Anda di halaman 1dari 3

MODUL PERKULIAHAN

BIOPSIKOLOGI

Fakultas

Program Studi

Tatap Muka

Psikologi

PKK

10

2013

Kode MK

Disusun Oleh

MK61045

Nurwidiana, SKM, MPH

Abstract

Kompetensi

Modul ini berisi tentang mekanisme


naluri pada manusia berupa rasa lapar,
rasa kenyang dan selera makan

Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa


diharapkan mampu menjelaskan dan
mengkomunikasikan
tentang
mekanisme lapar, rasa kenyang dan
selera pada makanan

BIOPSIKOLOGI
Nurwidiana, SKM, MPH

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Perbincangan yang berkaitan dengan kata makan dan makanan memang tidak ada
habisnya. Pertanyaan seperti makan dimana? atau makan apa? selalu menarik untuk
dilontarkan. Temuan-temuan ilmiah mengenai makanan pun seperti tak pernah berhenti
mengalir. Kehidupan manusia memang lekat dengan masalah makanan. Mau bagaimana
lagi? Kegiatan makan dan mencari makanan memang merupakan salah satu insting
mendasar manusia. Sejak pertama kali manusia menjejakkan kaki di bumi bahkan sejak
pertama kali ada kehidupan di bumi, kegiatan mengunyah-menelan-dan-biarkan-sistempencernaan-mengurus-sisanya telah menjamin keberlangungan hidup manusia. Sehingga,
kita bisa bilang bahwa mencari dan menikmati makanan adalah salah satu aspek mendasar
kehidupan manusia. Bahkan ada bagian otak yang khusus mengatur masalah ini.
Lapar adalah respon tubuh ketika tubuh memerlukan energi baru untuk beraktifitas dan
untuk perkembangan tubuh itu sendiri,yang diperoleh dimakan melalui proses dalam sistem
pencernaan.Begitu pula dengan haus.Haus adalah ketika tubuh memerlukan cairan guna
memperlancar metabolisme dan proses lainnya dalam tubuh manusia. Lapar merupakan
suatu motivasi primer. Walaupun sangat dipercaya bahwa lapar disebabkan secara biologis,
motivasinya tidak hanya diatur secara fisiologis, aspek psikologis juga terlibat.
Lapar fisik adalah ketika tubuh harus menggantikan energi yang hilang. Sedangkan hasrat
lapar adalah ketika kebutuhan psikologis datang yakni keinginan makan. Jadi lapar fisik
adalah kebutuhan makan sedangkan hasrat lapar atau lapar psikologis adalah keinginan
makan.
Perbedaan lapar secara fisik dan hasrat lapar sangat sulit dibedakan yakni lapar fisik
seseorang itu merasakan perutnya lapar dan tidak bertenaga. Bila kita (Anda) menunda
makan maka keinginanan untuk makan tidak akan hilang dan sebaliknya akan semakin
besar rasa lapar dan tidak ada cara lain untuk menghilangkan rasa lapar itu, selain makan.
Sedangkan hasrat lapar atau lapar psikologis yakni kita (Anda) tidak merasa lapar akan
tetapi ingin makan. Namun, keinginan makan itu akan menghilang jika kita (Anda) mau
menunda untuk memenuhi keinginan makan. Bila kita (Anda) melakukan penundaan untuk
makan atau mengalihkan keinginan untuk makan maka hasrat lapar akan hilang.
Dalam hal ini sangat penting untuk menentukan keinginan makan karena benar-benar lapar
secara fisik atau lapar hanya secara psikologis sebab ketika perut tidak benar-benar lapar
secara fisik akan dapat menimbulkan berbagai efek buruk bagi kesehatan, minimal terjadi
kegemukan.

2013

BIOPSIKOLOGI
Nurwidiana, SKM, MPH

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Tegasnya, rasa lapar dan rasa kenyang sangat ditentukan secara biologis, fisiologis, aspek
psikologis yang juga mempengaruhi fisiologis dan psikologis sehingga tubuh dan pikiran
merasa kenyang atau merasa lapar serta adanya nafsu makan yang membangkitkan
sensasi rasa lapar sehingga menyebabkan kita (Anda) akhirnya makan dan juga akhirnya
menyebabkan kita (Anda) berhenti makan atau sudah merasa kenyang.
Harus diakui untuk menentukan lapar dan kenyang tidak mudah, akan tetapi semua orang
bisa mengetahui dan merasakannya jika memang selalu melatih kepekaan diri terhadap asal
datangnya sinyal rasa lapar itu. Hal ini karena pintu terjadinya proses makan datang dari
sinyal rasa lapar, akan tetapi sinyal yang mana yang harus makan dan sinyal yang mana
yang tidak perlu makan meskipun sama-sama merasa lapar.
Lapar secara fisik harus makan agar kolesistokinin memberikan sinyal rasa kenyang.
Kolesistokinin (CCK), salah satu dari hormon dalam GI tract yang dihasilkan oleh mukosa
duodenal selama proses pencernaan makanan, adalah sinyal rasa kenyang yang mengatur
jumlah makanan yang masuk.
CCK dihasilkan sebagai respon atas adanya nutrient dalam usus halus. Melalui berbagai
macam pengaruh, CCK memfasilitasi pencernaan dan penyerapan nutrient ini. CCK juga
berkontribusi untuk menimbulkan rasa kenyang setelah makanan dikonsumsi tetapi sebelum
makanan itu benar-benar dicerna dan diserap.
Kondisi ini yang menyebabkan kita (Anda) sudah merasa kenyang saat makanan yang
cukup melengkapi cadangan di dalam saluran pencernaan walaupun cadangan energi
masih rendah. Hal ini menjelaskan mengapa kita (Anda) harus berhenti makan sebelum
makanan yang dimakan itu dicerna untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh.
Beberapa faktor yang mempengaruhi atau mengontrol pemasukan makanan ke dalam tubuh
yakni pertama Ukuran Simpanan Lemak (USL). Secara teori lipostatik, peningkatan USL
pada jaringan adiposa akan memberikan sinyal kenyang sehingga mampu memberi sinyal
ke otak untuk mengontrol pemasukan makanan ke dalam tubuh.
Secara fisik, gliserol dalam darah menjadi indikator yang menunjukkan jumlah total lemak
trigliserida di dalam jaringan lemak. Hasilnya untuk menentukan rasa lapar dan rasa
kenyang terletak pada presentase pengisian setiap sel lemak maka seseorang dengan
jumlah sel lemak banyak akan tetap merasakan lapar dan pada tahap normal orang akan
merasa kenyang.
Kedua pada tingkat pemakaian glukosa (Teori Glukostatik), menurut teori glukostatik, rasa
kenyang ditimbulkan oleh peningkatan penggunaan glukosa yang diserap dari saluran

2013

BIOPSIKOLOGI
Nurwidiana, SKM, MPH

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai