Anda di halaman 1dari 1

Apa tanggungjawab manusia terhadap lingkungan?

Pertanyaan tentang bagaimana seharusnya seorang Kristen berkepentingan dengan lingkungan telah
populer pada tahun-tahun terakhir ini. Agar kita mengerti tanggung jawab kita terhadap lingkungan,
kita perlu memahami hubungan mula-mula antara manusia dengan alam. Kejadian 1:26-28
menyatakan bahwa Allah menjadikan manusia ( laki-laki dan perempuan ) menurut gambar dan rupa
Allah dan memberi mereka kuasa atas seluruh bumi, termasuk semua binatang yang telah diciptakan
Allah. Allah juga meminta keturunan manusia untuk memelihara seluruh bumi ( Kejadian 1 : 28 ),
dan bahkan setelah kutukan atas manusia, Allah tidak pernah melepaskan mereka dari tanggung
jawab ini, kita harus memelihara dunia yang Tuhan berikan kepada kita.
Kendati Firman Allah secara umum tidak bertentangan dengan pandangan kelompok ekologi bahwa
manusia bertanggung jawab atas lingkungan, orang Kristen boleh tidak setuju dengan pandangan
mereka tentang kenapa lingkungan itu penting dan bagaimana memeliharanya. Misalnya, banyak
orang dalam kelompok pergerakan ekologi berkata bahwa membersihkan lingkungan itu penting
karena masa depan manusia berada dalam bahaya. Untuk mendukung pendapatnya, mereka
menunjuk pada isu-isu seperti ozon yang semakin berkurang dan pemanasan global (kecurigaan yang
berlebihan menurut banyak orang). Akan tetapi, dalam Alkitab jelas bahwa keberadaan manusia tidak
dalam bahaya. Allah mengendalikan nasib kita. Dia telah merencanakan masa depan manusia.
Alkitab berkata bahwa bumi pada suatu waktu akan dipulihkan oleh Kristus (Roma 8:21) dan pada
akhirnya akan dimusnahkan oleh Allah dengan api dan menggantinya dengan bumi yang baru (2
Petrus 3:10). Alkitab dengan sangat jelas menyatakan fakta bahwa pemulihan bumi dan
penghancurannya kelak adalah pekerjaan Allah dan tidak ada kaitannya dengan usaha manusia
"mengutak-atik" lingkungan.
Alasan lain kenapa banyak orang mendukung isu ekologi adalah karena mereka kelihatannya
memandang alam sebagai suatu bentuk Allah; kepedulian mereka terhadap planet ini adalah untuk
suatu pemujaan. Keseluruhan agama "usia baru" menitikberatkan pada ekologi dan "kesatuan"
dengan alam. Lagi-lagi Alkitab secara jelas mengajarkan bahwa itu bukan alasan yang sah untuk
peduli kepada dunia kita. Yesaya 45:5 berkata, "Akulah Tuhan dan tidak ada yang lain, kecuali Aku
tidak ada Allah". Dari sini kita tahu bahwa hanya ada satu Allah. Kita tahu bahwa Allah adalah
pencipta, bukan yang diciptakan (Kolose 1:16-17). Memuja alam sama dengan membuatnya sebagai
idola. Peduli terhadap lingkungan seperti diperintahkan Allah, merupakan kepatuhan kepadaNya.
Barangkali satu alasan kenapa kita diperintahkan untuk peduli terhadap bumi ialah sebagai gambaran
dari tanggung jawab dan pelayanan (stewardship). Allah menempatkan manusia di bumi sebagai
mahkota dari ciptaanNya. Kita harus menunjukkan kepedulian, perasaan iba dan tanggung jawab atas
ciptaan Allah. Dengan cara ini, kita dapat lebih menghargai hubungan khusus Allah dengan manusia,
makhluk yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Sebagai orang percaya, kita akan
menunjukkan pelayanan yang baik dengan menerima tanggungjawab yang telah diberikan sejak
semula. Pengamatan lebih lanjut harus dibuat tentang kepedulian kita atas ciptaan. Manusia harus
belajar bahwa tanggungjawabnya terhadap bumi tidak sepenting kepedulian terhadap sesama
manusia. Pelajaran ini digambarkan dalam Yunus 4:9-11. Disini, Allah mengingatkan Yunus bahwa
dia tidak punya hak untuk lebih memperhatikan tanaman dan pohon dan ternak dari pada 120.000
manusia yang hidup di Niniwe.
Sekarang, lebih dari yang lalu-lalu, manusia perlu mendapatkan perspektif Allah tentang hal-hal yang
paling penting kita perhatikan. Lingkungan itu penting, tapi Allah lebih peduli dengan jiwa-jiwa
manusia.
Diterjemahkan oleh: Darwin Marpaung
Penulis: Mark Van Bebber of Eden Communications

Anda mungkin juga menyukai