Anda di halaman 1dari 7

MEKANIKA 1

Volume xx Nomor x, Bulan Tahun

DESAIN TURBIN ANGIN TIPE SAVONIUS DENGAN TWIST


45 KAPASITAS 100 WATT UNTUK SALA VIEW HOTEL
Rifqi MA1, Dominicus DDPT2, Syamsul H
1

Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret


Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret

Kata Kunci :

Abstrak :

Kebutuhan energi, energi


terbarukan, perancangan,
turbin angin, Savonius

Kebutuhan akan energi saat ini sangatlah tinggi dikarenakan banyak


pertumbuhan industri, gedung, dan perumahan yang membutuhkan sumber
energi yang besar. Hal tersebut apabila dibiarkan akan menyebabkan
kelangkaan energi. Salah satu upaya untuk menanggulanginya adalah
dengan memanfaatkan energi terbarukan, seperti pemanfaatan turbin angin.
Paper ini akan membahas mengenai perancangan turbin angin tipe Savonius
kapasitas 100 Watt yang nantinya dapat digunakan untuk produksi energi.
Berdasarkan analisa hasil perhitungan yang telah dilakukan didapat
kecepatan angin pada Sala View Hotel sebesar 7.06 m/det. Nilai koefisien
daya (Cp) sebesar 0.18 dan tip speed ratio () yang digunakan adalah 1.
Nilai aspect ratio () dan overlap ratio () sebesar 1,5 dan 0.2, maka
didapatkan dimensi untuk luas sapuan turbin sebesar 2.74 m2 dengan
menggunakan sudu berbentuk twist 45 sebanyak dua sudu dengan diameter
sudu sebesar 0.75 m. Sehingga dimensi untuk tinggi (H) dan diameter rotor
(D) turbin sebesar 2.03 m dan 1.35 m..

PENDAHULUAN
Akhir-akhir ini kebutuhan akan listrik sangatlah
tinggi, hal ini dikarenakan banyak tumbuhnya mega
industri, bangunan pencakar langit, dan lain
sebagainya yang membutuhkan sumber listrik yang
besar. Pada dasarnya sumber listrik terbesar saat ini
berasal dari bahan bakar fosil yang tidak dapat
diperbarui dan membutuhkan proses yang panjang
dan waktu yang lama dalam pembentukannya.
Belum lagi eksploitasi besar-besaran yang merusak
alam, dan banyak dampak negatif dari penggunaan
bahan bakar fosil yang tidak terkontrol, seperti
pemanasan global, polusi udara, hujan asam, dan
pencemaran lingkungan, untuk mencegah dampak
negatif tersebut, masyarakat sadar bahwa mereka
membutuhkan energi terbarukan Salah satu sumber
energi terbarukan yang dipilih adalah energi angin.
Angin merupakan salah satu sumber energi yang
mudah diperoleh, baik pada daerah pesisir pantai
maupun perkotaan. Setiap daerah mempunyai
potensi energi angin yang dapat dimanfaatkan
sebagai sumber energi terbarukan. Angin mempunyai
energi kinetik yang apabila dimanfaatkan dengan
benar dapat digunakan untuk memutar turbin angin
(Cho dkk,2011).
Tahbaz (2006) beranggapan bahwa salah satu
tempat strategis yang dapat digunakan untuk
memanfaatkan energi angin di wilayah perkotaan
ialah pada atap-atap gedung bertingkat, hal ini
dikarenakan semakin menjauhi permukaan maka
semakin bertambah kecepatan angin karena tidak ada
penghalang yang mengganggu laju angin, begitu
pula sebaliknya. Kecepatan angin di Negara
Indonesia sendiri memiliki kisaran kecepatan per

tahun sebesar 2.0-7.0 m/s, sedangkan di wilayah


Pulau Jawa sendiri memiliki kecepatan angin ratarata sebesar 2.5-4.0 m/s (Putranto dkk, 2011).
Penelitian ini membahas mengenai perancangan
turbin angin tipe Savonius berkapasitas 100 Watt
yang nantinya akan diaplikasikan pada rooftop Sala
View Hotel. Perancangan ini mencakup penentuan
parameter-parameter yang optimal untuk turbin
angin tipe Savonius.
DASAR TEORI
Turbin angin merupakan kincir yang digerakan
oleh angin yang digunakan untuk memutar generator
sehingga menghasilkan listrik. Pada mulanya, kincir
digunakan untuk mengakomodasi kebutuhan petani
dalam penggilingan padi, irigasi, dan lain-lain.
Turbin angin pada awalnya biasa dikenal dengan
nama windmill yang banyak ditemukan di negaranegara Eropa (Putranto dkk, 2011).

Gambar 1 Contoh turbin angin (Ishugah dkk, 2014)


Ada dua jenis turbin angin yang biasa digunakan
diwilayah perkotaan, yaitu turbin angin sumbu
horizontal dan turbin angin sumbu vertikal (Chen
dkk, 2009). Turbin angin sumbu vertikal memiliki
sumbu rotasi rotor yang tegak lurus terhadap

MEKANIKA 2
Volume xx Nomor x, Bulan Tahun
permukaan tanah, seperti ditunjukkan pada gambar
2. Jika dilihat dari efisiensinya, turbin angin tipe
horizontal lebih efektif dalam mengekstrak energi
angin. Akan tetapi turbin angin tipe vertikal
mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan turbin
tipe horizontal (Putranto.A dkk, 2005), antaralain ;
a. Turbin angin sumbu vertikal tidak harus diubah
posisinya jika arah angin berubah, tidak seperti
turbin angin horizontal yang memerlukan
mekanisme tambahan untuk menyesuaikan rotor
turbin dengan arah angin.
b. Tidak membutuhkan struktur menara yang besar.
c. Konstruksi turbin sederhana
d. Kincir angin jenis VAWT mudah dilihat dan
dihindari burung
e. Kincir angin jenis VAWT bisa didirikan pada
lokasi-lokasi dimana struktur yang lebih tinggi

Gambar 2 Contoh turbin angin tipe vertikal


(Ishugah dkk, 2014)
Turbin
angin
Savonius
pertama
kali
dikembangkan oleh J.Savonius tahun 1920an.
Savonius banyak digunakan sebagai sebuah rotor,
dimana bentuknya dibuat dari sebuah silinder yang
dipotong pada sumbu bidang sentral menjadi dua
bagian dan bagian tersebut disusun menyilang
menyerupai huruf S. Turbin angin tipe Savonius
merupakan drag type turbine, sehingga tipe ini tidak
dapat berputar lebih cepat daripada kecepatan angin.
Namun tipe Savonius ini juga memiliki beberapa
kelebihan, yaitu:
a. Cut-in speed yang rendah dan mampu beroprasi
pada kecepatan angin kira-kira 5 mph atau 2,5
m/s.
b. Mampu menerima angin dari segala arah.
c. Komponen yang relatif sederhana.
d. Memiliki konstruksi yang tidak rumit.
e. Memiliki starting torque yang tinggi, sehingga
turbin ini mampu beroperasi pada kecepatan
angin yang rendah.
Kemampuan ini membuat tipe Savonius sesuai
untuk aplikasi pembangkit listrik pada daya rendah
seperti pada instalasi domestik. Turbin tipe ini juga
sesuai untuk lokasi dengan arah angin yang
bervariasi. Kekurangan dari turbin jenis Savonius
ialah faktor kekokohan pada sudu yang tinggi
sehingga membuat turbin memiliki berat yang cukup
besar, sehingga dibutuhkan konstruksi frame yang

kokoh untuk menopang turbin tersebut (Afzanizam,


2013). Selain itu turbin tipe ini dikenal dengan
efisiensinya yang rendah dibanding dengan turbin
angin tipe vertikal lainnya maupun horizontal.
PARAMETER PERANCANGAN
Ada beberapa parameter yang menjadi acuan
dalam melakukan perancangan turbuin angin.
Kecepatan rata-rata lokasi
Kecepaatan angin rata-rata (Vemax) yang ada di
rooftop Sala View Hotel didapat dari konversi
kecepatan angin yang berada di Bandara Adi
Sumarmo pada ketinggian 45 m, sehingga didapat
nilai Vemax adalah 7,06 m/s. Hasil perhitungan
potensi energi angin menggunakan distribusi Weibull
ditunjukkan pada grafik berikut:

Gambar 3 Grafik fungsi probability density


Grafik windrose data kecepatan angin
Grafik windrose berguna untuk mengetahui dari
arah mana kecepatan angin yang sering muncul
selama dua tahun. Berikut gambar grafik yang terjadi
selama dua tahun pada lokasi,

Gambar 4 grafik windrose


Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa
frekuensi angin yang sering muncul adalah pada arah
180 sampai 210, ini berarti bahwa angin sering
terjadi dari arah .

U
B

MEKANIKA 3
Volume xx Nomor x, Bulan Tahun
Parameter yang berpengaruh pada turbin angin
savonius
1. Jumlah sudu
Pada turbin tipe Savonius, jumlah sudu
merupakan salah satu parameter yang penting yang
bergantung terhadap kondisi operasi, normalnya
turbin jenis ini memiliki dua sampai empat sudu.
Akan tetapi pada kenyataannya dua sudu merupakan
jumlah yang paling sering digunakan karena
memiliki kelebihan berupa power koefisien yang
paling tinggi dibanding dengan turbin Savonius
dengan jumlah sudu lebih dari dua seperti yang
ditunjukkan gambar 5 (Roy dan Saha, 2013).

Merupakan perbandingan dari tinggi rotor (H)


dengan diameter rotor (D).
(1)
dimana :
AR = Aspect Ratio
H
= Tinggi rotor (m)
D
= Diameter rotor (m)
Beberapa jurnal membahas tentang berapa nilai AR
yang paling efektif, akan tetapi penelitian baru-baru
ini mengatakan jika nilai AR terbaik yaitu pada
rentan 1,5 2,0 (Roy dan saha, 2013).
4. Overlap ratio
Didefinisikan sebagai rasio jarak antara dua sudu
(e) ke panjang chord pada sudu atau diameter sudu
(d)

=
Gambar 5 Pengaruh jumlah sudu (Roy dan Saha,
2013)
2. Bentuk bucket
Salah satu parameter lain yang penting dalam
pendesainan turbin angin tipe Savonius selain jumlah
sudu ialah bentuk dari bucket-nya. Deb dkk (2012)
melakukan penelitian tentang performa turbin angin
dengan twist 0, 45, 90, 135, dan 180 sehingga
didapat bahwa sudu dengan twist 45 mempunyai
performa yang paling bagus, baik dari segi
coefficient torque (Ct) maupun coefficientt
performance (Cp). Gambar berikut menjelaskan apa
yang telah dilakukan Debb dkk dengan
menyeragamkan nilai TSR sebesar 1,636

(2)

Performa turbin terbaik dapat dicapai pada saat


overlap ratio bernilai 20% - 30% (Mojola, 1985)
5. Endplate
End-plate berguna untuk menjaga tekanan
aeodinamika dalam turbin stabil, sehingga mampu
meningkatan performa (Roy dan Saha, 2013).
Material yang digunakan pada end-plate ialah
alumunium dengan tebal 5 mm. Roy dan Saha
(2013) juga beranggapan bahwa besar diameter
endplates memiliki nilai 10% lebih besar daripada
diameter rotor turbin.
Df = 10%.D + D
(3)
Gambar 7 menunjukkan pengaruh turbin yang
menggunakan endplate dengan yang tidak
menggunakan endplate.

Gambar 6 Hubungan variasi twist pada sudu dengan


nilai Cp (Deb dkk, 2012)

Gambar 7 Grafik pengaruh end-plates terhadap


performa turbin (Akwa dkk., 2012)

Gambar 7 Hubungan variasi twist pada sudu dengan


nilai Ct (Deb dkk, 2012
3. Aspect ratio

Selain beberapa faktor diatas yang mampu


menambah performa dalam pendesainan turbin
angin,ada pula beberapa parameter yang perlu
diperhatikan dalam pendesainan turbin angin jenis
Savonius, seperti :

MEKANIKA 4
Volume xx Nomor x, Bulan Tahun
Penentuan daya keluaran turbin
Pada pendesainan ini penentuan dimensi rotor di
pengaruhi oleh luaran daya yang di inginkan.
Menurut Jha (2011) daya turbin didefinisikan
sebagai daya total yang dapat dimanfaatkan oleh
turbin yang dipengaruhi oleh koefisien dari jenis
rotor tersebut. Untuk mendapatkan daya turbin
digunakan persamaan berikut.
Pturbin = Cp..A. VEmax3
(4)
dimana :
Cp
= koefisien daya turbin

= massa jenis udara (kgm^3 )


A
= luas penampang turbin (m^2)
v
= kecepatan angin (ms)
.Nilai Cp sendiri bisa diperoleh dari gambar
grafik dibawah ini

N
= putaran rotor (rpm)
Vmax = kecepatan angin maksimum
Power Coefficient merupakan suatu nilai
koefisien yang berpengaruh dalam perhitungan daya
turbin dalam mengolah daya angin yang didapat
rotor atau dapat diartikan juga sebagai perbandingan
dari daya turbin dengan daya angin. Nilai Cp dapat
dicari dengan persamaan berikut
(7)

(8)

Torsi
Torsi atau momen ialah kemampuan puntir yang
diberikan pada suatu benda, sehingga menyebabkan
benda tersebut berputar. Nilai torsi dapat dicari
dengan persamaan berikut (Khurmi dan Gupta,
2002),
(9)

Gambar 8 Grafik. Perbandingan koefisien daya


dengan tip speed ratio (Jha, 2011)
Nilai putaran rotor (), Tip speed ratio (TSR)
dan Power Coefficient (Cp)
Nilai putaran rotor atau kecepatan angular rotor
dapat diartikan sebagai sudut yang ditempuh suatu
titik yang bergerak di tepi rotor persatuan waktu,
nilai putaran rotor dapat dicari menggunakan
persamaan berikut

(5)

dimana :
= kecepatan angular (rad/s)
= Tip speed ratio
v = kecepatan angin (ms)
R = jari-jari rotor (m)
Tip speed ratio (TSR) diartikan sebagai
perbandingan antara kecepatan pada ujung rotor
dengan kecepatan angin bebas (Jha,2011). Nilai tip
speed ratio (TSR) dapat dicari dengan persamaan
berikut,
=(.D.N)/(60.Vmax )
(6)
dimana :

= tip speed ratio


D
= diameter rotor (m)

DESAIN DAN PERHITUNGAN


Menentukan dimensi rotor turbin
Turbin angin ini di desain untuk keluaran yang
tidak begitu besar, yakni 100 watt. Untuk
perancangan komponen yang berhubungan dengan
kekuatan diambil kecepatan angin terbesar yang
pernah terjadi selama dua tahun terakhir, yakni 9,58
m/s.
Sedangkan untuk penentuan dimensi rotor turbin
digunakan kecepatan angin rata-rata yang mampu
menghasilkan energi atau VEmax yang besarnya
7,06 m/s, dengan menganggap nilai densitas udara
1,151 kg/m3 dan koefisien daya (Cp) 0,18 maka
didapat luas area sapuan turbin sebesar 2,74 m2.
Setelah didapat nilai luas area sapuan maka
dapat dicari diameter turbin dan tingginya
menggunakan persamaan (1) dengan menetapkan
nilai AR sebesar 1,5 maka diperoleh diameter rotor
sd sebesar 1,35 m dan tinggi 2,03 m. Sementara
untuk diameter endplate diperoleh dengan
menggunakan persamaan (3) sehinggap diperoleh
diameter endplate sebesar 1,485 m.
Menentukan diameter sudu
Menurut Roy dan Saha (2013) nilai AR terbaik
terdapat pada rentan 1,5 2,00. Pada kasus ini besar
AR diambil 1,5 agar berat tidak terlalu besar. Besar
diameter sudu didapat 0,75 m dan besar overlap
diperoleh 0,15 m.
Menentukan putaran rotor
Dari persamaan (6) dapat dicari nilai putaran
rotor yanitu sebesar 135,36 rpm dengan asumsi nilai

MEKANIKA 5
Volume xx Nomor x, Bulan Tahun
Cp dan TSR yang digunakan adalah saat maksimal
yakni 0,18 dan 1.

bending moment atau momen lentur, seperti pada


persamaan berikut
Me = (

Menentukan diameter poros


Poros turbin angin Savonius mengalami momen
puntir dan momen lentur, hal tersebut didapat karena
adanya putaran rotor dan gaya angin yang mengenai
turbin.
Untuk mendapat diameter poros, terlebih dahulu
dicari momen puntir maksimal dan momen lentur
maksimal yang terjadi menggunakan persamaan
berikut (Khurmi dan Gupta, 2002),
Te =

(10)

dimana :
Te
= momen puntir (Nmm)
km
= faktor untuk bending/lentur
M
= momen lentur (Nmm)
kt
= faktor untuk puntiran
T
= torsi yang ditransmisikan pada poros
(Nmm)
Momen lentur sendiri merupakan momen yang
dialami akibat adaya gaya drag dari angin yang
mengenai rotor turbin, momen lentur dapat
dirumuskan,
M = Fd.OB
(11)
Fd merupakan gaya drag yang dialami oleh rotor
sedangkan OB merupakan tinggi dari setengah tinggi
poros. Sedangkan nilai torsi dapat diperoleh dari
persamaan (9)
Dari nilai Te yang didapat, maka akan didapat
pula diameter poros dengan menggunakan
persamaan :
(12)
dimana :
Te
= momen puntir (Nmm)

= tegangan geser ijin bahan poros (MPa)


dp
= diameter poros (mm)
merupakan tegangan geser ijin bahan poros yang
dapat dicari menggunakan persamaan berikut,
=

(13)

dengan Sy merupakan yield strength, pada kasus ini


material yang digunakan adalah AISI 1040 dengan
nilai yield strength 490 Mpa dan nilai safety factor
yang digunakan adalah 8 dikarenakan beban yang
diterima merupakan jenis beban live load (Mott,
2004). Sehingga didapatkan nilai tegangan geser ijin
() adalah 30,625 Mpa.
Dari persamaan (12) diperoleh nilai diameter poros
sebesar 37,22 mm.
Selain menggunakan persamaan yang melibatkan
twisting moment atau momen puntir, nilai dari
diameter poros dapat juga dicari mneggunakan

(14)

Besar dari nilai km dan kt adalah 3 dikarenakan


beban yang diterima rotor merupakan beban kejut
(Khurmi dan Gupta, 2002), dari persamaan momen
lentur diatas didapat nilai sebesar 313,541 x (10)^3
Nm. Kemudian nilai diameter poros dapat dicari
menggunakan persamaan berikut,

(15)
Sehingga didapat nilai diameter poros sebesar 37,23
mm. Setelah mendapatkan nilai dari diameter poros
yang diperoleh baik dengan perhitungan momen
lentur dan momen puntir, maka dipilih hasil yang
paling besar, pada kasus ini diameter poros yang
menggunakan
perhitungan
momen
lentur
mempunyai nilai yang lebih besar yakni 37,23 mm
atau 40 mm
Menentukan ukuran pasak
Dimensi pasak diperoleh berdasarkan pada nilai
diameter poros yang didapat, pada kasus ini diameter
poros bernilai 40 mm sehingga menurut Khurmi dan
Gupta (2002) besar dimensi pasak adalah w x t (14 x
9) mm
Menentukan bearing
Bearing yang digunakan dalam pendesainan kali
ini menggunakan bearing bola radial sebanyak dua
buah yang digunakan pada dudukan atas dan
dudukan bawah. Untuk mencari bearing yang sesuai,
sebelumnya harus mengetahui beban statik (Co) dan
beban dinamik (C) menggunakan persamaan berikut,
C

= W(L/106)1/k

(16)

dimana L adalah umur kerja bearing, W merupakan


beban dinamik dan k adalah tetapan, pada kasus ini
nilai k adalah 3 diakrenakan bearing yang digunakan
berjenis ball bearing. Untuk nilai L dan W dapat
dicari menggunakan persamaan berikut :
L

= 60

Lh

(17)

dan
W

= X.V.WR + Y.WA

(18)

dimana nilai X adalah faktor beban radial dan Y


merupakan faktor beban aksial. Nilai X didapat
sebesar 0.56 dan Y sebesar 1.4 dengan gaya radial
(WR) = 94,9 N dan gaya aksial (WA) = 591,11 N.
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan
makan bearing yang akan digunakan harus sesuai
dengan persyaratan berikut :
a. Diameter lubang (d): 40 mm
b. Basic static load rating: 6.55 kN
c. Basic dynamic load rating: 12,23 kN
d. Kecepatan putaran maksimum (n) : 1000 rpm

MEKANIKA 6
Volume xx Nomor x, Bulan Tahun
Berdasarkan nilai dynamic load rating seharusnya
didapat bearing dengan nomer seri 304, akan tetapi
pada kenyataannya poros yang digunakan
berdiameter 40 mm, sehingga dipilih bearing dengan
seri 5208.

Diameter sudu
Overlap ratio
Diameter poros
Diameter endplate
Daya (rated)

Menentukan generator
Generator yang dipilih berdasarkan dari generator
yang sudah ada di pasaran dan mampu beroperasi
dalam kecepatan putar yang rendah. Generator yang
digunakan pada perancangan turbin angin Savonius
dengan twist 45 adalah permanent magnet
generator/ alternator Naier model number NE
100S pabrikan Jiangsu China (Mainland).

DAFTAR PUSTAKA

Menentukan rangka turbin


Dimensi dari rangka yang akan didesain perlu
memperhatikan besar dan bentuk komponen dari
turbin angin yang sudah diketahhui dimensinya.
Rangka didesain dengan bentuk persegi dengan
ukuran (2000 x 2000 x 650) mm dengan komponen
utama merupakan plat profil L dan material yang
digunakan adalah grey cast .berikut gambar turbin
angin yang telah dilakukan

Gambar 9.Turbin angin Savonius dengan twist 45


KESIMPULAN
Berdasarkan hasil perancangan desain turbin
angin savonius dengan twist 45 dan potensi angin
yang ada di rooftop Sala View Hotel, maka didapat
kesimpulan :
1. Besar kecepatan angin yang dapat menghasilkan
energi maksimum (V_e) adalah 7,06 m/s dan
kecepatan angin maksimum (V_maks) ialah 9,58
m/s
2. Besar energi angin (Ed) yang didapat adalah
117,27 W per satuan waktu
3. Hasil dari pendesaian turbin angin Savonius
dengan twist 45 sebagai berikut :
Luas sapuan (A)
1,371 m2
Tinggi rotor (H)
2,74 m
Diameter rotor (D)
1,35 m
Tipe bucket
Twist 45

0,75 m
0,150 m
0,4 m
1,485 m
100 watt

Afzanizam, Nor, 2013, Simulation Study On The


Performance Of Vertical Axis Wind
Turbine, Faculty Mechanical and
Manufacturing Engineering Universiti
Tun Hussein Onn, Malaysia
Akwa, Joao Vicente, Horacio Antonio Vielmo, and
Adriane Prisco Petry, 2012, A Review on
The Rerformance of Savonius Wind
Turbines, Renewable and Sustainable
Energy Reviews, Vol.16, pp.3054-3064
Bachu Deb, Rajat Gupta, dan R.D. Mirsa, 2013.
Performance Analysis of A Helical
Savonius Rotor without Shaft at 45
Twist Angle Using CFD.
Chen Z, Guerrero JM, Blaabjerg F.A, 2009. Review
of The State of The Art of Power
Electronics for Wind Turbines. IEEE
Trans Power Electron;24:1859-75
Cho, Kang-Pyo, Seung-Hwan Jeong, and Dany
Perwita Sari, 2011, Harvesting Wind
Energy From Aerodynamic Design for
Building Integrated Wind Turbines,
International Journal of Technology,
Vol.3, pp.189-198.
Jha, A. R., 2011, Wind Turbine Technology, Taylor &
Francis Group, London.
Khurmi, R. S., dan J. K. Gupta, 2005, A Texbook of
Machine Design (S.I. Unit), Eurasia
Publishing House, India
Mojola OO, 1985, On the Aerodynamic Design of
the Savonius Windmill Rotor, J Wind Eng
Ind Aerod, Vol.21, pp.223231.
Mott, Robert L., 2004, Machine Elements In
Mechanical Design Fourth Edition,
Pearson Prentice Hall, United State of
America.
Putranto, A, Andika P. dan Arief Z. 2011. Rancang
Bangun Turbin Angin Vertikal untuk
Penerangan Rumah Tangga
Sukanta Roy dan U.K. Saha, 2013. Review of
Experimental Investigations Into the
Design, Performance and Optimization of
the Savonius Rotor
T.F Ishugah, Y.Li, R.Z. Wang, J.K.Kiplagat, 2014.
Advances in Wind Energy Resource
Exploitation in Urban Environment: A
review
Tahbaz, M., 2006, The Estimation of The Wind
Speed in Urban Areas, School of

MEKANIKA 7
Volume xx Nomor x, Bulan Tahun
Architecture and Urban Planning Sahid
Behesti University, Tehran.

Anda mungkin juga menyukai