Anda di halaman 1dari 2

RINGKASAN

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang adalah


140 mmHg (tekanan sistolik) dan/atau 90 mmHg (tekanan diastolik).
Bedasarkan data WHO padatahun 2014 terdapat sekitar 600 juta penderita
hipertensi di seluruh dunia. RISKESDAS pada tahun 2013 mencatat prevalensi
hipertensi di Indonesia sebesar 25,8 %. Angka insiden hipertensi sangat tinggi
terutama pada populasi lanjut usia (lansia), usia di atas 60 tahun, dengan
prevalensi mencapai 60-80% dari populasi lansia. Di wilayah kerja Puskesmas
Petang I sendiri, penyakit hipertensi masih menjadi masalah utama dikalangan
lansia.
Pada umumnya hipertensi tidak memberikan keluhan dan gejala yang khas
sehingga banyak penderita yang tidak menyadarinya. Oleh karenanya hipertensi
dikatakan sebagai the silent killer. Hipertensi sebagai sebuah penyakit kronis
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor resiko terjadinya hipertensi terbagi dalam
faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi dan faktor risiko yang dapat
dimodifikasi. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi seperti keturunan, jenis
kelamin, ras dan usia. Sedangkan faktor risiko yang dapat dimodifikasi yaitu
obesitas, kurang berolah raga atau aktivitas, merokok, alkoholisme, tingkat stress,
dan pola makan.
Kejadian hipertensi pada lansia dapat menyebabkan kualitas hidup yang
buruk, kesulitan dalam fungsi sosial dan fisik serta meningkatkan angka
morbiditas dan mortalitas akibat komplikasi-komplikasi yang ditimbulkannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan
dengan hipertensi pada lansia di wilayah kerja UPT Puskesmas Petang I, baik
faktor yang tidak dapat diubah (jenis kelamin dan keturunan) serta yang faktor
berhubungan dengan pola hidup.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain studi
cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah kelompok lanjut usia yang
datang ke posyandu lansia yang dilaksanakan di tujuh banjar yang ada di desa
Petang, Kecamatan Petang, yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi,
serta telah terpilih sebagai sampel dengan teknik pemilihan sampel, yaitu
consecutive sampling. Hipertensi dalam penelitian ini adalah kondisi seseorang
yang memiliki tekanan darah sistolik 140 mmHg atau diastolik 90 mmHg atau
keduanya. Dikatakan hipertensi apabila sebelumnya sudah terdiagnosis hipertensi,
atau sedang dalam pengobatan hipertensi. Untuk responden yang belum pernah
didiagnosis hipertensi, penegakan diagnosis dilakukan dengan mengambil ratarata hasil pengukuran tekanan darah pada dua kali atau lebih kunjungan klinis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang memiliki hubungan
yang bermakna dan menjadi risiko terjadinya hipertensi adalah genetik (p =
0,019;RP = 1,417; IK 95% 1,069-1,877), kebiasaan berolah raga (p = 0,017; RP =
1,424; IK 95% 1,069-1,895), dan tingkat stres (p <0,0001; RP = 2,043; IK 95%
1,543-2,704). Sementara faktor-faktor yang tidak memiliki hubungan yang
bermakna dan tidak menjadi risiko terjadinya hipertensi adalah jenis kelamin,
kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, dan obesitas.

SUMMARY
Hypertension is a condition where blood pressure 140 mmHg (systolic
pressure) and/or 90 mmHg (diastolic pressure). Based on WHO (2014), there is
approximately 600 million people who suffered from hypertension in the world.
RISKESDAS in 2013 showed that Indonesian prevalence for hypertension around
25.8%. The incidence of hypertension is very high, especially among elderly
population, with prevalence number around 60-80% of total elderly population. In
working region of Puskesmas Petang I it self, hypertension still be the major
problem among elderly.
In general, hypertension is asymptomatic, so many people would not realize
it. Thats why hypertension is called a silent killer. Hypertension as a chronic
disease are affected with many factor. The risk factors of hypertension are divided
into unmodifiable and modifiable risk factors. Risk factors that cant be modified
such as heredity, gender, race and age.While the risk factors that can be modified
are: obesity, lack of exercise or activity, smoking, alcoholism, stress level, and
eating habits.
Hypertension in the elderly can lead to poor quality of life, difficulties in
social and physical function as well as increasing morbidity and mortality from
complications its caused.
This study aims to determine the factors associated with hypertension in the
elderly in the region of UPT PuskesmasPetang I, factors that cannot be changed
(sex and genetic) as well as factors that related to the lifestyle.
This study uses a quantitative with cross sectional approach study design.
The sample in this research is the elderly who come to Posyandu were carried out
in seven village in DesaPetang,KecamatanPetang, which has fulfilled the
inclusion and exclusion criteria, and has been selected as a sample by consecutive
sampling technique. Hypertension in this study is the condition of someone who
had a systolic blood pressure 140 mmHg or diastolic 90mmHg or both. It said
hypertension if previously has been diagnosed with hypertension, or are in the
treatment of hypertension. For respondents who have never been diagnosed with
hypertension, diagnosis is done by taking the average blood pressure readings at
two or more times clinical visits.
The results showed that the factors that have a significant relationship and a
risk of hypertension is genetic (p = 0,019;RP = 1,417; IK 95% 1,069-1,877), lack
of exerciseor activity (p = 0,017; RP = 1,424; IK 95% 1,069-1,895), and level of
stress (p <0,0001; RP = 2,043; IK 95% 1,543-2,704). While factors that do not
have a significant relationship and not be a risk of hypertension is gender,
smoking habits, alcohol consumption, and obesity.

Anda mungkin juga menyukai