Keuangan Disnakan Kab
Keuangan Disnakan Kab
BANDUNG
Selasa, 17 Februari 2015
PENGELOLAAN KEUANGAN SKPD
PENDAHULUAN
Dasar Hukum:
a. Undang Undang No. 17 tahun 2003 Tentang Keuangan Negara;
b. Undang Undang No. 1 tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara;
c. Undang Undang No. 15 tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan & Tanggung Jawab Keu.
Negara;
d. Undang Undang no. 32 tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah diperbaharui dg. UU no. 23
tahun 2014;
e. Undang Undang No. 33 tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah;
f. PP no. 58 tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
g. Permendagri no. 13 tahun 2006 Tentang. Pedoman Pengelolaan keuangan Daerah, yang terakhir
diperbaharui dgn Permendagri No. 21 tahun 2011;
h.
Perpres no. 70 tahun 2012 Tentang Perubahan kedua Perpres no 54 tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
5. Bendahara Pengeluaran
Memiliki Tugas:
Meneliti kelengkapan perrmintaan pembayaran yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa
Pengguna Anggaran;
PELAKSANAAN BELANJA
1. PPTK mengajukan permohonan dana dengan mengisi Nota Dinas untuk melaksanakan kegiatan
kepada Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran (PA/KPA);
2. PA/KPA memberi persetujuan pada Nota Dinas tersebut, selanjutnya PPTK mengajukan Nota
Dinas kepada Bendahara Pengeluaran untuk mengeluarkan sejumlah dana yang dimaksud
sebagai Panjar Kerja.
3. PPTK wajib mengarsip dokumen-dokumen yang terkait pengeluaran belanja kegiatan tersebut.
Selanjutnya PPTK memberikan dokumen-dokumen tersebut sebagai dasar Bendahara
Pengeluaran dalam melakukan Pertanggungjawaban Belanja;
4. Bendahara Pengeluaran melakukan pembukuan setelah dilakukan verifikasi oleh PPK terhadap
kebenaran dokumen yang diberikan oleh PPTK. Bendahara Pengeluaran mencatat pelaksanaan
belanja dalam Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas, Buku Pembantu Bank, Buku Pembantu
Pajak, Buku Pembantu Panjar, dan Buku Pembantu Pengeluaran Perincian Objek Belanja;
5. Pengurus Barang/Penyimpan Barang melakukan pembukuan barang setelah SPJ belanja Bahan
Pakai Habis, Belanja Bahan/Material dan Belanja Modal dibukukan oleh Bendahara
Pengeluaran, PPTK klarifikasi kepada Bendahara Pengeluaran terkait ketersediaan dana untuk
Panjar kerja;
Apabila terdapat sisa panjar kerja maka dana yang tidak dapat di-SPJ-kan disetor kembali kepada
Bendahara Pengeluaran, Selanjutnya SPJ tersebut akan dipergunakan oleh Bendahara
Pengeluaran sebagai bahan permintaan pengisian kembali UP melalui SPP GU,
Kelengkapan SPJ:
Bukti Pengeluaran (kwitansi)
Tanda Terima yang dipersamakan dengan bukti pengeluaran
Penyelesaian perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Pernyataan belanja terukur berdasarkan DPA (nama kegiatan, nomor rekening belanja, jenis
pembayaran);
Kwitansi beserta lampirannya dibuat.
Paraf PPTK dibubuhkan di sebelah kanan baris nama Bendahara Pengeluaran, sedangkan paraf
PPK di sebelah kanan baris nama PA/KPA, sebelum Bend 26a ditandatangani PA/KPA.
Penanda tangan Penerima Barang/Jasa
belanja barang pakai habis (ATK, Barang cetakan, dll) ditandatangani oleh Penyimpan Barang.
pengadaan barang inventaris (aset tetap), ditandatangani oleh Pengurus Barang.
Belanja Jasa (pihak ke tiga/konsultan) ditandatangani oleh PPTK.
Belanja Makan Minum/Konsumsi ditandatangani oleh PPTK
Tanda tangan Bendahara Pengeluaran dilaksanakan setelah isi dan kelengkapan sesuai dengan
semua ketentuan di atas.
Catatan:
Jika satu orang merangkap jabatan/kedudukan maka dapat diberikan satu honor jabatan. Kecuali
honor Pembuat makalah merangkap narasumber. Makalah bukan handout atau slide powerpoint.
Jadwal dibuat per 1 jpl (45 menit); bila tidak menginap 8 jpl, jika menginap 12 jpl.
Honor disesuaikan DPA dan SHBD. Jika di DPA lebih besar dari SHBD maka harus disesuaikan
dengan SHBD. Jika tidak ada di SHBD dikonsultasikan dgn Bagian Pembangunan SETDA
Pada Daftar Penerimaan Uang mencantumkan Golongan dan Materi yang disampaikan.
Honorarium Penulisan Artikel atau yang sejenis dilampiri Hasil Pekerjaan atau Softcopynya
3. Uang Lembur SPJ dilengkapi:
Surat Perintah Tugas lembur dari Kepala Dinas;
Daftar Penerima Uang;
Daftar Hadir Elektronik;
Bend 26a (kuitansi) jamuan lembur;
SSP (PPh pasal 21)
SSP (PPh pasal 23)
Foto Copy DPA 2.2.1
Laporan Hasil Pelaksanaan lembur.
4. Belanja Kursus, Pelatihan, Sosialisasi dan Bimbingan Teknis SPJ dilengkapi:
Bend 26 a (kwitansi)
SPT dari Kepala Dinas
Bukti keikutsertaan (surat keterangan) dari Penyelenggara;
Laporan Hasil Kursus, Pelatihan dan Bimbingan Teknis
Sertifikat
Foto Copy DPA 2.2.1
5. Belanja Beasiswa PNS SPJ dilengkapi :
MoU antara Pengguna Anggaran dengan Penerima Beasiswa
SK Penetapan dari Kepala Dinas
Bend 26a (kwitansi)
Bukti keikutsertaan dari Lembaga Penyelenggara (Kartu Mahasiswa)
Laporan Hasil Studi (transkrip nilai)
Ijazah bagi yang telah lulus
Foto Copy DPA 2.2.1
Bend 26 a (kwitansi)
Nota Pembelian dari SPBU setempat
Jika Pembelian berwujud Kupon, dilampiri Nomor Seri Kupon BBM
Foto Copy DPA 2.2.1
7. Belanja ATK SPJ dilengkapi :
Bend 26 a (kwitansi)
Rincian Belanja, meliputi jenis barang dan mereknya
Faktur pengeluaran barang yang diketahui oleh Penyimpan Barang
SSP (PPh pasal 22 jika lebih dari 2 juta, PPN jika lebih dari 1 juta)
Foto Copy DPA 2.2.1
10.
Pengajuan LS:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
BUKTI PERJANJIAN
Nilai Pekerjaan Bukti Perjanjian
sampai dengan Rp. 10.000.000,
- bukti pembelian (kuitansi) disahkan oleh Bendahara Pengeluaran
belanja modal yang nilainya sampai dengan Rp.10.000.000,
- bukti pembelian disertai Berita Acara Penerimaan Hasil Pekerjaan
Pengadaan Barang/Jasa nilainya lebih dari Rp.10.000.000 sampai Rp.50.000.000,
- kuitansi disertai Berita Acara Penerimaan Hasil Pekerjaan dan SPK (sesuai SOP Disnakan)
Pengadaan Barang/Jasa nilainya lebih dari Rp.50.000.000 sampai Rp.200.000.000,
- atau sampai dengan Rp.50.000.000,- untuk jasa konsultansi Surat Perintah Kerja (SPK) disertai
Berita Acara Penerimaan Hasil Pekerjaan
Pengadaan Barang/Jasa nilainya lebih dari Rp.200.000.000,- atau lebih dari Rp. 50.000.000,
- untuk jasa konsultansi Kontrak/Surat Perjanjian disertai Berita Acara Penerimaan Hasil
Pekerjaan
Pengadaan Barang/Jasa yang nilainya lebih dari Rp. 10.000.000,
- harus menggunakan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) yang ditetapkan oleh PPK
Tarif pajak Jasa Konsultasi, jasa publikasi, Catering, Cleaning Service, Sewa Angkutan Darat,
Jasa biro perjalanan/agen, jasa penyelidikan, jasa kurir, jasa Freight Forwarding, Jasa
pengepakan, jasa Maklon, Jasa Konstruksi, Pembasmian Hama, dan jasa lain (misal: foto copy,
service computer, kendaraan, penggandaan, cetak ) adalah 2%
PPh pasal 4 ayat 2
Yaitu pajak atas jasa konstruksi dan sewa ruang/bangunan/tanah.
Kode Jenis Pajak/MAP 411128, kode setoran 409 untuk Konstruksi dan 403 untuk sewa
tanah/ruang/bangunan. Pekerjaan Konstruksi
Klasifikasi Kecil = 2%; Klasifikasi Menengah ke Atas = 3%; Tidak Memiliki Klasifikasi = 4%
(tidak termasuk PPN). Pekerjaan Perencanaan dan Pengawasan
Memiliki Klasifikasi = 4%; Tidak Memiliki Klasifikasi = 6% (tidak termasuk PPN) Belanja Sewa
Ruang/ Bangunan /Tanah
Tarif : 10% dari Bruto
PPN
Kode jenis pajak/MAP 411211, kode setoran 900.
Tarif adalah 10% dari harga perolehan. Pembayaran yang tidak dipungut PPN:
Pembayaran yg jumlahnya paling banyak Rp 1.000.000,- (termasuk PPN) dan tidak merupakan
pembayaran yang terpecah-pecah
Makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan dan sejenisnya
Jasa di bidang perhotelan meliputi jasa persewaan kamar termasuk fasilitas yang terkait dan jasa
persewaan ruangan untuk kegiatan acara atau pertemuan dihotel, penginapan, motel, losmen dan
hostel;
Jasa di bidang angkutan umum di darat dan di air;
Jasa yang disediakan oleh pemerintah dalam rangka menjalankan pemerintahan secara umum;
Jasa di bidang pengiriman surat dengan perangko
Pembelian barang hasil pertambangan yang diambil langsung dari sumbernya
Jasa di bidang pelayanan kesehatan medik seperti jasa rumah sakit, rumah bersalin, klinik
kesehatan, laboratorium kesehatan, dan sanatorium;
NPWP
Rekanan
Bendahara
Bendahara
Bendahara
JENIS PAJAK
PPh Pasal 21 (Gaji PNS dan
Honor Non-PNS)
PPh Pasal 21 Final (Honor
PNS)
PPh Pasal 22 (Barang)
PPh Pasal 23 (Jasa)
PPh Final Pasal 4 ayat 2
(Sewa Tanah/ bangunan)
PPh Final Pasal 4 ayat 2
(Jasa Konstruksi)
PPN (Barang dan Jasa)
411121
100
411122
411124
411128
100
100
100
411128
100
411211
100
Contoh
Penghitungan PPN dan PPh Bendahara Pengeluaran membayar pembelian ATK sebesar
Rp.2.050.000,Jawab:
Sebelum menghitung PPh 22, lebih dulu dihitung PPN yang dikeluarkan dari bruto:
PPN = ( 1 : 11 ) X Rp. 2.050.000,- = Rp. 186.364,PPh 22 = 1,5% X Rp. (2.050.000 - 186.364) = 1,5% X Rp. 1.863.636,- = Rp. 27.955,- (Jika
Rekanan tidak punya NPWP,
tarif PPh 22 3% ) = 3% X Rp 1.863.636,- = Rp. 55.909,Bendahara Pengeluaran membayarkan jasa service kendaraan sebesar Rp.1.200.000,- Jawaban:
PPN = ( 1 : 11 ) X Rp. 1.200.000,- = Rp. 109.091,PPh 23 = 2% X Rp (1.200.000 - 109.091) = 2% X Rp. 1.090.909,- = Rp. 21.818,(Jika Rekanan tidak punya NPWP,
tarif PPh 23 = 4 % ) = 4% X Rp. 1.090.909,- = Rp. 43.636,Bendahara Pengeluaran membayarkan pembelian Pakan dan Bibit Ternak sebesar Rp.2.100.000,Jawaban:
PPN = tidak dikenai PPN;
PPh 22 = 1,5% X Rp. 2.100.000 = Rp. 31.500,(Jika Rekanan tidak punya NPWP,
tarif PPh 22 = 3 % ) = 3% X Rp. 2.100.000,- = Rp. 63.000,-
Meterai
Meterai Rp.6.000,- untuk belanja senilai lebih dari Rp.1.000.000, Materai Rp.6.000,- untuk dokumen kontrak/perjanjian.
a.
b.
c.
d.
1.
2.
3.
4.
5.
a.
b.
c.
d.
1.
2.
3.
4.
PENCAIRAN SP2D
JENIS PENCAIRAN
1.
BIDANG PKD
PA/KPA
(Bendahara Pengeluaran/
Bendahara Pengeluaran Pembantu)
BANK BJB
PIHAK III
2.
PENCAIRAN
LS
3.
PENCAIRAN
GAJI
Menyimpan SP2D;
Menyerahkan SP2D kpd Bendara
Pengeluaran/
Bendahara
Pengeluaran Pembantu;
Mengarsip SP2D
Menyerahkan SP2D dan penguji
SP2D
ke Bank BJB dilampiri Surat
Setoran Pajak, STS denda dan
Penyusutan
Menyimpan SP2D;
Mengarsip SP2D
Menyerahkan SP2D kpd Bendara
Pengeluaran/
Bendahara
Pengeluaran Pembantu.
terdekat.
Menyerahkan
ke
Bidang
Akuntansi sebagai laporan
Menyerahkan SP2D dan register
Mengambil SP2D ke Bidang PKD, dan
Menyerahkan foto copy SP2D ke
SP2D
ke Bank BPD
dapat mengambil dana ke Bank BJB Bidang
AKuntansi
Menyerahkan
SP2D
kpd terdekat.
PENCAIRAN SP2D
Bendahara beserta lampirannya
PEMBUKUAN
Pelaksanaan pembukuan dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran dengan membuat dan
mengerjakan pembukuan sesuai tugas pokok dan fungsi secara tertib, cermat dan teliti serta
lengkap pada masing-masing format pembukuan.
Langkah-langkah :
1. Menyiapkan Buku Kas Umum, untuk mencatat transaksi kas (SP2D dan pengeluaran harian)
2. Membuat Buku Pembantu Kas Tunai
3. Membuat Buku Pembantu Simpanan Bank
4. Membuat Buku Pembantu Panjar (mencatat pemberian Panjar/ pengembalian panjar PPTK)
5. Membuat Buku Pembantu Pajak
6. Membuat Buku Pembantu Rincian Obyek Belanja
7. Semuanya dientri dalam Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIMDA)
Dokumen-dokumen sebagai dasar dalam melakukan pembukuan adalah:
SP2D UP/GU/TU/LS
Bukti transaksi yang sah dan lengkap
Dokumen-dokumen pendukung lainnya sebagaimana yang diatur dalam peraturan yang
berlaku.
Bendahara Pengeluaran dalam melakukan pembukuan dengan ketentuan:
Bahwa setiap SPJ (Bend 26a yang lengkap dan sah) dicatat (dibukukan) pada BKU, setelah
diberi nomor/tanggal BKU langsung dibukukan pada Rekapitulasi Pengeluaran Per Rincian
Obyek, sesuai dengan rekening belanja masing-masing.
Bila pada Bend 26a terdapat transaksi pajak, dicatat (dibukukan) pada BKU, setelah diberi
nomor/tanggal BKU langsung dibukukan pada Buku Pembantu Penerimaan/Penyetoran Per
Rincian Obyek Pajak, sesuai dengan jenis pajak masing-masing.
Setelah selesai membuku secara ganda seperti tersebut (nomor 1 dan 2), dibukukan (entry)
pada Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran (Lembar Pengesahan SPJ).
Menyiapkan lembar pemeriksaan kas oleh Pengguna Anggaran.
Membuat lembar pengesahan SPJ.
Membuat register penutupan kas.
Menyiapkan SPP beserta lampirannya
Prosedur lengkap tentang Pembukuan Bendahara Pengeluaran dapat dilihat di Permendagri
nomor 55 tahun 2008 tentang Tata Cara Penatausahaan Dan Penyusunan Laporan
Pertanggungjawaban Bendahara Serta Penyampaiannya.
PELAPORAN
1. Laporan Bulanan
Laporan Kinerja Keuangan dan Kegiatan dibuat oleh PPTK, dikirim selambat- lambatnya
tanggal 3 bulan berikutnya ke Sub Bagian Keuangan.
Laporan Mutasi Aset dan barang Persediaan oleh Pengurus Barang dan Penyimpan Barang.
Pengesahan pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran (SPJ-Belanja), dibuat oleh
Bendahara Pengeluaran.
2. Laporan Triwulanan
Laporan Kinerja Keuangan dan Kegiatan dibuat oleh PPTK.
Laporan Mutasi Aset dan barang persediaan oleh Pengurus Barang dan Penyimpan Barang
Laporan Keuangan dan akuntansi, dibuat oleh PPK.
BATAS WAKTU
1. PPTK secara administratif wajib menyampaikan Surat Pertanggungjawaban Keuangan (SPJ)
secara lengkap dan benar paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal pengambilan panjar
kerja, kepada Kepala Dinas selaku Pengguna Anggaran melalui Bendahara Pengeluaran.
2. PPTK setiap bulan wajib melaporkan Realisasi/Daya Serap Anggaran untuk masing-masing
kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya kepada Pengguna Anggaran melalui Sub bagian
Keuangan paling lambat tanggal 3 pada bulan berikutnya.
3.
Bendahara Pengeluaran secara administratif wajib menyampaikan laporan
pertanggungjawaban penggunaan APBD setiap akhir bulan kepada Kepala SKPD melalui
PPK SKPD.
4. Apabila berdasarkan hasil verifikasi laporan pertanggungjawaban telah lengkap dan benar
serta sesuai dengan ketentuan/peraturan perundang- undangan, maka Pengguna Anggaran
menerbitkan surat pengesahan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
5. Dikecualikan dari ketentuan dimaksud nomor 4 di atas, terhadap penerbitan surat pengesahan
pada bulan Desember pelaksanaan paling lambat tanggal 31 Desember tahun berkenaan.
6. PPK secara adminsitratif menyusun Laporan Keuangan dan Akuntansi paling lambat tanggal
15 bulan berikutnya.
SANKSI KETERLAMBATAN
1.
PENGELOLA BANTUAN
Mekanisme Penyaluran Bantuan
Penyaluran Bantuan Gubernur sesuai DPA PPKD yang di bebankan Dinas Peternakan dan
Perikanan Kab. Bandung;
Penerima bantuan Gubernur sudah tercatat dalam DPA atau lampiran DPA penerima Hibah
dan/atau bantuan sosial;
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung menyusun Pedoman/Juknis
Penyaluran bantuan Gubernur.
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung atas nama Gubernur melaksanakan
sosialisasi program bantuan.
Calon penerima baik lembaga/perorangan bantuan mengajukan permohonan bantuan,
ditujukan kepada : Gubernur Jawa Barat, melalui Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan
PENELITIAN/VERIFIKASI PROPOSAL.
Proposal sekurang-kurangnya memuat:
Profil lembaga penerima bantuan;
Program Kerja;
SK Pendirian dan Susunan Pengurus;
RAB pemanfaatan dana bantuan;
Jadwal pelaksanaan pemanfaatan dana bantuan.
Penelitian/verifikasi proposal:
Verifikasi meliputi: ketersediaan Anggaran bantuan dalam DPA, kelengkapan berkas
permohonan bantuan, kelayakan menerima bantuan (dari perhitungan RAB maupun kegiatan
yang akan dijalankan);
Bila masih terdapat kekeliruan maupun kekurangan syarat administrasi akan dikembalikan
untuk pembetulan seperlunya.
Proposal yang telah lolos verifikasi, selanjutnya diusulkan untuk ditetapkan sebagai penerima
bantuan dengan Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat.
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung
menerbitkan Surat
Rekomendasi Pemberian Bantuan.
Setelah kelengkapan administrasi penerimaan bantuan lengkap maka akan diajukan ke BUD
untuk permohonan pencairan bantuan.
Berdasar Permendagri No. 32 tahun 2011, semua bantuan sosial harus sudah ditentukan
diawal baik nama dan alamat dan kegunaan bantuan tersebut yang dituangkan dalam
keputusan Gubernur;
Semua bantuan yang dialokasikan dalam APBD disalurkan melalui transfer Bank ke rekening
atas nama lembaga penerima bantuan.
Mekanisme:
1. Dokumen Pencairan Dana Bantuan Kelembagaan
Proposal dan lampirannya dibuat rangkap 6 (enam) bendel, dijilid;
Kwitansi Pengeluaran bermeterai cukup dan sudah ditandatangani oleh para pihak yang
berkompeten;
Foto Copy Rekening Bank/Buku Tabungan atas nama lembaga;
Surat Pernyataan/Naskah Perjanjian Kerjasama Pemberian Bantuan;
Laporan Pemanfaatan Dana Bantuan tahun sebelumnya, bagi lembaga yang tahun sebelumnya
pernah menerima bantuan sejenis dari APBD.
2. Pengusulan Pencairan Dana
Dokumen Pencairan Dana sebagaimana tersebut diatas, diusulkan oleh Kepala Dinas
Peternakan dan Perikanan kepada Gubernur Jawa Barat, melalui Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan Daerah (DPPKD) Kabupaten Bandung;
Tranfer Dana dilakukan oleh Bendahara Umum Daerah langsung ke rekening penerima
bantuan
Penerima Bantuan Kelembagaan dilarang menyimpan bantuan di bank/mengendapkan dalam
rangka mendapatkan bunga.
Penerima bantuan wajib menyampaikan laporan pemanfaatan dana, paling lambat 30 (tiga
puluh) hari kerja terhitung sejak dana bantuan diterima dan atau masuk dalam rekening bank
penerima bantuan, atau batas akhir tahun anggaran yang bersangkutan.
Laporan Pertanggungjawaban dimaksud angka (1) diatas, minimal memuat:
Uraian singkat program/kegiatan yang dilaksanakan dan dibiayai melalui dana bantuan
kelembagaan yang diterima;
Hambatan/Kendala yang dihadapi dan cara mengatasi hambatan/kendala;
Rincian Pengeluaran dana, dan capaian program/kegiatan yang dibiayai melalui dana bantuan
yang diterima, dilampiri bukti pengeluaran yang sah, dan foto kegiatan;
Laporan Pertanggungjawaban dibuat rangkap 5 (lima) dijilid dan disampaikan kepada
Gubernur Jawa Barat melalui Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung.
Atas dasar hasil Pemantauan dan evaluasi, apabila terdapat penyimpangan pemanfaatan dana
sebagaimana yang telah dicantumkan dalam proposal permohonan, maka penerima dana
bantuan dapat dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Diposkan oleh keuangan disnakan di 23.21