Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.
Ekonomi lingkungan merupakan ilmu yang mempelajari kegiatan
manusia dalam memanfaatkan lingkungan untuk keberlangsungan hidup
yang sedemikian rupa, sehingga fungsi atau peranan lingkungan dapat
dipertahankan atau bahkan dapat ditingkatkan dalam penggunaan jangka
panjang. Fungsi atau peranan lingkungan yang utama adalah sebagai
sumber bahan mentah untuk diolah menjadi barang jadi atau untuk
langsung dikonsumsi dan sebagai asimilator yaitu pengolah limbah secara
alami, serta sebagai kesenangan.
Dengan

berkembangnya

waktu

dan

semakin

meningkatnya

pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia, ternyata


mengakibatkan fungsi dan peranan lingkungan telah menurun dari waktu
ke waktu. artinya kemampuan alam untuk mengolah limbah juga semakin
berkurang karena terlalu banyaknya limbah yang harus di tampung
melebihi daya tampung lingkungan, dan kemampuan alam menyediakan
kesenangan dan kegembiraan langsung juga semakin berkurang karena
banyaknya sumber daya alam dan lingkungan yang telah berubah fungsi
atau karena meningkatnya pencemaran.

Samarinda merupakan kota yang sedang dalam tahap berkembang


dan membangun dimana pembangunan kota Samarinda kearah positif
terlihat meningkatnya infrastruktur kota dalam bentuk sarana dan
prasarana sehingga meningkatkan perkembangan secara ekonomi,
sedangkan pembangunan kota Samarinda kearah negatif terjadinya
pengurangan atau meminimalkan ruang terbuka hijau beserta fungsi
ekologinya karena pembukaan lahan galian C maupun tambang batubara
diwilayah kota Samairnda, pematangan lahan untuk perumahan, dan lainlain yang berdampak pada perubahan iklim mikro (suhu udara,
kelembaban udara, arah angin, intensitas radiasi matahari), pencemaran
udara (seperti meningkatnya banyaknya dan kadar karbonmonoksida,
ozon, karbondioksida, oksida nitrogen, belerang, timbal dan debu),
meningkatnya penyakit dari emisi kendaraan bermotor seperti infeksi
saluran pernapasan atas sindruma nyeri tenggororkan (penyakit nyeri
tenggorokkan), menurunnya air tanah dan permukaan tanah, banjir atau
genangan, instrusi air laut, meningkatnya kandungan logam berat dalam
air tanah. Keadaan tersebut menyebabkan hubungan masyarakat
perkotaan dengan lingkungan-nya menjadi tidak harmonis atau tidak
nyaman.
Berkaitan dengan kekurangan nyamanan kehidupan masyarakat
kota sebagaimana diuraikan diatas maka diperlukan ruang terbuka hijau.

Terciptanya ruang terbuka hijau di wilayah perkotaan, memberi peluang


terciptanya kawasan hijau yang bersifat alami dengan vegetasi jenis
tanaman yang khas daerah, sehingga mendudukkan tata lingkungan kota
yang serasi nyaman, indah dan mendukung kehidupan masyarakat kota.
Ruang terbuka hijau di wilayah perkotaan merupakan bagian dari
penataan ruang kota yang berfungsi sebagai kawasan hijau pertamanan
kota, kawasa hijau hutan kota, kawasan hijau rekreasi kota, kawasan
hijau kegiatan olahraga kawasan hijau dan kawasan hijau pekarangan.
dalam ruang terbuka hijau pemanfatannya lebih bersifat pengisian hijau
tanaman atau tumbuh-tumbuhan secara alamiah ataupun budidaya
tanaman.
Berbagai fungsi yang terkait dengan keberadaan ruang terbuka
hijau (fungsi ekologis, sosial, ekonomi, dan arsitektural) dan nilai estetika
yang dimilikinya (obyek dan lingkungan) tidak hanya dapat dalam
meningkatkan kualitas lingkungan dan untuk kelangsungan kehidupan
perkotaan tetapi juga dapat menjadi nilai kebanggaan dan identitas kota.
Untuk mendapatkan ruang terbuka hijau yang fungsional dan estetik
dalam suatu sistem perkotaan maka luas minimal, pola dan struktur, serta
bentuk dan distribusinya, karakter ekologis, kondisi dan keinginan warga
kota, serta arah dan tujuan pembangunan dan perkembangan kota
merupakan determinan utama dalam menentukan besaran ruang terbuka

hijau fungsional ini. Manfaat langsung dan tidak langsung yang dihasilkan
ruang terbuka hijau dalam kota tersebut yaitu keamanan, kenyamanan,
kesejahteraan, dan keindahan wilayah perkotaan tersebut.
Keseimbangan dan asmiliasi lingkungan ruang terbuka hijau
perkotaan secara ekologi sama pentingnya dengan perkembangan nilai
ekonomi pada kawasan perkotaan. Kondisi lingkungan perkotaan yang
menurun secara ekologi menyebabkan terganggunya keseimbangan
ekosistem perkotaan yang berpengaruh terhadap penurunan ekonomi.
Dari uraian diatas, peneliti berhasrat untuk mengkaji penerapan
ilmu ekonomi dalam menentukan besarnya nilai ekologis suatu kawasan
sehingga akan memberikan kemudahan pemahaman tentang besarnya
nilai manfaat suatu kawasan karena manfaat dari kawasan tersebut
dinyatakan secara terukur dan praktis ke dalam satuan moneter.

B. Perumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang sebagaimana telah diuraikan diatas,
maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Berapa perkembangan volume dan valuasi ekonomi emisi CO2
kendaraan bermotor (biaya pencemaran) berdasarkan banyaknya
orang sakit dan biaya pengobatan dari sindruma nyeri tenggorokan

(pernapasan nyeri tenggorokan) pada pemerintah (masyarakat) dan


pribadi (perorangan) dikota samarinda ?.
2. Berapa perkembangan volume dan valuasi ekonomi CO2 pada
vegetasi ruang terbuka hijau serta valuasi ekonomi ruang terbuka hijau
(biaya penanggulangan) pada setiap lokasi penelitian di kota
Samarinda?.
3. Serta kebutuhan dan ketercukupan ruang terbuka hijau serta
kesesuaian jumlah kendaraan berdasarkan volume CO2 vegetasi
berkayu ruang terbuka hijau di kota Samarinda?.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.


Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menganalisis perkembangan volume dan valuasi ekonomi emisi CO2
kendaraan bermotor dari dampaknya dan menganalisis perkembangan
volume dan valuasi ekonomi CO2 serta ruang terbuka hijau (RTH).
2. Menganalisis asimilasi lingkungan dan tingkat emisi yang efesien
berdasarkan valuasi ekonomi volume CO2 dan ruang terbuka hijau
terhadap valuasi ekonomi emisi kendaraan bermotor dan.
3. Mengetahui dan menganalisis kebutuhan dan ketercukupan ruang
terbuka hijau serta kesesuaian kendaraan bermotor dengan volume
CO2 pada vegetasi ruang terbuka hijau di kota Samarinda.

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu :


1. Dapat diketahuinya biaya pencemaran emisi CO2 kendaraan bermotor
berdasarkan dampak kesehatan pada pemerintah (masyarakat) dan
pribadi yang terjadi di kota samarinda selama kurun waktu lima tahun
terakhir.
2. Dengan diketahuinya biaya penanggulangan berdasarkan kemampuan
ekonomi volume karbon dioksida vegetasi dan kemampuan ruang
terbuka hijau baik yang berasal dari masyarakat maupun dari
pemerintah, maka dapat diketahui seberapa besar perkembangan
ruang terbuka hijau yang ada.
3. Untuk dapat dijadikan sebagai bahan acuan kebijakan oleh pemerintah
(Dinas Kesehatan Kota Samarinda, Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan serta dinas kebersihan dan pertamanan kota Samarinda)
serta pihak-pihak terkait yang melaksanakan pembangunan di kota
samarinda

untuk

mengendalikan

emisi

kendaraan

bermotor

berdasarkan biaya pencemaran dan biaya penanggulangan di kota


Samarinda,

untuk

menuju

pembangunan

berkelanjutan

yang

berorientasi pada ekonomi dan ekologi yang saling berkaitan,


berkeseimbangan dan berkesinambungan.

Anda mungkin juga menyukai