Saat kita tertawa, hanya kitalah yang tahu persis apakah tawa itu

bahagia atau tidak. Boleh jadi, kita sedang tertawa dalam seluruh
kesedihan. Orang lain hanya melihat wajah. Saat kita menangis pun
sama, hanya kita yang tahu persis apakah tangisan itu sedih atau
tidak. Boleh jadi kita sedang menangis dalam seluruh kebahagiaan.
Orang lain hanya melihat luar.
Tere Liye, Novel RINDU
Jangan menangis karena kita disakiti, tapi menangislah karena
terima kasih wahai Tuhan, kita paham bahwa itu menyakitkan, dan
berjanji tidak akan balas melakukannya.
Jangan menangis karena kita dikhianati, ditinggalkan, tapi
menangislah karena terima kasih wahai Tuhan, bahwa kita bisa
lebih baik dari pelakunya.
Jangan menangis karena beban hidup datang bertubi-tubi, tapi
menangislah karena terima kasih wahai Tuhan, masih ada banyak
hal baik dalam hidup kita.
Selalu demikian.
*Tere Liye
Ada seorang sahabat yang memuji sahabat lainnya, maka apa kata
Rasul Allah: Kamu telah memenggal leher temanmu. (HR. AlBukhari dan Muslim)
Sahabat Rasul, Ali, bahkan pernah bilang: Kalau ada yang memuji
kamu di hadapanmu, akan lebih baik bila kamu melumuri mulutnya
dengan debu, daripada kamu terbuai oleh pujiannya.

Berhati-hatilah dengan memuji. Lebih baik biasa-biasa saja. Kita

mungkin tidak tahu, menurut penelitian berbagai institusi dunia
dengan reputasi baik, anak kecil yang dibesarkan dengan dosis
pujian berlebihan, justeru membuat perkembangan kecerdasannya
terhambat, dan lebih agresif saat menghadapi penolakan.
Yang biasa-biasa saja.
*Tere Liye
**yg tertarik dgn hasil penelitian tsb, silahkan google, cari link resmi
dan terpercaya