JUNENDRA SIREGAR
NIM : 1305031030
LEMBAR PERSETUJUAN
Yang bertanda tangan dibawah ini Dosen Pembimbing Laporan Tugas Akhir.
Kepala Program Studi Teknik Listrik, dan Ketua Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Medan Menyatakan bahwa laporan Tugas Akhir dari :
CANDI SATRIA DJAYA SITEPU
NIM 1305031012
JUNENDRA SIREGAR
NIM 1305031030
Dosen Pembimbing
LEMBAR PENGESAHAN
Yang betanda tangan dibawah ini Penguji I, Penguji II, dan Ketua Sidang Tugas
Akhir Politeknik Negeri Medan menyatakan bahwa Laporan Tugas Akhir dari :
CANDI SATRIA DJAYA SITEPU
NIM : 1305031012
JUNENDRA SIREGAR
NIM : 1305031030
telah selesai diajukan dalam sidang tugas akhir pada tanggal September 2016,
pukul
WIB, Di
memenuhi syarat.
Penguji I
Penguji II
Junaidi, S.T, M. T.
NIP 19630309 198803 1 002
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala berkat dan rahmat-Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan laporan
Tugas Akhir ini.
Laporan Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3 di Politeknik Negeri Medan.
Adapun judul Tugas Akhir ini adalah: Rancang Bangun Jemuran Kain Otomatis
Dengan Sensor Air Dan Cahaya.
Dalam pembuatan laporan Tugas Akhir ini Penulis banyak menemukan
kendala yang sulit untuk diselesaikan. Namun, atas bantuan dari berbagai pihak,
akhirnya kendala - kendala tersebut diatasi. Atas bantuan dan bimbingan yang
penulis terima selama pengerjaan laporan tugas akhir ini, penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1
Ir. Junaidi, M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri
Medan.
Ir. Gunoro, M.T., selaku. selaku Kepala Program Studi Teknik Listrik
Politeknik Negeri Medan.
perhatian,
penulis dengan sabar dalam pengerjaan tugas akhir ini hingga selesai.
5
Ir. Rafian Nauli Hasibuan, M.T., sebagai dosen wali kelas EL - 6B yang telah
banyak memotivasi penulis dalam penyusunan tugas akhir ini dan mengajari
banyak hal sehingga penulis memperoleh banyak ilmu.
Buat Ayahanda dan Ibunda serta saudara kami yang tercinta yang telah
memberi dukungan baik dalam semangat, nasihat, serta materi terlebih dalam
dukungan doa sehingga kami dapat menyelesaikan pendidikan Diploma III
Politeknik Negeri Medan.
membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini. Semoga Tuhan Yang Maha
Esa senantiasa memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua. Semoga
laporan ini bermanfaat bagi siapapun yang membacanya. Selain itu kritik dan
saran yang membangun juga diharapkan penulis sebagai modal awal dalam
perbaikan dan pelajaran bagi penulis kedepannya.Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi siapapun yang membacanya dan melihatnya.
Penulis
ABSTRAK
Jemuran kain merupakan salah satu kebutuhan seharihari di dalam
masyarakat, Jemuran kain berfungsi untuk menjemur pakaian sehingga pakaian
bisa kering dan tidak memiliki bau. Namun, jika pakaian yang sedang dijemur
ditinggalkan dalam keadaan basah lalu pada saat terjadi cuaca yang tidak menentu
atau pada musim pancaroba maka pakaian akan sulit kering, sehingga diperlukan
jemuran kain otomatis yang mampu membantu masyarakat dalam memindahkan
pakaian yang sedang dijemur dari tempat penjemuran kedalam ruangan yang
terlindungi dari hujan ketika penjemur tidak berada dirumah atau sedang tidak
dapat memindahkan jemuran tersebut,sehingga mendukung dan meringankan
pekerjaannya. Untuk itu diperlukan suatu alat yang digunakan dalam
memindahkan kain saat menjemur, hal ini dapat diperoleh dengan memanfaatkan
sensor cahaya untuk mendeteksi intensitas cahaya pada daerah penjemuran dan
sensor air untuk medeteksi hujan. Ketika sensor cahaya mendapatkan intensitas
cahaya lebih kecil daripada intensitas cahaya referensi maka jemuran akan
berpindah kedalam ruangan yang telah disediakan,dan jemuran akan berpindah
kembali menjemur pakaian ketempat penjemuran ketika sensor cahaya mendapat
cahaya yang melebihi intensitas cahaya referensi. Ketika sensor hujan mendeteksi
adanya titik-titik air pada lempengan sensor makan jemuran akan berpindah
kedalam ruangan yang telah disediakan, walau hujan dalam kondisi cuaca terang
Jemuran akan tetap masuk ke dalam ruangan agar pakaian tidak basah. Kemudian
terjadi secara berulang. Perencanaan alat ini menggunakan motor DC sebagai
penggerak dengan supply 12 V, sumber energi utama berasal dari PLN dan baterai
12 V sebagai backup catu daya. Alat ini menggunakan ChangeOver sederhana
yaitu jika sumber PLN terputus, baterai langsung menggantikan sumber PLN
sehingga alat penjemur mendapatkan supplay listrik yang tak terputus.
Kata Kunci: Penjemur pakaian, Sensor Cahaya, Sensor Hujan
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
ABSTRAK.............................................................................................................vi
DAFTAR ISI.........................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................x
DAFTAR TABEL.................................................................................................xii
DAFTAR GRAFIK.............................................................................................xiii
BAB 1......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Batasan Masalah.............................................................................................2
1.4 Tujuan Pembuatan Proyek.............................................................................2
1.5 Manfaat Pembuatan Proyek..........................................................................2
1.6 Metode Pengumpulan Data............................................................................3
1.7 Sistematika Penulisan Laporan.....................................................................3
BAB 2......................................................................................................................4
LANDASAN TEORI..............................................................................................4
2.1 Motor DC.........................................................................................................4
2.1.1 Prinsip kerja Motor DC.............................................................................6
2.1.2 KonstruksiMotor DC.................................................................................9
2.1.3 Teori Dasar Motor DC.............................................................................12
2.1.4 Jenis Jenis Motor DC..............................................................................14
2.2 Relay...............................................................................................................21
2.2.1 Bentuk dan Simbol Relay........................................................................21
2.2.2 Prinsip Kerja Relay.................................................................................21
2.2.3 Penggolongan Relay berdasarkan Pole dan Throw.................................23
2.2.4 Fungsi Relay............................................................................................24
2.2 Indikator Lamp.............................................................................................25
2.3 Transformator...............................................................................................25
2.3.1 Prinsip Kerja Transformator....................................................................26
10
11
DAFTAR GAMB
Gambar 2. 1 Motor DC (Power window)................................................................4
Gambar 2. 2 Gaya Gerak Listrik dalam Medan Magnet..........................................6
Gambar 2. 3 Gaya Arus Listrik pada Arah yang Berlawanan..................................6
Gambar 2. 4 Torsi Kumparan Motor........................................................................6
Gambar 2. 5 Arah Medan Magnet............................................................................7
Gambar 2. 6 Daerah Proses Perubahan Energi........................................................8
Gambar 2. 7 Konstruksi Motor Arus Searah............................................................9
Gambar 2. 8 Jenis-Jenis Motor DC........................................................................14
Gambar 2. 9 Rangkaian ekivalent motor DC penguatan terpisah..........................14
Gambar 2. 10 Karakteristik motor DC penguatan terpisah....................................15
Gambar 2. 11 karakteristik torsi kecepatan motor Dc shunt..................................17
Gambar 2. 12 Rangkaian ekivalent motor DC seri................................................18
Gambar 2. 13 Karakteristik torsi terhadap kecepatan motor DC seri....................19
Gambar 2. 14 Karakteristik Kecepatan terhadap torsi motor dc kompon pendek. 20
Gambar 2. 15 Bentuk dan Simbol Relay................................................................21
Gambar 2. 16 Struktur Sederhana Relay................................................................22
Gambar 2. 17 Jenis Relay berdasarkan Pole dan Throw........................................24
Gambar 2. 18 Lampu Indikator..............................................................................25
Gambar 2. 19 Transformator step-down................................................................25
Gambar 2. 20 Hubungan primer-sekunder Transformator.....................................26
Gambar 2. 21 Dioda...............................................................................................28
Gambar 2. 22 Siklus positif Tegangan AC............................................................29
Gambar 2. 23 Siklus negatif Tegangan AC............................................................29
Gambar 2. 24 Miniature Circuit Breaker (MCB)...................................................30
Gambar 2. 25 Tombol Tekan..................................................................................31
Gambar 2. 26 Bentuk Limit Switch.......................................................................32
Gambar 2. 27 IC 7805 Regulator...........................................................................33
Gambar 2. 28 Komparator.....................................................................................34
Gambar 2. 29 Sensor Cahaya.................................................................................36
Gambar 2. 30 Komparator Sensor Cahaya.............................................................36
Gambar 2. 31 Sensor Air........................................................................................37
Gambar 2. 32 Komparator Sensor Air...................................................................38
Gambar 2. 33 Relay Modul....................................................................................38
Gambar 2. 34 Baterai.............................................................................................39
Y
12
13
DAFTAR TABE
Tabel 3. 1 Alat-alat yang Digunakan......................................................47
Tabel 3. 2 Bahan-bahan yang Digunakan................................................48
Tabel 3. 3 Spesifikasi Motor Power Window............................................54
Tabel 3. 4 Perhitungan Berat Kain.........................................................56
Y
Tabel 4. 1 Pengamatan Alat Jemuran Kain dengan Sensor Cahaya dan Air.........58
Tabel 4. 2 Logika Kondisi Sensor Cahaya.............................................................59
Tabel 4. 3 Hasil Pengukuran Tegangan Keluaran (Vout) Sensor Cahaya pada
Jemuran terhadap Tegangan Masukan (Vin) Sensor..............................................59
Tabel 4. 4 Logika Kondisi Sensor Hujan...............................................................60
Tabel 4. 5 Hasil Pengukuran Tegangan Keluaran (Vout) Sensor Air pada Jemuran
terhadap Tegangan Masukan (Vin) Sensor............................................................61
Tabel 4. 6 Hasil Pengujian Pergerakan Motor pada Jemuran terhadap Beban......62
14
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4. 1Perubahan Tegangan Output (Vout) Sensor Cahaya terhadap Tegangan
Masukan (Vin) Sensor............................................................................................60
Grafik 4. 2 Grafik Perubahan Tegangan keluaran (Vout) Sensor Hujan Terhadap
Tegangan Masukan (Vin) Sensor...........................................................................61
Grafik 4. 3 Kecepatan terhadap Arus Beban..........................................................62
15
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada saat ini pemanasan global membuat ketidakpastian cuaca yang
terkadang sangat panas dan tiba-tiba hujan turun terus-menerus.
Sistem kendali secara otomatis di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
belakangan ini berkembang dengan pesat. Dengan adanya perkembangan dibidang
ilmu pengetahuan dan teknologi menghasilkan inovasi baru yang berkembang
menuju lebih baik untuk masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari jangkauan
aplikasinya mulai dari rumah tangga hingga peralatan yang canggih.
Menjemur kain adalah salah satu kegiatan yang sering dilakukan di
kehidupan sehari-hari, biasanya kita mengangkat kain yang telah kering dan saat
hujan tiba. Masalah yang dihadapi adalah masalah saat kain yang dijemur
ditinggal bepergian sehingga tidak sempat lagi untuk mengangkat jemuran pada
waktu hujan tiba ataupun hari sudah larut malam.
Salah satu solusi dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan dalam
menjaga kain agar tidak basah ketika menjemur dan memasukan kain kerumah
adalah perlu adanya sistem kontrol otomatis, dengan cara membuat sistem
jemuran otomatis yaitu Jemuran Kain Otomatis Dengan Sensor Cahaya Dan
Air. Alat ini berfungsi untuk menjemur pakaian. Sensor cahaya berfungsi untuk
mendeteksi cahaya yang baikdalam penjemuran dan sensor air untuk mendeteksi
air ketika hujan tiba.
Mengingat begitu pentingnya peran Jemuran Kain Otomatis Dengan Sensor
Cahaya Dan Air bagi masyarakat, maka dari masalah ini penulis padukan untuk
merealisasi jemuran otomatis yang efektif dan efisien, dalam kesempatan
penyusunan Tugas Akhir dengan judul RANCANG BANGUN JEMURAN
KAIN OTOMATIS DENGAN SENSOR CAHAYA DAN SENSOR AIR.
17
2. Bagaimana membuat jemuran kain otomatis dengan sensor air dan cahaya ?
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan uraian pokok permasalahan di atas, maka pembahasan pada
Tugas Akhir ini akan dibatasi tentang:
1.
2.
3.
4.
18
yang
digunakan
membangun
jemuran
otomatis.
BAB 3
BAB 4
BAB 5
19
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Motor DC
Motor arus searah adalah suatu mesin yang mengkonversikan energi listrik
arus searah menjadi energi mekanis, dimana outputnya menghasilkan torsi dan
kecepatan.
20
Kumparan medan bila diberi arus penguatan akan menghasilkan fluksi utama
dalam celah-celah udara antara stator dan rotor, dan lilitan fluksinya menjadi
penuh melalui besi dan stator.
4. Sikat
Sikat berfungsi untuk mengalirkan arus ke kumparan jangkar(armature)
melalui komutator. Biasanya terbuat dari karbon dan berbentuk segi empat.
Bagianbagian rotor terdiri dari :
1. Komutator
Komutator terdiri dari lamellamel merupakan lapisan-lapisan tembaga tipis
satu sama lain disekat oleh isolasi yang baik dan masing-masing dihubungkan
pada ujung konduktor dari kumparan jankar.Gunanya untuk mengalirkan arus
melalui sikat-sikat dari sumber tegangan.
2. Jangkar
Jangkar terdiri dari inti jangkar dan kumparan jangkar, terdiri dari laminasilaminasi yang mempunyai alur(slot) dan gigi serta berlubang untuk saluran
pendingin, kumparan jangkar disebut juga kumparan tenaga, dengan adanya
imbas arus yang mengalir menimbulkan reaksi utama.Dengan demikian
timbulah gaya kopel dan daya mesin.
21
22
23
24
2.1.2
KonstruksiMotor DC
Secara umum mesin arus searah memiliki konstruksi yang terbagi atas dua
bagian, yaitu bagian yang diam yaitu stator dan bagian bergerak/berputar yaitu
rotor.
25
2. Pole (Kutub)
Kutub-kutub medan terdiri atas inti kutub dan sepatu kutub. Inti kutub
dibuat dari laminasi pelat-pelat baja yang terisolasi satu sama lain dan direkatkan
bersama-sama kemudian dibaut pada rangka. Pada inti kutub ini dibelitkan
kumparan medan yang berfungsi untuk menghasilkan fluksi magnetik.
Sepatu kutub yaitu permukaan dari kutub yang berdekatan dengan celah
udara dibuat lebih besar dari badan ini. Sepatu kutub ini berfungsi unutk menahan
kumprana medan di tempatnya dan menghasilkan distribusi fluksi yang lebih baik
yang tersebar di seluruh jangkar dengan menggunakan permukaannya yang
melengkung.
Fungsi dari sepatu kutub adalah :
1. Menyebarkan fluksi pada celah udara
2. Sebagai pendukung mekanis bagi kumparan medan.
3. Kumparan Medan
Kumparan medan merupakan susunan konduktor terbuat dari kawat
tembaga yang berbentuk bulat ataupun persegi dan dibelitkan pada inti kutub.
Kumparan pada setiap kutub dihubungkan secara seri untuk membentuk
rangkaian medan. Rangkaian medan inilah yang berfungsi untuk menghasilkan
fluksi magnet. Rangkaian medan dapat dihubungkan secara seri ataupun paralel
dengan kumparan jangkar, juga dapat dihubungkan tersendiri langsung kepada
sumber tegangan, sesuai dengan jenis penguatan pada motor. Banyaknya belitan
pada setiap kutub tergantung hubungan kumparan medan terhadap kumparan
jangkar.
4. Celah Udara
Celah udara merupakan ruang atau celah antara permukaan jangkar dengan
permukaan kutub-kutub medan yang menyebabkan jangkar tidak bergesekkan
dengan kutub-kutub medan. Fungsi dari celah udara ini adalah sebagai tenpat
mengalirnya fluksi yang dihasilkan oleh kutubkutub medan.
Celah udara ini diusahakan agar sekecil mungkin. Semakin besar celah udara,
maka akan menghasilkan reluktansi yang tinggi, sedangkan celah udara yang kecil
menyebabkan reluktansi yang kecil, sehingga semakin kecil celah udara dapat
meningkatkan efisiensi motor.
5. Jangkar
26
Umumnya jangkar yang digunakan dalam motor arus searah adalah berbentuk
selinder dan diberi alur-alur pada permukaannya untuk tempat melilitkan
kumparan-kumparan tempat terbentuknya GGL lawan. Seperti halnya pada inti
kutub magnet, maka jangkar dibuat dari bahan berlapis-lapis tipis untuk
mengurangi panas yang terbentuk karena adanya arus liar (Edy current). Bahan
yang digunakan jangkar ini sejenis campuran baja silikon.
6. Kumparan Jangkar
Kumparan jangkar pada motor arus searah merupakan tempat dibangkitkannya
ggl induksi. Jenis-jenis konstruksi kumparan jangkar pada rotor ada 3 macam,
yaitu :
1. Kumparan jerat (lap winding)
2. Kumparan gelombang (wave winding)
3. Kumparan kaki katak (frog-leg winding)
7. Komutator
Komutator yang digunakan dalam motor arus searah pada prinsipnya
mempunyai dua bagian yaitu :
1. Komutator bar merupakan tempat terjadinya pergesekan antara komutator
dengan sikat-sikat.
2. Komutator riser merupakan bagian yang menjadi tempat hubungan
komutator dengan ujung dari lilitan jangkar.
8. Sikat
Fungsi utama dari sikat-sikat adalah untuk jembatan bagi aliran arus dari lilitan
jangkar dengan sumber tegangan. Disamping itu sikat-sikat memegang peranan
penting untuk terjadinya komutasi. Agar gesekan antara komutator-komutator dan
sikat tidak mengakibatkan ausnya komutator, maka bahan sikat lebih lunak dari
komutator. Biasanya dibuat dari bahan arang (coal).
27
Eb=
K=
n
K
(volt)...............................................................................(2.3)
P. Z
a .60
28
Dimana :
a
= Jumlah kutub
= Konstanta Mesin
Besarnya kerja yang dapat dihasilkan motor secara umum dapat dilihat dari
persamaan di bawah ini :
VL = Eb + Ia . Ra
(volt)...........................................................................(2.4)
VL = Kn + Ia . Ra
(volt )
VLIa.Ra
(rpm)........................................................................(2.5)
n=
Dimana :
Ia = Arus jangkar (ampere)
Eb = GGL lawan (volt)
Ra = Tahanan jangkar(ohm)
= Fluksi per kutub(weber)
VL= Tegangan terminal(volt)
29
30
(volt)....................................................(2.6)
Torsi Motor :
T= K Ia
(newton meter)....................................................................(2.7)
T_
Ia= k
(ampere)..................................................................................................(2.8)
Ra
k - (K)2 (rpm)...............................................................................................(2.10)
31
Motor jenis ini yaitu jika arus penguat magnet diperoleh dari motor itu
sendiri. Berdasarkan hubungan lilitan penguat magnet terhadap lilitan jangkar
motor DC dengan penguat sendiri dapat dibedakan:
1. Motor DC Shunt
Motor DC shnt adalah motor yang mendapat arus penguatan dari dalam
motor itu sendiri, dihubungkan secara shunt. Karakteristik torsi kecepatan sama
seperti pada motor DC penguatan terpisah. Rangkaian ekivalent dari motor Dc
shunt dapat dilihat pada gambar 2.11
Motor DC shunt memiliki kecepatan yang hampir konstan pada tegangan
terminal jangkar (VL) konstan, walaupun terjadi perubahan beban, sering
digunakan untuk kipas angin, blower, pompa sentrifugal, elevator, mesin cetak,
dan lainlain.
Persamaan tegangan hukum Kirchoff unutk motor Dc shunt adalah :
VL = Eb Ia . Ra
(volt)..........................................................................(2.11)
Ia = IL If
(ampere)...........................................................................(2.12)
Dimana :
IL
If
Torsi motor :
T= K n
Ia =
VLEb
Ra
Kecepatan motor :
VL
Ra
K _
T
2
n=
(K)
(rpm ) .........................................................................(2.14)
32
33
2.
Motor DC Seri
Motor DC seri adalah motor yang mendapatkan arus penguatan medan dari
dalam motor itu sendiri, dimana dihubungkan secara seri.Rangkaian ekivalen dari
motor DC seperti terlihat pada Gambar 2.12
Motor DC seri dapat memberikan momen yang besar waktu start dengan
arus yan kecil.Kecepatan motor seri akan menurun pada saat beban ditambahkan
dan kecepatan akan bertambah besar pada beban rendah atau tanpa beban dan hal
ini sangat berbahaya. Untuk kecepatan tanpa bebannya biasanya tidak boleh
tinggi.Dengan mengetahui sifat ini, motor seri paling baik digunakan untuk mesin
pengangkat dan beban beban jenis traksi.
VL = Eb + Ia ( Ra + Rs )
(volt)...................................................................(2.15)
IL = Ia + I f
(ampere).............................................................(2.16)
Torsi motor :
T = K Ia
(newton meter)..................................................(2.17)
Kecepatan motor :
n=
_ Ia (Ra+ Rs)
VL
K
K
(rpm)............................................................(2.18)
34
Ia = T/ K
VL
n=
(Ra+Rs )
(rpm).......................................................................(2.19)
(K)2
Karakteristik torsi kecepatan motor DC seri seperti terlihat pada gambar di bawah
ini.
Karakter kecepatan dari motor DC tipe seri adalah :
1)
Kecepatan dibatasi pada 5000 RPM
2)
Harus dihindarkan menjalankan motor seri tanpa ada beban
sebab motor akan mempercepat tanpa terkendali.
35
3. Motor Kompon
Motor Kompon DC merupakan gabungan motor seri dan shunt. Pada motor
kompon, gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara paralel dan seri
dengan gulungan dinamo (A). Sehingga, motor kompon memiliki torque
penyalaan awal yang bagus dan kecepatan yang stabil. Makin tinggi persentase
penggabungan (yakni persentase gulungan medan yang dihubungkan secara seri),
makin tinggi pula torque penyalaan awal yang dapat ditangani oleh motor
ini.Dalam industri, motor ini digunakan untuk pekerjaan apa saja yang
membutuhkan torsi besar dan kecepatan yang konstan.
Karakter dari motor DC tipe kompon/gabungan ini adalah, makin tinggi
persentase penggabungan (yakni persentase gulungan medan yang dihubungkan
secara seri), makin tinggi pula torque penyalaan awal yang dapat ditangani oleh
motor ini.
Pada motor kompon mempunyai dua buah kumparan medan dihubungkan
seri dan paralel dengan angker. Bila motor seri diberi penguat shunt tambahan
seperti gambar dibawah disebut motor kompon shunt panjang.
Bila motor shunt diberi tambahan penguat seri seperti gambar dibawah
disebut motor kompon shunt pendek.
Relay
Relay adalah saklar (switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan
komponen electromechanical (elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama
yakni elektromagnet (coil) dan mekanikal (seperangkat kontak saklar/switch).
36
37
38
b.
Berdasarkan penggolongan jumlah Pole dan Throw-nya sebuah relay, maka relay
dapat digolongkan menjadi :
1. Single Pole Single Throw (SPST): relay golongan ini memiliki 4 terminal, 2
terminal untuk saklar dan 2 terminalnya lagi untuk coil.
2. Single Pole Double Throw (SPDT): relay golongan ini memiliki 5 terminal, 3
terminal untuk saklar dan 2 terminalnya lagi untuk coil.
3. Double Pole Single Throw (DPST): relay golongan ini memiliki 6 terminal,
diantaranya 4 terminal yang terdiri dari 2 pasang terminal saklar sedangkan 2
terminal lainnya untuk coil. relay dpst dapat dijadikan 2 saklar yang
dikendalikan oleh 1 coil.
4. Double Pole Double Throw (DPDT): relay golongan ini memiliki terminal
sebanyak 8 terminal, diantaranya 6 terminal yang merupakan 2 pasang relay
spdt yang dikendalikan oleh 1 (single) coil. sedangkan 2 terminal lainnya
untuk coil. selain golongan relay diatas, terdapat juga relay-relay yang pole
dan throw-nya melebihi dari 2 (dua). misalnya 3pdt (triple pole double throw)
ataupun 4pdt (four pole double throw) dan lain sebagainya.
39
Function)
Relay digunakan untuk mengendalikan sirkuit tegangan tinggi dengan
4.
40
41
2.3.1
42
2.3.2
Secara teoritis, jika jumlah lilitan atau gulungan primer pada trafo sama
banyaknya dengan jumlah lilitan sekunder akan menyebabkan tegangan yang
ditimbulkan pada output trafo (kumparan sekunder) akan sama besar dengan
tegangan yang diberikan pada inputnya (kumparan primer). Jika Jumlah gulungan
primer lebih banyak dibandingkan jumlah lilitan sekunder akan menyebabkan
tegangan pada output (sekunder) trafo akan lebih kecil jika dibandingkan dengan
tegangan yang diberikan pada input trafo. Sebaliknya jika jumlah lilitan sekunder
lebih banyak dari pada jumlah lilitan primer akan menyebabkan tegangan pada
output akan lebih besar dibandingkan tegangan pada input trafo. Keadaan ini
dapat dituliskan secara matematis dengan rumus berikut:
V P IS
=
VS IP
Dimana :
Vp = Tegangan pada kumparan primer
Vs = Tegangan pada kumparan sekunder
Np = Jumlah lilitan pada kumparan primer
Ns = Jumlah lilitan pada kumparan sekunder
Lain halnya dengan keadaan di atas, arus yang ada pada kumparan
sekunder dan primer berlaku ketentuan yang berkebalikan. Jika kumparan primer
lebih besar dari pada kumparan sekunder maka arus primer akan lebih kecil dari
pada arus sekunder. Sebaliknya jika kumparan primer lebih sedikit dari pada
kumparan sekunder, maka arus primer akan lebih besar dari pada arus pada
kumparan sekunder. Secara matermatik hubungan antara Tegangan, jumlah lilitan
dan arus pada trafo dapat dirumuskan sebagai berikut.
V P IS N P
= =
V S I P NS
43
Dimana :
Vp
Vs
Np
Ns
Ip
Is
Jadi dengan mengatur jumlah lilitan yang ada pada kumparan primer dan
sekunder kita akan dapat menentukan berapa tegangan output trafo yang akan
dihasilkan. Dalam prakteknya seringkali tegangan yang ada pada output trafo
tersedia untuk beberapa jenis teganganan yaitu 0 volt, 6 volt, 12 volt, 15 volt, 20
volt, 25 volt dan 30 volt. Adapun tulisan 3A menandakan besarnya arus sekunder
trafo (arus output) 3 ampere.
2.4 Dioda
Gambar 2. 21 Dioda
(Sumber : http://komponenelektronika.biz/dioda-bridge.html/)
Dioda adalah komponen/part elektronik aktif yang dibuat dari bahan
semikonduktor yang berfungsi utama menyearahkan AC menjadi DC. Dioda
mempunyai dua elektroda, yaitu anoda (A) dan katoda (K). Dioda bersifat hanya
meluluskan satu potential/ polaritas tegangan dan menahan/tidak meluluskan
potential tegangan yang lainnya. Umumnya dioda dibuat dari bahan silikon, hanya
sebagian yang dibuat dari bahan germanium. Setiap dioda mempunyai
karakteristik tersendiri, yang meliputi karakteristik kemampuan dilalui arus
maximal tertentu, kemampuan dipekerjakan pada tegangan maximal tertentu,
respons terhadap frekwensi, bentuk fisik, dan lain-lain yang kesemuanya bisa
dilihat pada data karakteristik dioda yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.
44
45
2.5 MCB
46
Tekan
(Sumber :
www.kajianpustaka.com Listrik/)
47
48
Function
Tegangan Input (5V-18V)
Ground
Tegangan Output; 5V (4,8V-5,2V)
Name
Input
Ground
Output
jika Tahanan LDR /Tahanan air besar maka tegangan V- akan besar
(mendekati nilai Vcc).
Gambar 2. 28 Komparator
(Sumber : http://ilham-kn.blogspot.co.id/2013/12/komparator.html)
Trimpot adalah komponen pembagi tegangan dengan mengubah nilai
resistansi yang ada di dalamnya. Dalam rangkaian ini maka nilai trimpot akan
berkisar antara 5 volt sampai 0 volt. Nilai tegangan trimpot ini akan
mempengaruhi nilai V+ yang diterima komparator sebagai nilai referensi
komparator.
Komparator dalam rangkaian ini berfungsi untuk menghasilkan tegangan
sebesar 0 volt atau 5 volt pada output komparator.
Jika V+ lebih dari V- maka output komparator = 5 volt
Jika V+ kurang dari V- maka output komparator = 0 volt.
Misal kita mengatur besar V+ dengan cara memutar putaran pada trimpot
hingga dihasilkan tegangan sebesar 3.5 volt. Pada saat intensitas infrared besar
yang
mengakibatkan
tahanan
LDR
mengecil
menjadi
10
kOhm
dan
mengakibatkan V- = 2.5 volt maka output komparator menjadi 5 volt. Pada saat
intensitas infrared kecil yang mengakibatkan tahanan LDR membesar menjadi
150 kOhm dan mengakibatkan V- = 4.7 volt maka output komparator menjadi 0
volt.
50
=5V
= 0-5 V
= 20 mA
=5V
= 0-5 V
= 20 mA
52
2.11
Baterai
Gambar 2. 34 Baterai
(Sumber :https://www.tokopedia.com/bjd/aki-10ah-12v-gs-astra)
53
semakin tinggi suhu elektrolit semakin rendah berat jenis dan sebaliknya.
e. Nilai jenis berat standart elektrolit tergantung dari pabrik pembuatnya.
f. Umur baterai tergantung pada operasi dan pemeliharaan biasanya bisa
mencapai 1015 tahun.
g. Tegangan pengisian per sel harus sesuai dengan petunjuk operasi dan
pemeliharahan dari pabrik pembuat.
Sebagai contoh adalah:
54
1.
2.
3.
4.
5.
B.
55
ampere hour. Muatan inilah yang akan dikeluarkan untuk menyuplai beban ke
pelanggan.
Kapasitas baterai dapat dinyatakan dengan persamaan dibawah ini :
Ah = Kuat Arus (ampere) x waktu (hours)
Dimana : Ah = kapasitas baterai aki
I = kuat arus (ampere)
t = waktu (jam/sekon)
BAB 3
PERENCANAAN KONSTRUKSI DAN PEMBUATAN ALAT
Mode Manual
Jemuran akan dioperasikan secara manual dimana push button S1
56
3.1.2
Mode otomatis
Jemuran akan dioperasikan dengan mode otomatis, dimana ketika sensor
menangkap cahaya melebihi nilai referensi atau S1=1 maka jemuran akan keluar
menjemur pakaian, lalu ketika hujan datang S2=1 maka jemuran akan masuk.
Dapat kita lihat pada flowchart.
57
58
59
60
61
3.3.1
No
digunakan
AVO Meter
Gergaji besi
Mesin Bubut
Mesin bor
Mesin bubut
Las listrik
Obeng set
Palu
Penggaris
Pensil tukang
Solder listrik
Tang set
Testpen
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Spesifikasi
Unit
Jumlah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Set
Buah
Buah
Buah
Buah
Set
Buah
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Bahanyang digunakan
Spesifikasi
Unit
1.
Jemuran
Buah
62
Jumla
h
1
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Sensor Cahaya
Sensor Air
Relay
Motor DC
Timer
Panel
Gear Box
Kabel total
NYAF
NYA
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Meter
1
1
1
1
1
1
1
20
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
16.
17.
18.
MCB
Fuse 10 A
Trafo
Wiring Channel
Push Button
Lampu Tanda
Besi Rangka Motor
Roda karet mati
Roda Gigi
Dioda
Baterai
6A
5 Ah
Buah
Buah
Buah
Meter
Buah
Buah
Meter
Buah
Buah
Buah
Buah
1
1
1
0,5
2
2
5
4
1
1
1
Kotak Panel
a. Ukuran panel
63
Panjang
: 20 cm
Lebar
: 15 cm
Tinggi
: 30 cm
b. Pintu panel
Lampu tanda
: 1 buah
Tombol tekan
: 2 buah
Toggle switch
: 1 buah
64
3.4.2
Supply
A. PLN
PLN merupakan sumber utama, dimana sumber AC 220 volt di
turunkan menggunakan trafo menjadi 12 volt,dan disearahkan
menggunakan Dioda Bridge, sehingga dihasilkan tegangan DC
sebagaimana dapat dilihat pada gambar 3.7 dibawah ini :
2(VmV dioda )
2(16,87052 x 0.7)
9,848 V
Maka tegangan yang dihasilkan adalah 9,848 V
B. BATERAI
65
BEBAN
66
1. Trafo
Pemilihan Trafo adalah berdasarkan arus beban, rating arus trafo
yang digunakan lebih besar dari arus bebannya
I beban=I maksimal motor+ I Kontrol
5 A +0.45 A
5.45 A
5,45 A
maka dioda yang digunakan adalah dioda 10 A
3. MCB dan Fuse
Maka Arus primer trafo adalah,
V P IS
=
VS IP
I p=
V s. I s
Vp
I p=
12 V x 5,45 A
220
I p =0,2973 A
Rating arus MCB
In MCB
= 110 % x I beban,
= 110 % x 0,2973
= 0.327 A
67
= 7,3575 A
Karena Fuse 7,3575 tidak tersedia dipasaran,maka dapat
digunakan rating fuse sebesar 10 A
68
3.4.3
Untuk gambar motor dc yang digunakan dapat dilihat pada gambar 3.10 berikut:
12
Tidak berbeban
Rating beban
Kecepata
n
(r.p.m)
Arus
(A)
Torsi
(Kgf. cm)
Kecepatan
(r.p.m)
Arus
(A)
90
30
70 20
69
Gambar 3.11 Desain Kerangka Penggerak dari Jemuran Otomatis (Tampak Atas)
70
BERAT
JEMURAN
8 KG
ALUMINIUM
CHASSIS MOTOR
25 KG
PENGGERAK
KAIN MAKSIMAL
KERING
< 15 KG
BASAH
< 100 KG
TOTAL
48 KG
133 KG
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini dibahas mengenai percobaan dan hasil dari pengujian pada
alat serta analisa hasil pengujian pada jemuran. Pengujian dilakukan untuk
mengetahui apakah sistem dapat berjalan sebagaimana mestinya dengan
lingkungan uji coba yang telah ditentukan serta dilakukan sesuai dengan skenario
uji coba.
4.1 Analisa Pengujian dan Pengukuran.
Adapun beberapa pengujian yang dilakukan yaitu pengunaan mode manual dan
otomatis pada jemuran, kecepatan motor terhadap Beban, Responsi sensor cahaya
dan sensor hujan.
71
4.1.1
4.1.3
Output
Sensor 1
(Sensor Cahaya)
Sensor 2
(Sensor Air)
Jemuran
1.
Terang
Cerah
2.
Gelap
72
Cerah
3.
Hujan
4. Sensor cahaya
Berdasarkan hasil pengujian sensor cahaya didapat hasil keluaran yaitu ketika
sensor terkena cahaya terang = high ketika sensor tidak terkena cahaya
(gelap/malam) = low untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4. 2 Logika Kondisi Sensor Cahaya
Kondisi Sensor
Logika
High
Low
Tabel 4. 3 Hasil
Pengukuran
Sensor
Cahaya
Cahaya
( gelap/malam)
Vin
Vout
Logika
Ke-
Vin
Vout
Logika
1.
5V
4,23 V
High
5V
0,65V
Low
2.
5V
4,49 V
High
5V
0,89V
Low
3.
5V
4,88 V
High
5V
0,52V
Low
4.
5V
4,72 V
High
5V
0,22V
Low
5.
5V
4,18 V
High
5V
0,17V
Low
High = 4,5 V
Low = 0,45 V
Pengujian sensor cahaya diambil ketika malam hari dan siang hari
Keterangan :
Vin
= Tegangan VCC dari power supply
Vout
= Tegangan dari sensor cahaya
73
3
Vin
Vout(High)
Vout(Low)
Logika
High
Low
74
Tabel 4. 5 Hasil Pengukuran Tegangan Keluaran (Vout) Sensor Air pada Jemuran
terhadap Tegangan Masukan (Vin) Sensor
Sensor
Air
Ke-
Vin
Vout
Logika
Vin
(Kering)
Vout
Logika
1.
5V
4,56 V
High
5V
0,01V
Low
2.
5V
4,62 V
High
5V
0,02V
Low
3.
5V
4,69 V
High
5V
0,02V
Low
4.
5V
4,79 V
High
5V
0,03V
Low
5.
Jumlah
5V
4,68 V
High
5V
0,02V
Low
rata-rata
High = 4, 66 V
Low = 0,02 V
Vout
2
Vin
3
Vout(High)
Vout(Low)
75
Berat
Waktu
Kecepatan
(Kg)
0 Kg
25 Kg
50 Kg
75 Kg
100 Kg
125 Kg
150 Kg
175 Kg
200 Kg
225 Kg
(Detik)
8,35
8,56
8,71
8,93
9,11
9,45
10,2
10,6
10,8
11,2
(m/s)
0,515
0,502
0,493
0,481
0,472
0,455
0,421
0,405
0,398
0,383
Arus (A)
1,2
1,6
2
2,6
2,8
3,2
3,6
3,7
4,6
5,0
0.6
0.5
0.4
KecepATAN (m/s)
0.3
0.2
0.1
0
1.5
2.5
3.5
4.5
5.5
ARUS (a)
76
77
DAFTAR PUSTAKA
George dan Winder Steve. 2005. Operational Amplifiers Edisi Kelima, Jakarta :
Erlangga.
Kingsley, Umans D. Stephen, Djoko Achyanto. 1997. Mesin-Mesin Listrik, Edisi
Keempat, Jakarta: Erlangga.
Rasyid, Krisna, 1988/ Dasar-Dasar Perata Dioda dan Penguat Transistor,
Bandung: Carya Ramadja.
Theraja. 2005, Ac and Dc Machine Volume II, Jakarta: S. Chand.
Motor Dc diakses melalui internet
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22382/3/Chapter%20II.pdf
Transformator diakses melalui https://id.wikipedia.org/wiki/Transformator
Sensor diakses melalui internet https://id.wikipedia.org/wiki/Sensor
78
LAMPIRAN
79
80
81
82
83
84
85