Chapter II
Chapter II
TINJAUAN PUSTAKA
8,9
Pada Januari 1896, Dr. Otto Walkoff, seorang dokter gigi berkebangsaan Jerman
mencoba untuk membuat radiografi dental yang pertama. Pada percobaan
pertama Dr. Otto Walkoff menggunakan teknik bitewing sederhana dan memasukan
lempeng kaca fotografi yang di bungkus dengan kertas hitam kedalam mulutnya
sendiri dan
kemudian diberi paparan sinar radiografi selama 25 menit.
8-
10
yang pertama dimunculkan dan kemudian berkembang hingga 1966 dimana pada
tahun ini muncul penggunaan sinar-x untuk intraoral dengan long beam yang
digunakan sampai saat ini. Pada tahun 1987, Francis Mouyen memperkenalkan
radiografi digital yang pertama dan kemudian berkembang menjadi cone-beam
computed tomography
yang dapat menampilkan gambaran hasil radiografi dalam bentuk dua dimensi
(2D)
12
7,11,13
Radiografi dental
interpretasi gambar.
Radiografi dental terbagi atas dua yaitu radiografi ekstraoral dan radiografi
Universitas Sumatera Utara
intraoral.
14
ortodontik
adalah
radiografi
cephalometric.
11,14
dengan
cara menempatkan film ke dalam rongga mulut pasien dan kemudian dilakukan
penyinaran. Radiografi intraoral terbagi atas radiografi periapikal, interproksimal /
bitewing dan oklusal.
3,14
adalah
radiografi
periapikal
12,15
interproksimal/bitewing.
dan
radiografi
2,14,16
periapikal
atau
memiliki
inflamasi
beberapa
periapikal,
kegunaan
penilaian
status
yaitu
untuk
periodontal,
yang melibatkan gigi dan tulang alveolar, gigi yang tidak erupsi, keadaan
dan letak gigi yang tidak erupsi, penilaian morfologi akar sebelum ekstraksi,
perawatan endodontik, penilaian sebelum dilakukan tindakan operasi dan penilaian
pasca operasi apikal, mengevaluasi kista radikular secara lebih akurat dan lesi
lain pada tulang alveolar
serta
evaluasi
16,17
implan.
pasca
pemasangan
Ada dua teknik dalam pengambilan radiografi periapikal yaitu: teknik paralel
dan bisekting.
15,18
16
Hal
ini disebabkan karena pada teknik paralel pelaksanaan dan standarisasinya sangat
mudah dengan kualitas gambar yang dihasilkan bagus dan distorsinya kecil.
2,14,15
dan
film.
14,19,20
19
11,18
Keuntungan dari teknik paralel adalah tanpa distorsi, gambar yang dihasilkan
sangat
tinggi, posisi relatif dari reseptor gambar sehingga berguna untuk beberapa pasien
14,17
dengan cacat .
Kerugian dari teknik paralel adalah sulit dalam meletakkan film holder,
terutama pada anak-anak dan pasien yang mempunyai mulut kecil, pemakaian film
holder mengenai jaringan sekitarnya sehingga timbul rasa tidak nyaman pada pasien,
dan memposisikan film holder pada molar tiga bawah sangat sulit.
11,14,17
3,17
gambar akan terdistorsi. Sinar harus tegak lurus terhadap bidang film dan film harus
o
pada sudut 90 ke daerah interproksimal dari insisvus sentral maksila. Sentral dari
sinar-x dipusatkan pada ujung hidung. Gambaran radiografi yang akan diperoleh
adalah mesial, distal, dan apikal dari insisivus sentral maksila.
8,12
dipusatkan ujung hidung. Gambaran radiografi yang akan diperoleh adalah mesial,
distal dan apikal insisvus lateral, insisivus sentral dan kaninus.
8,12
Pusat sinar-x tegak lurus terhadap film dan pada sudut yang tepat terhadap aksis
panjang gigi. Sentral dari sinar-x dipusatkan pada daerah sudut hidung atau alanasi.
Gambaran radiografi yang akan diperoleh adalah mesial dan apikal kaninus.
8,12
molar
pertama,
kedua
dan
8,12
8,12
film holder dalam orientasi horizontal. Kontak antara premolar kedua dan molar
pertama berada ditengah film. Pusat sinar harus tegak lurus dengan aksis panjang
gigi. Sentral
dari sinar-x berada di daerah apikal dari gigi yang bersangkutan kira-kira satu cm di
atas basis mandibula. Film harus berisi gambaran radiografi dari distal
kaninus sampai mesial molar kedua, dengan kontak gigi premolar terbuka.
8,12
8,12
untuk
menahan
14
Akan
tetapi, teknik bisekting menghasilkan gambar yang kurang optimal karena reseptor
dan gigi tidak berada secara vertikal dengan sinar-x.
18
Teknik ini
memerlukan
kepekaan dan ketelitian operator. Jika sudut bisekting tidak benar, perpanjangan atau
pemendekan akan terjadi.
12
19
Keuntungan dari teknik bisekting adalah teknik ini dapat digunakan tanpa film holder
dan posisi yang cukup nyaman bagi pasien.
Kerugian dari teknik
bisekting
14,17
14,17,21
14
3,14
-20,
premolar pertama, premolar kedua dan molar pertama dengan sudut penyinaran
-10, molar kedua dan molar ketiga dengan sudut penyinaran -5 sampai 0 sampai
+5.
14
panjang long
cone yang digunakan berkisar dua belas sampai enam belas inci (12-16 inci).
Keuntungan memakai long cone dapat mengurangi citra pembesaran dan
mengurangi distorsi serta dapat memberikan gambaran anatomi dan panjang gigi
yang lebih akurat.
11,12
radiografi
bitewing
digunakan
untuk
memeriksa
daerah
interproksimal gigi dan permukaan gigi yang meliputi mahkota dari maksila dan
mandibula didaerah interproksimal dan puncak alveolar dalam film yang sama.
14
Pada teknik bitewing, film ditempatkan sejajar dengan permukaan mahkot a gigi
maksila dan mandibula. Kemudian pasien disuruh menggigit bitewing tab atau
bitewing film holder dan sinar- x diarahkan diantara kontak dari gigi dengan sudut
vertikal +5 sampai +10.
12,21,22
Film dapat diposisikan secara horizontal atau vertikal tergantung pada daerah
yang akan dilakukan pengambilan radiografi. Pengambilan secara vertikal biasa
digunakan untuk mendeteksi kehilangan tulang sedangkan pengambilan secara
horizontal biasa digunakan untuk melihat mahkota, puncak alveolar, kavitas
dan
keberhasilan dari hasil perawatan.
12
Keuntungan dati teknik bitewing adalah dengan satu film dapat dipakai untuk
memeriksa gigi-gigi pada rahang atas dan rahang bawah sekaligus.
12
12
Menurut
Olaf E.
Langland,
dkk
kesalahan
pembuatan
radiografi
intraoral dapat terjadi karena kesalahan teknik, kesalahan pemaparan dan prosessing,
dan kesalahan film-handling.
3,19
19
b. Sandaran kepala
Dukungungan kepala yang tidak nyaman bagi pasien dapat menimbulkan
gerakan ketika pengambilan foto dan hal ini dapat berdampak pada hasil foto yang
berbayang.
Dukungan kepala di kursi gigi sebaiknya ditempatkan terhadap lobus
oksipital bagian dasar
19
c. Refleks muntah
Refleks muntah dapat dirangsang ketika film berkontak dengan palatum
mole, pangkal lidah, atau posterior dinding faring. Untuk menghindari refleks
muntah diperlukan kerja sama yang baik antara operator dan pasien sebelum film
ditempatkan di dalam mulut.
19
cukup diposisikan ke apikal sehingga meninggalkan terlalu banyak film yang tersisa
di atas mahkota. Operator dapat memperbaiki hal ini dalam teknik paralel dengan
posisi film lebih ke apikal pada lengkung mandibula. Setidaknya 1/8 inci film harus
terlihat di atas atau di bawah akar dari gigi. Penanggulangannya: Bila menggunakan
pemegang reseptor, blok gigitan harus ditempatkan pada gigi yang menerima sinar-x
dan bukan pada gigi antagonisnya. Jika blok gigitan ditempatkan pada gigi yang
berlawanan dan pasien diwajibkan untuk menggigit reseptor ke tempatnya,
kemungkinan besar akan menyebabkan kesalahan penempatan. Menempatkan
reseptor lebih lingual dari gigi mandibula dan mengikuti lengkung palatum pada
maksila akan membuat penempatan
lebih mudah dan lebih nyaman untuk pasien.
3,19
saat
proses
identifikasi
film.
Kesalahan
penempatan
terbalik mungkin akan berkurang dengan reseptor digital khususnya, sensor yang
kaku atau rigid.
19
1,19
3. Dot Artifacts
Film mengidentifikasi titik yang menghasilkan artefak lingkaran radiolusen
(gelap) setelah film selesai. Dot artifacts ini dapat mengganggu interpretasi pada
daerah apikal gigi. Oleh karena itu, film harus ditempatkan ke arah koronal
(oklusal) gigi saat mengambil radiografi periapikal.
19
operator
dalam
meminimalkan kesalahan
posisi
menghindari
ini,
pedoman
kesalahan
yang
harus
ini.
Untuk
diikuti,
yaitu:
permukaan distal dari kaninus harus terlihat dalam pandangan premolar dan
molar ketiga atau daerah
3
permukaan
interproksimal
gigi.
Kesalahan
angulasi
horizontal
16
Untuk menilai kesalahan angulasi horizontal dapat dilihat dari sejauh mana
tumpang tindih yang terjadi. Aturan objek bukal dapat digunakan untuk
menunjukkan cups bukal dan lingual untuk menghindari kesalahan angulasi
horizontal. Untuk menghindari kesalahan angulasi horizontal sinar-x harus melewati
gigi dimana kontak antar gigi harus terbuka. Kesalahan angulasi horizontal dapat
dihindari dengan menempatkan film sejajar dengan gigi sehingga sinar-x dapat
langsung melewati kontak bidang. Hal ini dapat dilakukan dengan menempatkan
film dan bagian bukal
3,19
1,3
disebabkan angulasi vertikal yang terlalu kecil. Kesalahan angulasi vertikal yang
terjadi pada teknik paralel mengakibatkan gambar bergeser dalam dimensi vertikal
(atas atau bawah) pada film sehingga terjadi pemanjangan atau pemendekan
gambaran
gigi.
Untuk
meningkatkan angulasi
menghindari
vertikal.
Angulasi
terjadi
elongasi
positif
pada
operator
harus
maksila
harus
ditingkatkan dengan
mengarahkan cone ke bawah dan angulasi negatif pada mandibula harus
ditingkatkan dengan mengarahkan cone ke atas. Elongasi yang terjadi pada
teknik bisekting
Universitas Sumatera Utara
disebabkan oleh sinar-x yang tegak lurus terhadap sumbu panjang gigi
dibandingkan dengan sudut antara gigi dan film.
3,19
19
jaringan sekitar.
Untuk memperbaiki
3,19
19
3. Distorsi Film.
Gambar memanjang dan distorsi, dapat terjadi jika pasien memberikan
terlalu banyak tekanan menggigit pada biteblock. Kesalahan ini dapat dihindari
dengan
menjaga
film
kontak
dengan
biteblock
untuk
dukungan
atau
E. Kesalahan Cone-Cutting
Pusat sinar-x yang datang melalui kolimator atau cone harus selaras melewati
film dengan cara sinar-x diarahkan tegak lurus terhadap film. Ketika keselarasan ini
tidak diperhatikan, cone-cutting dapat terjadi. Cone-cutting terlihat sebagai zona
bening pada radiografi setelah diproses, karena kurangnya paparan sinar-x pada
daerah yang terpotong. Bentuk cone-cutting tergantung pada jenis kolimator yang
digunakan ketika memapar film. Apabila kolimator lingkaran atau cone bulat yang
digunakan, cone-cuting
akan berbentuk
akan
terjadi bila menggunakan kolimator yang berbentuk persegi panjang.
1,3
Paparan ganda dapat terjadi pada saat pemaparan apabila operator tanpa sadar
menekan tombol sebanyak dua kali. Hasil dari paparan ganda mengakibatkan
gambaran objek berlapis atau bertindih satu sama lain. Dampak lain dari paparan
ganda adalah paparan radiasi yang diterima pasien meningkat.
1,19
sangat penting untuk menghasilkan kualitas gambar yang baik, walaupun teknik
penempatan film sudah benar, pasien koperatif, mesin sinar-x dengan kualitas
terbaik, namun jika pengetahuan operator kurang tentang teknik prosessing, bahan
kimiawi dan prosedur kerjanya, maka kemungkinan kegagalan radiografik pada
waktu prosessing dapat terjadi. Beberapa kesalahan akibat prosessing film adalah:
a.
gelap (dark radiograph). High density film image dapat disebabkan oleh larutan
developer yang terlalu tinggi sedangkan waktu developingnya tidak disesuaikan
, kosentrasi
3,19
3,14
image
adalah
gambaran
radiografi
yang
hanya
terlihat
bagian pinggir film. Keadaan ini dapat diakibatkan sebagian film tidak tenggelam
3,14
14
Partial dark image adalah gambar yang terlihat hitam dipinggir film.
Keadaan ini dapat diakibatkan karena sebagian film tidak tenggelam dalam larutan
3,14
fixer.
14
d. Black Artifacts
Kontaminasi permukaan film radiografi sebelum pencelupan ke dalam
larutan developer dapat menghasilkan artefak setelah radiografi selesai. Kontaminasi
yang menyebabkan artefak hitam termasuk bahan kimia developer, kelembaban (air
liur), fluoride stannous, kebocoran cahaya dalam paket film dan overlapping film
selama
pemrosesan. Tangan operator, dan paket film yang bekerja harus bersih dan kering.
e. White artifacts
Gambar terlihat artefak putih pada film, disebabkan oleh larutan fixer yang
kontak dengan film sebelum film diproses, gelembung udara yang melekat
pada permukaan film.
3,14
2.
Hindari posisi film tersentuh film yang lain atau pinggir tanki, hal ini
akan menghasilkan noda putih film.
3,14,19
14
b. Static electricity
Static electricity adalah gambaran menyerupai ranting pohon berwarna hitam
yang dapat ditafsirkan sebagai fraktur tulang. Keadaan ini dapat diakibatkan cara
3,14
menyebabkan
14
14
c. Garis putih
Garis put ih disebabkan oleh scratches film. Keadaan ini dapat
diakibatkan lepasnya soft emulsi film dari film oleh benda yang tajam.
14
14
Radiografi Dental
Ekstraoral
Intraoral
Kesalahan
Teknik
Kesalahan
Prosessing
Kesalahan
Penanganan Film
Radiografi
Intraoral
Kesalahan
Teknik
Kesalahan
Prosessing
Kesalahan
Penanganan Film