Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Darah merupakan jaringan cair yang terdiri dari dua bagian yaitu plasma darah
dan sel-sel darah. Fungsi utama darah dalam tubuh berperan sebagai sistem transpor
oksigen dan nutrisi. Berbagai fungsi darah lainnya diperlukan agar tubuh berfungsi dalam
keadaan normal (Pearce, 2009). Darah belum dapat di sintesa sampai saat ini, sehingga
individu dalam kondisi memerlukan suplai darah perlu ditansfusi dari individu lainnya.
Menurut Pemenkes RI (2004) memperkirakan kebutuhan darah di Indonesia akan terus
meningkat di setiap tahunnya.
Transfusi darah adalah proses menyalurkan darah dari satu individu ke individu
lainnya yang bertujuan untuk mengganti komponen darah yang berkurang. Transfusi darah
merupakan salah satu bagian penting dari pelayanan kesehatan yang memanfaatkan darah
manusia sebagai bahan dasar dengan tujuan kemanusiaan. Bila digunakan dengan benar,
transfusi dapat menyelamatkan jiwa pasien dan meningkatkan derajat kemanusiaan.
Kegiatan ini hanya diselenggarakan oleh Palang Merah Indonesia (PMI). Pelayanan
transfusi darah adalah upaya pelayanan kesehatan yang meliputi pendonor darah,
penyediaan darah, dan tindakan medis pemberian darah kepada pasien dengan tujuan
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Unit Transfusi Darah (UTD) merupakan
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pendonoran darah, penyediaan darah,
dan pendistribusian darah (Pemenkes RI, 2011).
Pemberian transfusi darah memiliki resiko penularan penyakit infeksi menular
lewat transfusi darah terutama HIV, Sifilis, HbsAg dan HcV serta resiko tinggi transfusi
lainnya. Selain memiliki peran penting bagi manusia, darah juga dapat menjadi vektor
penularan penyakit infeksi yang berdampak serius dan perlu ditangani. Sehubungan dengan
pencegahan penularan penyakit melalui darah, pemerintah telah mengembangkan strategi
untuk transfusi darah yang aman dan meminimalkan resiko transfusi. Strategi tersebut
terdiri dari pelayanan transfusi darah yang terkoordinasi secara nasional, pengumpulan
darah hanya dari donor sukarela dengan resiko infeksi rendah, pemeriksaan uji saring
1

terhadap semua darah donor sesuai dengan standar yang telah ditetapkan (Pemenkes RI,
2011).
Palang Merah Indonesia berperan melakukan pengamatan terhadap kasus infeksi
yang faktor penularannya melalui transfusi darah, dengan melakukan uji saring darah
melalui UTD PMI. Tujuannya yaitu untuk mengamankan darah donor agar terbebas dari
beberapa resiko penyakit infeksi. Unit Transfusi Darah PMI juga mengupayakan dan
mampu menjamin seluruh darah dan komponen yang di donorkan memenuhi kualitas dan
standar yang sesuai. Unit Transfusi Darah PMI Banda Aceh menggunakan metode
Chemiluminescence Immunoassay (CLIA) sebagai salah satu alat uji saring darah dalam
penentuan standar kualitas darah donor.
Metode Chemiluminescence Immunoassay (CLIA) merupakan salah satu uji
serologis untuk pendeteksi infeksi HIV, Sifilis, HbsAg dan HcV. Chemiluminescence adalah
emisi atau pancaran cahaya dari produk yang distimulus oleh suatu kompleks ikatan antigen
dan antibodi . Prinsip kerja CLIA yaitu analit dalam sampel akan mengikat antigen atau
antibodi pada

mikropartikel. CLIA menggunakan teknologi tinggi sehingga memberi

banyak keuntungan dibanding dengan metode lain (Knight, 2013). Pelayanan kesehatan
dalam ruang lingkup UTD Banda Aceh telah diatur sesuai dengan standar dan kebutuhan
yang tercantum dalam peraturan kesehatan. Menurut peraturan Pemenkes (2004) UTD
PMI memiliki kemampuan melakukan uji saring terhadap infeksi menular lewat transfusi
darah dengan metode Chemiluminescence Immunoassay (CLIA).

1.2. Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan Kerja Kuliah Praktik (KKP) yaitu untuk mengetahui
teknik pengolahan darah di Laboratorium UTD PMI Banda Aceh untuk pelayanan
kesehatan. Mengenal metode dan teknik pemeriksaan IMLTD pada sampel darah di
Laboratorium UTD PMI Banda Aceh melalui uji saring Chemiluminescence Immunoassay
(CLIA).

1.3. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan Kerja Kuliah Praktik (KKP) yaitu untuk
menambah wawasan dan meningkatkan keahlian dalam teknik pengolahan darah.
Mendapatkan pengetahuan dan informasi tentang Chemiluminescence Immunoassay
(CLIA) sebagai metode terbaru untuk pemeriksaan IMLTD.

Anda mungkin juga menyukai