DPRD dan KDH membuat Persetujuan Bersama Raperda
APBD selambat-lambatnya 1 bulan sebelum tahun anggaran bersangkutan
dilaksanakan. Jika lebih dari 1 bulan DPRD tidak mengambil keputusan maka proses

5
6

langsung dilanjutkan ke penyusunan Raper KDH APBD (A.9).


DPRD menyerahkan Persetujuan Bersama Raperda APBD kepada PPKD.
PPKD, berdasarkan Persetujuan Bersama Raperda APBD dan RKA-SKPD,
menyiapkan Raper KDH Penjabaran APBD. Lampiran Raper KDH Penjabaran
APBD: - Ringkasan penjabaran anggaran pendapatan daerah, belanja daerah, dan
pembiayaan daerah - Penjabaran KDH menurut urusan, organisasi, program, kegiatan,

kelompok, jenis, objek, rincian objek pendapatan, belanja, pembiayaan


PPKD menyerahkan Raper KDH Penjabaran APBD kepada KDH.

Gambar : Flowchart pembahasan Raperda APBD dan Penyusunan Raper KDH

2.5

Evaluasi Raperda APBD dan Raper KDH penjabaran APBD


1

KDH menyerahkan Raperda APBD beserta lampiran dan Raper KDH Penjabaran
APBD kepada Gubernur/Mendagri paling lambat 3 hari kerja setelah disetujui.
Penyampaian Raperda dan Raper KDH disertai:
-

Persetujuan bersama PEMDA DPRD terhadap Raperda APBD


KUA dan PPA yang disepakati KDH dan pimpinan DPRD
Risalah sidang jalannya pembahasan Raperda APBD
Nota Keuangan dan pidato kepala daerah perihal penyampaian pengantar nota

keuangan pada sidang DPRD


Gubernur/Mendagri mengevaluasi kesesuaian Raperda APBD beserta lampiran dan
Raper KDH Penjabaran APBD dengan Permendagri tentang Evaluasi Raperda. Jika
Raperda APBD tidak dapat diterima dalam proses evaluasi, Pemda & DPRD harus

melakukan penyempurnaan dalam jangka waktu 7 hari


Gubernur/Mendagri menyerahkan Raperda APBD beserta lampiran dan Raper KDH
Penjabaran yang sudah sesuai dengan Permendagri tentang Evaluasi Raperda kepada
KDH.

Gambar : Flowchart evaluasi Raperda APBD dan Raper KDH Penjabaran APBD

2.6

Penetapan Perda APBD dan Per KDH Penjabaran APBD


Untuk

menentukan

atau

menetapkan

perda APBD

dan

KDH

(Kepala

Daerah)/penjabaran APBD, KDH melakukan rapat peraturan daerah dan rapat peraturan
dimana hasilnya selambat-lambatnya tanggal 31 Desember.
Setelah itu KDH menyerahkan Perda APBD dan Per KDH penjabaran kepada
Gubernur/Mendagri selambat-lambatnya 7 hari setelah penetapan Per KDH (Penjabaran
APBD) dan Perda APBD

2.7

Pembatalan Perda APBD dan Per KDH Penjabaran APBD


Setelah tidak ada tanggapan dari kepala daerah tentang evaluasi Penjabaran APBD

dan

Raperda

APBD

beserta

Lampirannya

dari

Gubernur/Mendagri,

maka

Gubernur/Mendagri memutuskan untuk membatalkan APBD tersebut, maka yang di pakai


adalah Pagu (Alokasi Anggaran) tahun sebelumnya.
Setelah itu KDH menetapkan pelaksanaan pengeluaran atas pagu tahun sebelumnya
dan mengeluarkan perda pencabutan Perda APBD selambatnya-lambatnya 7 hari kerja
setelah pembatalan
2.8

Penyusunan dan Penetapan Raper KDH APBD (dalam hal DPRD tidak

mengambil Keputusan Bersama)


Dalam kasus tertentu dimana DPRD tidak mengambil keputusan bersama, Kepala
Daerah dapat menyusun Peraturan Kepala daerah tentang APBD.
Seperti diatur pada PP 58 tahun 2005 pasal 46 ayat (1 -5)
1. Apabila DPRD sampai batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (1)
tidak mengambil keputusan bersama dengan kepala daerah terhadap rancangan
peraturan daerah tentang APBD, kepala daerah melaksanakan pengeluaran setinggitingginya sebesar angka APBD tahun anggaran sebelumnya untuk membiayai
keperluan setiap bulan, yang disusun dalam rancangan peraturan kepala daerah
tentang APBD.
2. Pengeluaran setinggi-tingginya untuk keperluan setiap bulan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diprioritaskan untuk belanja yang bersifat mengikat dan belanja yang
bersifat wajib.
3. Rancangan peraturan kepala daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan setelah memperoleh pengesahan dari Menteri Dalam Negeri bagi
provinsi dan gubernur bagi kabupaten/kota.
4. Pengesahan terhadap rancangan peraturan kepala daerah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan selambatlambatnya 15 (lima belas) hari terhitung sejak diterimanya
rancangan dimaksud.
5. Apabila sampai batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (4) belum disahkan,
rancangan peraturan kepala daerah tentang APBD ditetapkan menjadi peraturan
kepala daerah tentang APBD
2.8.1

Penyusunan rancangan peraturan Kepala Daerah APBD (DPRD tidak

mengambil keputusan bersama) :

Uraian Penyusunan Rancangan peraturan Kepala Daerah APBD :

Penjelasan uraian Penyusunan Rancangan peraturan Kepala Daerah APBD :

1. Jika DPRD tidak mengambil keputusan bersama, SKPD kembali menyusun RKASKPD (Rencana Kerja - Satuan Kerja Perangkat Daerah)
2. SKPD menyerahkan RKA-SKPD kepada PPKD (Pejabat Pengelola Keuangan
daerah)
3. PPKD menyerahkan RKA-SKPD kepada TAPD (Tim Anggaran Pemerintah Daerah)
untuk dibahas
4. TAPD menyerahkan kembali RKA-SKPD yang telah dibahas kepada PPKD (Pejabat
Pengelola Keuangan daerah)
5. PPKD menyusun Rancangan peraturan daerah APBD beserta lampiran.
Lampiran APBD:
- Ringkasan APBD
- Ringkasan APBD (urusan dan organisasi)
- Rekapitulasi belanja
- Daftar jumlah pegawai, piutang daerah, dan investasi daerah
- Daftar perkiraan penambahan/ pengurangan aset tetap dan aset lain-lain
- Daftar kegiatan dianggarkan kembali
- Daftar dana cadangan daerah dan pinjaman daerah
6. PPKD(Pejabat Pengelola Keuangan daerah) menyerahkan Raperda APBD beserta
lampiran kepada Sekretaris Daerah (SEKDA)
7. SEKDA menyerahkan Raperda APBD beserta lampiran kepada Kepala Daerah
(KDH)

2.8.2

Penetapan Rancangan Peraturan Kepala Daerah APBD (dalam Hal DPRD

Tidak Mengambil Keputusan Bersama)


Setelah tahap penyusunan RAPER KDH APBD dalam Hal DPRD Tidak Mengambil
Keputusan Bersama, maka tahap selanjutnya adalah penetapan RAPER KDH APBD :

Uraian Penetapan RAPER KDH APBD (dalam Hal DPRD Tidak Mengambil
Keputusan Bersama) :
1. Kepala Daerah

menyerahkan

Raper

KDH

APBD

dan

lampiran

kepada

Gubernur/Mendagri, paling lambat 15 hari kerja sejak DPRD tidak menetapkan


Keputusan Bersama Kepala Daerah.
2. Gubernur/Mendagri mengesahkan Raper KDH APBD menjadi Peraturan Kepala
Daerah APBD. Pengesahan harus sudah dilakukan dalam 30 hari kerja.
Apabila pengesahan melewati batas waktu 30 hari kerja, maka Kepala Daerah
menetapkan Raper KDH APBD menjadi Peraturan KDH APBD (Keputusan Kepala
Daerah).
3. Gubernur/Mendagri

menyerahkan

Peraturan

Gubernur/Mendagri) kepada Kepala Daerah.

DAFTAR PUSTAKA

KDH

APBD

(Keputusan

http://bpkad.natunakab.go.id/index.php/2014-05-21-00-44-45/64-anggaran/87-pengelolaankeuangan-daerah-dan-apbd
http://keuda.kemendagri.go.id/baganalir
PP 58 tahun 2005
UU no 58 tahun 2005

Anda mungkin juga menyukai