Anda di halaman 1dari 22

Dinasti-dinasti kecil pada masa Dinasti Abbasiyyah

Makalah

diajukan untuk memenuhi salah satu mata kuliah Sejarah


Peradaban Islam
dosen pengampu Ahmad Damiri. S.sy M.Ag

Disusun Oleh:
Kiki Septiadi

(1163010049)

kharisma Sagara

( 1163010048)

Muhammad Baihaqi

( 1163010061)

Nursiti Maryamah

( 1163010074)

JURUSAN AHWAL SYAKHSIYAH


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS NEGERI ISLAM


SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2016

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...............................................................2
Bab I PENDAHULUAN.................................................3
1.1Latar Belakang................................................3
1.2 Rumusan Masalah..........................................3
1.3Tujuan...........................................................3
Bab II PEMBAHASAN................................................4
2.1
2.2
2.3
2.4

Faktor munculnya dinasti kecil pada masa daulah Abbasiyah 4


Dinasti kecil di barat dan di timur bagdad daulah Abbasiyah 5
Dinasti kecil di barat .......................................6
Dinasti kecil di timur........................................7

Bab III PENUTUP....................................................10


3.1 Kesimpulan....................................................10
3.2 Saran............................................................10
DAFTAR PUSTAKA

Kata Pengantar
Puji

Syukur

melimpahkan

kami

rahmat

panjatkan
dan

kepada

hidayahNya

Allah

SWT

sehingga

yang
kami

telah
dapat

menyelesaikan tugas ini.


Sejarah merupakan hal yang penting bagi kehidupan di dunia ini,
setiap belahan dunia mana pun pasti memiliki sejarah hal ini tidak dapat
dipungkiri lagi karena dengan sejarah kita dapat mengetahui asal muasal
suatu hal yang penting bahkan sampai hal yang kecil sekalipun, tentu
dalam hal ini kita tidak boleh sembarangan perlu adanya bukti yang kuat
serta otentik.
Terimakasih yang tak terhingga untuk Dosen mata Kuliah Sejarah
peradaban islam khusus nya selaku pembimbing, sertapihak-pihak yang
membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami berharap makalah ini dapat berguna untuk penulis khususnya,
pembaca umumnya serta dapat berguna pula untuk masa depan.
Terimakasih

Bandung,

25

September

2016

Kelompok 2

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
wilayah kekuasaan bani abbasiyah pada periode pertama hingga
masa keruntuhan sangat luas, meliputi berbagai bangsa yang berbeda
seperti maroko,mesir,syiria,irak,persia,turki dan india. penyebab mengapa
banyak daerah yang memerdekakan diri adalah terjadinya. kekacauan
atau perebutan kekuasaan di pemerintahan pusat yang di pemerintah
oleh bangsa persia dan turki.
Akibatnya propinsi-propinsi tertentu di pinggiran mulai lepas dari
genggaman penguasa bani abbasiyah, ini bisa terjadi dengan 2 cara,
pertama, seorang peminpin lokal meminpin suatu pemberontakan dan

berhasil memperoleh kemerdekaan penuh, sepertu daulat ummayah di


spayol dan idrisiyah di maroko. kedua, seorang yang di tunjuk memjadi
gubrenur oleh khalifah yang kedudukan nya semakin kuat, seperti daulah
aghlabiyah ditunisiyah dan thahiriyah di khurasan. dinasti yang lahir dan
memisahkan diri dari kekuasaan baghdad pada masa khilafah abbasiyah
1.2 Rumusan Masalah
1. apa faktor kemunculan dinasti dinasti kecil pada masa daulah
Abbasiyah?
2. bagaimana sistem politik dan sistem sosial ekonominya dinasti
dinasti kecil pada masa daulah Abbasiyah?
1.3Tujuan penulisan
1. agar dapat memahami faktor faktor kemunculan dinasti-dinasti
kecil pada masa daulah Abbasiyah
2. agar dapat memahami sistem politik dan keadaan sosial ekonomi
dinatsi-dinasti kecil pada masa daulah Abbasiyah

Bab II
Pembahasan
2.1 Faktor-faktor munculnya dinasti dinasti kecil di barat dan di
timur
A. Faktor-Faktor Munculnya Dinasti-Dinasti Kecil Masa Daulah
Abbasiyah
Munculnya dinasti-dinasti kecil yang berada di Timur dan Barat
dikarenakan beberapa faktor antaranya:

Luasnya

wilayah

kekuasaan

daulat

Abbasiyah

sementara

komunikasi pusat dengan daerah sulit dilakukan. Bersamaan dengan itu,


tingkat saling percaya di kalangan para penguasa dan pelaksana
pemerintahan sangat rendah.
Dengan profesialisasi angkatan bersenjata, ketergantungan khalifah
kepada mereka sangat tinggi.
Keuangan negara sangat sulit karena biaya yang dikeluarkan untuk
tentara bayaran sangat besar. Pada saat kekuatan militer menurun,
khalifah tidak sanggup memaksa pengiriman pajak ke Baghdad
Berbagai hal yang terjadi di pusat pemerintahan bani Abbasiyah
memberikan pengaruh besar terhadap daerah-daerah kekuasaan daulah
ini.

Karena

pemerintahan

khalifah

pemberontakan-pemberontakan
membentuk

dinasti-dinasti

kecil

di

yang

lemah

berbagai
yang

banyak

daerah

melepaskan

muncul

yang

diri

dari

ingin
bani

Abbasiyah.
penyebab utama mengapa banyak daerah yang memerdekakan diri
adalah terjadinya kekacauan atau perebutan kekuasaan di pemerintahan
pusat yang dilakukan oleh bangsa Persia dan Turki
Selain itu faktor kekuasaan politik dari Daulah Islamiyah mulai
menurun dan terus menurun, terutama kekuasaan politik sentral, karena
negara-negara bagian (kerajan-kerajan kecil) sudah tidak menghiraukan
lagi pemerintah pusat, kecuali pengakuan secara politis saja. Kemudian
kekusaan Militer Pusat pun mulai berkurang daya pengaruhnya, sebab
masing-masing panglima di daerah-daerah sudah berkuasa sendiri,
bahkan pemerintah-pemerintah daerah pun telah membentuk tentara
sendiri. Dan akhirnya putuslah ikatan-ikatan politik antara wilayah-wilayah
Islam.
Akibatnya propinsi-propinsi tertentu di pinggiran mulai lepas dari
genggaman penguasa Bani Abbas.1 Ini bisa terjadi dengan dua cara,
pertama, seorang peminpin lokal memimpin suatu pemberontakan dan
berhasil memperoleh kemerdekaan penuh, seperti daulat Umayyah di
1 Jamaludin surur. Tarikh Al-Hazharoh Al-islamiyah Al-Masyriq.Kairo : Dar Al-Fikr
Al-Arabi,1976 hlmn.71.

Spanyol dan Idrisiyah di Marokko. Kedua, seorang yang ditunjk menjadi


gubernur oleh Khalifah yang kedudukannya semakin kuat, seerti daulah
Aghlabiyah di Tunisiyah dan Thahiriyyah di Khurasan.
Ketika munculnya dinasti Tahiriyah di khurasan yang didirikan oleh
Tahir bin Husain yang dahulunya merupakan gubernur yang di tunjuk AlMakmun yang ingin memerdekakan diri, kemudian sesudah itu muncul
dinasti Safariyah di wilayah Persia dengan pusat kekuasaan di Sijistan,
dan muncul dinasti Idrisiyah di Afrika Utara, sampai kepada dinasti Thulun,
Ikhsidiyah, dan Hamdaniyah yang semuanya ingin memerdekakan diri dari
Daulah Abbasiyah.
B.

Kebijakan Politik Dan Sistem Sosial Ekonomi Dinasti-Dinasti

Kecil
Dinasti-dinasti kecil ang lahir dan memisahkan diri dari kekuasaan
Baghdad pada masa khilafah Abbasiyah, dapat dibagi menjadi 2 bagian
yaitu barat dan timur.
Adapun dinasti-dinaasti dibagian barat diantaranya adalah: Dinasti
Thulun, Dinasti Iksidiyah, Dinasti Hamdaniyah, Dinasti Idrisyiah, dan
Dinasti Aglabi. Sedangkan di Timur diantaranya adalah: Dinasti Tahiriyah,
Dinasti Saffariyah, Dinasti Samaniyah, dan Dinasti Gazwani
2.2

Dinasti kecil di barat dan di timur bagdad

daulah Abbasiyah
Setelah

pemerintahan

Dinasti

Umayyah,

digantikan

oleh

pemerintahan dinasti Abbasiyah. Dinasti Abbasiyah merupakan dinasti


kedua dalam sejarah pemerintahan umat Islam. Abbasiyah dinisbatkan
kepada al-Abbas paman Nabi Muhammad SAW, Berdirinya dinasti ini
sebagai bentuk dukungan terhadap pandangan yang diserukan oleh Bani
Hasyim setelah wafatnya Rasulullah SAW. yaitu menyandarkan khilafah
kepada keluarga Rasul dan kerabatnya.
Lima tahun setelah berdirinya kekhalifahan Abbasiyah, Abd AlRohman muda satu-satunya keturunan dinasti Umayyah yang luput dari
pembantaian masal yang menandai naiknya reim baru, tiba disebelah
tempat, jauh di daratan Kordova Spanyol satu tahun kemudian, tahun 756
dia mendirikan dinasti yang kelak akan menjadi dinasti yang besar. Ketika

itu

propinsi

pertamanya

yang

kelak

akan

mengungguli

kemajuan

imperium Abbasiyah masih sedang berkembang, begitu pula propinsipropinsi lain yang segera menyusul. Kerajaan Idrisiyah di Maroko (788
974) adalah dinasti Syiah pertama dalam sejarah, mereka menghimpun
kekuatannya dari kalangan Ber-Ber yang meskipun kaum Suni, mereka
siap mendukung perpecahan. Karena terkepung diantara Fatimiyah Mesir
dan Umayah Spanyol, dinasti mereka akhirnya hancur oleh serangan
mematikan yang dilancarkan oleh seorang jendral utusan Khalifah AlHakam II dari Kordova.
Dinasti Fatimiah merupakan sebuah dinasti yang didirikan di benua
Afrika pada penghujung tahun 200 an Hijriah atau sekitar tahun 910
Masehi, dinasti ini berpahaman syiah, dari permulaan pembentukannya
dinasti ini bertujuan untuk

menjalankan ideologi syiah dan ingin

melepaskan diri dari kekuasaan Daulah Abbasiah di Baghdad yang


berideologi Sunnah. Kondisi politik dunia Islam ketika Dinasti Fatimiah
didirikan agak sedikit tidak terkendali, hal ini bisa di lihat dengan
munculnya banyak dinasti-dinasti kecil di berbagai belahan dunia baik di
timur dan barat Baghdad.
Di barat Baghdad ada, Dinasti Idrisi di Maroko (172-375 H / 788 M985 M), Dinasti Aghlabi (184 H-296 H / 800 M-908 M), Dinasti Thulun di
Mesir (254 H-292 H / 868 M-967 M), Dinasti Ikhsyidi (323 H- 357 H / 934
M-967 M), Dinasti Hamdaniah (317 H 399 H / 929 M 1009M).
Di timur Baghdad diantaranya: Dinasti Tahiri (200 H-259 H / 820 M872 M), Dinasti Safari (254 H-289 H / 867 M-903 M), Dinasti Samani (261
H-389 H / 874 M-999 M), dan Dinasti Ghazwani.
2.3 DINASTI KECIL DI BARAT DAN DI TIMUR
1. Dinasti kecil di barat
Dinsti kecil sebagian besar berasal dari Arab memecah wilayah
kekuasaan Khalifah dari Barat, diantaranya adalah:
A. Dinasti Idrisi di Maroko (172 H-375 H / 789 M-985 M)
Kerajaan ini didirikan oleh Indris bin Abdullah, cucu Hasan putra Ali.
Dia adalah salah seorang tokoh bani Alawiyyin (nisyah Ali bin Abu Thalib).

Pada tahun 172 H/788 M, Idris dilantik sebagai imam, dan terbentuklah
kerajaan Idrisi dengan ibu kota Walila. Namun masa pemerintahannya
hanya bertahan selama 5 tahun.
Kerajaan indrisi adalah kerajaan Syiah pertama dalam sejarah. Zaman
kerajaan Indrisi (172-314 H/789-926 M) adalah suatu jangka waktu yang
cukup lama dibandingkan dengan kerajaan-kerajaan yang lain. Dalam
aspek dakwahnya, Idrisi yang membawa Islam dan mampu meyakinkan
penduduk Marocco dan sekitarnya.2
1. Adapun Kemajuan yang Dicapai
Pemerintahan

Idrisiyah

mampu

mengembangkan

pemerintahannya dengan bagus ketika Dinasti ini dibawah pimpin


Idris

II

hingga

Yahya

IV.Orang-orang

Barbar

direkrut

untuk

mendukung pemerintahan mereka. Idris kemudian menjadikan kota


Fez sebagai ibukota pemerintahan pada tahun 808 M. Bahkan, Fez
mampu menjadi kota terkenal di Afrika hingga Spanyol. Dinasti
Idrisiyah berperan dalam menyebarkan budaya dan agama Islam ke
Bangsa Barbar dan penduduk asli.Dan peradaban luar biasa yang
diukir oleh dinasti ini adalah pendirian Universitas Qarawiyyun yang
megah dan terkenal.
2. kemunduran dan Kehancuran
Kemunduran dan kehancuran Dinasti Idrisiyah terjadi ketika
dinasti ini dipimpin oleh Muhammad al-Muntashir, beberapa wilayah
kekuasaan dinasti ini mengalami perpecahan sehingga sangat
rentan akan serangan dari luar. Selain itu juga terdapat ancaman
serius yang datang dari kelompok khawarij Rustamiyah yang
berkuasa di Aljazair bagian barat meskipun pada akhirnya dapat
dikalahkan. Dan bahaya yang lain adalah ancaman dari dinasti baru
yang lebih besar yaitu Dinasti Fathimiyah. Akhirnya pada tahun 985
M Dinasti Fathimiyah berhasil mengambil alih kekuasaan akibat
semakin melemahnya kekuatan dinasti Idrisiyah
b. Dinasti Aghlabi (184 H-296 H / 800 M-908 M).
2 Badri Yatim. Sejarah Peradaban Islam.hlm.64

Dinasti ini didirikan oleh Ibrahim bin Aghlab. Beliau adalah anak
pegawai Khurasan, tentara bani Abbasiyah. Pada tahun 179 H/795 M,
Ibrahim mendapatkan hadiah di daerah Tunisia dari Khalifah Harun ArRasyid

sebagai

imbalan

kepada

jasa-jasanya

dan

kepatuhannya

membayar cukai tahunan. Pada zaman kepeimpinananya Ibrahim berjaya


mengadakan perjanjian damai dengan kerajaan Idrisi, menjadikan kota
Qairuwan sebagai ibu kota pemerintahan serta membangun Al-Qadim.
Ibrahim berjaya memadamkan pertikaian antara Kharijiyah dan barbar.
Dinasti Bani Aghalab di perintah oleh 11 khalifah, antara lain:
1) Ibrahim (179 H/795 M)
2) Abdullah I (197 H/812 M)
3) Ziyaadatullah (210 H/817 M)
4) Abu Ilqal Al-Aghlab (223 H/838 M)
5) Muhammad I (226 H/841 M)
6) Ahmad (242 H/856 M)
7) Ziyaadatullah II (248 H/863 M)
8) Abu Al-gharaniq Muhammad II (250 H/863 M)
9) Ibrahim II (261 H/875 M)
10) Abdullah II (289 H/902 M)
11) Ziyaadatullah III (290-296 H/903-909 M)

1. Adapun Kemajuan yang dicapai


Sosok Ibrahim I adalah sosok panglima militer Abbasiyah
yang gagah perkasa. Penguasa Dinasti Aghlabiyah ini mulai dari
Ibrahim I dan para penggantinya mampu menumpas beberapa
pemberontakan yang bermunculan, antara lain pemberontakan
Hamdis (805 M), Zaid ibn Sahal (822M), Mansur ibn Nashir Tanbizi
(823

M),

menumpas

dan
para

lain-lain.Kesuksesan
pemberontak

para

penguasa

menunjukkan

bahwa

dalam
Dinasti

Aghlab merupakan dinasti yang dibangun atas kekuatan yang


mampu memelihara stabilitas politik pemerintahan secara baik.

3 Philip K. Hitti. History of the Arab, op. cit., hlm.451

Terdapat beberapa kemajuan yang dicapai Dinasti Aghlabiyah


yang mampu memberikan kontribusi kepada peradaban Islam.
Kemajuan tersebut meliputi:

Kemajuan di bidang Politik


Salah satu kemajuan Dinasti Aghlabiyah yang terkenal adalah
kemajuan dan ketangguhan militernya.Armada laut dinasti ini
mampu menjelajah pulau-pulau di laut tengah dan pantai-pantai
Eropa

Kemajuan di bidang Kebudayaan


Kesetabilan bidang ekonomi dan iklim politik yang kondusif
menyebabkandinasti Aghlabiyah mampu membangun beberapa
kota menjadi kota yang megah, di antaranya adalah kota Tunisia
dan Sisilia, selain itu guna mengimbangi masjid-masjid di timur
dibangunlah

masjid

Qairawan

yang

megah.

Pada

masa

pemerintahan Ziadatullah dibangun 10.000 benteng pertahanan


di Afrika Utara dengan konstruksi dan arsitektur yang megah
pula.Kota Sisilia yang dikuasai Dinasti Aghlabiyah ini merupakan
wilayah transformasi ilmu dan kebudayaan Arab dan Islam ke
wilayah Eropa lewat jalur tengah.

Kemajuan di bidang Ilmu Pengetahuan


Dinasti Aghlabiyah juga mengalami kemajuan di bidang ilmu
pengetahuan.

Hal

ini

dibuktikan

dengan

keberadaan

kota

Qairawan, sebagai pusat penting bagi perkembangan mazhab


Maliki yang menggantikan kota Madinah.Di kota ini pula lahir
sejumlah intelektual Islam terkemuka mazhab Maliki, di antaranya
adalah Sahnun pengarang kitab Mudawwanat, Yusuf ibnu Yahya,
Abu Zakaria al-Kinani dan Isa ibnu Muslim. Karya-karya mereka
tentang

mazhab

Maliki

tersimpan

dengan

baik

di

masjid

Qairawan. Meskipun dinasti ini bukan termasuk dinasti yang

besar, akan tetapi kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan


agama serta kontribusinya terhadap peradaban Islam tampak
nyata.4

Kemajuan di bidang Perekonomian


Di

bidang

ekonomi,

pemerintahan

Dinasti

Aghlabiyah

mendapatkan pemasukan dari beberapa sektor, yaitu sektor


pertanian, perdagangan, dan industri.Dinasti ini membangun
bendungan

untuk

irigasi,

mengembangkanperkebunananggur

dan

dan kurma.Sementara

juga
itu

untuk memajukan bidang perdagangan, dibangunlah jalan-jalan


dan angkutan serta lalu lintas perdagangan.

2. Kemunduran dan kehancuran


Setelah Bani Aghlabiyah berkuasa selama satu setengah
abad, badai kehancuran mulai mengancam, lambat laun dinasti
ini mengalami tangga penurunan tepatnya pada abad keIX.Kemunduran ini terjadi di bidang politik, yang disebabkan oleh
gencarnya propaganda orang-orang Syiah yang dimotori Abu
Abdullah al-Syii atas perintah Ubaidillah al-Mahdi, pendiri dinasti
Fathimiyah. Kuatnya pasukan yang dibentuk kelompok Syiah dari
sekte Ismailiah ini kemudian mampu menggulingkan Dinasti
Aghlabiyah pada tahun 909 M, yang pada saat itu diperintah oleh
Ziadatullah II, dan sekaligus menandai berdirinya dinasti baru dan
terkenal bernama Dinasti Fathimiah. Artinya, Dinasti Aghlabiyah
juga berakhir di tangan Dinasti Fathimiyah.
c. Dinasti Thulun di Mesir (254 H-292 H / 868 M-967 M)
Pendiri dinasti Thulun yang berumur pendek (868-905) di Mesir dan
Suriah adalah Ahmad Ibn Thulun, ayahnya seorang Turki dari Fraghanah.
4 Dr.H.I.Nurul Aen,MA. . Sejarah Peradaban Islam
5 Dr.H.I.Nurul Aen,MA. . Sejarah Peradaban Islam

Pada 817 dipersembahkan oleh penguasa Samaniyah di Bukhara sebagai


hadiah untuk Al-Mamun pada 868, Ahmad berangkat ke Mesir sebagai
pimpinan tentara untuk gubernur Mesir.
Disini ia berusaha segera mendapatkan kemerdekaan dirinya, ketika
menghadapi tekanan keuangan karena adanya pemberontakan Wangsa
Zanj.

Khalifah

Al-Mutamid

(870-892)

meminta

bantuan

finansial

komandan pasukannya yang seorang Mesir itu, tetapi permintaan ini tidak
dipenuhi. Peristiwa ini menjadi titik balik yang mengubah sejarah
kehidupan Mesir selanjutnya. Peristiwa ini juga menandai bangkitnya
sebuah negara merdeka di lembah sungai Nil yang kedaulatannya
bertahan selama abad pertengahan hingga saat itu, sebagian kekayaan
Mesir diberikan ke Baghdad dan sebagian lainnya merasuk disaku para
gubernur yang datang silih berganti.
1. Kemajuan yang Dicapai
Dinasti Thulun mencatat berbagai prestasi, antara lain sebagai
berikut:
1. Mendirikan bangunan-bangunan megah, seperti rumah sakit
Fustat, masjid Ibnu Thulun, dan istana khalifah yang kemudian
dijadikan sebagai peninggalan sejarah Islam yang sangat bernilai.
2. Memperbaiki nilometer (alat pengukur air) di pulau Raufah yang
sangat membantu dalam meningkatkan hasil produksi pertanian
rakyat Mesir.
3. Berhasil membawa Mesir pada kemajuan, sehingga Mesir menjadi
pusat kebudayaan Islam yang dikunjungi para ilmuwan dari
seluruh pelosok dunia Islam.6
2. Kemunduran dan Kehancuran

6 Dr.H.I.Nurul Aen,MA. . Sejarah Peradaban Islam

Dinasti

Thulun

adalah

sebuah

dinasti

Islam

yang

masa

pemerintahannya paling cepat berakhir.Sepeninggal Khumarawaih,


situasi memanas yaitu setelah Abu Asakir al-Jaisy menggantikan
ayahnya yang disebabkan oleh peristiwa pembunuhannya terhadap
pamannya yaitu Mudhar ibnu Ahmad ibnu Thulun.Hal inilah yang
memicu gencarnya perlawanan antara pihaknya dengan para fuqaha
dan qadhi yang pada akhirnya ke-amir-an Jaisy dibatalkan. Lalu
diangkatlah Abu Musa Harun sebagai amir yang baru dalam usia 14
tahun.
d. Dinasti Ikhsyidi (323 H- 357 H / 934 M-967 M)
Tidak lama berselang setelah tuntasnya pemberontakan Abbasiyah
di Mesir dan Suriah, muncul lagi dinasti Turki lain yang masih keturunan
Fraghanah, yakni Iksidiyah yang didirikan di Fusthta. Pendiri dinasti ini
adalah

Muhammad

Ibn

Thughj

(935-946)

setelah

membereskan

kekacauan di Mesir mendapatkan anugrah gelar kebangsawanan ala Iran,


Ikhsyid dari Khalifah Al-Radi pada tahun 939. Dua tahun kemudian dinasti
Iksidiyah mengikuti langkah Thulun sebelumnya memasukkan wilayah
Suriah-Palestina ke dalam negara semi-independen yang dipimpinnya.
Tahun berikutnya Mekah dan Madinah juga dimasukkan ke dalam
wilayahnya. Selama menerpa abad sejak saat itu, nasib Hijaz, satu
wilayah sengketa antara timur dan barat, berada dalam kekuasaan Mesir.
1. Adapun Kemajuan yang Dicapai
Setelah Dinasti Ikhsidiyah berdiri dan mengalami perkembangan,
al-Ikhsyid meninggal dunia.Kemudian kepemimpinan beralih kepada
anaknya yang bernama Unujur dan Ali.Kedua pengganti al-Ikhsyid
ini masih anak-anak, sehingga pemerintahan dinasti ini diserahkan
kepada Abu al-Misk Kafur.Di masa pemerintahan Kafur inilah Dinasti
Ikhsidiyah mencapai kegemilangan. Salah satu kehebatan Kafur
adalah ia dapat memadamkan pemberontakan Dinasti Fathimiyah di
sepanjang pantai utaraAfrika. Bukan hanya itu saja, serangan dari
Dinasti

Hamdaniyah

di

Suriah

Utara

juga

dapat

dipadamkan.Kegemilangan Dinasti Ikhsidiyah lebih tampak pada


kekuatan militernya.Wilayah-wilayah yang pernah ditaklukkan oleh
Dinasti Ikhsidiyah adalah Syam, Palestina, Makkah, dan Madinah.7
Kafur juga membangun istana yang terkenal dengan sebutan Bustan
al-Kafur di Raudah.Dan pada saat kekuasaan dinasti ini pula muncul
beberapa intelektual Muslim ternama antara lain Abu Ishak alMarwazi, Hasan ibnu Rasyid al-Misri, Muhammad ibnu Walid alTamimi, dan al-Mutanabbi.8
2. Kemunduran dan Kehancuran
raja-raja lainnya, penguasa Ikhsidiyah terutama sebagai pendiri
dinasti, menghabiskan uang negara dengan boros dan berlebihan demi
kesenangan orang-orang dekatnya.Diceritakan bahwa jatah harian untuk
dapur Muhammad mencakup seratus ekor domba, limaratus unggas,
seribu burung dara dan seratus guci gula-gula.Ketika diungkapkan secara
puitis kepada Kafur bahwa gempa bumi yang sering terjadi pada masa itu
adalah disebabkan tarian hura-hura yang dilakukan bangsa Mesir, orang
Abisinia yang yang berbangga hati menghadiahkan uang seribu Dinar
kepada penyair yang Ahli Seismograf itu.

e. Dinasti Hamdaniah (317 H 399 H / 929 M 1009 M)


Ke wilayah utara, Ikhsidiyah Mesir memiliki pesaing kuat yaitu
dinasti Hamdaniyah yang Syiah. Dinasti itu didirikan pertama kali di
Mesopotamia utara dengan Mosul sebagai ibu kotanya (929-991), mereka
merupakan keturunan Hamdan Ibnu Hamdun dari suku Taghlib, yang pada
944 menyebar hingga ke Suriah Utara dan dibawah pimpinan Syaib AlDawlah (pedang kerajaan) berhasil merebut Aleppo (Halab) dan Hims dari
kekuasan Iksidiyah. Suriyah, yang tidak pernah melupakan keagungannya
7 Dr.H.I.Nurul Aen,MA. . Sejarah Peradaban Islam
8 Dr.H.I.Nurul Aen,MA. . Sejarah Peradaban Islam

di masa lalu dibawah kekuasannya Umayyah, telah menjadi basis


ketidakpuasan dan pemberontakan melawan Rezim Abbasiyah.
1. Adapun Kemajuan yang Dicapai
Prestasi gemilang yang telah diukir oleh Dinasti Hamdaniyah
lebih tampak pada wilayah politiknya.Dinasti ini mampu memainkan
peran

penting

sebagai

pagar

betis

untuk

mempertahankan

kekuasaan Dinasti Abbasiyah yang ketika itu berada pada tahap


kemunduran.Bahkan, Dinasti Hamdani ini sebagai suatu kekuatan,
yang mampu menahan pasukan Romawi untuk merebut seluruh
wilayah

Suriah.Pasukan

Hamdani

cukup

kuat

dalam

mempertahankan wilayah Islam.


2. Kemunduran dan Kehancuran
Meninggalnya Saif al-Daulat pada tahun 976 M, menyebabkab
kepemimpinannyaberalih kepada putranya yaitu Saad al-Daulat
Syarif I yang kemudian secara berturut-turut dipegang oleh Sad
Daulat Sad, Ali II, Syarif II. Berbeda dengan Saif al-Daulat, para
penggantinya ini kurang memiliki kecakapan dalam memimpin,
terutama dalam mengimbangi kekuatan-kekuatan asing yang besar
waktu itu yaitu Bani Buwaihi, Romawi, dan Fathimiyah.Akhirnya,
pada tahun 1004 Mdinasti Hamdaniyah berhasil dikuasai oleh
Dinasti Fathimiyah.

2.4 Dinasti kecil di timur


Saat dinasti-dinasti kecil sebagian besar berasal dari Arab memecah
wilayah kekuasaan Khalifah dari Barat, proses yang sama telah terjadi di
Timur terutama dilakukan oleh orang Turki dan Persia.9
A. Dinasti Tahiriyah (200 H-259 H / 820 M-872 M)
9 Dr.H.I.Nurul Aen,MA. . Sejarah Peradaban Islam

Sebelum

meninggal,

Harun

al-Rasyid

telah

menyiapkan

dua

anaknya yang diangkat menjadi putra mahkota untuk menjadi khalifah: alAmin dan al-Ma'mun. Al-amin dihadiahi wilayah bagian barat,sedangkan
al-Ma'mun dihadiahi wilayah bagian Timur. Setelah Harun al-Rasyid wafat
(809

M.)

wilayahnya

al-Amin
dengan

putra

mahkota

al-Ma'mun.

tertua

Oleh

tidak

karena

bersedia

membagi

itu,pertempuran

dua

bersaudara terjadi yang akhirnya dimenangkan oleh al-Ma'mun.Setelah


perang usai, al-Ma'mun menyatukan kembali wilayah Dinasti Bani
Abbas.Untuk keperluan itu, ia didukung oleh Tahir seorang panglima
militer, dan saudaranya sendiri yaitu al-Mu'tasim.Sebagai imbalan jasa,
Tahir diangkat menjadi panglima tertinggi tentara Bani Abbas dan
gubernur Mesir (205 H). Wilayah kekuasaannya diperluas sampai ke
Khurasan (820-822 M.) dengan janji bahwa jabatan itu dapat diwariskan
kepada anak-anaknya.10

B. Dinasti Saffariyah (254 H-289 H / 867 M-903 M)


Dinasti Safari didirikan oleh Ya'qub Ibn Laits al-Shafar yang berkuasa
antara tahun 867-878 M. Ya'qub Ibn Laits al-Shafar adalah perwira militer
yang kemudian diangkat menjadi amir wilayah Sajistan pada zaman
khalifah al-Muhtadi 869-870 M. Ya'qub Ibn Laits al-Shafar mendapat
dikungan dari khalifah al-Mu'tamid (870-893 M.) untuk memperluas
wilayah kekuasaannya hingga berhasil menaklukan Blakh, Tabaristan, Sind
dan Kabul. Penaklukan yang dilakukannya membuat Ya'qub Ibn Laits alShafar semakin kuat dan mengirimkan hadiah kepada khalifah di
Baghdad, dan bahkan ia pun didukung untuk menaklukan dinasti Tahriri di
Khurasan.
Akan tetapi, penaklukan wilayah-wilayah yang dilakukan oleh Ya'qub
Ibn Laits al-Shafar membuat khalifah di Baghdad khawatir. Oleh karena
itu, khalifah al-Mutamad menaklukan Shafari yang dipimpin oleh Ya'qub
Ibn

Laits

al-Shafar

Ya'qub

menantang

10 Dr.H.I.Nurul Aen,MA. . Sejarah Peradaban Islam

khalifah

dan

menuntut

kemerdekaan wilayahnya. Setelah meninggal, Ya'qub digantikan oleh


saudaranya, Amr iIbn al-Laits (878-903 M.). Atas bantuan Ismail Ibn
Ahmad al-Samani, khalifah Baghdad berhasil menangkap Amr Ibn al-Laits,
kemudian ia dipenjara di Baghdad hingga meninggal pada zaman khalifah
al-Mu'tadhdid (870-892 M.). Atas dasar itulah, khalifah menjadikan dinasti
Samani sebagai penguasa Khurasan.
C. Dinasti Samaniyah (261 H-389 H / 874 M-999 M)
Untuk menelusuri kekuasaan Samani, kita harus kembali pada
zaman

al-Ma'mun

yang

membagi-bagi

wilayah

kepada

para

pendukungnya bersamaan dengan pemberian wilayah kepada Tahiri di


Khurasan.Asad Ibn Saman diberi kewenangan oleh al-Ma'mun untuk
memimpin daerah Transoxiana. Kemudian dinasti kecil ini menaklukan
wilayah-wilayah di sekitarnya sehingga berhasil menguasai Transoxiana,
Khurasan, Sajistan, Karman, Jurjan, Rayy, dan Tabaristan. Dinasti Samani
berkuasa hingga Khurasan setelah berhasil membantu Khalifah Abasiaah
(al-Mutaddid) menangkap dan memenjarakan Amr Ibn al-Laits (khlaifah
dinasti Safari terakhir).
D. Dinasti Gaznawiyah
Abd al-Malik Ibn Nuh (khlaifah dari dinasti Samani) mengangkat
Alptigin untuk menjadi pengawal kerajaan.Karena kesetiaannya yang baik,
ia diangkat menjadi komandan pengawal kerajaan, dan akhirnya diangkat
menjadi gubernur Khurasaan. Alptigin hanya setia kepada Abd al-Malik Ibn
Nuh. Ketika Abd al-Malik Ibn Nuh wafat, ia tidak mentaati khalifah dinasti
Samani yang baru, yaitu Manshur Ibn Nuhman.
E. Dinasti Buwaihiyah
Dinasti Buwaihi dirintis oleh tiga bersaudara: Ali, Hasan, dan Ahmad
yang berasal dari Dailam. Bapak mereka adalah Abu Syujai alBuwaihi.Tiga
saudara ini dalam sejarah dikenal sebagai tentara bayaran.Ketika terjadi
perang antara Makan Ibn Kaki al-Dailami tidak lagi mampu membayar
mereka. Majdawid menyambut baik keberpihakan mereka.Oleh karena itu,
disamping dipercaya memimpin pasukan, mereka diberi kewenangan
untuk memimpin wilayah. Ali Ibn Buwaihi dipercaya memimpin Kirman,

dan Hasan Ibn Buwaihi dipercaya memimpin Asbahan, Rayy, dan


Hamadzan.11

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Dinasti kecil sebagian besar berasal dari Arab memecah wilayah
kekuasaan

Khalifah

dari

Barat.

Pada

masa

kekuasaan

bani

Abbasiyah terdapat 5 dinasti kecil yang berada di sebelah barat


Baghdad, yakni:
a. Dinasti Idrisiyah (789 M 926 M)
b.

Dinasti

11 Dr.H.I.Nurul Aen,MA. . Sejarah Peradaban Islam

Aghlabiyah
Dinasti (800 M 909 M)

c.
Thuluniyah
d.

(868 M 905 M)
Dinasti

Ikhsidiyah
e.

Dinasti

(935 M 969 M)
(905 M 1004 )

Hamdaniyah
2. Saat dinasti-dinasti kecil sebagian besar berasal dari Arab memecah
wilayah kekuasaan Khalifah dari Barat, proses yang sama telah
terjadi di Timur terutama dilakukan oleh orang Turki dan Persia.Pada
masa kekuasaan Bani Abbasiyah terdapat 3 dinasti kecil yang
berada di sebelah timur Baghdad, yakni:
a.

Dinasti

Thahiriyah
b.

(820 M 872 M)
Dinasti

Shaffariyah
c.

Dinasti

(867 M 1495 M)
(819 M 1005 M)

Samaniyyah
3. Pelepasan wilayah kekuasaan dinasti-dinasti kecil di barat dan timur
Bagdad dari Dinasti Abbasiyah disebabkan beberapa faktor:
4. Karena

kebijakan

menitikberatkan

penguasa
kemajuan

Bani

Abbasiyah

peradaban

yang

dibanding

lebih
dengan

mengadakan ekspansi dan politisasi, sehingga memberi peluang


terhadap

wilayah

yang

jauh

dari

pusat

pemerintahan

untukmemerdekakan diri dari pemerintahan Abbasiyah;

5. Karena dinasti Abbasiyah tidak diakui di Spanyol dan seluruh Afrika


Utara, kecuali Mesir, sehingga membuat daerah-daerah yang jauh
mendirikan dinasti-dinasti kecil.
6. Adanya pemberian hak otonom, sehingga tidak terkontrol karena
berjauhan dari pemerintahan pusat, dan terlalu luasnya kekuasaan
Abbasiyah
Dari berbagai pemaparan materi diatas maka penulis dapat menarik
kesimpulan sebagai berikut:
Dinasti-dinasti kecil yang muncul pada masa daulah Abbasiyah di barat
dan di timur

Dinasti kecil di barat: dinasti thulun, dinasti iksidiyah, dinasti


hamdaniyah.

Dinasti keil di timur: dinasti thahariya, dinasti safriyah, dinasti


smaniyah, dinasti ghaznawiyah.

Munculnya dinasti-dinasti kecil yang berada di Timur dan Barat


dikarenakan beberapa faktor antaranya:

Luasnya wilayah kekuasaan daulat Abbasiyah sementara komunikasi


pusat dengan daerah sulit dilakukan. Bersamaan dengan itu, tingkat
saling percaya di kalangan para penguasa dan pelaksana pemerintahan
sangat rendah.
Dengan profesialisasi angkatan bersenjata, ketergantungan khalifah
kepada mereka sangat tinggi.
Keuangan negara sangat sulit karena biaya yang dikeluarkan untuk
tentara bayaran sangat besar. Pada saat kekuatan militer menurun,
khalifah tidak sanggup memaksa pengiriman pajak ke Baghdad.

2. Saran

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.Oleh


sebab itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan agar kami dapat membuat makalah yang lebih baik lagi di
kemudian hari.Namun kami juga berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat.Amin.DAFTAR PUSTAKA
Amstrong, Karem.2005 Islam dan Sejarah Singkat (terjemahan A.
Short History). Yogyakarta: Jendela.
Hasyimy. 1979. Sejarah Kebudayaan Islam, Jakarta; Bulan Bintang,
Suntiah, Ratu

2014. Sejarah Peradaban islam. Bandung: Intres

Media
Supriadi, Dedi. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Cv.
Pustaka Setia
Fuadi, Imam. 2011 Sejarah Peradaban Islam.Yogyakarta: Teras,
http://bijehpade.blogspot.co.id/2011/10/kekhalifahan-abbasiyah-terpecahdinasti.html

Anda mungkin juga menyukai