Anda di halaman 1dari 6

Pendahuluan

Dewasa ini telah dan sedang terjadi pergeseran


tekanan dalam penelitian dan pengembangan bidang
kepolimeran, yaitu dari kimia polimer menuju ke aspekaspek fisika polimer dan perekayasaan polimer seperti
sintesa pemaduan dari dua atau lebih bahan polimer
yang berbeda. Bahan hasil pemaduan ini disebut
polipaduan (polyblends). Bahan polipaduan adalah
merupakan paduan antara dua polimer atau lebih yang
berbeda secara linked (tidak terjadi secara kimia) [1,2].
Polipaduan terdapat dua jenis yaitu polipaduan kompak
(miscible blends) dan polipaduan tak kompak
(immiscible blends) dan telah banyak dimanfaatkan
secara komersial.
Polipaduan yang dilakukan pada percobaan ini
adalah polipaduan yang kompak yaitu polistirena
dengan pati. Polipaduan PS-pati merupakan salah satu
contoh plastik yang mampu terbiodegradasi. Plastik
biodegradabel
merupakan
plastik
yang
dapat
didegradasi secara enzimatik oleh mikroorganisme
seperti bakteri dan jamur (Pranamuda 2001). Karena
sifatnya yang dapat kembali ke alam, plastik
biodegradabel merupakan bahan plastik yang ramah
lingkungan. Plastik biodegradabel menghasilkan CO2,
CH4, biomassa, dan air (Gross & Karla 2002).Perbedaan
sifat PS (hidrofobik) dengan pati (hidrofilik) memerlukan
bahan pengkompatibel agar dihasilkan polipaduan yang
homogen.
Bahan
pengkompatibel
yang
dapat
digunakan adalah asam akrilat, anhidrida maleat, dan
vinil alkohol. Bahan pengkompatibel lain yang juga
dapat digunakan adalah poli(asam laktat) dengan
tambahan optimum sebesar 20%b/b. Selain itu, bahan
pemlastis juga sering ditambahkan pada pembuatan

polipaduan agar dihasilkan produk yang homogen dan


memiliki sifat mekanik yang baik. Bahan pemlastis
yang dapat digunakan antara lain air, gliserol, dan
sorbitol.
Penggunaan pati ini banyak dilakukan karena sifat
biodegradabilitasnya yang tinggi, murah, dan dapat
diperbarui (Pranamuda 2001). Pati adalah karbohidrat
kompleks yang berwujud putih, tawar, dan tidak berbau
(Nurhidayati 2007). Pati memiliki rumus molekul
(C6H10O5)n . Pati terdiri atas dua komponen, yaitu
amilosa dan amilopektin. Amilosa merupakan polimer
rantai linear yang dibentuk dari kesatuan glukosa
dengan ikatan -1,4-glikosidik. Amilopektin merupakan
polimer rantai bercabang yang dibentuk dari kesatuan
glukosa dengan ikatan -1,4- glikosidik dan -1,6glikosidik (Cowd 1991).

Tujuan
Percobaan ini bertujuan membuat polipaduan
polistiren-pati yangbersifat kompatibel dan memiliki
sifat termal dan mekanik yang baik.

Alat dan Bahan


Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu
neraca analitik, pelat kaca, gelas piala, hot plate /
stirrer, pengaduk magnet, gelas ukur, batang
pengaduk, lakban, piknomerer dan pemotong kertas.
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu
gabus
polistirena,
pati,
diklorometana,
poliasamlaktat(PLA), gliserol dan aquades.

Prosedur

Hasil dan Pembahasan


Polipaduan
polistirena-pati
yang
dihasilkan
memiliki warna putih yang transparan. Film dikatakan
homogen jika tidak terlihat lagi perbedaan antara
komponen-komponen
penyusunnya,
baik
dalam
bentuk, ukuran, maupun warna karena komponenkomponennya telah tercampur secara merata (Rosida
2007). Pembuatan polipaduan ini dilakkan dengan tiga
variasi yaitu gabus polistirena 100%, polipaduan tanpa
pemlastis dan polipaduan dengan pemlastis. Secara
keseluruhan kita membutuhkan gabus polistirena atau
styrofoam yang bersifat hidrofobik dan sulit untuk
didegradasi sehingga untuk membuat polipaduan yang
kompak memerlukan pati yang bersifat hidrofilik dan
mudah terbiodegradasi di alam. Pada pembuatan
polistirena 100% dilakukan dengan cara melarutkan
gabus
polistriena
dengan
diklorometana.
Pada
pembuatan poliapaduan tanpa pemlastis dilakukan
dengan cara melarutkan gabus polistirena dengan
diklorometana
dan
ditambahkan
pati
dengan
poliasamlaktat(PLA).
PLA
digunakan
sebagai
pengkompatibel karena perbedaan sifat polistirena
yang hidrofobik dengan pati yang hidrofilik Poli(asam

laktat) merupakan suatu polimer yangmemiliki struktur


dengan gugus hidrofilik maupun hidrofobik. Dengan
demikian,
poli(asam
laktat)
mampu mengatasi
perbedaan sifat antara gabus PS dan pati melalui
interaksi secara fisik.
Pada pembuatan polipaduan dengan pemlastis
dengan cara melarutkan gabus polistirena dan
diklorometana dengan pati yang dilarutkan dengan PLA
dan juga ditambahkan gliserol. Penambahan gliserol ini
dikarenakan
dapat
menghasilkan
produk
yang
homogen dan memiliki sifat mekanik yang baik. Bahan
pemlastis yang dapat digunakan selain gliserol adalah
air maupun sorbitol (Tetty, Fahmi, Suminar 2010). Film
polipaduan yang dihasilkan bersifat rapuh. Hal ini dapat
disebabkan oleh rendahnya bobot molekul bahan baku
PS yang digunakan. Polimer dengan beratmolekul yang
rendah akanmemiliki kekuatan mekanik yang rendah.
Dengan demikian, pemanfaatan polipaduan PS-pati
kurang cocok untuk dijadikan sebagai produk berupa
lembaran. Uji tarik suatu bahan dapat memberikan
informasi mengenai sifat mekanik bahan seperti kuat
tarik dan perpanjangan putus. Pengaruh tambahan
pemlastis berupa gliserol menyebabkan gaya kohesi
antar-rantai akan berkurang dan akan menurunkan kuat
tarik dan penurunan kuat tarik juga disebabkan oleh
amilopektin yang ada di dalam pati. Amilopektin adalah
komponen penyusun pati yang memiliki struktur
bercabang dan tidak teratur sehingga bersifat amorf.
Semakin besar perbandingan pati dalam polipaduan
maka semakin meningkat sifat amorf pada polipaduan
tersebut. Faktor lain yang juga dapat menyebabkan
penurunan kuat tarik polipaduan ini adalah jenis
interaksi yang terjadi. Interaksi yang terjadi pada
polipaduan PS-pati adalah interaksi secara fisik

.Dengan demikian, interaksi yang hanya terjadi secara


fisik dari dua bahan yangmemiliki sifat yang berbeda
menyebabkan semakin lemahnya interaksi yang
terjadi.
Daftar Pustaka
Chang Raymond. 2005. Kimia Dasar Edisi Ketiga Jilid 2.
Jakarta(ID): Erlangga
Cowd MA. 1991. Kimia Polimer. Bandung(ID) : ITB.
Gross RA, Karla B. 2002. Biodegradable polymers for
the environment. Science . 297: 803-806.

2010.

. Jurnal Sains Materi Indonesia. 2(2);34-40.


M a s h u r i. 2007. Studi pengaruh pemberian agen
pendispersi fasa padat (solid Phase dispersant) dan
agen ikat silang (crosslink agent) terhadap sifat kuat
tarik bahan polipaduan Polietilena-polivinil klorida.
Jurnal Ilmiah. 1(2): 32-37
Nurhidayati. 2007. Sintesis polyblend antara polistiren
dengan pati tapioka dan karakterisasinya [skripsi].
Bandung: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Institut Teknologi Bandung.

Pranamuda H. 2001. Pengembangan Bahan Plastik


Berbahanbaku Pati Tropis. http:wwwstd.ryu.titech.ac.jp/
%7Eindone sia/zoa.htm. [26 Maret 2006].
Rosida A. 2007. Pencirian Polipaduan Poliasamlaktat
Dengan Polikaprolakton [Skripsi]. Bogor: Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut
Pertanian Bogor.
TettyKemala,M. Syaeful Fahmi, dan Suminar S.Achmadi.
2010. Pembuatan dan pencirian polipaduan Polistirenpati. Jurnal Sains Materi Indonesia. 12(1): 30-35

Anda mungkin juga menyukai