Anda di halaman 1dari 3

I.

Landasan Teori
Setiap ekosistem atau komunitas memiliki produktivitas dasar atau disebut dengan produktivitas
primer. Batasan produktivitas primer adalah kecepatan penyimpanan energi potensial oleh produsen melalui
proses fotosintesis dan kemosintesis dalam bentuk bahan-bahan organik yang dapat digunakan sebagai bahan
pangan (Resosoedarmo, 1986).
Produktivitas adalah proses pemasukan dan penyimpanan energi didalam ekosistem. Produktivitas
akan mengikuti sebuah pola perubahan saat suksesi yang sama dengan pola perubahan beberapa species.
Produktivitas tumbuhan merupakan efisiensi fotosintesis yang mengubah energi matahari menjadi energi
kimia yang tersimpan dalam molekul-molekul tumbuhan. Botkin (1972) membuat model yang dibangun dari
prediksi atau perkiraan pertumbuhan hutan yang terdiri dari potongan yang berdiri yang naik dengan drastis
sekitar 200 tahun yang lalu, kemudian menurun 30-40% pada saat yang sama. Pengurangan biomassa ini sendiri
merupakan penjumlahan dari beberapa penurunan produktivitas (Resosoedarmo, 1986).
Produktifitas dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
1. Produktivitas Primer
Produktivitas primer adalah laju dimana energi pancaran atau cahaya disimpan oleh kegiatan
fotosintesis atau kemosintesis organisme-organisme produsen dalam bentuk senyawa-senyawa
organik yang dapat digunakan sebagai bahan pangan. Produktivitas primer dibagi menjadi dua
macam, yaitu :
Produktivitas Primer Bersih
Produktivitas primer bersih adalah laju penyimpanan bahan organic didalam jaringan
tumbuhan selama jangka waktu tertentu. Rumus perhitungannya adalah :
NPP = GPP - R
Dimana,
NPP : produktivitas primer bersih
GPP : produktivitas primer kotor
R : respirasi
Dalam sebuah ekosistem, produktivitas primer menunjukkan simpanan energy kimia yang
tersedia bagi konsumen. Pada sebagian besar produsen primer, produktivitas primer bersih dapat
mencapai 50% - 90% dari produktivitas primer kotor. Rasio NPP terhadap GPP umumnya lebih kecil
bagi produsen besar dengan struktur nonfotosintestik yang rumit seperti pohon yang mendukung
system batang dan akar yang besar dan secara metabolic aktif . Produktivitas primer dapat dinyatakan
dalam energy persatuan luas persatuan waktu (J/m2/tahun) atau sebagai biomassa (beratkering organic)
vegetasi yang ditambahkan keekosistem persatuan luasan persatuan waktu (g/m2/tahun). Namun
produktivitas primer suatu ekosistem hendaknya tidak dikelirukan dengan total biomassa dari autotrof
fotosintetik yang terdapat pada satuan waktu tertentu yang disebut biomassa tanaman tegakan
(standing crop biomass). Produktivitas primer menunjukkan laju dimana organisme-organisme
mensintesis biomassa baru. Meskipun sebuah hutan memiliki biomassa tegakkan yang sangat besar
produktivitas primernya mungkin sesungguhnya kurang dari produktivitas primer beberapa padang
rumput yang tidak mengakumulasi vegetasi (Campbell, 2002).

Produktifitas Primer Kotor


Produktifitas primer kotor adalah laju total dari fotosintesis termasuk bahan organic didalam
respirasi selama waktu pengukuran tertentu. Rumus perhitungannya adalah

NPP = GPP R
GPP =NPP + R
Keterangan
NPP :Produktivitas primer bersih
GPP :Produktivitas primer kotor
R :respirasi (Jamin,1989)
2. Produktivitas Sekunder
Kecepatan penyimpangan energi potensial pada tingkat trofik dan pengurai disebut produktivitas
sekunder. Dengan sendirinya energi ini akan semakin kecil pada tingkat trofik berikutnya. Arus energy total
padatingkat heterotrofik yang analog dengan produktivitas kotor pada tingkat atau trofik, sebaiknya dinamakan
asimilasi bukan produksi (Resoedarmo, 1986). Cara paling sederhana mengukur produktivitas sekunder adalah
dengan memperkirakan pertambahan bobot atau ukuran tumbuhan selama jangka waktu tertentu.
Ei = Enp + Ep
Keterangan
Ei :pemasukkan energi dalam bentuk pemasukan makanan
Enp :energi yang digunakan dalam membangun jaringan tubuh
Ep :mewakili produksi sekunder (Michael, 1994)
Faktor-faktor yang mempengaruhi Produktivitas
Beberapa factor yang mempengaruhi produktivitas adalah :
a. Pencahayaandan Suhu
Radiasi global yang bervariasi dengan kondisi atmosfer, latitude dan altitude. Bagaimanapun juga,
merupakan akibat radiasi dalam komunitas produktivitas secara tidak langsung dan menjadi
perbedaan yang utama dalam musim semi (Whittaker 1975). Peningkatan produktivitas akan melalui
gradient suhu utama dari kutub menuju ekuator. Suhu optimum untuk produktivitas antara 15-25C
sebagai suhu optimum dari f otosintesis( Resosoedarmo, 1986).
b. Air
Faktor lingkungan yang paling berhubungan secara langsung dengan produktivitas adalah air.
Evapotranspirasi adalah suatu ukuran total jumlah air yang hilang oleh transpirasi dan penguapan.
Evapotranspirasi mempunyai nilai bersifat prediksi tinggi dalam produktivitas sebab meliputi pengaruh tidak
hanya air tetapi juga cahaya dan temperature. Timbulnya hujan dan evapotranspirasi mendekati persamaan
dalam lingkungan kering, sehingga hubungan antara produktivitas dan curah hujan tahunan hampir
linier pada nilai-nilai di bawah 500mm (Resosoedarmo, 1986).
c. Faktor Edaphic
Karakter tanah seperti tekstur, status nutrisi dan kedalaman merupakan factor penting, sama
pentingnya sebagai factor determinan hubungan kompetitif dan rata-rata pertumbuhan dalam
keragaman luasdari lingkungan. Bagaimanapun arti dari pengaruh edaphic terhadap studi produktivitas saatsaat tertentu mengalami kesulitan, karena tidak semua spesies memiliki nutrisi sama (banyak nutrisi
digunakan untuk memproduksi dari biomassa). Perbedaan edaphic mungkin akan tertutupi dengan
kesamaan produktivitas saat tumbuhan tumbuh pada bagian yang kurang mempunyai efisiensi
penggunaan nutrisi (Resosoedarmo,1986).
d. Kelembabandan Air

Kelembaban berkaitan dengan air. Air sangat dibutuhkan dalam proses perkecambahan.
Kelembaban yang terlalu tinggi menyebabkan penguapan yang terjadi sedikit.Sehingga transpor air
lambat dan makanan lambat sampai ketumbuhan.Akibatnya tumbuhan lambat tumbuh. Sebaliknya
kelembaban yang terlalu rendah menyebabkan penguapan sangat banyak. Sehingga tumbuhan
mengalami kekeringan. Kadar air dalam udara dapat mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan
tumbuhan.Tempat yanglembab menguntungkan bagi tumbuhan dimana tumbuhan dapat mendapatkan
air lebih mudah serta berkurangnya penguapan yang akan berdampak pada pembentukan sel yanglebih
cepat.
e. Nutrisi
Nutrisi merupakan bahan baku dalam proses fotosintesis. Tanpanutrisi yang cukup, tumbuhan
akan sulit tumbuh dengan baik.Nutrisi terdapat di dalam tanah sebagai medium tumbuh tumbuhan. Nutrisi
dapat dibedakan menjadi makronutrien dan mikronutrien. Makronutrien dibutuhkan dalam jumlah
banyak sedangkan mikronutrien hanya dibutuhkan dalam jumlah sedikit.
f. Suhu
Tinggi renda h suhu menjadi salah satu faktor yang menentukan tumbuh berkembang,
reproduksi dan juga kelangsungan hidup dari tanaman.Suhu yang baik bagi tumbuhan adalah antara
22C sampai dengan 37C. Temperatur yang lebih atau kurang dari batas normal tersebut dapat
mengakibatkan pertumbuhan yang lambat atau berhenti.
g. Gas Karbon Dioksida
Konsentrasi gas asam arang dikenal sebagai suatufaktor pembatas dalam fotosintesis didunia
tumbuh-tumbuhan. Konsentrasi CO2di siang hari adalah minimum didekat pertengahan atau puncak
sekitar langit-langit, hampiran area daun terbesar. Tumbuhan dalam komunitas alami merupakan subjek
untuk kompetisi dari individu sekitarnya, dan keterbatasan dari cahaya, nutrisi, dan air akan lebih
memberibatas yang keras terhadap pertumbuhannya disbanding tumbuhan agricultural dimana
sumberdaya dan kompetisi dapat dikontrol (Resosoedarmo,1986).
Botkin D.B., Janak, J.F., Wallis, J.R. 1972. Some Ecologycal Consequences of A Computer
Model of Forest Growth. Journal Ecology 60:849-872.
Campbell, N.A., J.B. Recee, L.G. Mitchell. 2002. BiologiEdisiKelimaJilid 3. Jakarta :Erlangga.
Jamin, HasanBasri. 1989. EkologiTumbuhan. Jakarta: CV Rajawali.
Michael, P. 1994. MetodeEkologiuntukPenyelidikanLapangandanLaboratorium.Jakarta : UI
Press.
Rososoedarmo, S., K. Kartawinata, dan A. Soegiarto. 1986. PengantarEkologi. Bandung
:RemadjaRosdaKarya.
Whittaker R.H. 1975. Communities and Ecosystem Second Ed. McGraw Hill.

Anda mungkin juga menyukai

  • Prodper Sek
    Prodper Sek
    Dokumen5 halaman
    Prodper Sek
    Breagitta Dwi Yuniarto
    Belum ada peringkat
  • Definisi Pasar
    Definisi Pasar
    Dokumen4 halaman
    Definisi Pasar
    Breagitta Dwi Yuniarto
    Belum ada peringkat
  • 1 SM
    1 SM
    Dokumen8 halaman
    1 SM
    Breagitta Dwi Yuniarto
    Belum ada peringkat
  • Data PKL
    Data PKL
    Dokumen5 halaman
    Data PKL
    Breagitta Dwi Yuniarto
    Belum ada peringkat
  • Pertemuan 1 Ral
    Pertemuan 1 Ral
    Dokumen4 halaman
    Pertemuan 1 Ral
    Breagitta Dwi Yuniarto
    Belum ada peringkat
  • Pertemuan 1 Ral
    Pertemuan 1 Ral
    Dokumen4 halaman
    Pertemuan 1 Ral
    Breagitta Dwi Yuniarto
    Belum ada peringkat
  • Kapiat
    Kapiat
    Dokumen3 halaman
    Kapiat
    Breagitta Dwi Yuniarto
    Belum ada peringkat
  • PPP3 Kelompok 3 Lab FHA
    PPP3 Kelompok 3 Lab FHA
    Dokumen8 halaman
    PPP3 Kelompok 3 Lab FHA
    Breagitta Dwi Yuniarto
    Belum ada peringkat
  • Non Parametrik
    Non Parametrik
    Dokumen8 halaman
    Non Parametrik
    Breagitta Dwi Yuniarto
    Belum ada peringkat
  • Tugas Perencanaan Kapasitas
    Tugas Perencanaan Kapasitas
    Dokumen2 halaman
    Tugas Perencanaan Kapasitas
    Breagitta Dwi Yuniarto
    Belum ada peringkat