Bab 2 PDF
Bab 2 PDF
TINJAUAN PUSTAKA
A. Ekonomi Lingkungan.
Dalam Undang-Undang Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 23
tahun1997, Lingkungan Hidup diartikan sebagai kesatuan ruang dengan
semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya
manusia
dan
perilakunya,
yang
mempengaruhi
kelangsungan
sebagai
asset
ekonomi,
dimana
semua
penggunaan
dan
walaupun
lingkungan
itu
telah
dikonsumsi
oleh
10
Gambar 2.1.
memperlakukan
lingkungan
sama
seperti
kita
perlu
material
(material
balance)
dari
suatu
11
kompleks
sebagai
suatu
sistem
terpadu.
Analisis
Gambar 2.2.
12
13
dengan
jumlah
berkembangnya
dan
macam
jumlah
kebutuhan
penduduk
manusia
dan
serta
mengasimilasi
limbah
terlampaui
maka
terjadilah
14
15
Gambar 2.3.
Gambar 2.4.
16
penanggulangan
limbah
(abatement
cost).
Biaya
17
Gambar 2.5.
18
maginal
sama
dengan
biaya
marginal
penanggulangan
Gambar 2.6.
19
insentif
ekonomi
atau
dengan
komando
dan
adalah
meningkatkan
menggeser
pertumbuhan
volume
kurva
limbah
biaya
jumlah
dalam
kerusakan
penduduk
masyarakat,
marginal,
yang
sehingga
kurva
biaya
20
21
Gambar 2.7.
22
lingkungan
itu,
terlihat
bahwa
sesungguhnya
kita
ini
memandang
manusia
sebagai
salah
satu
23
24
Pendekatan
ini
juga
mencerminkan
kesediaan
25
26
b. Metode Tarif Tetap Atas Nilai Buku. Pada metode ini, penentuan
besar penyusutan dilakukan dengan cara pengalokasian harga
perolehan aktiva tetap dengan persentase tertentu dari nilai buku
untuk setiap periode akuntansi. Ada dua cara yakni dengan metode
saldo menurun dan metode saldo menurun ganda.
c. Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of the years Digits method).
Penggunaan metode jumlah angka tahun menetapkan nilai
penyusutan semakin lama semakin kecil berdasarkan pada
perhitungan bahwa aktiva yang digunakan pada proses produksi
semakin lama semakin berkurang dalam menghasilkan produksi.
d. Metode Unit Produksi (Unit of production method). Pada metode ini
penyusutan dihitung atas satuan unit produktif selama masa umur
ekonomisnya, dapat berupa jumlah barang yang diproduksi, jam
pemakaian, kilometer pemakaian dan sebagainya.
e. Nilai Ekonomi Total (Total Economic Value) Nilai total baik dari
potensi secara langsung atau tidak langsung serta nilai manfaat
pilihan atau keberadaan. Salah satu teknik untuk menilai adalah
dengan memakai formula yang dikemukakan oleh TURNER dan
ADGER
(1995)
dalam
Anonim
(2002),
yaitu
dengan
menjumlahkan nilai penggunaan aktual (Use Value) dan bukanaktual (Non Use Value). Use Value terdiri dari nilai langsung (Direct
Use-value/ DUV) dan tidak langsung (Inderect Use-value/IUV).
27
OV
EV
= Nilai keberadaan.
C. CO2, Emisi CO2 dan Dampak Terhadap Kesehatan serta Bahan Bakar
Kendaraan bermotor di Kota Samarinda.
1. CO2 dan Emisi CO2 Kendaraan Bermotor.
Karbon dioksida pertama kali diidentifikasi pada tahun 1750
oleh Joseph Black, seorang dokter dan ahli kimia Skotlandia. Pada
suhu kamar (20-25oC), karbon dioksida merupakan tanpa bau, warna
gas yang sedikit acidic dan tidak mudah terbakar. Karbon dioksida
adalah molekul dengan rumus molekul CO2. Linear molekul terdiri dari
atom karbon yang sangat penting untuk disimpan dalam gudang dua
atom oksigen, O = C = O. Walaupun CO2 terutama terdiri dalam
bentuk gas, yang juga memiliki solid dan bentuk cair, dapat terbentuk
28
secara kuat ketika berada di bawah suhu -78oC. CO2 dapat berbentuk
cair terutama ketika ada CO2 yang larut dalam air.
CO2 hanya
Nilai
44,01
1,53 pada 21oC
468 kg/m 3
370,3 * 10 7 ppm
Tinggi
Tekanan < 415,8 KPA
Suhu < -78oC
298,15 mol/kg * bar
0,9 vol/vol di 20oC
29
Gambar 2.8.
30
mengkonversikan
gabungan
dengan
menggabungkan
makanan
dalam
setahun,
karena
musim
di
utara
dan
selatan
31
32
Gambar 2.9.
33
dengan suatu pola penyebaran spasial yang meluas yang keluar dari
knalpot atau saluran pembuangan kendaraan bermotor dengan rincian
sumber pencemar karbon dioksida sebagai berikut :
Tabel 2.2. Sumber Pencemar Karbon Dioksida.
No.
1
2
3
4
5
6
Sumber Pencemaran
Pembakaran BBM stasioner
Industri
Transportasi
Pembakaran limbah pertanian
Pembuangan sampah
Lain-lain
Total
Sumber
dengan
pencemaran
udara
adalah
masuk
atau
berbahaya
bagi
manusia.
Emisi
standar
merupakan
34
mengenai
standar
karbon
diokasida
maka
perlu
35
Kendaraan
2002
Gasoline
Solar
225
192
259
203
261
236
Bermotor
(weight
2006
2007
160
161
164
157
159
161
36
Kemudian
berdasarkan
bagaimana
data
intensitas
kegiatan
Dimana:
Ei
Voll
CO
337
43,5
NOX
10,3
11
HC
14,5
26
TSP
2
2,4
SO2
0,54
19
CO2
3.150
3.150
Sedangkan
faktor
emisi
yang
ditetapkan
oleh
Energy
37
Dimana:
Ei
aktivitas
minimum
dapat
dilakukan
dengan
cara
mengetahui ppmnya. Part per million (PPM) atau bagian per sejuta
bagian
merupakan
menunjukkan
satuan
kandungan
konsentrasi
senyawa
yang
dalam
digunakan
suatu
larutan,
untuk
atau
38
bagian senyawa dalam satu juta bagian suatu sistem, sama halnya
dengan prosentase yang menunjukkan bagian perseratus, jadi rumus
ppm adalah sebagai berikut :
ppm =
Bensin
Diesel
Sumber
0,21
0,16
2,77
2,86
39
Klasifikasi
Sepeda Motor
Kendaraan penumpang
Kendaraan Truk
Kendaraan Bus
Sumber
1
2
50
100
Jumlah
Rata-rata
0,21
0,21
0,21
0,16
2,77
2,77
2,77
2,86
0,5817
11,634
29,085
45,76
87,0607
21,7652
581,7
11.634
29.085
45.760
87.061
21.765,18
atau
saluran
pembuangan
kendaraan
bermotor
kota
peredaran
darah,
iritasi
mata
bahkan
berpotensi
mengakibatkan kanker.
Menurut Tjandra, (1995) dalam Anonim, (2006b), mengatakan
juga bahwa ada tiga cara masuknya polutan dari udara ke dalam
40
kesehatan.
Ini
mungkin
termasuk
sakit
kepala,
pusing,
kegelisahan, yang geli atau pin atau jarum rasa, kesulitan bernapas,
berkeringat, tiredness, peningkatan denyut jantung, meninggikan
tekanan darah, koma, asphyxia ke sawan dan bahkan radang dingin
jika terkena es kering (Anonim, 2008)
41
: Anonim (2008).
Tingkat II
42
pernafasan,
pusing-pusing,
kebingungan,
dan
kesulitan
43
penyangga
karbonat.
terdiri
dari
ion
bikarbonat
dan
44
keseimbangan
konsentrasi
karbon
kimia
diokasida
penyangga
meningkat
karbonat.
atau
Dimana
berkurang,
45
bahan
bakar
minyak
sangatlah
menentukan
kualitas
bensin
yang
dipasarkan
sekarang
ini
disamping
46
Anonim
(2006b),
mengatakan
bahwa
dalam
bakar
merupakan
dua
faktor
yang
paling
berperan.
47
dapat
dimungkinkan,
misalnya
penggunaan
mesin
pengubah
gas
buang
berbahaya
menjadi
gas
tidak
berbahaya).
Semakin meningkatnya perhatian terhadap isu emisi kendaraan
sehingga menghasilkan peraturan lingkungan yang semakin ketat,
misalnya dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Lingkungan
Hidup Nomor 141/2003 tentang penerapan standar emisi EURO II
untuk kendaraan tipe baru. Dengan asumsi komponen penguapan
bensin sebesar 0,39% volume teruapkan sebelum dipakai dalam
proses pembakaran dalam mesin biasa, spesifikasi bensin bertimbal
dan minyak solar terlihat pada tabel 2.9 dan 2.10 sebagai berikut :
Tabel 2.8.
Fuel Type
Natural Gas
Gas/ Diesel Oil
Petrol
Hevy Fuel Oil
Rata-rata
Sumber
Gram CO2/Liter
0,19
0,25
0,24
0,26
0,24
: Worlds Resources Institute (WRI) and World Business Council for Sustainable
Development (WBCSD, 2001) dalam Riswandi (2006).
48
Min
Max
Max
Max
Max
Max
Max
Max
Max
Max
Max
Max
Max
Max
Premium
88
0,30 gr Pb/liter
74 0 C
88 125 0 C
180 0 C
205 0 C
2% vol
62 kPa
0,1% wt
1 No.
0,002% wt
Negatif
240 minm
4 mg/ 100 ml
Yellow
Marketable
0,82
45
48
cST
1,6
secs
0
35
C
% wt
Copper Strip Corrosion(3 hrs/ 50 0 C)
Conradson Carbon Residue(on 10% vol. bott End Point)
% wt
Water Content
% vol
Sediment
% wt
Ash Content
% wt
Naturalization Value : Strong Acid Number mgKOH/gr Total Acid Number
mgKOH/gr 0
150
Flash Point
F
Distillation
Recovery at 300 0 C
Sumber
0,87
3
5,8
45
65
0,5
0,5
No. 1
0,1
0,05
0,01
0,01
Nil
0,6
-
D1298
D1500
D613
D976
D445
D88
D976
D1151/
D1552
D130
D189
D93
D473
D782
D93
D86
40
% vol
: SK Dirjen Migas No. 108K/72/DDJM/1997 Tanggal 28 Agustus 1997 dalam
Anonim, 2006b.
49
Tabel 2.11.
Gram CO2/gallon
8,9
10,1
Gram CO2/Liter
2,3
2,7
: Worlds Resources Institute (WRI) and World Business Council for Sustainable
Development (WBCSD, 2001) dalam Riswandi (2006).
50
51
Non-Kawasan
Hutan,
yurisdiksinya
diatur
oleh
UU
52
53
estetis,
meningkatkan
kenyamanan,
memperindah
54
55
tidak
mencemari
media
lingkungan,
bahkan
membantu
tersebut
dimasak
dalam
pabrik
daun
menghasilkan
selanjutnya
(Anonim,
2006a).
Tanaman
sebagai
56
(1955)
dalam
Identitas Kota.
2.
3.
4.
5.
Peredam Kebisingan.
6.
7.
Penyerap Karbon-monoksida,
8.
9.
Penahan Angin.
57
yang
dibangun
dapat
dihitung
berdasar
pendekatan
58
L =
a V + b W
20
Keterangan :
L = luas ruang terbuka hijau kota (m2).
a = kebutuhan oksigen per orang (kg/jam).
b = rerataan kebutuhan oksigen per kendaraan bermotor
(Kg/jam).
V = jumlah penduduk.
W = jumlah kendaraan bermotor.
20 = tetapan (kg/jam/Ha).
Kemudian rumus tersebut dimodifikasi oleh Dahlan (2004)
sebagai berikut :
L =
Ai
Vi +
Bi
Wi +
Ci
Zi
20
Keterangan :
L = luas hutan kota (Ha).
Ai = kebutuhan oksigen (O2) per orang (kg/jam).
Bi = kebutuhan oksigen (O2) per satuan kendaraan bermotor
(kg/jam).
Ci = kebutuhan oksigen (O2) per satuan industri (kg/jam).
59
Vi = jumlah penduduk.
Wi = jumlah kendaraan bernotor dari berbagai jenis.
Zi = jumlah industri dari berbagai jenis.
20 = konstanta (rerataan oksigen atau O2) yang dihasilkan
(20kg/jam/Ha).
Selain menggunakan pendekatan Metode Kunto, penentuan
luasan ruang terbuka hijau berdasarkan kebutuhan oksigen, juga
dapat dilakukan dengan Metode Gerakis (1974) yang dimodifikasi
dalam Wisesa (1988) dalam Riswandi (2006) dengan rumus :
Lt =
Pt + Kt + Tt
(54 ) (0 ,9375
Keterangan :
Lt
Pt
Kt
Tt
54
60
memiliki
masalah
kekurangan
air
bersih,
sebaiknya
Po K ( 1 + R C )t PAM Pa
La =
z
Dengan :
La
Po
61
= faktor
koreksi
pemerintah
(besarnya
dalam
tergantung
penurunan
laju
dari
upaya
pertambahan
penduduk).
t
= tahun ke.
62
E. Vegetasi Ruang Terbuka Hijau dan Nilai Ekonomi Kayu Pada Ruang
Terbuka Hijau Beserta Nilai Estetikanya.
1. Vegetasi Ruang Terbuka Hijau.
Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya
terdiri dari beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu
tempat. Dalam mekanisme kehidupan bersama tersebut terdapat
interaksi yang erat, baik diantara sesama individu penyusun vegetasi
itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga merupakan
suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis (Marsono, 1977
dalam Irwanto, 2007).
Vegetasi, tanah dan iklim berhubungan erat dan pada tiap-tiap
tempat mempunyai keseimbangan yang spesifik. Vegetasi di suatu
tempat akan berbeda dengan vegetasi di tempat lain karena berbeda
faktor lingkungannya. Dengan analisis vegetasi dapat diperoleh
63
64
65
Dedaunan berair dapat meredam suara.
Cabang-cabang tanaman yang bergerak dan bergetar dapat
menyerap dan menyelubungi suara, demikian pula daun yang tebal
menghalangi suara dan daun yang tipis, dapat mengurangi suara.
Trikoma daun dapat menyerap butir-butir debu, melalui gerakan
elektrostatik dan elektromagnetik.
Pertukaran gas melalui mulut daun.
Aroma bunga dan daun mengurangi bau.
Percabangan (dan ranting) beserta dedaunannya dapat menahan
angin dan curah hujan.
Penyebaran akar dapat mengikat tanah dari bahaya erosi.
Cabang yang melilit dan berduri menghalangi gangguan manusia.
Bentuk dan tekstur daun berpengaruh terhadap daya serap
sinar/hujan, dan daya ikat cemaran.
Bentuk kanopi tajuk pohon berpengaruh terhadap arus dan arah
angin turbulensi lokal dan peredaman bunyi.
Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) No. 14/ 1988
tentang Penataan RTH di Wilayah Perkotaan, memuat kriteria jenis
tanaman yang disesuaikan peruntukkan lahan, perlu perhatian pada
kepekaan pengaruh berbagai zat cemaran. Pemilihan jenis tanaman
pelindung bagi ruang terbuka hijau kota tentu akan berlainan antar
66
Status Vegetasi
A.
B.
RTH-Pertamanan
(1) Taman
(2) Jalur Hijau Jalan
(3) Jalur Hijau Kota
RTH Lain
Sumber
Kreteria Tumbuhan
II
III
IV
I
1,2,3,4,7,8
1,2,3,6,7
1,2,3,5,7,8
7,8
1
1,2,3
2
3
1,2
2
2
1,2
1,2
2
2
1,2
V
1
2,3
2
3
: Purnomohadi, 1994.
Notasi:
I. Karakteristik Umum
1. Tidak bergetah/beracun
2. Dahan tidak mudah patah
3. Perakaran tidak mengganggu fondasi
4. Struktur daun, setengah rapat
hingga rapat
II. Kecepatan Tumbuh
1. Sedang
2. Cepat
3. Bervariasi
IV. Tipe Tumbuhan
1. Musiman
2. Tahunan
3. Setengah rapat hingga rapat
5.
6.
7.
8.
Kerapatan Tanam
1. Setengah rapat
2. Rapat
67
Tabel 2.13.
Johar
Tanjung
Saga
Mahoni
Akasia
Flamboyan
Tanjung
Trembesi
Beringin
Kepuh
Merbau Pantai
Tengkawangmajau
Angsert
Nyamplung
Leda
Tengkawanglayer
Johar
Merawan
Mangga
Rambutan
Kedondong
Kemiri
Wuni
Petai
68
meranti
merupakan
kayu
bulat
perdagangan
yang
untuk
menganalisis
emisi
CO2
dan
beban
biaya
69
70