Pentanahan
Sistem pentanahan merupakan tindakan pengamanan terhadap
keadaan tak normal, salah satunya yaitu berfungsi sebagai sarana
mengalirkan arus gangguan kedalam tanah, hal yang perlu diperhatikan
dalam perencanaan sistem pentanahan adalah tidak timbulnya bahaya
tegangan pada fasa-fasa yang tidak terganggu dan timbulnya arus
gangguan yang besar.
Pada sistem tenaga atau sistem distribusi yang mempunyai arus
gangguan fasa ke tanah lebih besar dari 5 ohm harus ditanahkan, hal ini
untuk mencegah tegangan lebih peralihan yang besar yang disebabkan
oleh busur tanah (arcing grounds). Dengan cara pengetanahan netral
sistem tersebut, maka arus gangguan yang terjadi tidak hanya tergantung
pada impedansi alat pengetanahan.
Terdapat dua jenis pentanahan, yaitu pentanahan sistem dan
peralatan peralatan. Dimana pentanahan sistem dan pentanahan
peralatan memiliki fungsi yang berbeda. Dalam merencanakan suatu
system pentanahan kita harus mempertimbangkan tipe dari grounding
yang akan digunakan hal ini dikarenakan ada jenis tanah yang berbeda.
dan beberapa tipe elektroda pentanahan
Pada Gardu Trafo Tiang mempunyai beberapa bagian yang
harus diketanahakan. Adapun untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar single line berikut ini.
tegangan yang dii jinkan adalah tegangan yang cukup aman bagi orang
yang berada di sekitar gardu tiang transformator.
a. Tujuan pembumian :
1. Mencegah terjadinya tegangan kejut listrik ( tegangan sentuh )
atau yang berbahaya untuk orang dalam daerah itu.
2. Untuk memungkinkan timbulnya arus tertentu baik besarnya
maupun lamanya dalarn keadaan gangguan tanah tanpa
menimbulkan kebakaran atau ledakan pada bangunan atau isinya.
3. Untuk memperbaiki performance dari sistem
Gangguan Pada Gardu Trafo Tiang
Secara urnum gangguan yang dapat terjadi pada saluran
distribusi terbagi atas empat, yaitu:
1. Gangguan line-ground (fasa ke tanah). Gangguan ini terjadi
apabila terdapat satu konduktor yang rnenyentuh ground atau
rnenyentuh kabel netral.
2. Gangguan line-line (fasa ke fasa). Gangguan ini terjadi apabila
konduktor atau sistem dua fasa atau sistem tiga fasa mengalami
hubung singkat.
3. Double line to ground. Gangguan ini terjadi apabila terdapat dua
konduktor yang mengalarni hubung singkat dan juga rnenyentuh
ground.
4. Gangguan tiga fasa ke tanah atau tidak ke tanah (3
).
1. Pentanahan arrester
netral
sistem
20
KV
beserta
pengamannya
20 KV / 1.73
1000 A
12Ohm
Hal ini dipakai pada saluran kabel atau kabel tanah ( SKTM )
tegangan menengah 20 kV untuk sistem 3 phasa 3 kawat.
Pengetanahan sistem ini dilakukan pada gardu-gardu distribusi dan
sambungan kabel.( gambar 27 ). Dipakai PLN wilayah kerja DKI Jaya
dan Jawa Barat ( Gambar )
20 KV / 1.73
300 A
40Ohm
20 KV / 1.73
23,12 A
500Ohm
Langsung /
Solid
2.
(0)
Tahanan
Rendah
( 12 dan 40
3.
)
Tahanan Tinggi
4.
500
Mengambang
Sistem
Kepadata
Wilayah Kerja
Tegangan
n Beban
Operasional
Menengah
4 kawat, 3 +
Terpasang
N 1 kawat , +
Rendah
3 kawat , 3
3 kawat , 3
2 kawat, +
3 kawat , 3
Jateng dan
Yogjakarta
Tinggi
Sedang
Jatim
Sedang
Eks, 6 kV
1. Sistem IT
Titik netral terisolasi atau tidak diketanahkan (huruf
pertama
menyatakan
isolasi),
sedangkan
badan
peralatan
2. Sistem TT
tersendiri
dari
penghantar
pengamannya,
bila
di
membahayakan
badan
peralatan
pelanggan.
Bila
pelanggan.
Hal
pentanahan
ini
dapat
netral
yang
yang ditanam ke dalam tanah. Oleh karena lokasi GTT biasanya dan
berada pada daerah yang kemungkinannya mempunyai jenis tanah yanng
berbeda - beda, maka diperlukan perencanaan pentanahan yang sesuai,
dengan tujuan untuk mendapatkan tahanan pentanahan yang kecil,
sehingga tegangan permukaan yang timbul tidak membahayakan baik
dalam kondisi normal maupun saat terjadi gangguan ke tanah.
Secara prinsip, grounding untuk keselamatan kerja menuju ke
dua hal :
1. Mengalirkan arus ke tanah baik dalam keadaan normal maupun dalam
kondisi gangguan tanpa melebihi batas operasi dan kapasitas peralatan
atau menghindari gangguan terhadap kelangsungan kerja sistem.
2. Menjamin keselamatan manusia terhadap bahaya tegangan kejut pada
sekitar sistem grounding.
Pentanahan peralatan adalah penghubungan bagian-bagian
peralatan listrik yang pada keadaan normal tidak dialiri arus. Bila terjadi
hubung singkat suatu penghantar dengan suatu peralatan, maka akan
terjadi beda potensial (tegangan), yang dimaksud peralatan disini adalah
bagian-bagian yang bersifat konduktif yang pada keadaan normal tidak
bertegangan
Tujuan pentanahan peralatan dapat diformulasikan sebagai
berikut :
a. Untuk memperoleh potensial yang merata dalam suatu bagian struktur
dan peralatan, sehingga orang yang berada dalam daerah instalasi
aman.
b. Untuk mencegah terjadinya tegangan sentuh yang berbahaya, jika
terjadi kebocoran isolasi peralatan sehingga kerangka metal peralatan
dialiri arus dan mempunyai tegangan yang sama dengan tegangan
peralatan.
Oleh
karena
itu
kerangka
metal
peralatan
harus
(RMS)
< 50
50
75
(DETIK)
~
5,0
1,0
90
110
150
220
280
1,5
0,2
0,1
0,05
0,03
50
k .In
Keterangan :
RE2
If
b
c
Es
RE1
RE2
RE1
If
E ph
Eph
R E1 R E 2
Es = If . RE2
Es
Eph
R E 2 R E1 R E 2
RE 2
Es . RE1
Eph . Es
Keterangan :
If
: arus gangguan
Es
: tegangan sentuh
Eph
: tegangan fasa
RE1
RE2
RE2
Rf = 3
s )
Es = Ik . (Rk + 1,5
0,116
t
Ik = arus fibrilasi =
0,116
s ) .
Es = (1000 + 1,5
Keterangan :
m)
Es
Rk
1000
(rata rata)
Rf
Ik
Ik =
k /t
Keterangan :
Ik
: arus gangguan
: waktu ganguan
: konstanta
K 50 = 0,0116 ;
K 70 = 0,157
Sehingga
Ik = 0,116 /
1980
1400
1140
0,1
0,2
0,3
990
890
626
0,4
0,5
1,0
Tipe tanah :
organik
:
lembab
10
kering bebatuan
100
1000
10000
Jika tidak dilakukan upaya pencegahan dengan disain sistem
grounding, gradien potensial pada permukaan tanah cukup
berbahaya bagi manusia yang berada disekitarnya. Lebih dari itu,
bahaya gradien potensial akan berkembang antara frame
peralatan dengan titik terdekat permukaan tanah.
Keadaan-keadaan yang akan menimbulkan bahaya pada
kejut listrik yang terjadi, yaitu :
a. Besarnya arus gangguan yang mengalir ke tanah pada area di
sekitar sistem grounding dan tahanannya.
b. Besarnya
tahanan
tanah
dan
distribusi
arus
yang
Rf
Rg1
Rg2
Rf
Rg3
I
Rk
Rf
Rg1
Rf
Rg2
Rg3
Rth
Rg1
Vth
Rg2
Rg3
R1
Rf
Rk
El
s ). 0.116 /
= (1000 + 6
116 0.696 s
t
=
Ketearangan:
EL : Tegangan langkah
) :
:3
m)
7000
4950
4040
0,1
0,2
0,3
3800
3140
2216
0,4
0,5
1
Tanah rawa,
2.
3.
Pasir basah,
4.
Krikil basah,
5.
6.
Tanah berbatu.
2.5.2 Tahanan Jenis (RHO) Tanah
Tahanan jenis tanah merupakan faktor keseimbangan antara tahanan
pengetanahan dan kapasitansi di sekelilingnya, dan dipresentasikan dengan
rho (
*)
keadaan yang tampak saja sangatlah sulit dan hasilnya kurang akurat. Salah
satu cara yang efektif untuk mengetahui besarnya tahanan jenis tanah di
suatu tempat adalah diadakan beberapa kali pengukuran setempat.
2.5.3 Pengukuran Tahanan Jenis Tanah
Pengukuran tahanan jenis tanah biasanya dilakukan dengan beberapa
cara yaitu :
1. Metode empat elektroda (four electrode method)
2. Metode tiga titik (three-point method)
Pengukuran tahanan jenis tanah dengan metoda empat elektroda
menggunakan empat buah elektroda, sebuah baterai, sebuah amperemeter
dan sebuah voltmeter yang sensitif, sebagaimana terlihat dalam Gambar 3.3
yang ada dibawah ini.
Bila arus I masuk ke tanah melalui salah satu elektroda dan kembali
ke elektroda yang lain yang cukup jauh sehingga pengaruh diameter
konduktor dapat diabaikan. Arus yang masuk ke tanah mengalir secara
radial dari elektroda, misalkan arah arus dalam tanah dari elektroda 1 ke
elektroda 2 berbentuk permukaan bola dengan jari-jari r, luas permukaan
tersebut adalah 2r, dan rapat arus radial pada jarak r adalah J = r. Bila
adalah tahanan jenis tanah, maka kuat medan dalam tanah pada arah radial
dengan jarak r adalah E(r) = J. Jadi,
E (r )
I .
2. .r 2
I .
2. .r 2
V E (r )dr
2. .r
2.
I .
V4
2.
V3
1 1
a 2a
1 1
2a a
I . 1 1
1 1
I .
2. a 2a 2a a
2. .a
R34
V34
I
2. .a
dan
Jadi :
2. .a.R34
Bila a dalam meter dan R dalam maka tahanan jenis dalam -m.
Dengan alat ukur yang dibuat khusus untuk ini yang terdiri dari generator
yang diputar dengan tangan dan Ohm-meter, dapat dibaca langsung tahanan
antara elektroda arus dan elektroda tegangan.
Metoda tiga titik (three-point method) dimaksudkan untuk mengukur
tahanan pentanahan. Misalkan tiga buah batang pentanahan di mana batang
1 yang tahanannya hendak diukur dan batang 2 dan 3 sebagai batang
pentanahan pembantu yang juga belum diketahui tahanannya. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.4 mengenai metode ini.
tetapi,
Jadi :
akhirnya,
R11 R R12 R13 R 23
= 100
ladang
-meter.
= 100
-meter *).
*)
pada
tanah liat atau tanah ladang dengan tahanan jenis tanah 100
-meter, maka diperlukan sebuah elektroda pita yang
atau
1
100
Misal : Pada kondisi tanah pasir basah yang memiliki tahanan jenis
200
*)
1.
Elektroda batang
Elektroda batang adalah dibuat dari pipa besi, besi baja
profil atau logam lainya yang dipancangkan tegak lurus ke dalam
tanah. Panjang elektroda yang harus digunakan, disesuaikan
dengan tahanan pentanahan yang diperlukan ( pada tabel ). Yang
biasa digunakan untuk elektroda batang adalah dari bahan
tembaga, baja tahan korosi ( Stainless Steel ) atau baja yang
digalvaniskan ( Galvanized Steel ).
Untuk memancangkan elektroda batang ini sering juga
digunakan palu lantak.. Kalau tanahnya kering, kadang-kadang
sangat sulit untuk mencapai tahanan penyebaran yang cukup
rendah. Dalam hal ini, ada kalanya sifat-sifat tanah itu dapat
diperbaiki dengan mengolahnya dengan bahan-bahan kimia. Kalau
digunakan beberapa elektroda batang yang dihubungkan paralel,
jarak antara elektroda-elektroda ini harus sekurang-kurangnya
sama dengan dua kali panjang efektif dari satu elektroda.
Elektroda pembumian yang akan dipasang sangat dipengaruhi oieh
faktor sifat tanah, resistan pembumian dan kondisi setempat
Jenis elektroda batang yaitu :
a) Ground rod
b) Ground Pipe
Pada pentanahan dengan elektroda batang distribusi
tegangan yang terjadi untuk satu batang lektroda dan dua batang
elektroda yang ditanam tegak lurus ke dalam tanah, dimana arus
kesalahan mengalir dari elektroda tersebut ke tanah sekitarnya.
Gambar 44. Satu batang elektroda yang ditanam tegak lurus ke dalam tanah
Tahanan dari satu batang elektroda yang ditanam
tegak lurus dengan permukaan tanah menurut H.B Dwight, di
dapat persamaan untuk gambar (2.a) sebagai berikut :
dimana :
Rd1 : tahanan untuk satu batang elektroda yang ditanam tegak
lurus permukaan tanah (Ohm)
L
hb
yang
lain
termasuk
bayangannya.
Dengan
untuk S > L
untuk S < L
dimana : S : jarak antara kedua elektroda (meter)
Keterangan :
N : jumlah batang rod
Cf (shafe factor = 0.9)
Ra dan Rb (tahanan berdasarkan pososi elektroda ( gambar.46)
2.
Elektroda Pita
Elektrode pita ialah elektrode yang dibuat dari
penghantar berbentuk pita atau berpenampang bulat, atau
penghantar pilin yang pada umumnya ditanam secara dangkal.
Elektroda ini dapat ditanam sebagai pita lurus, radial
melingkar, jala-jala atau kombinasi dari bentuk-bentuk
tersebut, yang ditanam sejajar dengan permukaan tanah
sedalam 0,5-1,0 meter. Jumlah jari-jari yang digunakan tidak
perlu lebih dari enam. Penambahan jari-jari melebihi jumlah
ini tidak akan banyak mengurangi tahanan pentanahannya.
*)
dibandingkan
dengan
elektroda
batang.
3.
Sistem Grid
Pentanahan sistem grid mula-mula dilakukan dengan
menanamkan batang-batang konduktor tegak lurus dengan
permukaan
tanah
(vertikal).
Tetapi
kemudian
orang
menggunakan sistem pentanahan dengan menanamkan batangbatang konduktor sejajar dengan permukaan tanah (horisontal)
dengan kedalaman beberapa puluh cm dibawah permukaan
tanah. Hal ini dilakukan karena pada suatu daerah yang berbatu
menyebabkan tidak dapat menanamkan elektroda pentanahan
lebih dalam. Setelah diselidiki lebih lanjut ternyata pentanahan
dengan sistem penanaman horisontal dengan bentuk kisi-kisi
(grid)
mempunyai
keuntungan-keuntungan
dibandingkan
menentukan
perencanaan
suatu
sistem
kontak
ke
tanah
dari
masing-masing
sistem
pentanahan.
Dasar
perhitungan
tahanan
pentanahan
adalah
()
dimana :
i : kerapatan arus yang diizinkan (Ampere/cm)
d : diameter batang pengetanahan (mm)
Seluruh
panjang
batang
pentanahan
yang
Ig
Lb1 x100 xi
dimana :
Nmin
diperlukan
Ig = arus gangguan ke tanah (Ampere)
i
log 10
33 . t
Tm Ta
1
234 Ta
Dimana :
A = Penampang konduktor (circullar mils) (1 circullar mils
= 0,0005065 mm2)
penampang
atau
diameter
untuk