Kata Kunci :
Abstrak :
PENDAHULUAN
Akhir-akhir ini kebutuhan akan listrik sangatlah
tinggi, hal ini dikarenakan banyak tumbuhnya mega
industri, bangunan pencakar langit, dan lain
sebagainya yang membutuhkan sumber listrik yang
besar. Pada dasarnya sumber listrik terbesar saat ini
berasal dari bahan bakar fosil yang tidak dapat
diperbarui dan membutuhkan proses yang panjang
dan waktu yang lama dalam pembentukannya.
Belum lagi eksploitasi besar-besaran yang merusak
alam, dan banyak dampak negatif dari penggunaan
bahan bakar fosil yang tidak terkontrol, seperti
pemanasan global, polusi udara, hujan asam, dan
pencemaran lingkungan, untuk mencegah dampak
negatif tersebut, masyarakat sadar bahwa mereka
membutuhkan energi terbarukan Salah satu sumber
energi terbarukan yang dipilih adalah energi angin.
Angin merupakan salah satu sumber energi yang
mudah diperoleh, baik pada daerah pesisir pantai
maupun perkotaan. Setiap daerah mempunyai
potensi energi angin yang dapat dimanfaatkan
sebagai sumber energi terbarukan. Angin mempunyai
energi kinetik yang apabila dimanfaatkan dengan
benar dapat digunakan untuk memutar turbin angin
(Cho dkk,2011).
Tahbaz (2006) beranggapan bahwa salah satu
tempat strategis yang dapat digunakan untuk
memanfaatkan energi angin di wilayah perkotaan
ialah pada atap-atap gedung bertingkat, hal ini
dikarenakan semakin menjauhi permukaan maka
semakin bertambah kecepatan angin karena tidak ada
penghalang yang mengganggu laju angin, begitu
pula sebaliknya. Kecepatan angin di Negara
Indonesia sendiri memiliki kisaran kecepatan per
MEKANIKA 2
Volume xx Nomor x, Bulan Tahun
permukaan tanah, seperti ditunjukkan pada gambar
2. Jika dilihat dari efisiensinya, turbin angin tipe
horizontal lebih efektif dalam mengekstrak energi
angin. Akan tetapi turbin angin tipe vertikal
mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan turbin
tipe horizontal (Putranto.A dkk, 2005), antaralain ;
a. Turbin angin sumbu vertikal tidak harus diubah
posisinya jika arah angin berubah, tidak seperti
turbin angin horizontal yang memerlukan
mekanisme tambahan untuk menyesuaikan rotor
turbin dengan arah angin.
b. Tidak membutuhkan struktur menara yang besar.
c. Konstruksi turbin sederhana
d. Kincir angin jenis VAWT mudah dilihat dan
dihindari burung
e. Kincir angin jenis VAWT bisa didirikan pada
lokasi-lokasi dimana struktur yang lebih tinggi
U
B
MEKANIKA 3
Volume xx Nomor x, Bulan Tahun
Parameter yang berpengaruh pada turbin angin
savonius
1. Jumlah sudu
Pada turbin tipe Savonius, jumlah sudu
merupakan salah satu parameter yang penting yang
bergantung terhadap kondisi operasi, normalnya
turbin jenis ini memiliki dua sampai empat sudu.
Akan tetapi pada kenyataannya dua sudu merupakan
jumlah yang paling sering digunakan karena
memiliki kelebihan berupa power koefisien yang
paling tinggi dibanding dengan turbin Savonius
dengan jumlah sudu lebih dari dua seperti yang
ditunjukkan gambar 5 (Roy dan Saha, 2013).
=
Gambar 5 Pengaruh jumlah sudu (Roy dan Saha,
2013)
2. Bentuk bucket
Salah satu parameter lain yang penting dalam
pendesainan turbin angin tipe Savonius selain jumlah
sudu ialah bentuk dari bucket-nya. Deb dkk (2012)
melakukan penelitian tentang performa turbin angin
dengan twist 0, 45, 90, 135, dan 180 sehingga
didapat bahwa sudu dengan twist 45 mempunyai
performa yang paling bagus, baik dari segi
coefficient torque (Ct) maupun coefficientt
performance (Cp). Gambar berikut menjelaskan apa
yang telah dilakukan Debb dkk dengan
menyeragamkan nilai TSR sebesar 1,636
(2)
MEKANIKA 4
Volume xx Nomor x, Bulan Tahun
Penentuan daya keluaran turbin
Pada pendesainan ini penentuan dimensi rotor di
pengaruhi oleh luaran daya yang di inginkan.
Menurut Jha (2011) daya turbin didefinisikan
sebagai daya total yang dapat dimanfaatkan oleh
turbin yang dipengaruhi oleh koefisien dari jenis
rotor tersebut. Untuk mendapatkan daya turbin
digunakan persamaan berikut.
Pturbin = Cp..A. VEmax3
(4)
dimana :
Cp
= koefisien daya turbin
N
= putaran rotor (rpm)
Vmax = kecepatan angin maksimum
Power Coefficient merupakan suatu nilai
koefisien yang berpengaruh dalam perhitungan daya
turbin dalam mengolah daya angin yang didapat
rotor atau dapat diartikan juga sebagai perbandingan
dari daya turbin dengan daya angin. Nilai Cp dapat
dicari dengan persamaan berikut
(7)
(8)
Torsi
Torsi atau momen ialah kemampuan puntir yang
diberikan pada suatu benda, sehingga menyebabkan
benda tersebut berputar. Nilai torsi dapat dicari
dengan persamaan berikut (Khurmi dan Gupta,
2002),
(9)
(5)
dimana :
= kecepatan angular (rad/s)
= Tip speed ratio
v = kecepatan angin (ms)
R = jari-jari rotor (m)
Tip speed ratio (TSR) diartikan sebagai
perbandingan antara kecepatan pada ujung rotor
dengan kecepatan angin bebas (Jha,2011). Nilai tip
speed ratio (TSR) dapat dicari dengan persamaan
berikut,
=(.D.N)/(60.Vmax )
(6)
dimana :
MEKANIKA 5
Volume xx Nomor x, Bulan Tahun
Cp dan TSR yang digunakan adalah saat maksimal
yakni 0,18 dan 1.
(10)
dimana :
Te
= momen puntir (Nmm)
km
= faktor untuk bending/lentur
M
= momen lentur (Nmm)
kt
= faktor untuk puntiran
T
= torsi yang ditransmisikan pada poros
(Nmm)
Momen lentur sendiri merupakan momen yang
dialami akibat adaya gaya drag dari angin yang
mengenai rotor turbin, momen lentur dapat
dirumuskan,
M = Fd.OB
(11)
Fd merupakan gaya drag yang dialami oleh rotor
sedangkan OB merupakan tinggi dari setengah tinggi
poros. Sedangkan nilai torsi dapat diperoleh dari
persamaan (9)
Dari nilai Te yang didapat, maka akan didapat
pula diameter poros dengan menggunakan
persamaan :
(12)
dimana :
Te
= momen puntir (Nmm)
(13)
(14)
(15)
Sehingga didapat nilai diameter poros sebesar 37,23
mm. Setelah mendapatkan nilai dari diameter poros
yang diperoleh baik dengan perhitungan momen
lentur dan momen puntir, maka dipilih hasil yang
paling besar, pada kasus ini diameter poros yang
menggunakan
perhitungan
momen
lentur
mempunyai nilai yang lebih besar yakni 37,23 mm
atau 40 mm
Menentukan ukuran pasak
Dimensi pasak diperoleh berdasarkan pada nilai
diameter poros yang didapat, pada kasus ini diameter
poros bernilai 40 mm sehingga menurut Khurmi dan
Gupta (2002) besar dimensi pasak adalah w x t (14 x
9) mm
Menentukan bearing
Bearing yang digunakan dalam pendesainan kali
ini menggunakan bearing bola radial sebanyak dua
buah yang digunakan pada dudukan atas dan
dudukan bawah. Untuk mencari bearing yang sesuai,
sebelumnya harus mengetahui beban statik (Co) dan
beban dinamik (C) menggunakan persamaan berikut,
C
= W(L/106)1/k
(16)
= 60
Lh
(17)
dan
W
= X.V.WR + Y.WA
(18)
MEKANIKA 6
Volume xx Nomor x, Bulan Tahun
Berdasarkan nilai dynamic load rating seharusnya
didapat bearing dengan nomer seri 304, akan tetapi
pada kenyataannya poros yang digunakan
berdiameter 40 mm, sehingga dipilih bearing dengan
seri 5208.
Diameter sudu
Overlap ratio
Diameter poros
Diameter endplate
Daya (rated)
Menentukan generator
Generator yang dipilih berdasarkan dari generator
yang sudah ada di pasaran dan mampu beroperasi
dalam kecepatan putar yang rendah. Generator yang
digunakan pada perancangan turbin angin Savonius
dengan twist 45 adalah permanent magnet
generator/ alternator Naier model number NE
100S pabrikan Jiangsu China (Mainland).
DAFTAR PUSTAKA
0,75 m
0,150 m
0,4 m
1,485 m
100 watt
MEKANIKA 7
Volume xx Nomor x, Bulan Tahun
Architecture and Urban Planning Sahid
Behesti University, Tehran.