Anda di halaman 1dari 17

Mata Kuliah

Dosen Pengampuh

Kimia Industri

Neneng Purnamawati, ST, M.Eng


TUGAS

Nama kelompok 8:
Anre M Junaidi (11552104832)
Maasyiral Esat (11552102652)
Sri utami
(11552200424)
Syawal Akafitra (11552102449)
1C TEKNIK INDUSTRI
Program Studi Teknik Industri
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
2015
A. Proses Kimia
1. Nitrasi
a. Pengertian Nitrasi

Nitrasi adalah sebagai reaksi terbentuknya senyawa nitro atau


masuknya gugus nitro pada suatu seyawa. Biasanya dilakukan dengan
campuran asam sulfat dan asam nitrat.
b. Contoh Reaksi
-C-NO2
: disebut senyawa nitro
Contoh : paraffin + HNO3

-O-NO2

: disebut senyawa nitrat

Contoh : gliserol + 3HNO3

-N-NO2

Nitroparafin + H2O

gliseril trinitrat + 3H2O

: disebut senyawa nitriamin

Contoh : guanidine + HNO3

nitroguanidine + H2O

2. Aminasi
a. Pengertian Aminasi
Aminasi adalah suatu senyawa yang mengandung gugus amino. Gugus amino
mengandung nitrongen yang terikat pada satu sampai tiga atom karbon (tetapi bukan
gugus karbonil) dan sejumlah atom hidrogen. Apabila salah satu karbon yang terikat pada
atom nitorgen adalah karbon karbonil, senyawanya adalah amida, bukan amina.
b. Contoh Aminasi
Contohnya, sebagai pewarna Direct Brown,metal orange, sunset yellow dan ponceau.
3. Halogen
a. Pengertian Halogen
Halogen adalah suatu unsur yang sangat reaktif dan dapat bereaksi dengan semua jenis
unsur temasuk gas mulia. Unsur halogen unsur-unsur yang terdapat pada golongan VII A
pada tabel unsur periodik. Yang termasuk dalam kelompok unsur halogen antaralain yaitu
: fluor (F), klor (cl), brom (Br), iodium (I), dan astain (At). Halogen menandakan unsurunsur yang menghasilkan garam jika bereaksi dengan logam.
b. Contoh Reaksi.
Hidrogen halida
H2(g) + X 2(g)

2HX(g)

Halogen dengan non logam

2Na(s) + Cl2(g)

Halogen dengan air

2NaCl(s)

CL2 + H2O

HOCL + HCl

4. Sulfonasi
a. Pengertian Sulfonasi
Sulfonasi merupakan reaksi kimia yang melibatkan penggabungan
gugus asam sulfonat, -SO3H, kedalam suatu molekul ataupun ion. Pada
saaat penambahan aniline kedalam asam sulfat terjadi reaksi sulfonasi
yaitu suatu reaksi subtitusi yang mensubstitusikan atom hydrogen
dengan gugus asam sulfonat atau SO3H pada organic melalui ikatan
kimia pada atom karbonnya.
b. Contoh Rekasi.
C6H5(NH2) + H2SO4
C6H4(NH2) SO3H
5. Alkilasi
a. Pengertian Alkilasi
Alkilasi merupakan penambahan jumlah atom dalam molekul menjadi molekul yang
lebih panjang dan bercabang. Dalam proses ini menggunakan katalis asam kuat seperti
H2SO4, HCl, AlCl3 (suatu asam kuat Lewis).
b. Contoh Reaksi.
R-CH2-CHRR

RH+CH2=CR

B. Operasi Kimia
1. Filtrasi
Filtrasi adalah pemisahan bahan secara mekanis berdasarkan ukuran
partikelnya yang berbeda-beda. Filtrasi diterapkan untuk memisahkan
bahan padat dari cairan atau gas, misalnya untuk mendapatkan suatu
fraksi padat yang diinginkan atau untuk membuang fraksi padat yang
tidak dikehendaki.
a. Proses Kerja Filtrasi
1) Penyaring kue memisahkan padatan dengan jumlah relatif besar sebagai suatu kue
kristal atau lumpur. Seringkali penyaring ini dilengkapi peralatan untuk membersihkan
kue dan untuk membersihkan cairan dari padatan sebelum dibuang.
2) Penyaring penjernihan membersihkan sejumlah kecil padatan dari suatu gas atau
percikan cairan jernih semisal minuman. Partikel padat terperangkap di dalam medium
penyaring atau di atas permukaan luarnya.
3) Penyaring penjernihan berbeda dengan saringan biasa, yaitu memiliki diameter pori
medium penyaring lebih besar dari partikel yang akan disingkirkan. Di dalam
penyaring aliran silang, umpan suspensi mengalir dengan tekanan tertentu di atas
medium penyaring. Lapisan tipis dari padatan dapat terbentuk di atas medium
permukaan, tetapi kecepatan cairan yang tinggi mencegah terbentuknya lapisan.
b. Alat Filtrasi
1) Filter Pasir

Prinsip kerja : Cairan yang akan disaring mengalir dari atas ke bawah menembus
lapisan pasir karena gaya filtrasi. Partikel padat yang akan dipisahkan tertahan

dalam pasir.
Fungsi : Filter pasir digunakan untuk filtrasi jernih (clarifying filtration) terutama
untuk penanganan awal air minum atau untuk pembuatan air keperluan pabrik.

2) Filter Kelongsong

Filter ini berupa silinder berongga yang terbuat dari bahan berpori. Silinder ini dapat
secara tunggal dipasang di dalam saluran pipa , atau beberapa buah secara bersamaan
di dalam bejana yang tahan tekanan.

3) Filter Spiral

Filter spiral dapat dibuat sebagai alat yang terpasang tetap atau yang dapat dipindahpindah, tanpa atau dengan mantel ganda untuk pemanasan. Filter ini digunakan untuk
filtrasi jernih pada cairan dengan kandungan bahan padat yang rendah.
4) Filter Pelat

Filter pelat di satu pihak digunakan untuk filtrasi jernih dan di lain pihak untuk filtrasi
bahan tersisa (residu filtration).
5) Filter Hisap

Jenis konstruksi yang paling sederhana dari sebuah filter hisap adalah tangki segi
empat atau bundar yang terbuka dengan media filter dipasang mendatar di dalamnya.
6) Pres Filter

Pres filter terdiri atas elemen-elemen filter (hingga mencapai 100 buah) yang berdiri
tegak atau terletak mendatar, disusun secara berdampingan atau satu di atas yang lain.

7) Filter Putar

Filter putar terdiri atas sebuah tromol ayak yang berputar lambat dan terbagi dalam
sel-sel. Kain filter direntangkan pada permukaan tromol dan bagian bawah tromol
tercelup di dalam bak berisi suspensi yang harus dipisahkan. Putaran dikontrol oleh
bagian pengendali yang tidak bergerak di pusat. Dalam satu kali putaran, pada setiap
sel berlangsung berturut-turut:
-

penghisapan suspensi dan pembentukan kue filter


pencucian kue filter
penghilangan kelembaban dari kue filter
pelepasan dan penyapuan bersih kue filter
pembilasan kue filter

Kain filter direntangkan pada permukaan tromol dan bagian bawah tromol tercelup di
dalam bak berisi suspensi yang harus dipisahkan. Putaran dikontrol oleh bagian
pengendali yang tidak bergerak di pusat. Dalam satu kali putaran, pada setiap sel
berlangsung berturut-turut:
-

penghisapan suspensi dan pembentukan kue filter


pencucian kue filter
penghilangan kelembaban dari kue filter
pelepasan dan penyapuan bersih kue filter
pembilasan kue filter

8) Sentrifugasi Filtrasi

Alat-alat sentrifugasi filtrasi yang paling sederhana dan bekerja secara tidak kontinu,
terdiri atas sebuah keranjang ayak yang berputar cepat di dalam sebuah rumah.
Keranjang tersebut dapat terpasang vertikal (alat sentrifugasi ayun) atau horizontal
(alat sentrifugasi kupas) dan sisi dalamnya dilapis dengan media filter. Keranjang
dapat digerakkan dengan listrik atau secara hidraulik, secara langsung atau melalui
sebuah kopling penggerak awal.
2. Sedimentasi
a. Proses Kerja
Proses terjadinya batuan sedimen dapat dijabarkan sebagai berikut:
1) Secara mekanik
Batuan sedimen mekanik diendapkan secara mekanik tanpa
mengubah susunan kimianya
Contoh: batu pasir
2) Secara Kimiawi
Batuan sedimen kimiawi di endapkan secara kimiawi dan merubah
susunan kimia batuan
Contoh : batu kapur
3) Secara Organik
Batuan sedimen organic diendapkan melalui kegiatan organism laut
Contoh : batu karang
b. Alat Sedimentasi

Alat sedimentasi terdiri atas dua jenis, yaitu:


1. Bak pengendap segi empat (rectangular) : digunakan untuk laju alir air yang besar,
karena pengendaliannya dapat dilakukan dengan mudah, umumnya mempunyai lebar
1,5 hingga 6 meter, panjang bak sampai 76 meter, dan kedalaman lebih dari 1,8 meter.
2. Bak pengendap jenis lingkaran (circular) : memiliki mekanisme pemisahan lumpur
yang sederhana, umumnya berdiameter 10,7 hingga 45,7 meter dan kedalaman 3
hingga 4,3 meter.
3. Floatasi
a. Cara kerja Flotasi
Pemisahan mineral dengan cara pengapungan, mengapungkan mineral tertentu dari
mineral lainnya dengan gelembung udara kepermukaan air. Prinsip pemisahannya adalah
dengan memanfaatkan perbedaan sifat permukaan mineral terhadap air yaitu sifat
Hydrophobicity sifat ini merupakan sifat kima-fisika permukaan. Mekanisme pemisahan
mineral dalam sel flotasi dengan cara mengapungkan mineral hydrophobic ke permukaan
air, sedangkan mineral hydrophilic tetap dalam fasa air. Gelembung udara pada proses
flotasi dapat terbentuk akibar adanya pemutaran impeller.
b. Alat Floatasi
Alat kerja adalah mesin flotasi atau flotation machine berfungsi sebagai perangkat untuk
pemisahan logam non ferrous dengan logam ferrous.
4. Elutriasi
a. Proses Kerja Elutriasi
Cara kerjanya adalah salah satu metode pemisahan berdasarkan perbedaan kecepatan
terminalnya. Pemisahan dengan cara elutriasi ini sering digunakan dalam pemisahan
campuran padatan. Elutriasi merupakan proses pemisahan dimana suatu campuran bahan
padat berdasarkan perbedaan kecepatan terminalnya dengan bantuan fluida yang
dialirkan secara kontinyu ke atas dengan kecepatan terminal tertentu (Brown, 1950).
Sehingga zat impuritis dalam kaolin dapat terpisahkan dan didapat konsentrasi alumina
yang lebih besar.
5. Distilasi
a. Proses Kerja
Proses didtilasi diawali dengan pemanasan, sehingga zat yang memiliki titik didih lebih
rendah akan menguap. Uap tersebut bergerak menuju kondenser yaitu pendingin , proses
pendinginan terjadi karna kita mengalirkan air kedalam dinding (bagian luar condenser),
sehinggap uap yang dihasilkan akan kembali cair. Proses ini berjalan terus menerus dan

akhurnya kita dapat memisahkan seluruh senyawa-senyawa yang ada dakam campuran
b.

hamogen tersebut.
Alat-alat Distilasi
Jenis-jenis alat destilasi yang digunakan:
1. Destilasi molekuler
2. Destilasi uap
3. Destilasi refluks

6. Absorspsi
a. Proses Kerja
Menurut prosesnya Absorbsi dibagi dua yaitu:
1) Absorbsi fisik yaitu proses yang melibatkan peristiwa pelarutan gas dalam larutan
penyerap, namun tidak disertai denga reaksi kimia.
Contoh: Absorpsi gas H2S dega air, methanol , porpilen karbonase.
2) Absorpsi kimia merupakan suatu proses yang melibatkan peristiwa pelarutan gas dalam
penyerap yang disertai denga reaksi kimia.
Contoh: Absorpsi gas CO2 denga larutan MEA, NaOH, K2CO3 dan sebagainya.
Alat : Tranferin dan ferritin.
7. Adsorpsi
a. Proses Kerja
1. Adsorpsi Fisika (Physisorption)
Terjadi karena gaya Van der Walls dimana ketika gaya tarik molekul
antara larutan dan permukaan media lebih besar daripada gaya tarik
substansi terlarut dan larutan, maka substansi terlarut akan diadsorpsi
oleh permukaan media.Physisorption ini memiliki gaya tarik Van der
Walls yang kekuatannya relatif kecil.
Contoh:
Adsorpsi oleh karbon aktif. Aktivasi karbon aktif pada temperatur yang
tinggi akan menghasilkan struktur berpori dan luas permukaan

adsorpsi yang besar. Semakin besar luas permukaan, maka semakin


banyak substansi terlarut yang melekat pada permukaan media
adsorpsi.
2. Chemisorption (adsorpsi kimia)
Chemisorption terjadi ketika terbentuknya

ikatan

kimia

antara

substansi terlarut dalam larutan dengan molekul dalam media.


Contoh : Ion exchange
Adsorbat adalah substansi yang akan disisihkan.
Adsorben

adalah

padatan

dimana

di

permukaannya

terjadi

pengumpulan substansi yang disisihkan.


8. Leaching
a. Prinsip Kerja
Operasi leaching bisa dilakukan dengan sistem batch, semibatch
ataupun continue. Operasi ini biasanya dilakukan pada suhu tinggi untuk
meningkatkan kelarutan solut di dalam pelarut. Untuk meningkatkan
performance, sistem aliran dapat dibuat secara co-current ataupun
counter current.
Setelah operasi leaching selesai, pemisahan fasa padat dari fasa cair
dapat dilakukan dengan operasi seddimentasi, filtrasi atau sentrifugasi.
Pemisahan sempurna hampir tidak mungkin dilakukan karena adanya
kesetimbangan fasa, di samping secara mekanis sangat sulit untuk
mencapainya. Oleh karena itu akan selalu adda bagian yang basah atau
air yang terperangkap di dalam padatan.
Perhitungan dalam operasi ini melibatkan 3 komponen, yaitu padatan,
pelarut dan solut. Asupan umumnya berupa padatan yang terdiri dari
bahan pembawa tak larut dan senyawa dapat larut. senyawa dapat larut

inilah yang biasanya merupakan bahan atau mengandung bahan yang


diinginkan.
Bahan yang diinginkan akan larut sampai titik tertentu dan keluar dari
ekstraktor pada aliran atas, sementara padatan keluar pada aliran
bawah. Sebagaimana disebutkan di atas, aliran bawah biasanya basah
karena

campuran

pelarut/solut

masih

terbawa

juga.

Bagian

atau

persentase solut yang dapat dipisahkan dari padatan basah/kering


disebut sebagai rendemen.

Perlakuan Awal
Sebelum operasi leaching dikerjakan, ada beberapa hal yang harus
dilakukan terhadap padatan agar memperoleh rendemen yang tinggi.
Perlakuan awal terhadap padatan ini sangat tergantung pada jenis
padatannya.
Bahan organik dan anorganik akan bergantung pada kontak pelarut
dengan

solut,

sehingga

perlu

perlakuan

awal

untuk

memperluas

permukaan kontak. Umumnya hal yang dilakukan adalah memperkecil


ukuran padatan (grinding). Grinding ini bisa dilakukan pada batuan atau
tanah.
Sedangkan untuk bahan yang berasal dari sel hidup seperti tanaman
ataupun dari hewan, perlakuan awalnya tidaklah ssama. Hal ini
disebabkan bahan yang diinginkan berada di dalam sel dan akan sangat
sulit dan memakan waktu untuk memecah bagian tumbuhan dan hewan
sampai ke ukuran sel. Oleh sebab itu untuk kasus seperti ini perlakuan
wal yang biasa dikerjakan cukup dengan membelah hingga pelarut
mudah mendorong solut dan dinding sel menahan albumin dan koloid
lain yang tidak diinginkan. Untuk bahan nabati, perlakuan awalnya

adalah dengan mengeringkan dedaunan atau bagian tumbuhan lain yang


akan digunakan. Proses pengeringan dapat menghancurkan dinding sel
sehingga selanjutnya minyak nabati dapat terkases oleh pelarut.
Perhitungan Desain
Untuk membuat suatu model dari sistem leaching maka terlebih
dahulu harus dibuat beberapa asumsi agar sistem menjadi ideal.
Kelarutan suatu bahan memiliki batas atas yang membatasi seberapa
banyak pelarut dapat melarutkannya. Idealnya bahan pembawa bersifat
inert jadi tidak akan terbawa pada aliran atas. Ini adalah asumsi yang
cukup aman, walaupun pada kenyatannya harus dipertimbangkan
adanya ikutan flek padatan dalam jumlah relatif kecil pada aliran atas
dari tahap pertama. Tahap pencampuran antara padatan dan pelarut
adalah tahap yang kritis. Umumnya dibuat asusmsi pencampuran
sempurna

sebagaimana

halnya

dalam

mengasumsikan

tahap

kesetimbangan.
Dengan asumsi-asumsi tersebut berarti seluruh cairan dalam suatu
tahap memiliki komposisi yang sama, demikian juga dengan komposisi
aliran atas dan cairan yang terbawa ke aliran bawah adalah sama persis.
Inilah

yang

disebut

sebagai

larutan

seragam.

Asumsi

ini

akan

menyebabkan kurva kesetimbangan linear. Jumlah cairan yang terikut


bersama padatan dalam aliran bawah juga perlu dihitung.
9. Ekstrasi
Dalam proses ekstraksi terdapat teknik-teknik ekstraksi yaitu :
a. Ekstraksi Bertahap
Alat yg digunakan : Corong pisah
Teknik ekstraksi bertahap Merupakan metode ekstraksi yang paling sederhana. Pelaksanaan
ekstraksi dilakukan dengan menggunakan corong pisah.metode-metode yang digunakan
dalam teknik ini adalah:

Zat yang akan diekstrak dilarutkan di dalam air.


Dimasukkan ke dalam corong pisah.

Pelarut pengekstrak ( PelarutOrganik ) di masukkan ke dalam corong pisah.


Campuran dalam corong pisah tersebut dikocok berulang kali.
Kemudian didiamkan hingga beberapa saat terbentuk 2 lapisan.
Ekstraksi dengan cara ini akan lebih efektif jika dilakukan berulang kali menggunakan
pelarut organik dengan pelarut yang sedikit demi sedikit.
b. Ekstraksi Kontinue
Alat yg digunakan dalam ekstraksi kontinue yaitu : Ekstraktor Soxhlet. Ekstraksi
kontinue adalah Ekstraksi yang dilakukan secara terus menerus. Prinsip kerja ekstraksi
teknik kontinue yaitu Di dalam soxhlet terjadi aliran kontinue ( terus menerus ) dari
pelarut melalui zat yang akan diekstraksi dan Pelarut yang telah membawa zat yang
terekstrak, diuapkan, kemudian didinginkan, sehingga dapat digunakan lagi.
Cara kerja ekstraksi yaitu :
-

Labu alas bulat di hubungkan dengan ekstraktor soxhlet dan dimasukkan ke dalam

penangas air.
Sampel padat ( zat yang akan diekstraksi ) dihaluskan, dibungkus dengan kertas

saring, kemudian dimasukkan ke dalam ekstraktor soxhlet.


Tuang pelarut organik ke dalam ekstraktor soklet sampai penuh sehingga pelarut akan

mengalir turun ke dalam labu alas bulat (lakukan 2x).


Setelah selesai, hubungkan ekstraktor soxhlet dengan pendingin.
Kemudian dipanaskan. Ketika pelarut mendidih, uapnya akan naik.
ketika masuk ke pendingin , uap dari pelarut akan mengembun menjadi cair dan

menetes ke dalam soxhlet yang ada zat yang akan diekstrak.


Zat yang dinginkan akan larut.
Jika larutan pada alat soxhlet akan turun melalui pipa. Larutan akan mengalir ke

bawah dan masuk kembali ke labu alas bulat.


Proses tersebut terjadi secara berulang ulang.Pemanasan dilakukan sampailarutan di
dalam soxhlet terlihat bening.

c. Counter Current Extraction


Alat yg digunakan : Counter Current Craig.
Alat yang digunakan Tabung tabung pengekstrak yang berfungsi sebagai corong pisah.
Tabung tabung pengekstrak diberi nomor mulai dari nol setelah itu dilakukan

pengocokan fasa yang ada dilapisan atas dipindahkan ke tabung nomor berikutnya yang
telah berisi fase lapisan bawah yang masih baru.
Dalam melakukan ekstraksi menggunakan alat yang disebut dengan ekstraktor. Ada dua
jenis ekstraktor yang lazim digunakan pada skala laboratorium, yaitu ekstraktor Soxhlet
dan ekstraktor Butt. kstraktor Soxhlet, pelarut dipanaskan dalam labu didih sehingga
menghasilkan uap. Uap tersebut kemudian masuk ke kondensor melalui pipa kecil dan
keluar dalam fasa cair. Kemudian pelarut masuk ke dalam selongsong berisi padatan.
Pelarut akan membasahi sampel dan tertahan di dalam selongsong sampai tinggi pelarut
dalam pipa sifon sama dengan tinggi pelarut di selongsong. Kemudian pelarut seluruhnya
akan menggejorok masuk kembali ke dalam labu didih dan begitu seterusnya. Peristiwa
ini disebut dengan efek sifon.
Prinsip kerja ekstraktor Butt mirip dengan ekstraktor Soxhlet. Namun pada ekstraktor
Butt, uap pelarut naik ke kondensor melalui annulus di antara selongsong dan dinding
dalam tabung Butt. Kemudian pelarut masuk ke dalam selongsong langsung lalu keluar
dan masuk kembali ke dalam labu didih tanpa efek sifon. Hal ini menyebabkan ekstraksi
Butt berlangsung lebih cepat dan berkelanjutan (rapid). Selain itu ekstraksinya juga lebih
merata. Ekstraktor Butt dinilai lebih efektif daripada ekstraktor Soxhlet.
10. Evaporasi
a. Prinsip Kerja Evaporasi
Pada dasarnya prinsip evaporasi adalah penurunan tekanan (sistem) yang menyebabkan
turunnya titik didih cairan (pelarut) sehingga dapat diuapkan pada suhu rendah (di bawah
60 derajat celsius).
Kondisi ini dibuat untuk mencegah senyawa tidak tahan panas yang terdapat pada sample
rusak. Karena itu alat selalu dilengkapi dengan pompa vakum untuk menurunkan tekanan
tersebut.Pelarut yang diuapkan kemudian didinginkan dengan kondensor yang posisinya
kadang dibuat tegak lurus atau miring.Kemudian pelarut tersebut ditampung pada labu
bundar yang terdapat dibagian bawah kondensor, seringkali pelarut yang tertampung
dalam keadaan hampir murni sehingga dapat digunakan untuk proses yang
lainnya.Sampel disimpan pada labu yang disambungkan pada pipa yang pada gambar
terdapat di bagian kanan. Kemudian dipanaskan pada penangas air dengan termostat
untuk menjaga suhu stabil. Selama proses berjalan tempat sample (labu) berputar dengan

kecepatan yang diatur dan disesuaikan dengan jumlah sample. Proses pemutaran ini
dimaksudkan untuk mencegah terjadinya pengeringan (kerak) pada labu.

Anda mungkin juga menyukai