1. Jadilah Proaktive
Bersikap proaktif adalah lebih dari sekedar mengambil inisiatif.
Bersikap proaktif artinya bertanggung jawab atas perilaku kita sendiri
(dimasa lalu, di masa sekarang, maupun di masa mendatang), dan membuat
pilihan-pilihan berdasarkan prinsip-prinsip serta nilai-nilai ketimbang pada
suasana hati atau keadaan.
Orang-orang proaktif adalah pelaku-pelaku perubahan dan memilih
untuk tidak menjadi korban, untuk tidak bersikap reaktif, untuk tidak
menyalahkan orang lain. Mereka lakukan ini dengan mengembangkan serta
menggunakan keempat karunia manusia yang unik; kesadaran diri, hati
nurani, daya imajinasi, dan kehendak bebas dan dengan menggunakan
Pendekatan Dari Dalam Ke Luar untuk menciptakan perubahan. Mereka
bertekad menjadi daya pendorong kreatif dalam hidup mereka sendiri, adalah
keputusan paling mendasar yang bisa diambil setiap orang.
Merujuk pada budaya ACTIVE UNS poin pertama (Achievemnent
Oriented / berorientasi pada hasil), dimana seluruh elemen sivitas akademika
harus mampu bekerja dan belajar dengan baik agar dapat melampaui standar
prestasi yang ditetapkan UNS, terlebih FKIP UNS, dan selalu mampu meraih
keunggulan.
Sejalan dengan hal tersebut, salah satu misi yang dimiliki FKIP UNS
adalah menyelenggarakan pendidikan dan pembelajaran yang inovatif
berdasarkan perkembangan mutakhir di bidang keguruan dan ilmu
pendidikan. Apabila misi ini benar-benar dihayati dan dilaksanakan, maka
secara tidak langsung FKIP UNS dapat memberikan kontribsi terbaiknya
guna melahirkan generasi anak bangsa yang berkarakter kuat dan cerdas,
yang merupakan salah satu target prestasi terbesar dalam implementasinya
pada Achievement Oriented.
Berlandaskan pada hal-hal tersebut, maka kabiasaan menjadi orang
yang proaktif harus mampu ditanamkan dalam setiap individu. Sebab ketika
seluruh elemen kampus mampu menjadi orang yang proaktif yang siap
menjadi pelaku-pelaku berubahan ke arah yang lebih baik, maka cita-cita
UNS untuk menjadi unggul dan lebih baik pasti akan tercapai.
NB : Dalam poin ini, pembicara juga dapat mengutarakan tentang
esensi dan urgensi dari penelitian, sebab penelitian juga dapat menjadi salah
karya bagi mahasiswa untuk meningkatkan prestasinya yang dapat
bermanfaat pula bagi orang lain. Setelah itu bisa dikaitkan dengan Wajib
PKM yang merupakan salah satu poin wajib yang harus dilakukan
mahasiswa pada AMT kali ini.
Poin yang harus dikaitkan: Budaya Achievement Oriented, Poin
pertama dan kedua Tri Dharma PT (Pendidikan dan Pengajaran,
penelitian dan pengembangan), dan kebiasaan jadilah proaktif
Pernyataaan misi ini adalah keputusan utama, karena melandasi keputusankeputusan lainnya. Menciptakan budaya kesamaan misi, visi, dan nilai-nilai,
adalah inti dari kepemimpinan.
Dalam budaya ACTIVE UNS, salah satu poin yang ada di dalamnya
adalah Visionary Target. Melalui Visionary Target ini, seluruh sivitas
akademika UNS harapnnya mampu menetapkan sasaran jangka panjang dan
mudah menerima perubahan dalam institusi. Untuk mewujudkan hal tersebut,
maka sudah pasti bahwa setiap apa yang kita lakukan harus merujuk pada
tujuan akhir.
Seperti ungkapan pada sebuah pepatah, If we fail the plan, we plan the
fail, Jika kita gagal dalam merencanakan, berarti sama saja kita
merencanakan sebuah kegagalan. Dari pernyataan tersebut, maka dapat kita
simpulkan akan pentingnya sebuah perencanaan untuk menuju ke tuuan akhir.
Oleh karena itu, untuk menuju ke tujuan akhir, kita pun harus merencanakan
segala sesuatunya dengan. Mulai dari membuat identifikasikan prinsip-prinsip
dan tujuan-tujuan hidup kita, mewujudkannya melalui beberapa MISI hidup
guna mencapai tujuan akhir kita yang tertuang dalam sebuah VISI.
Poin yang harus dikaitkan: Budaya Visionary dan kebiasaan
Merujuk pada Tujuan Akhir.
3. Dahulukan yang Utama
Mendahulukan yang
utama
artinya
mengorganisasikan
dan
lagi sesederhana bila kita bandingkan dengan status kita pada jenjang
sebelumnya. Sebagai mahasiswa, kita dituntut untuk menjadi orang yang
tidak hanya selesai dengan diri kita sendiri. Status mahasiswa yang
disematkan pada diri kita menandakan bahwa kita adalah generasi yang
digadang-gadang oleh bangsa ini untuk melakukan perubahan pada
lingkungan kita. Maka, selain kita bertanggung jawab untuk mencapai visi
hidup untuk pribadi kita sendiri, maka kita pun juga memikul amanah yang
jauh lebih besar untuk membawa suatu perubahan yang lebih baik bagi
bangsa ini.
Oleh karena itulah, dalam mencapai sebuah tujuan akhir, selain kita
harus bijak dalam menentukan visi dan misi hidup, kita pun dituntut untuk
tidak lupa dengan lingkungan sekitar kita. Mendahuluhan yang utama tidak
selalu berarti mendahulukan kepentingan pribadi diatas kepentingan
kelompok atau kepentingan publik. Akan tetapi, mendahulukan yang utama
adalah bagaimana kita bisa mendahulukan kepentingan yang lebih bermanfat,
baik untuk diri kita maupun untuk orang lain pada khususnya.
Merujuk pada hal tersebut, maka kita sebagai mahasiswa sudah
sepatutnya sadar bahwa kita adalah harapan bagi bangsa ini. Kampus
menjadi
kawah
candradimuka,
tempat
menggembleng
Sedangkan
masyarakat
adalah
sejatinya
adalah
untuk
memberikan
pengabdian
kepada
Poin yang harus dikaitkan: Budaya Teamwork, kebiasaan menangmenang, dan pelaksanaan AKTAMA pada AMT hari ke 2.
5. Berusaha untuk Memahami
Terlebih dulu kita harus mendengarkan dengan seksama, untuk
memahami orang lain, ketimbang untuk menanggapinya, kita memulai
komunikasi sejati dan membangun hubungan. Kalau orang lain merasa
dipahami, mereka merasa ditegaskan dan dihargai, mau membuka diri,
sehingga peluang untuk berbicara secara terbuka serta dipahami terjadi lebih
alami dan mudah. Berusaha memahami ini menuntut kemurahan; berusaha
dipahami menuntut keberanian. Keefektifan terletak dalam keseimbangan di
antara keduanya.
Berkaitan dengan budaya seven habbits poin 6, berusaha memahami
juga harus kita terapkan ketika kita berinteraksi dan bersosialisasi dengan
orang lain disekitar kita.
Pada AMT hari kedua, mahasiswa dituntut untuk memahami orang lain,
baik memahami karakter teman kelompoknya, maupun memahami karakter
masyarakat tempat ia melakukan pengabdian.
Poin yang harus dikaitkan: Budaya Teamwork, kebiasaan
berusaha untuk memahami, dan pelaksanaan AKTAMA pada AMT hari
ke 2
6. Wujudkan Sinergi
Sinergi adalah soal menghasilkan alternative ketiga. Bukan caraku,
bukan caramu, melainkan cara ketiga, yaitu cara kita. Cara yang lebih baik
ketimbang cara kita masing-masing.
Memanfaatkan perbedaan- perbedaan yang ada dalam mengatasi
masalah, memanfaatkan peluang. Tim-tim serta keluarga- keluarga yang
sinergis memanfaatkan kekuatan masing-masing individu sehingga secara
keseluruhan kekuatan yang dihasilkan lebih besar. Hal tersebut dapat
terlaksana misalkan dengan mengenyampingkan sikap saling merugikan. (1
+1 = 1/2).
Bila dianalogikan, mereka tidak puas dengan hanya (1+ 1 = 1 ), atau
sekedar kerjasama biasa yang dianalogikan (1 + 1 = 2). Melainkan, mereka
kejar kerjasama yang kreatif (1 + 1 = 3 atau lebih).
Dalam hal ini, jika kita ingin mewujudkan suatu tatanan sistem yang
baik, maka pastilah diperlukan sinergi yang baik antar setiap komponennya.
Sebab suatu sistem tidak akan bekerja jika salah satu saja komponennya tidak
memiliki sinergitas gerak dan tujuan. Oleh karena itu, dalam mewujudkan
kehidpan yang lebih baik di masyarakat, kita bagaikan menghidupkan suatu
sistem agar dapat bekerja lebih baik. Oleh karena itu, mewujudkan sinergitas
antar anggota kelompok menjadi hal yang sangat penting bagi keberjalannya
suatu sistem.
Poin yang harus dikaitkan: Budaya Teamwork, kebiasaan
wujudkan sinergi.
7. Mengasah Gergaji
Mengasah gergaji adalah soal memperbaharui diri terus-menerus dalam
keempat bidang
asah
gergaji dan
TOR
ini
disampaikan,
Kami
selaku
panitia
serta