BIOKIMIA LANJUTAN
PERANAN DNA DAN RNA SERTA BIOSINTESIS
ASAM NUKLEAT
KELOMPOK 4
IQRO ALAM MALONGKA
H31114304
H31114306
IBRAHIM KAMAL
H31114310
WIDYA AULIYA
H31114316
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAMUNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016
BAB I
PENDAHULUAN
ini disebut nukleoprotein. Molekul asam nukleat merupakan suatu polimer seperti
protein, tetapi yangmenjadi monomer bukan asam amino, melainkan nukleotida.
1.2. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Apa fungsi dan peranan DNA dan RNA dalam kehidupan sehari-hari?
2.
3.
4.
5.
6.
Untuk mengetahui fungsi dan peranan DNA dan RNA dalam kehidupan
sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
OBJEK
Letak
DNA
Inti sel
Bentuk
Komponen gula
Deoksiribosa
RNA
Inti sel, sitoplasma, ribosom
Pita tunggal
Ribosa
Ukuran
Sangat panjang
Basa nitrogen
Purin : Adenin,
GuaninPirimidin :
Sitosin, Timin
Purin : Adenin,
GuaninPirimidin : Sitosin,
Urasil Deoksiribosa
Tidak dipengaruhi
oleh kecepatan
sintesis protein
Berubah-ubah menurut
kecepatan sintesis protein
Kadar
Fungsi
Mengendalikan
faktor keturunan dan
sintesis protein
Pendek
Sintesis protein
Perbedaan struktur lainnya antara DNA dan RNA adalah pada basa N-nya.
Basa N, baik pada DNA maupun pada RNA, mempunyai struktur berupa cincin
aromatik heterosiklik (mengandung C dan N) dan dapat dikelompokkan menjadi
dua golongan, yaitu purin dan pirimidin. Basa purin mempunyai dua buah cincin
(bisiklik), sedangkan basa pirimidin hanya mempunyai satu cincin (monosiklik).
Pada DNA, dan juga RNA, purin terdiri atas adenin (A) dan guanin (G). Akan
tetapi, untuk pirimidin ada perbedaan antara DNA dan RNA. Kalau pada DNA
basa pirimidin terdiri atas sitosin (C) dan timin (T), pada RNA tidak ada timin dan
sebagai gantinya terdapat urasil (U). Timin berbeda dengan urasil hanya karena
adanya gugus metil pada posisi nomor 5 sehingga timin dapat juga dikatakan
sebagai 5-metilurasil.
basa G dan C dihubungkan oleh ikatan hidrogen rangkap tiga. Adanya ikatan
hidrogen tersebut menjadikan kedua rantai polinukleotida terikat satu sama lain
dan saling komplementer. Artinya, begitu sekuens basa pada salah satu rantai
diketahui, maka sekuens pada rantai yang lainnya dapat ditentukan.
Oleh karena basa bisiklik selalu berpasangan dengan basa monosiklik, maka
jarak antara kedua rantai polinukleotida di sepanjang molekul DNA akan selalu
tetap. Dengan perkataan lain, kedua rantai tersebut sejajar. Akan tetapi, jika rantai
yang satu dibaca dari arah 5 ke 3, maka rantai pasangannya dibaca dari arah 3
ke 5. Jadi, kedua rantai tersebut sejajar tetapi berlawanan arah (antiparalel).
b.Sekuens Asam Nukleat
Telah dikatakan di atas bahwa urutan basa N akan menentukan spesifisitas
suatu molekul asam nukleat sehingga biasanya kita menggambarkan suatu
molekul asam nukleat cukup dengan menuliskan urutan basa (sekuens)-nya saja.
Selanjutnya, dalam penulisan sekuens asam nukleat ada kebiasaan untuk
menempatkan ujung 5 di sebelah kiri atau ujung 3 di sebelah kanan. Sebagai
contoh, suatu sekuens DNA dapat dituliskan 5-ATGACCTGAAAC-3 atau suatu
sekuens RNA dituliskan 5-GGUCUGAAUG-3.
Jadi, spesifisitas suatu asam nukleat selain ditentukan oleh sekuens basanya,
juga harus dilihat dari arah pembacaannya. Dua asam nukleat yang memiliki
sekuens sama tidak berarti keduanya sama jika pembacaan sekuens tersebut
dilakukan dari arah yang berlawanan (yang satu 5 3, sedangkan yang lain
3 5).
c. Modifikasi Struktur Molekul RNA
Tidak seperti DNA, molekul RNA pada umumnya berupa untai tunggal
sehingga tidak memiliki struktur tangga berpilin. Namun, modifikasi struktur juga
terjadi akibat terbentuknya ikatan hidrogen di dalam untai tunggal itu sendiri
(intramolekuler).
Dengan adanya modifikasi struktur molekul RNA, kita mengenal tiga
macam RNA, yaitu RNA duta atau messenger RNA (mRNA), RNA pemindah atau
transfer RNA (tRNA), dan RNA ribosomal (rRNA). Struktur mRNA dikatakan
sebagai struktur primer, sedangkan struktur tRNA dan rRNA dikatakan sebagai
struktur sekunder. Perbedaan di antara ketiga struktur molekul RNA tersebut
berkaitan dengan perbedaan fungsinya masing-masing.
d. Stabilitas Asam Nukleat
Ketika kita melihat struktur tangga berpilin molekul DNA atau pun struktur
sekunder RNA, sepintas akan nampak bahwa struktur tersebut menjadi stabil
akibat adanya ikatan hidrogen di antara basa-basa yang berpasangan. Padahal,
sebenarnya tidaklah demikian. Ikatan hidrogen di antara pasangan-pasangan basa
hanya akan sama kuatnya dengan ikatan hidrogen antara basa dan molekul air
apabila DNA berada dalam bentuk rantai tunggal. Jadi, ikatan hidrogen jelas tidak
berpengaruh terhadap stabilitas struktur asam nukleat, tetapi sekedar menentukan
spesifitas perpasangan basa.
Penentu stabilitas struktur asam nukleat terletak pada interaksi penempatan
(stacking interactions) antara pasangan-pasangan basa. Permukaan basa yang
bersifat hidrofobik menyebabkan molekul-molekul air dikeluarkan dari sela-sela
perpasangan basa sehingga perpasangan tersebut menjadi kuat.
e. Denaturasi dan Renaturasi
Di atas telah disinggung bahwa beberapa senyawa kimia tertentu dapat
menyebabkan terjadinya denaturasi asam nukleat. Ternyata, panas juga dapat
menyebabkan denaturasi asam nukleat. Proses denaturasi ini dapat diikuti melalui
pengamatan nilai absorbansi yang meningkat karena molekul rantai ganda akan
berubah menjadi molekul rantai tunggal.
Denaturasi termal pada DNA dan RNA ternyata sangat berbeda. Pada RNA
denaturasi berlangsung perlahan dan bersifat acak karena bagian rantai ganda
yang pendek akan terdenaturasi lebih dahulu daripada bagian rantai ganda yang
panjang. Tidaklah demikian halnya pada DNA. Denaturasi terjadi sangat cepat
dan bersifat koperatif karena denaturasi pada kedua ujung molekul dan pada
daerah kaya AT akan mendestabilisasi daerah-daerah di sekitarnya.
Suhu ketika molekul asam nukleat mulai mengalami denaturasi dinamakan
titik leleh atau melting temperature (Tm). Nilai Tm merupakan fungsi kandungan
GC sampel DNA, dan berkisar dari 80 C hingga 100C untuk molekul-molekul
DNA yang panjang.
DNA yang mengalami denaturasi termal dapat dipulihkan (direnaturasi)
dengan cara didinginkan. Laju pendinginan berpengaruh terhadap hasil renaturasi
yang diperoleh. Pendinginan yang berlangsung cepat hanya memungkinkan
renaturasi pada beberapa bagian/daerah tertentu. Sebaliknya, pendinginan yang
dilakukan perlahan-lahan dapat mengembalikan seluruh molekul DNA ke bentuk
rantai ganda seperti semula. Renaturasi yang terjadi antara daerah komplementer
dari dua rantai asam nukleat yang berbeda dinamakan hibridisasi.
II.2 Biosintesis Asam Nukleat
Biosintesis asam nuklaet mencakup biosintesis nukleotida purin dan
biosintesis nukleotida pirimidin.
2.1 Biosintesis Nukleotida Purin
>
b. Konversi IMP menjadi AMP dan GMP
P
e
m
II.3
yang lebih sederhana dengan bantuan enzim. Tahapan katabolisme asam nukleat
yaitu berturut-turut menjadi nukleotida, nuleosida, purin, pirimidin, dan asam urat.
2.3.1 Katabolisme Asam Nukleat Menjadi Nukleotida
Asam-asam nukleat terdapat pada jaringan tubuh sebagai
nukleoprotein.Nukleoprotein dalam pencernaaan akan dipecah jadi molekul yang
lebih kecil yaitu asam nukleat dan protein. Asam nukleat dan protein selanjutnya
terpisah ke jalur metabolism masing-masing. Asam nukleat yang tersusun atas
monomer-monomer berupa nukleotida dipecah sehingga menghasilkan
nukleotida.
milik spesies yang dilindungi.Sehelai rambut sedikit atau bahkan sel-sel kulit dari
hewan tersebut akan cukup untuk menghasilkan hasil tes yang akurat, sehingga
transporter hewan yang dicurigai atau pemburu tidak perlu ditangkap dengan
binatang yang sebenarnya
3. Aplikasi Lainnya
Bukti DNA dapat digunakan untuk mengidentifikasi jenis bakteri atau
parasit yang mungkin telah menyebabkan kematian seseorang. Informasi ini dapat
berguna dalam kasus-kasus kelalaian medis atau orangtua. Asal-usul bahan habis
pakai mahal seperti minuman keras dan caviars dapat diverifikasi menggunakan
analisis DNA. Terakhir, sampel DNA dapat membantu para profesional medis
menemukan donor organ cocok untuk orang-orang yang membutuhkan
transplantasi organ untuk bertahan hidup.
BAB III
PENUTUPAN
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Asam nukleat tersusun atas monomer-monomer berupa nukleotida, yang masingmasing terdiri atas sebuah gugus fosfat, sebuah gula pentosa, dan sebuah basa N.
2. Nukleotida Purin terdiri atas AMP (Adenosin Monofosfat) dan GMP (Guanosin
Monofosfat).
3. Nukleotida Pirimidin terdiri atas UMP (Uridin Monofosfat), CTP (Cytosin
Triphospat), dan TMP (Tymidine Monofosfat).
DAFTAR PUSTAKA
Freeman, W.H. 2000. Nucleic Acid Synthesis. National Center for Biotechnology
Information, U.S. National Library of Medicine.
King, M.1996. Nucleic Acid Metabolism.http://themedicalbiochemistrypage.org. info @
themedicalbiochemistrypage.org.
Lyons, R. 2008. Nucleotide Metabolism. http://seqcore.brcf.med.umich.edu
Rahmadestiassani, A. 2010. Transkripsi, Translasi Dan ReplikasiUniversitas Nasional,
Jakarta
Yuliadi N, 2013, Metablisme asam nukleat. http://metabolisme-asam-nukleat.html.