Anda di halaman 1dari 5

Apa itu Aborsi?

Tempat yang paling berbahaya di dunia adalah dalam rahim.


~ Kardinal Sin, Filipina
Dunia dalam cengkeraman maut! Dunia tidak hanya telah diporakporandakan oleh peperangan politis, keberingasan kriminal ataupun
ketergantungan akan obat bius, tetapi juga datang dari jutaan ibu yang
mengakhiri hidup janinnya.
Aborsi telah menjadi penghancur kehidupan umat manusia terbesar
sepanjang sejarah dunia. Hasil riset Allan Guttmacher Institute (1989)
melaporkan bahwa setiap tahun sekitar 55 juta bayi digugurkan. Angka ini
memberikan bukti bahwa setiap hari 150.658 bayi dibunuh, atau setiap
menit 105 nyawa bayi direnggut sewaktu masih dalam kandungan.

Janin : Manusia dalam Rahim


Pengguguran kandungan alias aborsi (abortus, bahasa Latin) secara umum
dapat dipilah dalam dua kategori, yakni aborsi alami (abortus natural) dan
aborsi buatan (abortus provocatus), yang termasuk di dalamnya abortus
provocatus criminalis, yang merupakan tindak kejahatan dan dilarang di
Indonesia (diatur dalam pasal 15 ayat 2 Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 1992).
Aborsi tidak hanya dilakukan oleh para wanita berstatus istri yang
bermaksud menghentikan kelangsungan kandungannya, tetapi juga
banyak penyandang hamil pra-nikah melakukannya. Kecenderungan
melakukan aborsi ini tak lepas dari pandangan terhadap hakikat kapan
kehidupan anak manusia dimulai. Aborsi merupakan masalah yang
kompleks, mencakup nilai-nilai religius, etika, moral dan ilmiah serta
secara spesifik sebagai masalah biologi. Para pakar biologi telah lama

mempertentangkan kapan kehidupan manusia dimulai. Kini ilmu


pengetahuan modern telah sampai pada suatu kesimpulan bahwa
kehidupan manusia dimulai pada saat terjadinya pembuahan. Ini
merupakan fakta ilmiah, bukan pernyataan filosofis, dugaan spekulatif
ataupun sebuah teori. Fakta bahwa kehidupan manusia dimulai pada saat
terjadi pembuahan adalah kenyataan yang telah terbukti dan tak dapat
disangkal.
Pada bulan Oktober 1971, sebuah kelompok terdiri dari 220 dokter
terkemuka dan para guru besar menyampaikan laporan ilmiah amicus
curiae kepada Dewan Pengadilan Tinggi Amerika Serikat. Laporan tersebut
menunjukkan bahwa suatu siklus pembentukan pribadi manusia terjadi
saat pembuahan. Laporan ilmiah ini menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan
modern yang meliputi embriologi, fetologi, genetika, perinatologi dan
biologi telah membuktikan terbentuknya kepribadian dari seorang manusia
yang masih berada dalam kandungan.
Pernyataan ilmiah ini didukung oleh fakta, di mana sebuah janin saat
memasuki minggu ketujuh sudah menunjukkan bentuk dan bagian organ
tubuh dari manusia dewasa. Susunan otak janin telah menyerupai stuktur
otak manusia dewasa yang dapat mengirimkan rangsangan untuk
mengkoordinasi fungsi organ tubuh lainnya. Jantungnya mulai berdenyut
dengan kuat. Perutnya sudah dapat memproduksi cairan pencernaan.
Hatinya membuat sel-sel darah dan ginjalnya mulai berfungsi menyaring
asam urine dari darah janin. Otot-otot lengan dan tubuhnya juga sudah
dapat bergerak. Setelah minggu kedelapan sudah sepenuhnya menjadi
bayi.
Dunia medis telah berhasil pula mengembangkan teknologi kedokteran
modern yang mampu membuktikan bahwa kehidupan manusia dimulai
pada saat terjadi pembuahan. Teknologi ultrasound telah berhasil menjadi
peralatan medis yang mampu memotret keadaan dalam rahim. Teknologi ini
memungkinkan manusia benar-benar dapat melihat bayi dalam kandungan.
Ultrasound memberikan gambar yang jelas dan tepat, memungkinkan
untuk melihat bagaimana bayi menghela nafas, menggerak-gerakkan
tubuhnya, kencing dan segala sesuatu yang terjadi dalam kandungan. Kini
teknologi ultrasound yang lebih canggih, yakni transvaginal sonography
sudah mampu melihat jantung bayi yang berdenyut pada usia sekitar 3-3
minggu.
Pakar medis kini berhasil membuka mata dunia bahwa janin adalah
manusia yang hidup, dan bukan bagian dari tubuh seorang ibu. Secara
biologis di dalam kehamilan terdapat dua tubuh yang berbeda. Bukti
adanya dua tubuh yang berlainan dapat dilihat dari kenyataan yang
menunjukkan banyak wanita yang golongan darahnya berbeda dengan
golongan darah bayinya. Secara medis tidak mungkin suatu tubuh

mempunyai dua golongan darah yang sama sekali berbeda. Demikian pula
seorang ibu dapat mengandung seorang anak laki- laki. Suatu kenyataan
ilmiah bahwa makhluk kecil dalam rahim ibu memiliki sidik jari, tangan,
kaki, kulit, mata, telinga dan alat kelamin yang bukan milik ibunya. Ia
memiliki sendiri paru-paru, ginjal, darah, jantung dan sirkulasi yang bukan
milik ibunya. Ia memiliki sendiri mulut, perut dan pencernaan yang bukan
milik ibunya. Fakta ini menjelaskan bahwa janin bukan bagian dari tubuh
ibunya. Janin adalah manusia dalam rahim.

Aborsi : Pembunuhan yang Biadab


Aborsi sering ditempuh dengan berbagai macam cara, mulai dari ramuan
jamu, mantra, pemijatan dukun beranak hingga jasa dokter kandungan
tertentu yang berkedok klinik keluarga berencana dengan teknologi
canggih. Semuanya membersitkan kebiadaban, kengerian dan kesakitan
yang tak terkira.
Aku berteriak keras-keras, sebab sakitnya tak terkira. Ingin rasanya
meronta, tapi seluruh persendianku lemas, demikian pengakuan seorang
gadis belia yang pernah datang kepada seorang dukun untuk melakukan
aborsi. Gadis ini diberi ramuan jamu yang amat pahit, setelah itu sekitar
lima menit sang dukun menginjak-injak perutnya, kemudian mengurut-urut
perut itu. Lalu, aku merasakan ada cairan dingin mengalir di sela-sela
paha. Aku tak sempat melihat dukun itu membersihkan gumpalan darah
yang berserak di antara paha.
Dr. Bernard Nathanson yang dikenal sebagai Raja Aborsi telah memimpin
lebih dari 60.000 pengguguran kandungan. Kini, secara radikal dia
menentang aborsi. Teknologi medis modern telah mengubah pendiriannya
yang pro-aborsi, untuk menerima kenyataan bahwa janin benar-benar
manusia yang hidup, bukan sekedar gumpalan daging dan darah dalam
kandungan ibu. Diduga, salah satu penyebab toleransi terhadap aborsi
adalah karena kita tidak dapat melihat penderitaan mahkluk kecil di dalam
rahim ibu. Apa yang sebenamya terjadi selama aborsi?
Film The Silent Scream di Amerika Serikat begitu kontroversial dan
membangkitkan emosi banyak orang. Film ini menggunakan teknologi
sonography yang canggih, sehingga dapat merekam secara jelas terjadinya
aborsi dalam rahim. Dalam film ini dipertunjukkan akibat-akibat dari aborsi
yang diderita janin perempuan berusia 11 minggu. Ddalam rahim, janin itu
meronta-ronta sekuat tenaga untuk menahan alat penghisap yang
mencabut kepalanya. Selang beberapa waktu kemudian, janin perempuan
itu mati terpotong-potong dan kepalanya hancur, kemudian bagian-bagian
tubuhnya terhisap keluar. Tak seorang pun yang menyaksikan film ini akan
menyatakan lagi bahwa janin yang digugurkan tidak sakit. Janin itu
mengalami penderitaan yang sangat luar biasa. Aborsi semacam ini dikenal

sebagai curet sedot (suction curettage). Kekuatan alat penghisap itu


mencabik-cabik dan melibas tubuh janin itu sampai hancur, hingga
akhirnya hanya tinggal kepala yang sangat kecil.
Dalam beberapa kasus aborsi, kepala bayi kadang terlalu besar untuk
dapat melewati pipa penghisap, karenanya orang yang membantu aborsi
akan memasukkan tang ke dalam rahim. Dengan menggunakan tang,
kepala bayi dalam rahim yang masih mengambang dapat dicengkeram dan
kemudian dihancurkan menjadi potongan kecil agar dapat melewati tabung
penghisap. Dr. Bernard Nathanson mengungkapkan, Bayi itu dengan
mudah dapat dihancurkan dan dikeluarkan melalui mesin penghisap
bagaikan onggokan daging cincang. Ketika tabung penghisap berputar
dalam rahim, selaput cairan di sekeliling janin dengan cepat terhisap habis
dan makhluk kecil itu akan segera tercabik-cabik. Akhirnya, ari-ari yang
berhubungan dengan dinding rahim pun terlepas.
Dokter yang pernah membantu aborsi tidak akan tahan menyaksikan film
itu sampai akhir. Setelah penayangan film tersebut, banyak dokter yang
tidak bersedia lagi membantu aborsi, meskipun telah melakukannya beribu
kali sebelumnya. Aborsi merupakan pembunuhan yang biadab.
John T. Noonan, Jr, seorang guru besar Fakultas Hukum di Universitas
California memaparkan bagaimana aborsi telah menyakiti anak yang belum
lahir. Apakah semuanya ini menyakitkan? Bagaikan menggunakan sebilah
pisau tajam untuk menyayat kulit dan urat daging, pemakaian alat penyedot
mendatangkan rasa sakit luar biasa yang benar-benar mematikan pada
sang bayi. Proses penghancuran ini memakan waktu sekitar 10 menit.
Demikian pula pemakaian larutan garam hipertonik (Hypertonic Saline
Solution) dalam aborsi juga mendatangkan rasa sakit teramat hebat.
Larutan ini mulai bekerja menyayat tubuh bayi sekitar dua jam hingga
jantung janin benar-benar berhenti.
Cara apa pun yang digunakan, anak yang belum lahir tersebut telah
mengalami penganiayaan teramat keji sebelum kehidupan mereka berakhir.
Mereka telah mengalami kesakitan yang mematikan. Namun semua rasa
sakit dan penderitaan mahluk kecil ini tak dapat dilihat langsung dengan
mata telanjang, karenanya tidaklah mengherankan kebiadaban aborsi
masih terus berlanjut. Anak-anak tersebut dibunuh dengan cara yang
teramat kejam. Masalahnya bukan terletak pada penderitaan mereka.
Masalah utama yang sebenarnya, anak-anak tersebut direnggut nyawanya
pada saat mereka baru memulai kehidupannya.
Aborsi tidak hanya menimbulkan penderitaan dan kematian janin dalam
rahim. Aborsi juga mengancam keselamatan hidup wanita yang
menggugurkan kandungannya. Sejarah menunjukkan bahwa para wanita
yang pernah melakukan aborsi kini mengalami gangguan psikologis,

mental rohani dan risiko jasmani. Depresi, gangguan kejiwaan dan


kematian sang ibu tak jarang menjadi akhir sebuah upaya aborsi. Aborsi
juga menimbulkan sejumlah cacat tubuh seperti pendarahan, sobeknya
leher rahim, perforasi pada kandungan, usus maupun kandung kemih.
Aborsi adakalanya mendatangkan penyakit-penyakit yang tak terduga
sebelumnya, seperti anemia, radang selaput perut, radang urat darah
ataupun radang panggul yang berkaitan dengan terjadinya kemandulan.
Begitu banyak wanita yang pernah mengalami masalah serius tersebut, kini
berada dalam penyesalan dan rasa berdosa yang tak dapat dimaafkannya
sendiri. Semua kenyataan tersebut tak pernah terbayangkan sebelumnya.
Aborsi telah menghancurkan kehidupan masa depan sejumlah wanita. Para
wanita malang ini membutuhkan pertolongan, pertobatan dan keselamatan.
Sumber Acuan :
1. John Ankerberg - John Weldon, 1995; The Facts On Abortion: Answers from Science and
the Bible about When Life Begins; Harvest House Publishers, Eugene, Oregon.
2. Sheila Kitzinger, 1994; Being Born; Dorling Kindersley, London.
3. Matra No. 112 November 1995

Anda mungkin juga menyukai