Sedimentologi
merupakan
ilmu
yang
mempelajari
sedimen
atau
endapan
(Wadell,1932). Sedangkan sedimen atau endapan pada umumnya diartikan sebagai hasil dari
proses pelapukan terhadap suatu tubuh batuan, yang kemudian mengalami erosi, transportasi
oleh air, es , angin, dll, dan pada akhirnya terendapkan.
Sedimentologi dapat pula dikatakan sebagai
Pada bab-bab selajutnya akan dibahas aspek-aspek mengenai batuan sedimen seperti
Pelapukan, transport sedimen, tekstur batuan sedimen, struktur batuan sedimen, klasifikasi
batuan sedimen, facies serta lingkungan pengendapan batuan sedimen.
BAB 1
PELAPUKAN
Pada dasarnya batuan sedimen berasal dari rombakan (erosi daratan) yang mengalami
transportasi dan akhirnya terendapkan di suatu tempat. Proses pembentukan batuan sedimen
dimulai dengan proses pelapukan terhadapan batuan asal. Pelapukan dapat dikatakan sebagai
proses penghancuran massa batuan, baik secara fisika,kimiawi maupun biologis. Batuan yang
tersingkap akan bersentuhan dengan atmosfera dan air, sehingga akan berada dalam lingkungan
kimiawi dan fisik yang rumit. Apabila batuan itu adalah batuan kristalin (batuan beku dan
metamorf) yang sebelumnya terbentuk didalam keadaan suhu dan tekanan yang tinggi, maka
pada saat tersingkap batuan tersebut akan dipengaruhi oleh keadaan tekanan dan suhu permukaan
yang rendah, dipengaruhi pula oleh air dan O2 dari udara dan kegiatan organism. Air yang telah
bersenmyawa dengan udara dari atmosfer akan memasuki rekahan-rekahan dan ruang-ruang
yang tersedia di dalam batuan. Kehadirannya akan mengubah mineral-mineral yang membentuk
batuan tersebut dengan cara bersenyawa secara kimiawi. Air juga dapat menghancurkan batuan,
batuan dengan cara mengembang pada saat memebeku didalam ruang-ruang pada batuan.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada batuan-batuan itu yang disebakan karena pengaruh
atmosfera, hydrosfera dan organisma
Dilihat dari prosesnya, pelapukan dapat terbagi menjadi dua jenis yaitu :
(1)Pelapukam Mekanis
Pelapukan mekanis (fisik) atau disintegrasi merupakam pelapukan dimana
batuan akan mengalami penghancuran tanpa menimbulkan perubahan terhadap sifatsifat kimiawinya (susunannya).
Ada beberapa faktor yang menyebabkan pelapukan mekanik, yaitu sebagai berikut.
(a) Akibat perbedaan temperatur
Batuan akan mengalami proses pemuaian apabila panas dan sekaligus
pengerutan pada waktu dingin. Apabila proses ini berlangsung terus menerus, maka
lambat laun batuan akan mengelupas, terbelah, dan pecah menjadi bongkah-bongkah
kecil.
(b) Akibat erosi di daerah pegunungan.
Air yang membeku di sela-sela batuan volumenya akan membesar,
sehingga air akan menjadi sebuah tenaga tekanan yang merusak struktur batuan.
(c) Akibat kegiatan makhluk hidup seperti hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Akar tumbuhan akan merusak struktur batuan, begitu juga dengan hewan
yang selalu membawa butir-butir batuan dari dalam tanah ke permukaan. Selain
makhluk hidup dan tumbuh-tumbuhan, manusia juga memberikan andil dalam
terjadinya pelapukan mekanis (fisik). Dengan pengetahuannya, batuan sebesar kapal
dapat dihancurkan dalam sekejap dengan menggunakan dinamit.
BAB 2
TRANSPORT SEDIMEN
Material sedimen yang terbentuk dari hasil pelapukan selanjutnya mengalami
pengangkutan dan pengendapan melalui proses transportasi sedimen. Proses transportasi yang
membawa material dipengaruhi oleh pergerakan agen transportasinya, antara lain angin, air atau
masa aliran. Tipe dan kecepatan dari media transportasi serta jumlah dari ukuran material yang
dibawa akan menentukan asal muasal sedimen yang telah terakumulasi.
Mekanisme transport sedimen dapat terjadi dalam dua garis besar, yaitu Mass
Wasting dan Fluid Dynamics. Berikut penjelasan mengenai kedua mekanisme tersebut :
1. Mass Wasting
Sedimen bergerak akibat adanya proses gravity driven (gaya dorong beban
yang menimbulkan interaksi antar sedimen).
Akibat dari proses ini batuan yang dihasilkan bisanya memiliki butiran yang
menyudut dan bertekstur kasar, karena biasanya proses mass wasting ini terjadi dalam jalak yang
pendek ataushort distance. Gravity flow yang menyebabkan proses ini biasanya disebabkan
oleh beberapa faktor, seperti : pelapukan, hujan, dan proses tektonik (gempa bumi). Mass
wasting dapat juga diartikan sebagai mass movement atau pergerakan massa. Beberapa contoh
dari mass wasting ini ialah : landslides, mudslides, slump dan creep.
2. Fluid Dynamics
Fluid dinamycs atau dinamika fluida berhubungan dengan dua macam arus, yaitu arus
Sedimen bergerak akibat adanya gaya dalam air atau fluida.
laminar (laminar flow) dan arus turbulen (turbulent flow).
Merupakan aliran fluida yang partikel-partikelnya bergerak secara acak dan tidak
stabil dengan kecepatan berfluktasi yang saling interaksi. Akibat dari hal tersebut makan garis
aliran antar partikel fluidanya menjadi saling berpotongan. Arus ini memiliki kecepatan arus
yang ralatif tinggi.
Arus Laminar dan Turbulent ini ditentukan oleh suatu bilangan yang disebut
sebagai bilangan Reynold (Reynold number).
Reynolds Number
Dari hasil bilangan Reynolds tersebut dapat dilihat apakah arus yang ada
merupakan arus laminar atau turbulen, suatu arus dikatan sebagai arus laminar apabila arus
tersebut memiliki nilai bilanga Reynolds atau Re ~ 500-2000, dan dapat dikatakan sebagai arus
turbulen jika arus tersebut memiliki Re >> 2000.
Dalam dinamika fluida Ada dua kelompok cara pengangkutan sedimen dari
batuan induknya ke tempat pengendapannya, yakni supensi (suspendedload) dan bedload
transport. Berikut ini penjelasan mengenai dua cara pengangkutan sedimen tersebut.
a) Suspended Load
Sedimen layang (suspensi) adalah material yang terbawa arus dengan cara
melayang-layang dalam air, transpor butiran dasar yang tersuspensi oleh gaya
gravitasi yang diimbangi gaya angkat yang terjadi pada turbulensi aliran.
Itu berarti butiran dasar terangkat ke atas lebih besar atau kecil tapi pada
akhirnya akan mengendap dan kembali ke dasar sungai. Cirilain dari jenis ini
adalah butir sedimen yang diangkut tidak pernah menyentuh dasar aliran.proses
suspensi ini sangat dipengaruhi oleh besar butir dan bentuk butir dari partikel
yang terbawa. Disamping itu kecepatan arus dan sifat arus juga sangat
berpengaruh terhadap proses suspense dan besar butir yang mengalami suspensi.
b) Bed Load
9
saluran.
Bed load dapat juga disebabkan karena adanya arus traksi, Arus traksi adalah arus
suatu media yang membawa sedimen didasarnya. Pada umumnya gravitasi lebih
berpengaruh dari pada yang lainya seperti angin atau pasang-surut air laut.
Sedimen yang dihasilkan oleh arus traksi ini umumnya berupa pasir yang
berstruktur silang siur, dengan sifat-sifat:
Pemilahan baik
Tidak mengandung masa dasar
10
Ada perubahan besar butir mengecil ke atas (fining upward) atau ke bawah
(coarsening upward) tetapi bukan perlapisan bersusun (graded bedding).
Seluruh cara transportasi ini penting karena akan mempengaruhi besar butir. Setiap
lingkungan pengendapan mempunyai cirri mekanisme fluida tersendiri yang menyebabkan cara
transportasi tersendiri yang akhirnya memberikan hasil populasi besar butit tersendiri pula.
BAB 3
TEKSTUR BATUAN SEDIMEN
Tekstur adalah sifat-sifat butiran atau hubungan antara butir dari batuan. Pada
hakikatnya setiap batuan terdiri dari butiran. Sifat-sifat dari setiap butiran ini penting bagi
11
penentu sifat-sifat fisik maupun penentu proses terjadinya batuan tersebut, baik untuk
mendeskripsi elemen-elemen batuan sedimen maupun untuk meneliti sedimentasi (interpretasi
mekanisme dan lingkungan pengendapannya). Dengan mempelajari tekstur batuan sedimen,
dapat diketahui hal-hal sebagai berikut :
1. Tipe lingkungan mana bataun tersebut berasal (lingkungan tempat batuan tersebut
mengalami pelapukan)
2. Agen yang mengangkutnya
3. Tempat sedimen diendapkan, dan
4. Proses litifikasi, yang menyebabkan terbentuknya batuan.
Menurut Tucker (1985) unsur tekstur batuan sedimen mencakup :
1. Ukuran butir (Grain size) dan distribusinya
2. Morfologi dan corak permukaan butirnya
3. Fabric semennya, serta
4. Warna
Sedangkan menurut Boggs (1922) tekstur sedimen mencakup tiga sifat yang
mendasar, yaitu:
1. Ukuran butir (Grain size)
2. Bentuk butir (grain shape) yang meliputi bentuk, kebundaran, dan tekstur
permukaan atau mikrorelief
3. fabrik (fabric yang) yang meliputi grain packing dan orientasinya.
William, et al (1985) menyebutkan bahwa individual partikel yang menyusun batuan
sedimen pada umumnya ada dua jenis, yaitu :
partikelnya
yaitu
12
13
14
Pada umumnya, sedimen-sedimen yang terangkut jauh, atau sangat jauh, akan
memiliki derajat kebundaran yang lebih bundar, dibandingkan dengan yang diangkut pada
jarak yang lebih pendek.
15
2. Tekstur Nonklastik
Tekstur nonklastik yang tipikal adalah tekstur kristalin, yaitu tekstur dimana batuan
terdiri dari agregat kristalin yang tumbuh saling bertumpuan (interlocking). Tekstur demikian
juga dikatakan sebagai crystalline granular atau saccharoidal. Ukuran butir Kristal dapat sama
dalam seluruh batuan, dapat pula tidak berukuran sama. Bila kontak anatara individu-individu
Kristal teratur, maka dinamakan mozaik, sedangkan bila pada keadaan dimana butiran Kristal
terdapat diantara masad dasar (matriks) mikrokristalin, maka dinamakan tekstur mortar.
16
Tekstur kristalin dari suatu batuan sedimen disebabkan oleh beberapa sebab, yaitu :
oleh presipitasi larutan dan oleh pertumbuhan sekunder dari butiran-butiran dentritis, butiranbutiran lepas dari komponen sedimen tumbuh, sehingga saling bertumpangan dengan butiran
disekitarnya dan membentuk tekstur mozaik.
BAB 4
STRUKTUR SEDIMEN
Struktur sedimen adalah kelainan dari bidang perlapisan yang normal (parallel atau
horizontal) . Kelainan-kelainan itu disebabkan karena proses sedimentasi, ataupun sesudah
sedimentasi (Koesoemadinata, 1981).
Struktur sedimen dapat juga dikatakan sebagai suatu fenomena atau kenampakan
struktur tertentu pada batuan sedimen yang merefleksikan proses, mekanisme, dan kondisi
17
tertentu pada saat pengendapan maupun setelah pengendapan. Penetuan struktur sedimen sangat
berguna didalam menentukan lapisan atas (top) dan lapisan bawah (bottom)dari suatu lapisan, ara
arus purba (paleocurrent) dan interpretasi lingkungan pengendapan.
Berdasarkan waktu terbentuknya, struktur sedimen dapat terbagi menjadi dua
(Gore,2004). Antara lain :
1. Struktur Sedimen Primer
Yakni struktur yang terbentuk selama proses pengendapan berlangsung atau tidak
lama setelah pengendapan sedimen tersebut. Contoh contoh struktur sedimen primer antara
lain:
Parallel lamination, yaitu pola kelurusan butiran, mineral, fosil, dan material lainnya
Dune and Sand Wave, yaitu struktur sedimen berbentuk gumuk pasir yang juga dapat
merefleksikan kondisi arus pada saat itu.
18
Cross Stratification, yaitu struktur berbentuk silang siur yang membentuk sudut
terhadap bidang perlapisan.
Nodules, struktur nodul ini disebut juga konkresi. Umumnya terbentuk pada sedimen
setelah pengendapan. Terdapan dalam bentuk tampalan-tampalan dari sementasi
sedimen tertentu. Mineral mineral pembentuk nodul biasanya berbutir halus dari
kalsit, dolomit, siderit, pirit, kuarsa, dan anhidrit.
19
20
21
dan
BAB 5
KLASIFIKASI BATUAN SEDIMEN
Klasifikasi adalah suatu usah untuk menggolongkan objek dalam kelas-kelas atau
kategori terhadap mana suatu nama dapat diberikan, sehingga kelas-kelas dan kategori tersebut
dapat mewakili pemerian yang diwakili dengan baik.
Raymond (2002)
23
24
25
BAB 6
LINGKUNGAN PENGENDAPAN DAN FACIES
SEDIMEN
Lingkungan pengendapan adalah bagian dari permukaan bumi dimana proses
fisik, kimia dan biologi berbeda dengan daerah yang berbatasan dengannya (Selley, 1988).
Sedangkan menurut Boggs (1995) lingkungan pengendapan adalah karakteristik dari suatu
tatanan geomorfik dimana proses fisik, kimia dan biologi berlangsung yang menghasilkan suatu
jenis endapan sedimen tertentu. Nichols (1999) menambahkan yang dimaksud dengan proses
26
tersebut adalah proses yang berlangsung selama proses pembentukan, transportasi dan
pengendapan sedimen. Perbedaan fisik dapat berupa elemen statis ataupun dinamis. Elemen
statis antara lain geometri cekungan, material endapan, kedalaman air dan suhu, sedangkan
elemen dinamis adalah energi, kecepatan dan arah pengendapan serta variasi angin, ombak dan
air. Termasuk dalam perbedaan kimia adalah komposisi dari cairan pembawa sedimen, geokimia
dari batuan asal di daerah tangkapan air (oksidasi dan reduksi (Eh), keasaman (Ph), salinitas,
kandungan karbon dioksida dan oksigen dari air, presipitasi dan solusi mineral). Sedangkan
perbedaan biologi tentu saja perbedaan pada fauna dan flora di tempat sedimen diendapkan
maupun daerah sepanjang perjalanannya sebelum diendapkan.
Fasies
merupakan
bagian
yang
sangat
penting
dalam
mempelajari
ilmu
Litofasies: didasarkan pada ciri fisik dan kimia pada suatu batuan
Biofasies: didasarkan pada kandungan fauna dan flora pada batuan
Iknofasies: difokuskan pada fosil jejak dalam batuan
Secara garis besar lingkunga pengendapan dibagi menjadi tiga, yaitu :
27
28
Endapan di saluran-saluran sungai terdiri dari kuarsa, gravel dengan kebundaran baik,
dan pasir. Ambang sungai terbentuk dari gravel atau pasir, tanggul-tanggul terbuat dari
pasir berbutir halus ataupun lanau. Sementara, dataran-dataran banjir ditutupi oleh
lempung dan lanau.
29
A. Delta
Endapan berbentuk kipas, terbentuk ketika sungai mengaliri badan air yang diam seperti
laut atau danau. Pasir adalah endapan yang paling umum ditemui.
30
C. Lagoons
Badan dari air yang menuju darat dari barrier islands. Lagoons dilindungi dari
gelombang laut yang merusak oleh barrier islands dan mengandung sediment berbutir
lebih halus dibandingkan dengan yang ada di pantai (biasanya lanau dan lumpur).
Lagoons juga hadir di balik reef atau berada di pusat atoll.
D. Tidal flats:
Membatasi lagoons, secara periodik mengalami pasang surut (biasanya 2 kali sehari),
mempunyai relief yang rendah, dipotong oleh saluran yang bermeander. Terdiri dari
lapisan-lapisan lempung, lanau, pasir halus. Stromatolit dapat hadir jika kondisi
memungkinkan.
31
32
B. Continental shelf
Terletak pada tepi kontinen, relative datar (slope < 0.1o), dangkal (kedalaman kurang dari
200 m), lebarnya mampu mencapai beberapa ratus meter. Continental shelf ditutupi oleh
pasir, lumpur, dan lanau.
C. Continental slope dan continental rise
Terletak pada dasar laut dari continental shelf. Continental slope adalah bagian paling
curam pada tepi kontinen. Continental slope melewati dasar laut menuju continental rise,
yang punya kemiringan yang lebih landai. Continental rise adalah pusat pengendapan
sedimen yang tebal akibat dari arus turbidity.
D. Abyssal plain
Merupakan lantai dasar samudera. Pada dasarnya datar dan dilapisi oleh very finegrained sediment, tersusun terutama oleh lempung dan sel-sel organisme mikroskopis
seperti foraminifera, radiolarians, dan diatom.
33
DAFTAR PUSTAKA
Syafri, Ildrem. 2002. Modul Petrologi. Pusat pendidikan dan pelatihan Geologi.
Nichols, Gary . 2009. Sedimnetology and stratigraphy:second edition.Willey-blackwell
Publication
Materi Kuliah Sedimntologi, Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran.
34