Anda di halaman 1dari 7

Poin Seven Habbits yang perlu disampaikan secara urut :

1. Jadilah Proaktive
Bersikap proaktif adalah lebih dari sekedar mengambil inisiatif.
Bersikap proaktif artinya bertanggung jawab atas perilaku kita sendiri
(dimasa lalu, di masa sekarang, maupun di masa mendatang), dan membuat
pilihan-pilihan berdasarkan prinsip-prinsip serta nilai-nilai ketimbang pada
suasana hati atau keadaan.
Orang-orang proaktif adalah pelaku-pelaku perubahan dan memilih
untuk tidak menjadi korban, untuk tidak bersikap reaktif, untuk tidak
menyalahkan orang lain. Mereka lakukan ini dengan mengembangkan serta
menggunakan keempat karunia manusia yang unik; kesadaran diri, hati
nurani, daya imajinasi, dan kehendak bebas dan dengan menggunakan
Pendekatan Dari Dalam Ke Luar untuk menciptakan perubahan. Mereka
bertekad menjadi daya pendorong kreatif dalam hidup mereka sendiri, adalah
keputusan paling mendasar yang bisa diambil setiap orang.
Merujuk pada budaya ACTIVE UNS poin pertama (Achievemnent
Oriented / berorientasi pada hasil), dimana seluruh elemen sivitas akademika
harus mampu bekerja dan belajar dengan baik agar dapat melampaui standar
prestasi yang ditetapkan UNS, terlebih FKIP UNS, dan selalu mampu meraih
keunggulan.
Sejalan dengan hal tersebut, salah satu misi yang dimiliki FKIP UNS
adalah menyelenggarakan pendidikan dan pembelajaran yang inovatif
berdasarkan perkembangan mutakhir di bidang keguruan dan ilmu
pendidikan. Apabila misi ini benar-benar dihayati dan dilaksanakan, maka
secara tidak langsung FKIP UNS dapat memberikan kontribsi terbaiknya

guna melahirkan generasi anak bangsa yang berkarakter kuat dan cerdas,
yang merupakan salah satu target prestasi terbesar dalam implementasinya
pada Achievement Oriented.
Berlandaskan pada hal-hal tersebut, maka kabiasaan menjadi orang
yang proaktif harus mampu ditanamkan dalam setiap individu. Sebab ketika
seluruh elemen kampus mampu menjadi orang yang proaktif yang siap
menjadi pelaku-pelaku berubahan ke arah yang lebih baik, maka cita-cita
UNS untuk menjadi unggul dan lebih baik pasti akan tercapai.
NB : Dalam poin ini, pembicara juga dapat mengutarakan tentang
esensi dan urgensi dari penelitian, sebab penelitian juga dapat menjadi salah
karya bagi mahasiswa untuk meningkatkan prestasinya yang dapat
bermanfaat pula bagi orang lain. Setelah itu bisa dikaitkan dengan Wajib
PKM yang merupakan salah satu poin wajib yang harus dilakukan
mahasiswa pada AMT kali ini.
Poin yang harus dikaitkan: Budaya Achievement Oriented, Poin
pertama dan kedua Tri Dharma PT (Pendidikan dan Pengajaran,
penelitian dan pengembangan), dan kebiasaan jadilah proaktif

2. Merujuk pada Tujuan Akhir


Individu, keluarga, tim, dan organisasi, membentuk masa depannya
masing-masing dengan terlebih dulu menciptakan visi serta tujuan setiap
proyek secara mental.
Mereka bukan menjalani kehidupannya hari demi hari tanpa tujuantujuan yang jelas dalam benak mereka. Secara mental mereka identifikasikan
prinsip-prinsip, nilai-nilai, hubungan-hubungan, dan tujuan-tujuan yang
paling penting bagi mereka sendiri dan membuat komitmen terhadap diri
sendiri untuk melaksanakannya.
Suatu pernyataan misi adalah bentuk tertinggi dari penciptaan secara
mental, yang dapat disusun oleh seorang individu, keluarga, atau organisasi.

Pernyataaan misi ini adalah keputusan utama, karena melandasi keputusankeputusan lainnya. Menciptakan budaya kesamaan misi, visi, dan nilai-nilai,
adalah inti dari kepemimpinan.
Dalam budaya ACTIVE UNS, salah satu poin yang ada di dalamnya
adalah Visionary Target. Melalui Visionary Target ini, seluruh sivitas
akademika UNS harapnnya mampu menetapkan sasaran jangka panjang dan
mudah menerima perubahan dalam institusi. Untuk mewujudkan hal tersebut,
maka sudah pasti bahwa setiap apa yang kita lakukan harus merujuk pada
tujuan akhir.
Seperti ungkapan pada sebuah pepatah, If we fail the plan, we plan the
fail, Jika kita gagal dalam merencanakan, berarti sama saja kita
merencanakan sebuah kegagalan. Dari pernyataan tersebut, maka dapat kita
simpulkan akan pentingnya sebuah perencanaan untuk menuju ke tuuan akhir.
Oleh karena itu, untuk menuju ke tujuan akhir, kita pun harus merencanakan
segala sesuatunya dengan. Mulai dari membuat identifikasikan prinsip-prinsip
dan tujuan-tujuan hidup kita, mewujudkannya melalui beberapa MISI hidup
guna mencapai tujuan akhir kita yang tertuang dalam sebuah VISI.
Poin yang harus dikaitkan: Budaya Visionary dan kebiasaan
Merujuk pada Tujuan Akhir.
3. Dahulukan yang Utama
Mendahulukan yang

utama

artinya

mengorganisasikan

dan

melaksanakan, apa-apa yang telah diciptakan secara mental (tujuan, visi,


nilai-nilai, dan prioritas-prioritas). Hal-hal sekunder tidak didahulukan. Halhal utama tidak dikebelakangkan. Individu dan organisasi memfokuskan
perhatiannya pada apa yang paling penting, entah mendesak entah tidak.
Intinya adalah memastikan diutamakannya hal yang utama.
Merujuk dalam hal tersebut, kita pun dikenalkan pada prinsip
dahulukan yang utama melalui poin Costumer Satisfaction (Kepuasan
pengguna Jasa). Apabila kita dapat ambil poin yang tersirat dalam budaya
kerja tersebut, maka hal yang harus selalu kita ingat sebagai mahasiswa
adalah bagaimana kita bisa memerankan peran sejati kita sebagai mahasiswa.
Maha-Siswa, tentu ada perbedaan yang mendalik dibalik status baru
yang kita sandang selepas bangku SMA. Peran kita sebagai mahasiswa tidak

lagi sesederhana bila kita bandingkan dengan status kita pada jenjang
sebelumnya. Sebagai mahasiswa, kita dituntut untuk menjadi orang yang
tidak hanya selesai dengan diri kita sendiri. Status mahasiswa yang
disematkan pada diri kita menandakan bahwa kita adalah generasi yang
digadang-gadang oleh bangsa ini untuk melakukan perubahan pada
lingkungan kita. Maka, selain kita bertanggung jawab untuk mencapai visi
hidup untuk pribadi kita sendiri, maka kita pun juga memikul amanah yang
jauh lebih besar untuk membawa suatu perubahan yang lebih baik bagi
bangsa ini.
Oleh karena itulah, dalam mencapai sebuah tujuan akhir, selain kita
harus bijak dalam menentukan visi dan misi hidup, kita pun dituntut untuk
tidak lupa dengan lingkungan sekitar kita. Mendahuluhan yang utama tidak
selalu berarti mendahulukan kepentingan pribadi diatas kepentingan
kelompok atau kepentingan publik. Akan tetapi, mendahulukan yang utama
adalah bagaimana kita bisa mendahulukan kepentingan yang lebih bermanfat,
baik untuk diri kita maupun untuk orang lain pada khususnya.
Merujuk pada hal tersebut, maka kita sebagai mahasiswa sudah
sepatutnya sadar bahwa kita adalah harapan bagi bangsa ini. Kampus
menjadi

kawah

candradimuka,

tempat

menggembleng

kaum cendikiawan muda sebagai pemegang tongkat estafet


kemerdekaan.

Sedangkan

masyarakat

adalah

sejatinya

tempat perjuangan. Tempat dimana kita harus turun untuk


mengabdi demi membawa suatu perubahan sistem agar lebih
baik.
Hal ini pun sesuai dengan salah satu poin dalam Tri
Dharma Pergurua Tinggi. Bahwa salah satu tugas yang kita
emban

adalah

untuk

memberikan

pengabdian

kepada

masyarat sehingga nantinya dapat membawa ke tatanan


hidup berbangsa dan bernegara yang lebih baik.
NB : Dalam poin ini, pembicara juga dapat menjelaskan tentang
permasalahan bangsa sebagai pengantar pembahasan, kemudian mengaitkan
dengan tingkat kepedulian mahasiswa yang semakin menurun sehingga

membuat mahasiswa baru gelisah dengan permasalahan bangsa. Kemudian


menjelaskan tentang peran mahasiswa untuk bangsa dan masyarakat
sehingga output dari poin ini adalah mahasiswa paham permasalahan
bangsa dan masyarakat serta memahami perannya dalam menyelesaikan
permasalahan tersebut. Sehingga pelaksanaan Pengabdian Masyarakat pada
agenda AMT hari kedua dapat dimaknai oleh mahasiswa sebagai bentuk
pengabdian masyarat serta upayanya untuk menyelesaikan permasalahan
tersebut.
Poin yang harus dikaitkan: Budaya Costumer Satisfaction, Tri
Dharma PT (Pengabdian masyarakat), kebiasaan dahulukan yang uama,
dan pelaksanaan AKTAMA pada AMT hari ke 2.
4. Berpikir Menang / Menang
Berpikir menang/menang adalah cara berpikir yang berusaha mencapai
keuntungan bersama, dan didasarkan pada sikap saling menghormati dalam
semua interaksi.
Berpikir menang/menang artinya tidak berpikir egois (menang/kalah)
atau berpikir seperti martir (kalah/menang). Dalam kehidupan bekerja
maupun keluarga, para anggotanya berpikir secara saling tergantung dengan
istilah kita, bukannya aku.
Berpikir menang/menang mendorong penyelesaian konflik dan
membantu masing-masing individu untuk mencari solusi-solusi yang samasama menguntungkan. Berpikir menang/menang artinya berbagi informasi,
kekuasaan, pengakuan, dan imbalan.
Merujuk pada hal tersebut, dalam budaya UNS pun kita dikenalkan
dengan budaya teamwork. Dalam hal ini setiap sivitas akademika harapannya
dapat bekerjasama dari segi apapun guna mewujudkan UNS sebagai
universitas yang unggul.
Oleh karen itu, guna memberikan followup terkait materi ini, pada
AMT hari kedua mahasiswa akan secara langsung diterjunkan ke masyarakat
guna melakukan kepada masyakat. Dalam kegiatan kali ini, setiap mahasiswa
harus bekerjasama dalam sebuah kelompok guna mencapai tujuan bersama,
yaitu memberikan bentuk pengabdian kepada masyarakat dengan baik.

Poin yang harus dikaitkan: Budaya Teamwork, kebiasaan menangmenang, dan pelaksanaan AKTAMA pada AMT hari ke 2.
5. Berusaha untuk Memahami
Terlebih dulu kita harus mendengarkan dengan seksama, untuk
memahami orang lain, ketimbang untuk menanggapinya, kita memulai
komunikasi sejati dan membangun hubungan. Kalau orang lain merasa
dipahami, mereka merasa ditegaskan dan dihargai, mau membuka diri,
sehingga peluang untuk berbicara secara terbuka serta dipahami terjadi lebih
alami dan mudah. Berusaha memahami ini menuntut kemurahan; berusaha
dipahami menuntut keberanian. Keefektifan terletak dalam keseimbangan di
antara keduanya.
Berkaitan dengan budaya seven habbits poin 6, berusaha memahami
juga harus kita terapkan ketika kita berinteraksi dan bersosialisasi dengan
orang lain disekitar kita.
Pada AMT hari kedua, mahasiswa dituntut untuk memahami orang lain,
baik memahami karakter teman kelompoknya, maupun memahami karakter
masyarakat tempat ia melakukan pengabdian.
Poin yang harus dikaitkan: Budaya Teamwork, kebiasaan
berusaha untuk memahami, dan pelaksanaan AKTAMA pada AMT hari
ke 2
6. Wujudkan Sinergi
Sinergi adalah soal menghasilkan alternative ketiga. Bukan caraku,
bukan caramu, melainkan cara ketiga, yaitu cara kita. Cara yang lebih baik
ketimbang cara kita masing-masing.
Memanfaatkan perbedaan- perbedaan yang ada dalam mengatasi
masalah, memanfaatkan peluang. Tim-tim serta keluarga- keluarga yang
sinergis memanfaatkan kekuatan masing-masing individu sehingga secara
keseluruhan kekuatan yang dihasilkan lebih besar. Hal tersebut dapat
terlaksana misalkan dengan mengenyampingkan sikap saling merugikan. (1
+1 = 1/2).
Bila dianalogikan, mereka tidak puas dengan hanya (1+ 1 = 1 ), atau
sekedar kerjasama biasa yang dianalogikan (1 + 1 = 2). Melainkan, mereka
kejar kerjasama yang kreatif (1 + 1 = 3 atau lebih).

Dalam hal ini, jika kita ingin mewujudkan suatu tatanan sistem yang
baik, maka pastilah diperlukan sinergi yang baik antar setiap komponennya.
Sebab suatu sistem tidak akan bekerja jika salah satu saja komponennya tidak
memiliki sinergitas gerak dan tujuan. Oleh karena itu, dalam mewujudkan
kehidpan yang lebih baik di masyarakat, kita bagaikan menghidupkan suatu
sistem agar dapat bekerja lebih baik. Oleh karena itu, mewujudkan sinergitas
antar anggota kelompok menjadi hal yang sangat penting bagi keberjalannya
suatu sistem.
Poin yang harus dikaitkan: Budaya Teamwork, kebiasaan
wujudkan sinergi.
7. Mengasah Gergaji
Mengasah gergaji adalah soal memperbaharui diri terus-menerus dalam
keempat bidang

kehidupan dasar: fisik, sosial/emosional, mental, dan

rohaniah. Kebiasaan inilah yang meningkatkan kapasitas kita untuk


menerapkan kebiasaan-kebiasaan efektif lainnya. Bagi sebuah organisasi,
Kebiasaan 7 menggalakkan visi, pembaharuan, perbaikan terus-menerus,
kewaspadaan terhadap kelelahan atau kemerosotan moral, dan memposisikan
organisasinya di jalan pertumbuhan yang baru. Bagi sebuah keluarga,
Kebiasaan 7 meningkatkan keefektifan lewat kegiatan-kegiatan pribadi
maupun keluarga secara berkala, seperti membentuk tradisi-tradisi yang
merangsang semangat pembaharuan keluarga.
Poin yang harus dikaitkan: Kebiasaan

asah

gergaji dan

keseluruhan budaya ACTIVE, dan keseluruhan Poin Tridharma


Perguruan tinggi.
Demikian

TOR

ini

disampaikan,

Kami

selaku

panitia

mengucapkan banyak terimakasih atas kerjasamanya. Semoga


amal ibadah

kita bermanfaat mendapatkan barokah

diterima oleh Allah SWT. Amin ya Robb.

serta

Anda mungkin juga menyukai