Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

BIOKIMIA LANJUTAN
PERANAN DNA DAN RNA SERTA BIOSINTESIS
ASAM NUKLEAT

KELOMPOK 4
IQRO ALAM MALONGKA

H31114304

SURIANI BINTI SULE

H31114306

IBRAHIM KAMAL

H31114310

WIDYA AULIYA

H31114316

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAMUNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berawal tahun 1868 Friedrich Miescher (1844-1895) adalah orang yang
mengawali pengetahuan mengenai kimia dan inti sel. Pada tahun 1868,
dilaboratorium Hoppe-Syler di Tubingen, beliau memilih sel yang terdapat pada
nanah bekas pembalut luka, kemudian sel-sel tersebut dilarutkan dalam asam
encer dan dengan cara ini diperoleh inti sel yang masih terikat pada sejumlah
protein. Dengan menambahkan enzim pemecah protein ia dapat memperoleh inti
sel saja dan dengan cara ekstraksi terhadap inti sel diperoleh suatu zat yang larut
dalam basa tetapi tidak larut dalam asam. kemudian zat ini dinamakan nuclein
sekarang dikenal dengan nama nucleoprotein. Selanjutnya dibuktikan bahwa asam
nukleat merupakan salahsatu senyawa pembentuk sel dan jaringan normal.
Ada dua jenis asam nukleat yaitu DNA ( deoxyribonucleic acid ) atau
asam deoksi ribonukleat dan RNA ( ribonucleic acid ) atau asam ribonukleat.
DNA dikemukakan oleh seorang dokter muda Friedrich Miescher yang
mempercayai bahwa rahasia kehidupan dapat diungkapkan melalui penelitian
kimia pada sel-sel. Sel yang dipilih oleh Friedrich adalah sel yang terdapat pada
nanah untuk dipelajari nyadan ia mendapatkan sel-sel tersebut dari bekas
pembalut luka yang diperolehnya dari dari ruang bedah.
Asam nukleat terdapat dalam semua sel dan memiliki peranan yang sangat
penting dalam biosintesis protein. Baik DNA maupun RNA berupa anion dan pada
umumnya terikat pada protein yang mempunyai sifat basa, misalnya DNA dalam
intisel terikat pada histon. Senyawa gabungan antara asam nukleat dengan protein

ini disebut nukleoprotein. Molekul asam nukleat merupakan suatu polimer seperti
protein, tetapi yangmenjadi monomer bukan asam amino, melainkan nukleotida.
1.2. Rumusan Masalah
1.

Apa pengertian dari Asam Nukleat ?

2.

Apa-apa saja jenis Asam Nukleat ?

3.

Bagaimana struktur DNA dan RNA ?

4.

Bagaimana mekanisme biosintesisdari nukleosida purin dan pirimidin ?

5.

Bagaimana katabolisme dari Asam nukleat ?

6.

Apa fungsi dan peranan DNA dan RNA dalam kehidupan sehari-hari?

1.3. Tujuan Penulisan


Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.

Untuk mengetahui Asam Nukleat

2.

Untuk mengetahui jenis Asam Nukleat

3.

Untuk mengetahui struktur DNA dan RNA

4.

Untuk mengetahui mekanisme biosintesisdari nukleosida purin dan pirimidin

5.

Untuk mengetahui katabolisme dari Asam Nukleat

6.

Untuk mengetahui fungsi dan peranan DNA dan RNA dalam kehidupan
sehari-hari.

BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Asam Nukleat


Asam nukleat adalah biopolymer yang berbobot molekul tinggi dengan unit
monomernya mononukleotida. Asam nukleat terdapat pada semua sel hidup
danbertugas untuk menyimpan dan mentransfer genetik, kemudian
menerjemahkan informasi ini secara tepat untuk mensintesis protein yang khas
bagi masing- masing sel. Asam nukleat dibedakan berdasarkan unit penyusunnya,
jika unit-unit pembangunnya deoksi ribonukleotida, disebut asam deoksi
ribonukleotida (DNA) dan jika terdiri dari unit-unit ribonukleaotida disebut asam
ribonukleaotida (RNA).
Asam nukleat baik DNA maupun RNA tersusun dari monomer nukleotida.
Nukleotida tersusun dari gugus fosfat, basa nitrogen dan gula pentosa. Basa
nitrogen berasal dari kolompok purin dan pirimidin. Purin utama asam nukleat
adalah adenin dan guanin, sedangkan pirimidinnya adalah sitosin, timin dan
urasil.
a. Struktur
Dilihat dari strukturnya, perbedaan di antara kedua macam asam nukleat ini
terutama terletak pada komponen gula pentosanya. Pada RNA gula pentosanya
adalah ribosa, sedangkan pada DNA gula pentosanya mengalami kehilangan satu
atom O pada posisi C nomor 2 sehingga dinamakan gula 2-deoksiribosa.

OBJEK
Letak

DNA
Inti sel

Bentuk

Pita spiral ganda

Komponen gula

Deoksiribosa

RNA
Inti sel, sitoplasma, ribosom
Pita tunggal
Ribosa

Ukuran

Sangat panjang

Basa nitrogen

Purin : Adenin,
GuaninPirimidin :
Sitosin, Timin

Purin : Adenin,
GuaninPirimidin : Sitosin,
Urasil Deoksiribosa

Tidak dipengaruhi
oleh kecepatan
sintesis protein

Berubah-ubah menurut
kecepatan sintesis protein

Kadar

Fungsi

Mengendalikan
faktor keturunan dan
sintesis protein

Pendek

Sintesis protein

Perbedaan struktur lainnya antara DNA dan RNA adalah pada basa N-nya.
Basa N, baik pada DNA maupun pada RNA, mempunyai struktur berupa cincin
aromatik heterosiklik (mengandung C dan N) dan dapat dikelompokkan menjadi
dua golongan, yaitu purin dan pirimidin. Basa purin mempunyai dua buah cincin
(bisiklik), sedangkan basa pirimidin hanya mempunyai satu cincin (monosiklik).
Pada DNA, dan juga RNA, purin terdiri atas adenin (A) dan guanin (G). Akan
tetapi, untuk pirimidin ada perbedaan antara DNA dan RNA. Kalau pada DNA

basa pirimidin terdiri atas sitosin (C) dan timin (T), pada RNA tidak ada timin dan
sebagai gantinya terdapat urasil (U). Timin berbeda dengan urasil hanya karena
adanya gugus metil pada posisi nomor 5 sehingga timin dapat juga dikatakan
sebagai 5-metilurasil.

Dua orang ilmuwan, J.D.Watson dan F.H.C.Crick, mengajukan model


struktur molekul DNA yang hingga kini sangat diyakini kebenarannya dan
dijadikan dasar dalam berbagai teknik yang berkaitan dengan manipulasi DNA.
Model tersebut dikenal sebagai tangga berplilin (double helix). Secara alami DNA
pada umumnya mempunyai struktur molekul tangga berpilin ini.
Model tangga berpilin menggambarkan struktur molekul DNA sebagai dua
rantai polinukleotida yang saling memilin membentuk spiral dengan arah pilinan
ke kanan. Fosfat dan gula pada masing-masing rantai menghadap ke arah luar
sumbu pilinan, sedangkan basa N menghadap ke arah dalam sumbu pilinan
dengan susunan yang sangat khas sebagai pasangan pasangan basa antara kedua
rantai. Dalam hal ini, basa A pada satu rantai akan berpasangan dengan basa T
pada rantai lainnya, sedangkan basa G berpasangan dengan basa C. Pasanganpasangan basa ini dihubungkan oleh ikatan hidrogen yang lemah (nonkovalen).
Basa A dan T dihubungkan oleh ikatan hidrogen rangkap dua, sedangkan

basa G dan C dihubungkan oleh ikatan hidrogen rangkap tiga. Adanya ikatan
hidrogen tersebut menjadikan kedua rantai polinukleotida terikat satu sama lain
dan saling komplementer. Artinya, begitu sekuens basa pada salah satu rantai
diketahui, maka sekuens pada rantai yang lainnya dapat ditentukan.
Oleh karena basa bisiklik selalu berpasangan dengan basa monosiklik, maka
jarak antara kedua rantai polinukleotida di sepanjang molekul DNA akan selalu
tetap. Dengan perkataan lain, kedua rantai tersebut sejajar. Akan tetapi, jika rantai
yang satu dibaca dari arah 5 ke 3, maka rantai pasangannya dibaca dari arah 3
ke 5. Jadi, kedua rantai tersebut sejajar tetapi berlawanan arah (antiparalel).
b.Sekuens Asam Nukleat
Telah dikatakan di atas bahwa urutan basa N akan menentukan spesifisitas
suatu molekul asam nukleat sehingga biasanya kita menggambarkan suatu
molekul asam nukleat cukup dengan menuliskan urutan basa (sekuens)-nya saja.
Selanjutnya, dalam penulisan sekuens asam nukleat ada kebiasaan untuk
menempatkan ujung 5 di sebelah kiri atau ujung 3 di sebelah kanan. Sebagai
contoh, suatu sekuens DNA dapat dituliskan 5-ATGACCTGAAAC-3 atau suatu
sekuens RNA dituliskan 5-GGUCUGAAUG-3.
Jadi, spesifisitas suatu asam nukleat selain ditentukan oleh sekuens basanya,
juga harus dilihat dari arah pembacaannya. Dua asam nukleat yang memiliki
sekuens sama tidak berarti keduanya sama jika pembacaan sekuens tersebut
dilakukan dari arah yang berlawanan (yang satu 5 3, sedangkan yang lain
3 5).
c. Modifikasi Struktur Molekul RNA
Tidak seperti DNA, molekul RNA pada umumnya berupa untai tunggal
sehingga tidak memiliki struktur tangga berpilin. Namun, modifikasi struktur juga

terjadi akibat terbentuknya ikatan hidrogen di dalam untai tunggal itu sendiri
(intramolekuler).
Dengan adanya modifikasi struktur molekul RNA, kita mengenal tiga
macam RNA, yaitu RNA duta atau messenger RNA (mRNA), RNA pemindah atau
transfer RNA (tRNA), dan RNA ribosomal (rRNA). Struktur mRNA dikatakan
sebagai struktur primer, sedangkan struktur tRNA dan rRNA dikatakan sebagai
struktur sekunder. Perbedaan di antara ketiga struktur molekul RNA tersebut
berkaitan dengan perbedaan fungsinya masing-masing.
d. Stabilitas Asam Nukleat
Ketika kita melihat struktur tangga berpilin molekul DNA atau pun struktur
sekunder RNA, sepintas akan nampak bahwa struktur tersebut menjadi stabil
akibat adanya ikatan hidrogen di antara basa-basa yang berpasangan. Padahal,
sebenarnya tidaklah demikian. Ikatan hidrogen di antara pasangan-pasangan basa
hanya akan sama kuatnya dengan ikatan hidrogen antara basa dan molekul air
apabila DNA berada dalam bentuk rantai tunggal. Jadi, ikatan hidrogen jelas tidak
berpengaruh terhadap stabilitas struktur asam nukleat, tetapi sekedar menentukan
spesifitas perpasangan basa.
Penentu stabilitas struktur asam nukleat terletak pada interaksi penempatan
(stacking interactions) antara pasangan-pasangan basa. Permukaan basa yang
bersifat hidrofobik menyebabkan molekul-molekul air dikeluarkan dari sela-sela
perpasangan basa sehingga perpasangan tersebut menjadi kuat.
e. Denaturasi dan Renaturasi
Di atas telah disinggung bahwa beberapa senyawa kimia tertentu dapat
menyebabkan terjadinya denaturasi asam nukleat. Ternyata, panas juga dapat
menyebabkan denaturasi asam nukleat. Proses denaturasi ini dapat diikuti melalui

pengamatan nilai absorbansi yang meningkat karena molekul rantai ganda akan
berubah menjadi molekul rantai tunggal.
Denaturasi termal pada DNA dan RNA ternyata sangat berbeda. Pada RNA
denaturasi berlangsung perlahan dan bersifat acak karena bagian rantai ganda
yang pendek akan terdenaturasi lebih dahulu daripada bagian rantai ganda yang
panjang. Tidaklah demikian halnya pada DNA. Denaturasi terjadi sangat cepat
dan bersifat koperatif karena denaturasi pada kedua ujung molekul dan pada
daerah kaya AT akan mendestabilisasi daerah-daerah di sekitarnya.
Suhu ketika molekul asam nukleat mulai mengalami denaturasi dinamakan
titik leleh atau melting temperature (Tm). Nilai Tm merupakan fungsi kandungan
GC sampel DNA, dan berkisar dari 80 C hingga 100C untuk molekul-molekul
DNA yang panjang.
DNA yang mengalami denaturasi termal dapat dipulihkan (direnaturasi)
dengan cara didinginkan. Laju pendinginan berpengaruh terhadap hasil renaturasi
yang diperoleh. Pendinginan yang berlangsung cepat hanya memungkinkan
renaturasi pada beberapa bagian/daerah tertentu. Sebaliknya, pendinginan yang
dilakukan perlahan-lahan dapat mengembalikan seluruh molekul DNA ke bentuk
rantai ganda seperti semula. Renaturasi yang terjadi antara daerah komplementer
dari dua rantai asam nukleat yang berbeda dinamakan hibridisasi.
II.2 Biosintesis Asam Nukleat
Biosintesis asam nuklaet mencakup biosintesis nukleotida purin dan
biosintesis nukleotida pirimidin.
2.1 Biosintesis Nukleotida Purin

Nukleosida purin terdiri atasatas AMP (Adenosin Monofosfat) dan GMP


(Guanosin Monofosfat). AMP adalah ester dari asam fosfat dan nukleosida yang
disebut adenosin. AMP terdiri dari gugus fosfat, gula ribose dan adenin
nucleobase.Adapun GMP adalah ester dari asam fosfat dengan nukleosida
guanosin. GMP terdiri dari gugus fosfat, yaitu gula pentose ribosa dan guanin
nucleobase, karena itulah disebut monofosfat ribonucleosida.AMP dan ADP
disintesis dari IMP (Inosin Monofosfat).
a. Pembentukan IMP
Inosin monofosfat disintesis melalui jalur de Novo dengan menggunakan
ribose-5-fosfat dan enzim PRPP-sintetase menghasilkan phosphoribose1
pyrophosphate(PRPP).

>
b. Konversi IMP menjadi AMP dan GMP

. IMP dikonversikan menjadi AMP dengan mereaksikan IMP dengan IMP


dikonversi menjadi baik AMP atau GMP oleh jalur berbeda asam amino aspartat
dan fumarat. Adapun IMP dikonvesikan menjadi GMP dengan menggunakan
asam amino glutamine dan glutamate.

Pembentukan AMP dari IMP

P
e
m

bentukan GMP dari IMP

2.2 Sintesis Nukleotida Pirimidin


Nukleotida pirimidin terdiri atas UMP (Uridin Monofosfat), CTP (Sitidin
Monofosfat), dan TMP (Timidin Monofosfat). Sintesis nukleotida pirimidin
dimulai dari pembentuan carbamoyl phosphate dan glutamate dari glutamine.
Selanjutnya carbamoyl phosphate ini yang akan diubah menjadi UMP, CTP, dan
TMP. Carbamoyl phosphate bereaksi dengan aspartat membentuk senyawa
Orotate. Senyawa orotate sellanjutnya bergabung dengan PPRP menghasilkan
Oritidin Monofosfat dan reaksi lebih lanjut akan menghasilkan Uridin Monofosfat
(UMP). Untuk menghasilkan CTP, UMP diubah terlebih dahulu menjadi UTP dan
kemudian diraksikan dengan glutamine hingga menghasilkan CTP dan glutamate.

Adapun pembentukan TMP dilakukan oleh enzim timidilate sintetase sehingga


UMP terkonversi menjadi TMP. Berikut adalah reaksi-reaksinya.

Reaksi pembentukan carbamoyl phosphate

Reaksi pembentukan senyawa Orotate

Reaksi pembentukan UMP

Reaksi pembentukan CTP

UMP + ATP <--> UDP + ADP


(nucleoside monophosphate kinase)

UDP + ATP <--> UTP + ADP


(nucleoside diphosphate kinase)

Reaksi pembentukan TMP

Nukleotida-nuleotida yang terbentuk inikemudian akan disintesis menjadi


DNA atau RNA. Dalam RNA primidin selalu sitosin dan urasil, dalam DNA
primidin selalu sitosin dan timin.
Selanjutnya DNA dan RNA yang terbentuk akan mengalami elongasi
(pemanjangan/polimerisasi) dan berhenti pada tahap terminasi.

II.3

Katabolisme Asam Nuleat


Katabolisme adalah reaksi penguraian senyawa kompleks menjadi senyawa

yang lebih sederhana dengan bantuan enzim. Tahapan katabolisme asam nukleat
yaitu berturut-turut menjadi nukleotida, nuleosida, purin, pirimidin, dan asam urat.
2.3.1 Katabolisme Asam Nukleat Menjadi Nukleotida
Asam-asam nukleat terdapat pada jaringan tubuh sebagai
nukleoprotein.Nukleoprotein dalam pencernaaan akan dipecah jadi molekul yang
lebih kecil yaitu asam nukleat dan protein. Asam nukleat dan protein selanjutnya
terpisah ke jalur metabolism masing-masing. Asam nukleat yang tersusun atas
monomer-monomer berupa nukleotida dipecah sehingga menghasilkan
nukleotida.

2.3.2 Katabolisme Nukleotida Menjadi Nukleosida


Nukleosida merupakan sebutan dari nukleotida tanpa gugus fosfat. Dengan
demikian, nukleosida tersusun dari gula ribosa/deoksiribosa dan basa nitrogen.
Tahapan penguraian nukleotida menjadi nukleosida adalah sebagai berikut.
Di dalam usus halus terjadi pemutusan ikatan fosfodiester oleh

endonuklease (pankreas) menghasilkanoligonukleotida.

Oligonukleotida dipecah lebih lanjut oleh fosfodiesterase menghasilkan


monofosfat.

Kemudian dipecah lebih lanjut oleh nukleotidase menghasilkan


nukleosida and orthophosphate. Nukleosida yang terbentuk adalah Sitidin,
Uridin, Adenosin, dan Guanosin.

2.3.3 Katabolisme Purin Menjadi Asam Urat


Nukleosida purin yang dihasilkan dari degradasi nukleotida akan
terdegradasi lebih lanjut menghasilkan asam urat yang selanjutnya diekskresikan
dalam urin. Proses pembentukan asam urat dapat melalui dua jalur. Pertama,
Tahap penguraian nukleosida purin menjadi asam urat dimulai dari proses
deaminasi adenosine menjadi inosin, kemudian membelah membentuk
hipoxantin. Hipoxantin dioksidasi menjadi xantin dan selanjutnya xantin diubah
menjadi asam urat. Kedua, tahap yang dimulai dari guanosin. Guanosin diubah
menjadi guanine yang selanjutnya dideaminasi menghasilkan xantin. Langkah

selanjutnya, xantin dioksidasi menjadi asam urat. Berikut adalah reaksi


penguraian nukleosida menjadi asam urat.

2.3.4 Katabolisme Pirimidin


Pada katabolisme pirimidin terjadi reaksi-reaksi sebagai berikut.
1. Konversi sitidin menjadi uridin oleh enzim sitidin deaminase

2Fosforilasi deoksitimidin menjadi timin dan deoksiribosa-1-fosfat.

II.4. Fungsi dan Peranan Asam Nukleat


DNA mengandung gen, informasi yang mengatur sintesis protein dan
RNA. DNA mengandung bagian-bagian yang menentukan pengaturan ekspresi
gen (promoter, operator, dan lain-lain.). Ribosomal RNA (rRNA) merupakan
komponen dari ribosom, mesin biologis pembuat protein Messenger RNAs
(mRNA) merupakan bahan pembawa informasi genetik dari gen ke ribosom.
Transfer RNAs (tRNAs) merupakan bahan yang menterjemahkan informasi dalam
mRNA menjadi urutan asam amino RNAs memiliki fungsi-fungsi yang lain, di
antaranya fungsi-fungsi katalis. Asam nukleat merupakan molekul raksasa yang
memiliki fungsi khusus yaitu, menyimpan informasi genetik dan menerunkannya
kepada keturunanya. Susunan asam nukleat yang menentukan apakah mahluk itu
menjadi hewan , tumbuhan, maupun manusia. Begitu pula susunan dalam sel,
apakah sel itu menjadi sel otot maupun sel darah.
Beberapa fungsi penting asam nukleat adalah menyimpan, menstransmisi,
dan mentranslasi informasi genetik; metabolisme antara(intermediary metabolism)
dan reaksi-reaksi informasi energi; koenzim pembawa energi; koenzim pemindah
asam asetat, zat gula, senyawa amino dan biomolekul lainnya; koenzim reaksi
oksidasi reduksi.
Peranan dari DNA dan RNA sebagai bahan keturunan memberikan suatu
kontras yang menarik dalam hal fungsi biologis dari dua kelas makromolekul ini.
RNA memperlihatkan keragaman biomolekul yang biasa dengan memiliki fungsi
selular dan viral yang khas. Di pihak lain , DNA merupakan contoh yang jarang
dari suatu makromolekul yang melakukan fungsi tunggal yang sama dalam virus,
prokariota, dan eukariota. Sebagai pembawa informasi genetika dari semua
system selular , DNA mempertahankan kemurnian fungsi sepanjang evolusi

biologi. Pemanfaatan yang menguntungkan dari DNA oleh alam untuk


melestarikan spesies tampaknya tidak memungkinkan untuk beragam fungsi dari
makromolekul ini.
Penggunaan Teknologi DNA dalam ilmu forensik
Ilmu forensik melibatkan penggunaan prosedur ilmiah untuk mengumpulkan bukti
terkait dengan masalah hukum. Sel-sel dari semua organisme mengandung asam
deoksiribonukleat (DNA), dan DNA dari salah satu organisme adalah unik.
Ilmuwan forensik telah belajar untuk mengumpulkan dan menganalisis DNA
untuk membantu menentukan organisme manusia serta jenis lain yang hadir di
tempat kejadian kejahatan atau bencana. DNA dapat digunakan untuk mencapai
sejumlah tujuan khusus dalam penyelidikan forensik.
1. Mengidentifikasi Orang Individu
Karena urutan DNA setiap orang adalah unik, dapat dicocokkan padanya
seperti sidik jari. Menurut Oak Ridge National Laboratory pemerintah AS,
ilmuwan forensik menggunakan bukti DNA untuk mengidentifikasi orang dalam
kasus pidana dan paternitas. Bukti DNA tidak selalu mengidentifikasi tersangka
atau pria sebagai ayah dari seorang anak, kadang-kadang bukti forensik
exonerates tersangka atau menentukan bahwa manusia bukanlah ayah dari
seorang anak. Bukti DNA juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi korban
bencana, seperti bencana alam atau serangan teroris.
2. Mengidentifikasi Spesies Hewan
Ada hukum yang mengatur konservasi dan perburuan spesies yang terancam
punah. Jika seseorang diduga secara ilegal menangkap dan mengangkut spesies
yang terancam punah, ilmuwan forensik dapat menggunakan analisis DNA untuk
mengkonfirmasi atau menyingkirkan apakah spesimen hewan tersebut sebenarnya

milik spesies yang dilindungi.Sehelai rambut sedikit atau bahkan sel-sel kulit dari
hewan tersebut akan cukup untuk menghasilkan hasil tes yang akurat, sehingga
transporter hewan yang dicurigai atau pemburu tidak perlu ditangkap dengan
binatang yang sebenarnya
3. Aplikasi Lainnya
Bukti DNA dapat digunakan untuk mengidentifikasi jenis bakteri atau
parasit yang mungkin telah menyebabkan kematian seseorang. Informasi ini dapat
berguna dalam kasus-kasus kelalaian medis atau orangtua. Asal-usul bahan habis
pakai mahal seperti minuman keras dan caviars dapat diverifikasi menggunakan
analisis DNA. Terakhir, sampel DNA dapat membantu para profesional medis
menemukan donor organ cocok untuk orang-orang yang membutuhkan
transplantasi organ untuk bertahan hidup.

BAB III
PENUTUPAN
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Asam nukleat tersusun atas monomer-monomer berupa nukleotida, yang masingmasing terdiri atas sebuah gugus fosfat, sebuah gula pentosa, dan sebuah basa N.
2. Nukleotida Purin terdiri atas AMP (Adenosin Monofosfat) dan GMP (Guanosin
Monofosfat).
3. Nukleotida Pirimidin terdiri atas UMP (Uridin Monofosfat), CTP (Cytosin
Triphospat), dan TMP (Tymidine Monofosfat).

4. Tahapan sintesis Asam Nukleat berturut-turut dimulai dari nukleosida, nukleotida,


dan kemudian asam nukleat DNA atau RNA.
5. Tahapan degradasi asam nukleat dalam tubuh berturut-turut menghasilkan
nukleotida, nukleosida, basa purin dan pirimidin, serta asam urat.

DAFTAR PUSTAKA
Freeman, W.H. 2000. Nucleic Acid Synthesis. National Center for Biotechnology
Information, U.S. National Library of Medicine.
King, M.1996. Nucleic Acid Metabolism.http://themedicalbiochemistrypage.org. info @
themedicalbiochemistrypage.org.
Lyons, R. 2008. Nucleotide Metabolism. http://seqcore.brcf.med.umich.edu
Rahmadestiassani, A. 2010. Transkripsi, Translasi Dan ReplikasiUniversitas Nasional,
Jakarta
Yuliadi N, 2013, Metablisme asam nukleat. http://metabolisme-asam-nukleat.html.

Anda mungkin juga menyukai