Anda di halaman 1dari 8

Seri: Akhlaq

Adab Terhadap Tetangga


Tujuan Umum
Menguatkan ikatan dengan sunnah Rasulullah saw., berdasarkan pada landasan fahm
(pemahaman), cinta, mengerti akan pikiran-pikiran pokoknya, dan ikatan dengan
petunjuk-petunjuknya, beramal dengan hukumnya diiringi dengan pemahaman yang
baik, merumuskan sasaran-sasaran yang tepat sebagai petunjuk untuk segala zaman
dan tempat, dan kembalikepadanya dalam segala hal lebih-lebih ketika terjadi
pertentangan.

Memilih Tetangga Sebelum Memilih Rumah (


)
Karena pentingnya masalah ini, semestinya dibahas secara tersendiri sehingga agak
mendetail.

Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam


mengabarkan, empat hal termasuk
kebahagiaan, di antaranya tetangga yang baik. Beliau juga menyebutkan empat hal
termasuk kesengsaraan, di antaranya tetangga yang jahat. Karena bahayanya tetangga

www.tarbiyah-online.com

Page8

Tetangga pada zaman kita sekarang ini memiliki pengaruh yang tidak kecil terhadap
tetangga di sebelahnya. Karena saling berdekatannya rumah-rumah dan berkumpulnya
mereka dalam flat-flat, kondominium, atau apartemen.

Seri: Akhlaq

yang jahat ini, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam berlindung kepada Allah
daripadanya dengan berdoa:
"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari tetangga yang jahat di rumah tempat
tinggal, karena tetangga nomaden (hidup berpindah-pindah, termasuk di dalamnya
kontrak beberapa waktu, pent) akan pindah."
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan umat Islam untuk berlindung
pula daripadanya dengan mengatakan:
"Berlindunglah kalian kepada Allah dari tetangga yang jahat di rumah tempat tinggal,
karena tetangga yang nomaden akan berpindah daripadamu."
Dalam buku kecil ini, tentu tak memadai untuk menjelaskan secara rinci tentang
pengaruh tetangga jahat terhadap suami isteri dan anak-anak, berbagai gangguan
menyakitkan daripadanya, serta kesusahan hidup bersebelahan dengannya. Akan tetapi
dengan mempraktekkan hadits-hadits yang telah lalu (dalam masalah bertetangga)
sudah cukup bagi orang yang mau mengambil pelajaran.
Mungkin di antara jalan pemecahannya yang kongkrit yaitu - seperti yang dipraktekkan
oleh sebagian orang - dengan menyewakan rumah yang bersebelahan dengan tetangga
jahat tersebut kepada orang-orang yang sekeluarga dengan mereka, meski untuk itu
harus merugi dari sisi materi, karena sesungguhnya tetangga yang baik tak bisa
dihargai dengan materi, berapapun besarnya.
Memuliakan Tetangga
Berbuat baik kepada tetangga juga menjadi perhatian serius dalam ajaran Islam.
Perhatikan firman Allah Ta'ala:



Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat,
ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang sombong dan membangga-banggakan diri,. (An-Nisa:36)
Nabi pun mengingatkan kita agar selalu berbuat baik kepada tetangga:
Ibnu Umar dan Aisyah ra berkata keduanya, Jibril selalu menasihatiku untuk berlaku
dermawan terhadap para tetangga, hingga rasanya aku ingin memasukkan tetanggatetangga tersebut ke dalam kelompok ahli waris seorang muslim. (Bukhari Muslim)
Abu Dzarr ra berkata: Bersabda Rasulullah saw., Hai Abu Dzar jika engkau memasak
sayur, maka perbanyaklah kuahnya, dan perhatikan ( bagilah tetanggamu." (Muslim)
Abu Hurairah berkata: Bersabda Nabi saw., Demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak
beriman, demi Allah tidak beriman. Ditanya: Siapa ya Rasulullah? Jawab Nabi, Ialah
orang yang tidak aman tetangganya dari gangguannya (Bukhari Muslim)
Abu Hurairah berkata: Bersabda Nabi saw., Siapa yang beriman kepada Allah dan hari
Akhir hendaklah memuliakan tetangganya." (Bukhari Muslim).

Hak-hak ketetanggaan tidak ditujukan bagi tetangga kalangan muslim saja. Tentu saja
tetangga yang muslim mempunyai hak tambahan lain lagi yaitu juga sebagai saudara

www.tarbiyah-online.com

Page8

Orang yang tidur dalam keadaan kenyang sedangkan tetangganya lapar bukanlah
umatku.

Seri: Akhlaq

(ukhuwah Islamiyah). Tetapi dalam hubungan dengan hak-hak ketetanggaan semuanya


sejajar:
Berbuat baik dan memuliakan tetangga adalah pilar terciptanya kehidupan sosial yang
harmonis. Apabila seluruh kaum muslimin menerapkan perintah Allah Ta'ala dan Nabi
saw. ini, sudah barang tentu tidak akan pernah terjadi kerusuhan, tawuran ataupun
konflik di kampung-kampung dan di desa-desa.
Beberapa kiat praktis memuliakan tetangga adalah:
1. Sering-seringlah bertegur sapa, tanyailah keadaan kesehatan mereka.
2. Berikanlah kepada mereka sebagian makanan
3. Bawakan sekadar buah tangan buat mereka, apabila kita bepergian jauh.
4. Bantulah
mereka
apabila
sedang
mengalami
musibah
ataupun
menyelenggarakan hajatan.
5. Berikanlah anak-anak mereka sesuatu yang menyenangkan, berupa makanan
ataupun mainan.
6. Sesekali undanglah mereka makan bersama di rumah.
7. Berikanlah hadiah kaset, buku bacaan yang mendorong mereka untuk lebih
memahami Islam.
8. Ajaklah mereka sesekali ke dalam suatu acara pengajian atau majelis talim,
atau pergilah bersama memenuhi suatu undangan walimah (apabila mereka
juga diundang)
Memuliakan Teman
Memuliakan teman berarti menjaga dan menunaikan hak-hak mereka. Abdullah Nasih
Ulwan dalam Tarbiyatul awlaad fil Islam menyebutkan bahwa hak-hak tersebut adalah:
1. Mengucapkan salam ketika bertemu.
Rasulullah saw. bersabda, Kalian tidak akan masuk surga sebelum kalian beriman, dan
kalian tidak akan beriman sebelum kalian saling mencintai. Maukah kalian aku
tunjukkan kepada sesuatu yang apabila kalian kerjakan, niscaya kalian akan saling
mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian. (As-Syaikhani)
2. Menjenguk Teman Ketika Sakit
Al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Musa Al-Asy,ari bahwa Rasulullah saw bersabda,
Jenguklah orang yang sakit; beri makanlah orang yang lapar dan lepaskanlah orang
yang dipenjara.
Asy-Syaikhani meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., bahwa Rasulullah saw. Bersabda,
"Hak seseorang Muslim terhadap Muslim lainnya ada lima; Menjawab salam,
menjenguk orang sakit, mengiringi jenazah, memenuhi undangan dan mendoakan
orang yang bersin.
3. Mendoakan Ketika Bersin
Al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah ra. Bahwa Rasulullah saw. bersabda,
Apabila salah seorang di antara kamu bersin, hendaklah ia mengucapkan, Al-Hamdu
lillah (segala puji bagi Allah), dan saudaranya atau temannya hendaknya mengucapkan
untuknya, Yarhamukallah
(semoga Allah mengasihimu) Apabila teman atau
saudaranya tersebut
mengatakan, Yarhamukallah (semoga Allah mengasihimu),
kepadanya, maka hendaklah ia mengucapkan, Yahdikumullah wa yushlihu balakum."

5. Menolong ketika kesempitan


Asy-Syaikhani meriwayatkan dari Ibnu Umar ra, bahwa Rasulullah saw. bersabda;
Seorang muslim itu adalah saudara bagi muslim lainnya, ia tidak boleh berbuat zalim
kepadanya dan tidak boleh menyia-nyiakannya (membiarkan, tidak menolongnya).

www.tarbiyah-online.com

Page8

4. Menziarahi karena Allah


Ibnu Majah dan At-Tarmidzi meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., bahwa Rasulullah
saw. bersabda, Barang siapa menjenguk orang sakit atau berziarah kepada seorang
saudara di jalan Allah, maka ia akan diseru oleh seorang penyeru Hendaklah engkau
berbuat baik, dan baiklah perjalananmu, (karenanya) engkau akan menempati suatu
tempat di surga.

Seri: Akhlaq

Barang siapa menolong kebutuhan saudaranya maka Allah akan menolong


kebutuhannya, barang siapa menyingkirkan suatu kesusahan dari seorang muslim,
niscaya Allah akan menyingkirkan darinya suatu kesusahan di antara kesusahankesusahan hari kiamat. Dan barang siapa menutupi (aib) seorang muslim, niscaya
Allah akan menutupi (aib)nya pada hari kiamat
6. Memenuhi undangannya apabila ia mengundang
Asy-Syaikhani meriwayatkan dari Abu Hurairah ra , bahwa Rasulullah saw. Bersabda,
"Hak seseorang muslim terhadap muslim lainnya ada lima; Menjawab salam,
menjenguk orang sakit, mengiringi jenazah, memenuhi undangan dan mendoakan
orang yang bersin
7. Memberikan ucapan selamat
Ad-Dailami meriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, Barang siapa bertemu saudaranya
ketika bubar dari sholat Jumah, maka hendaklah ia mengucapkan Semoga (Allah)
menerima (amal dan doa) kami dan kamu."
8. Saling memberi hadiah
At-Thabrani meriwayatkan dalam Al-Ausath dari Nabi saw., bahwa beliau bersabda,
Saling memberi hadiahlah kalian, niscaya kalian akan saling mencintai
Ad-Dailami meriwayatkan dari Anas secara marfu, Hendaklah kalian saling memberi
hadiah karena hal itu dapat mewariskan kecintaan dan menghilangkan kedengkiankedengkian
Imam Malik di dalam Al-Muwaththa meriwayatkan, Saling bermaaf-maafkanlah,
niscaya kedengkian akan hilang. Dan saling memberi hadiahlah kalian niscaya kalian
akan saling mencintai dan hilanglah permusuhan.
Wallahu alam

WASIAT TENTANG TETANGGA







"






. . "










. .
Dari Aisyah ra, dari Nabi Muhammad saw. Bersada, "Tidak henti-hentinya Jibril
memberikan wasiat kepadaku tentang tetangga sehingga aku menduga bahwa ia akan
memberikan warisak kepadanya." (Al-Bukhari, Muslim, Abu Daud, Ibnu Majah dan AtTirmidzi)
Penjelasan:




"








"Tidak henti-hentinya Jibril memberikan wasiat kepadaku tentang tetangga sehingga


aku menyangka ia menjadikan warisan harta tertentu baginya."
At-Thabrani meriwayatkan dari Jabir ra. dari Nabi Muhammad saw bersabda:

www.tarbiyah-online.com

Page8




Wawu dibaca fathah, bersama dengan shad tanpa titik dan dibaca panjang,
lalu hamzah sesudahnya, adalah bentuk kata lain dari /
/wasiat, demikian juga
dengan /
mengganti ya pada posisi hamzah



Berwasiat kepadaku tentang tetangga, tanpa dibedakan kafir atau

muslim, ahli ibadah atau ahli masiat, setia atau memusuhi, kenal baik atau masing
asing, menguntungkan atau merugikan, keluarga dekat atau orang lain, dekat rumah
atau jauh.

Sehingga aku menyangka bahwa ia akan mewarisi, ia






menyuruhku -berdasarkan perintah Allah-, bahwa tetangga itu mewarisi tetangga
lainnya, dengan menjadikannya bersama-sama dalam harta, sesuai dengan bagian
yang ditentukan dalam pembagian waris.
Al-Bukhari meriwayatkan juga hadits ini dari Jabir ra, dari Rasulullah saw dengan
kalimat:

Seri: Akhlaq








:


:




"








:












:





















"Tetangga itu ada tiga macam: Tetangga yang hanya memiliki satu hak, yaitu orang
musyrik, ia hanya memiliki hak tetangga. Tetangga yang memiliki dua hak, yaitu
seorang muslim: ia memiliki hak tetangga dan hak Islam. Dan tetangga yang memiliki
tiga hak, yaitu tetangga, muslim memiliki hubungan kerabat; ia memiliki hak tetangga,
hak Islam dan hak silaturrahim."

Aisyah ra, meriwayatkan tentang batasan tetangga, yaitu empat puluh rumah dari
semua arah.
At-Thabrani meriwayatkan dengan sanad dhaif/lemah dari Kab bin Malik ra, dari Nabi
Muhammad saw:
Ingatlah bahwa empat puluh rumah itu adalah tetangga.

"

"


Pelaksanaan wasiat kepada tetangga ini adalah dengan berbuat baik semaksimal
mungkin, sesuai kemampuan. Seperti: memberikan hadiah, memberi salam, berwajah
lepas/cerah ketika berjumpa, mencari tahu jika tidak kelihatan, membantunya ketika
memerlukan bantuan, mencegah berbagai macam gangguan, material maupun
inmaterial, menghendaki kebaikannya, memberikan nasehat terbaik, mendoakannya
semoga mendapatkan hidayah Allah, bermuamalah dengan santun, menutupi
kekurangan dan kesalahannya dari orang lain, mencegahnya berbuat salah dengan
santun jika masih memungkinkan- jika tidak maka dengan cara menjauhinya dengan
tujuan mendidik, disertai dengan mengkomunikasikan hal ini agar tidak melakukan
kesalahan.
Hadits ini dengan tegas menunjukkan tentang besarnya hak tetangga. Dan bahwa
mengganggu tetangga adalah di antara dosa besar.

DOSA ORANG YANG TETANGGANYA TIDAK AMAN DARI GANGGUANNYA







" :







. "





Dari Abu Syuraih ra, bahwa Nabi Muhammad saw bersabda: Demi Allah seseorang
tidak beriman, Demi Allah seseorang tidak beriman, Demi Allah seseorang tidak
beriman. Ada yang bertanya: Siapa itu Ya Rasulallah? Jawab Nabi: Yaitu orang yang
tetangganya tidak aman dari gangguannya. HR Al Bukhariy
Penjelasan:


ba dan qaf- berarti: bencana, pencurian, kejahatan,
Bentuk jama dari kata /
hal-hal yang membahayakan, hal-hal yang menjadi pelampiasan kebenciannya.


Syin dibaca dhammah, ra dibaca fathah, diakhiri dengan ha tanpa titik.
Khuwailid AL Khuzaiy as Shahabiy.

Diulang tiga kali, artinya tidak sempurna imannya, atau hilang iman sama

sekali bagi yang menganggapnya halal, atau ia tidak mendapatkan balasan seorang
mukmin sehingga dapat masuk surga sejak awal, atau pengulangan ini untuk
menegaskan dan memberatkan larangan.

www.tarbiyah-online.com

Page8

Dalam Fathul Bari, Ahmad meriwayatkan dari Ibnu Masud, bahwa dialah yang
bertanya. Rasulullah saw menjawab:

Seri: Akhlaq

Dari hadits di atas dapat diambil pelajaran tentang pentingnya hak tetangga. Sehingga
Rasulullah saw harus bersumpah tiga kali, menafikan iman orang yang mengganggu
tetangganya, baik dengan ucapan maupun perbuatan.

LARANGAN MEREMEHKAN HADIAH DARI TETANGGA

:



" :
















. "

Dari Abu Haurairah ra berkata: Nabi Muhammad saw pernah bersabda, "Wahai para
wanita muslimah, janganlah ada seorang tetangga yag meremehkan hadiah
tetangganya meskipun kikil (kaki) kambing." (Al-Bukhari dan Muslim).
Penjelasan:
Meremehkan, seperti kata:

Wahai
wanita-wanita
muslimah,
bentuk


/idhafah

/

(penyandaran) maushuf (yang diterangkan) kepada sifat.
Atau bermakna lain:


Wahai para pemuka muslimah, seperti ungkapan


Arab

:
wahai para pemimpin kaum, artinya para pemuka

mereka.



Qaf dibaca kasrah, artinya jangan meremehkan, menganggap kecil.
"
"
" /
" tetangga memberikan hadiah pada tetangga lainnya. Atau
meremehkan hadiah dari tetangganya Lam- bermakna min- sehingga kemungkinan
makna larangan itu pada pemberi atau penerima,
" meskipun hadiah itu berupa kaki kambing "

" /

" fa dibaca

kasrah, ra dibaca sukun/mati, adalah bagian kaki di atas telapak/tumit. Larangan bagi
tetangga meremehkan hadiah tetangganya, meskipun hadiah itu pada umumnya
kurang berguna, atau tidak berkenan dan tidak bernilai di hati. Dari itulah tetangga
dapat memberikan dan menerima hadiah yang ada meskipun kecil nilainya. Hal ini lebih
baik daripada tidak ada sama sekali. Dengan ini pula kebiasaan memberikan hadiah
dapat terus berlangsung antara tetangga, karena dengan sesuatu yang murah dan
mudah, dapat dilakukan dalam keadaan miskin maupun kaya, dapat membuahkan rasa
cinta dan kasih sayang. Dengan ini pula tidak diperbolehkan bagi laki-laki meremehkan
hadiah antara mereka. Penyebutan larangan secara khusus pada wanita karena
merekalah yang lebih cepat bereaksi dalam cinta dan benci, sehingga mereka lebih
berhak mendapatkan perhatian, agar dapat menghindarkan diri dari larangan itu,
menghilangkan kebenciaan antara mereka dan mempertahankan rasa cinta antar
mereka.
Dari hadits ini dapat diambil pelajaran bahwa tidak diperbolehkan meremehkan hadiah
untuk mempertahankan rasa cinta antara mereka.

BARANG SIAPA BERIMAN KEPADA ALLAH DAN HARI AKHIR MAKA JANGAN
MENYAKITI TETANGGA

Dari Abu Hurairah ra berkata: Rasulullah saw bersabda: "Barang siapa yang beriman
kepada Allah dan hari akhir maka jangan menyakiti tetangganya. Dan barang siapa
yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah menghormati tamunya. Dan

www.tarbiyah-online.com

Page8

" : :

















"

Seri: Akhlaq

barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berkata baik atau diam."
(Al-Bukhari, Muslim dan Ibnu Majah).
Penjelasan:













"

"Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir. Artinya: iman yang sempurna."
Penyebutan hanya pada iman kepada Allah dan hari akhir, tidak dengan
kewajiban lainnya, karena keduanya merupakan permualaan dan penghabisan.
Maksudnya: Beriman dengan Penciptanya dan hari mendapatkan balasan amal baik dan
buruknya.
Maka jangan menyakiti tetangganya.
Tidak menyakiti tetangga itu bisa diaktualkan dengan
kepadanya, mencegah hal-hal yang membahayakannya.

mengulurkan

kebaikan

Hendaklah memuliakan tamunya, dengan menampakkan rasa senang, menyuguhkan


hidangan yang tersedia dan terjangkau.

Hendaklah berkata baik atau diam dari ucapan buruk. Sebab perkataan itu hanya dapat
digolongkan menjadi dua golongan, baik atau buruk.

Hadits ini berisi tiga hal penting yang menjadi kemuliaan akhlak dalam perbuatan atau
perkataan. Dua pertama yang perbuatan itu adalah yang pertama berisi takhalliy
(pengosongan diri) dari sifat tercela, dan yang kedua tahalliy (berhias diri) dengan
akhlak mulia. Sedangkan yang ketiga berisi akhlaq qauliyah (ucapan).
Kesimpulannya bahwa kesempurnaan iman seseorang diukur dari kebaikannya kepada
sesama makhluk Allah, baik dalam tutur kata kebaikan maupun diam dari kalimat
buruk, dan melakukan apa yang sepatutnya dilakukan dan meninggalkan apa yang
membahayakan; antara lain adalah dengan tidak menyakiti tetangga.
Dari hadits ini dapat diambil pelajaran bahwa tidak menyakiti tetangga adalah bukti
kesempurnaan iman seseorang kepada Allah dan hari akhir.

HAK TETANGGA YANG LEBIH DEKAT PINTUNYA

" " :
Dari Aisyah ra berkata: Ya Rasulallah sesungguhnya aku memiliki dua tetangga, kepada
tetangga yang manakah aku berikan hadiah? Jawab Nabi: Kepada tetangga yang pintu
rumahnya lebih dekat denganmu. HR Al Bukhariy

Dari hadits ini dapat diambil pelajaran bahwa hak tetangga mengikuti kedekatan
pintunya, yang lebih dekat pintunya yang lebih dipriorotaskan dari sebelahnya,
demikian seterusnya.

www.tarbiyah-online.com

Page8

Penjelasan:
Bab: hak tetangga yang lebih dekat pintunya, artinya
barangsiapa yang pintunya lebih dekat maka ia yang lebih berhak. Karena ia yang
melihat apa yang keluar masuk dari rumah tetangganya; berupa hadiah, dll, sehingga
kemungkinan ada harapan dan keinginan, berbeda dengan yang jauh pintunya.
Hamzah dibaca dhammah dari kata Al Ihda
Rasulullah saw menjawab : Kepada yang lebih dekat pintunya.
Karena ia melihat keadaan tetangga dan keperluannya. Tetangga yang lebih dekat yang
lebih cepat menyahut jika dipanggil, ketika tetangga sebelah memerlukan, terutama
ketika terlena.

Page8

Seri: Akhlaq

www.tarbiyah-online.com

Anda mungkin juga menyukai