Anda di halaman 1dari 16

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA TERMAL

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Bahan Bakar Batubara

Oleh :
I Komang Wahyu Trisna Putra

1304405040

Jurusan Teknik Elektro dan Komputer


Fakultas Teknik
Universitas Udayana
2016

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Perkembangan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) yang semakin pesat terutama
beberapa dekade terakhir menghasilkan gaya hidup dimana adanya ketergantungan terhadap
teknologi pada masyarakat. Bermula dengan maraknya handphone murah cina yang beredar
dipasaran, serta banyaknya promo dari provider layanan telepon selular kini setiap lapisan
masyarakat dapat selalu terhubung dengan internet untuk berbagi informasi. Kemudahan berbagi
informasi melalui internet membuka peluang usaha untuk masyarakat luas yang berujung pada
tingginya intensitas konsumsi energi tidak hanya didaerah perkotaan tetapi juga didaerah
pinggiran.
Tingginya kebutuhan masyarakat akan energi listrik mendorong PLN (Perusahaan Listrik
Negara) sebagai satu-satunya perusahaan yang mengatur energi listrik di Indonesia untuk
menambah jumlah pembangkitnya agar dapat memenuhi kebutuhan listrik yang meningkat.
Salah satu jenis pembangkit yang dapat memenuhi kebutuhan tetapi masih terjangkau dari segi
harga bagi masyarakat adalah pembangkit jenis termal. Pembangkit jenis termal ternilai memiliki
efisiensi yang relatif tinggi dibanding dengan pembangkit jenis lainnya yakni mencapai >90%.
Pembangkit termal memerlukan bahan bakar agar dapat bekerja. Dengan melonjaknya
harga minyak bumi dunia diperlukan alternatif lain sebagai bahan bakar. Indonesia sebagai salah
satu pengekspor batubara dunia dapat menyediakan batubara dengan kuantitas yang besar
dengan harga yang terjangkau. Untuk itu propek dari pembangkit listrik termal dengan bahan
bakar batubara dapat dikatakan sangat menjanjikan

1.2
1.
2.

Rumusan Masalah
Apa itu pengertian PLTU dan Bagaimana Prinsip kerja dari PLTU ?
Berapa biaya yang di butuhkan oleh pembangkit listrik tenaga uap untuk menghasilkan 1
kWh?

1.3
1.
2.

Tujuan
Untuk mengetahui pengertian PLTU dan bagaimana prinsip kerja dari PLTU
Untuk mengetahui berapa biaya yang di butuhkan pembangkit untuk menghasilkan 1
kWh

BAB II
TEORI DASAR

2.1

Pembangkit Listrik Tenaga Uap

PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga termal yang banyak digunakan, karena
efisiensinya baik dan bahan bakarnya mudah didapat sehingga menghasilkan energi listrik yang
ekonomis. PLTU merupakan mesin konversi energi yang merubah energi kimia dalam bahan
bakar menjadi energi listrik.
Pembangkit Listrik Tenaga Uap Batubara adalah unit pembangkitan listrik yang
menggunakan generator yang turbinnya digerakkan oleh uap. Putaran Turbin Uap pada PLTU
tentu saja didapatkan dari energi kinetik uap kering. Sesuai dengan nama pembangkitnya, PLTU
adalah suatu pembangkit tenaga listrik yang menggunakan energi bahan bakar seperti minyak
residu, batubara, cangkang kelapa sawit, gas alam atau sampah untuk memanaskan uap secara
berulang ulang. PLTU bekerja berdasarkan prinsip Siklus Rankine. Siklus Rankine atau siklus
tenaga uap adalah siklus termodinamika yang mengubah panas menjadi uap. Panas disuplai
secara eksternal pada aliran tertutup, yang biasanya menggunakan air sebagai fluida yang
bergerak. Siklus ini menghasilkan 80% dari seluruh energi listrik yang dihasilkan di seluruh
dunia.
Batubara adalah istilah umum yang meliputi sejumlah besar bahan galian organik
yang sifat-sifat dan komposisinya sangat beragam. Namun semuanya mengandung banyak
unsur karbon berbentuk tak beraturan (amorf). Proses pembentukan batubara sendiri secara
singkat dapat didefinisikan sebagai suatu perubahan dari sisa-sisa tumbuhan yang ada, mulai dari
pembentukan peat (peatifikasi) kemudian lignit dan menjadi berbagai macam tingkat batubara,
disebut juga sebagai proses koalifikasi, yang kemudian berubah menjadi antrasit.
Batubara merupakan salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah
batuan sedimen yang dapat terbakar. Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen
dan oksigen. Batubara juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan
kimia yang kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk.

2.2

Proses konversi energi pada PLTU


Proses konversi energi pada PLTU berlangsung melalui 3 tahapan, yaitu :

Pertama, energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas dalam bentuk uap
bertekanan dan temperatur tinggi.
Kedua, energi panas (uap) diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran.
Ketiga, energi mekanik diubah menjadi energi listrik.

Gambar 1 Proses konversi energi pada PLTU

2.3

Siklus fluida kerja sederhana pada PLTU

PLTU menggunakan fluida kerja air uap yang bersirkulasi secara tertutup. Siklus tertutup
artinya menggunakan fluida yang sama secara berulang-ulang. Urutan sirkulasinya secara
singkat adalah sebagai berikut :

Pertama air diisikan ke boiler hingga mengisi penuh seluruh luas permukaan pemindah
panas. Didalam boiler air ini dipanaskan dengan gas panas hasil pembakaran bahan bakar
dengan udara sehingga berubah menjadi uap.
Kedua, uap hasil produksi boiler dengan tekanan dan temperatur tertentu diarahkan untuk
memutar turbin sehingga menghasilkan daya mekanik berupa putaran.
Ketiga, generator yang dikopel langsung dengan turbin berputar menghasilkan energi
listrik sebagai hasil dari perputaran medan magnet dalam kumparan, sehingga ketika
turbin berputar dihasilkan energi listrik dari terminal output generator

Keempat, Uap bekas keluar turbin masuk ke kondensor untuk didinginkan dengan air
pendingin agar berubah kembali menjadi air yang disebut air kondensat. Air kondensat
hasil kondensasi uap kemudian digunakan lagi sebagai air pengisi boiler.
Demikian siklus ini berlangsung terus menerus dan berulang-ulang.

Gambar 2 Siklus fluida kerja sederhana pada PLTU

2.4

Diagram T s Siklus PLTU (Siklus Rankine)

Siklus kerja PLTU yang merupakan siklus tertutup dapat digambarkan dengan
diagram T s (Temperatur entropi). Siklus ini adalah penerapan siklus rankine ideal.
Adapun urutan langkahnya adalah sebagai berikut :

Gambar 3 Diagram T s Siklus PLTU (Siklus Rankine)

1. a b : Air dipompa dari tekanan P2 menjadi P1. Langkah ini adalah langkah
kompresi isentropis, dan proses ini terjadi pada pompa air pengisi.
2. b c : Air bertekanan ini dinaikkan temperaturnya hingga mencapai titik didih.
Terjadi di LP heater, HP heater dan Economiser. .
3. c d : Air berubah wujud menjadi uap jenuh. Langkah ini disebut vapourising
(penguapan) dengan proses isobar isothermis, terjadi di boiler yaitu di wall tube
(riser) dan steam drum.
4. d e : Uap dipanaskan lebih lanjut hingga uap mencapai temperatur kerjanya
menjadi uap panas lanjut (superheated vapour). Langkah ini terjadi di superheater
boiler dengan proses isobar.
5. e f : Uap melakukan kerja sehingga tekanan dan temperaturnya turun. Langkah
ini adalah langkah ekspansi isentropis, dan terjadi didalam turbin.
6. f a : Pembuangan panas laten uap sehingga berubah menjadi air kondensat.
Langkah ini adalah isobar isothermis, dan terjadi didalam kondensor.

2.5

Prinsip Dan Cara Kerja PLTU

Dalam pemanfaatannya, batubara harus diketahui terlebih dulu kualitasnya. Hal ini
dimaksudkan agar spesifikasi mesin atau peralatan yang memanfaatkan batubara sebagai
bahan bakarnya sesuai dengan mutu batubara yang akan digunakan, sehingga mesin-mesin
tersebut dapat berfungsi optimal dan tahan lama.
Secara umum, parameter kualitas batubara yang sering digunakan adalah kalori,
kadar kelembaban, kandungan zat terbang, kadar abu, kadar karbon, kadar sulfur, ukuran,
dan tingkat ketergerusan, di samping parameter lain seperti analisis unsur yang terdapat
dalam abu (SiO2, Al2O3, P2O5, Fe2O3, dll), analisis komposisi sulfur (pyritic sulfur,
sulfate sulfur, organic sulfur), dan titik leleh abu (ash fusion temperature).
Skema PLTU Batu bara, sebagai berikut :

Keterangan gambar :
1. Cooling tower
2. Cooling water pump
3. Transimission line 3 phase
4. Transformer 3-phase
5. Generator Listrik 3-phase
6. Low pressure turbine
7. Boiler feed pump
8. Condenser
9. Intermediate pressure turbine
10. Steam governor valve
11. High pressure turbine
12. Deaerator
13. Feed heater

14. Conveyor batubara


15. Penampung batubara
16. Pemecah batubara
17. Tabung Boiler
18. Penampung abu batubara
19. Heater Pemanas
20. Forced draught fan
21. Preheater
22. combustion air intake
23. Economizer
24. Air preheater
25. Precipitator
26. Induced air fan
27. Cerobong

Prinsip Kerja PLTU batubara secara singkat adalah sebagai berikut :


1.
2.

Batubara dari luar dialirkan ke penampung batubara dengan conveyor (14) kemudian
dihancurkan dengan the pulverized fuel mill (16) sehingga menjadi tepung batubara.
Kemudian batubara halus tersebut dicampur dengan udara panas (24) oleh forced
draught fan (20) sehingga menjadi campuran udara panas dan bahan bakar (batu bara).

3.
4.

5.

6.
7.
8.

9.

10.
11.

12.

13.
14.
15.

16.

17.

Dengan tekanan yang tinggi, campuran udara panas dan batu bara disemprotkan kedalam
Boiler sehingga akan terbakar dengan cepat seperti semburan api.
Kemudian air dialirkan keatas melalui pipa yang ada dinding Boiler, air tersebut akan
dimasak dan menjadi uap, dan uap tersebut dialirkan ke tabung boiler (17) untuk
memisahkan uap dari air yang terbawa.
Selanjutnya uap dialirkan ke superheater(19) untuk melipatgandakan suhu dan tekanan
uap hingga mencapai suhu 570C dan tekanan sekitar 200 bar yang meyebabkan pipa
ikut berpijar merah.
Uap dengan tekanan dan suhu yang tinggi inilah yang menjadi sumber tenaga turbin
tekanan tinggi (11) yang merupakan turbin tingkat pertama dari 3 tingkatan.
Untuk mengatur turbin agar mencapai set point, kita dapat menyeting steam governor
valve (10) secara manual maupun otomatis.
Suhu dan tekanan uap yang keluar dari Turbin tekanan tinggi (11) akan sangat berkurang
drastis, untuk itu uap ini dialirkan kembali ke boiler re-heater (21) untuk meningkatkan
suhu dan tekanannya kembali.
Uap yang sudah dipanaskan kembali tersebut digunakan sebagai penggerak turbin tingkat
kedua atau disebut turbin tekanan sedang (9), dan keluarannya langsung digunakan
untuk menggerakkan turbin tingkat 3 atau turbin tekanan rendah (6).
Uap keluaran dari turbin tingkat 3 mempunyai suhu sedikit diatas titik didih, sehingga
perlu di alirkan ke condensor (8) agar menjadi air untuk dimasak ulang.
Air tersebut kemudian dialirkan melalui deaerator (12) oleh feed pump (7) untuk dimasak
ulang. awalnya dipanaskan di feed heater (13) yang panasnya bersumber dari high
pressure set, kemudian ke economiser (23) sebelum di kembalikan ke tabung boiler(17).
Sedangkan Air pendingin dari condensor akan di semprotkan kedalam cooling tower (1) ,
dan inilah yang meyebabkan timbulnya asap air pada cooling tower. kemudian air yang
sudah agak dingin dipompa balik ke condensor sebagai air pendingin ulang.
Ketiga turbin di gabung dengan shaft yang sama dengan generator 3 phase (5), Generator
ini kemudian membangkitkan listrik tegangan menengah ( 20-25 kV).
Dengan menggunakan transformer 3 phase (4) , tegangan dinaikkan menjadi tegangan
tinggi berkisar 250-500 kV yang kemudian dialirkan ke sistem transmisi 3 phase.
Sedangkan gas buang dari boiler di isap oleh kipas pengisap(26) agar melewati
electrostatic precipitator (25) untuk mengurangi polusi dan kemudian gas yg sudah
disaring akan dibuang melalui cerobong (27) untuk dibuang ke udara/ lingkungan luar.
Kembali lagi pada proses pembakaran, pada boiler ini terjadi proses pemanasan air yang
sebelumnya telah dimurnikan agar tidak mudah menimbulkan korosi (untuk air laut), air
tersebut melalui pipa-pipa boiler dan dipanaskan sehingga akan berubah menjadi uap
panas yang bertekanan tinggi.
Tetapi karena kadar air pada uap masih terlalu tinggi, maka kadar air harus dihilangkan
terlebih dahulu melalui heater sehingga akan berubah menjadi uap kering. Kemudian
uap kering ini dialirkan menuju ke turbin untuk mendorong sudu-sudu turbin sehingga

18.

19.

2.6

poros turbin akan berputar.


Setelah digunakan untuk memutar turbin, maka uap kering akan turun kembali ke lantai
dasar. Uap tersebut akan didinginkan di dalam kondensor, dengan menggunakan air
pendingin yang dialirkan melalui pipa-pipa di dalam kondensor akan mendinginkan uap
sehingga kembali menjadi air, kemudian air tersebut dapat disirkulasikan kembali ke
Boiler untuk dipanaskan menjadi uap kembali dan digunakan untuk memutar turbin.
Kembali lagi pada poros turbin yang berputar, karena poros turbin ini sudah dihubungkan
langsung dengan generator sehingga ketika turbin berputar maka generator juga akan
ikut berputar. Karena generator ikut berputar maka akan menghasilkan energi listrik
yang akan dikirimkan ke trafo untuk dirubah tegangannya dan kemudian disalurkan
melalui saluran transmisi PLN.
Pengolahan Batu Bara

Batu bara yang langsung diambil dari bawah tanah disebut batu bara tertambang runof mine (ROM). Batu bara tersebut seringkali memiliki kandungan campuran yang tidak
diinginkan seperti batu bara dan lumpur dan berbentuk pecahan dengan berbagai ukuran.
Namun demikian, pengguna batu bara membutuhkan batu bara dengan mutu yang konsisten.
Pengolahan batu bara juga disebut pencucian batu bara (coal benification atau coal washing)
yang mengarah pada penanganan batu bara tertambang (ROM coal) untuk menjamin mutu
yang konsisten dan kesesuaian dengan kebutuhan pengguna akhir tertentu.
Pengolahan tersebut tergantung pada kandungan batu bara dan tujuan
penggunaannya. Batu bara tersebut mungkin hanya memerlukan pemecahan sederhana atau
mungkin memerlukan proses pengolahan yang kompleks untuk mengurangi kandungan
campuran.
Untuk menghilangkan kandungan campuran, batu bara tertambang mentah
dipecahkan dan kemudian dipisahkan ke dalam pecahan dalam berbagai ukuran. Pecahanpecahan yang lebih besar biasanya diolah dengan menggunakan metode pemisahan media
padatan. Dalam proses demikian, batu bara dipisahkan dari kandungan campuran lainnya
dengan diapungkan dalam suatu tangki berisi cairan dengan gravitasi tertentu, biasanya
suatu bahan berbentuk magnetit tanah halus. Setelah batu bara menjadi ringan, batu bara
tersebut akan mengapung dan dapat dipisahkan. Sementara batuan dan kandungan campuran
lainnya yang lebih berat akan tenggelam dan dibuang sebagai limbah..
2.7

Sistem Pembakaran Batu Bara Bersih


Adapun prinsip kerja PLTU itu adalah batu bara yang akan digunakan/dipakai
dibakar di dalam boiler secara bertingkat. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh laju
pembakaran yang rendah dan tanpa mengurangi suhu yang diperlukan sehingga diperoleh
pembentukan NOx yang rendah. Batu bara sebelum dibakar digiling hingga menyerupai
butir-butir beras, kemudian dimasukkan ke wadah (boiler) dengan cara disemprot, di mana
dasar wadah itu berbentuk rangka panggangan yang berlubang. Pembakaran bisa terjadi

dengan bantuan udara dari dasar yang ditiupkan ke atas dan kecepatan tiup udara diatur
sedemikian rupa, akibatnya butir batu bara agak terangkat sedikit tanpa terbawa sehingga
terbentuklah lapisan butir- butir batu bara yang mengambang. Selain mengambang butir
batu bara itu juga bergerak berarti hal ini menandakan terjadinya sirkulasi udara yang akan
memberikan efek yang baik sehingga butir itu habis terbakar.
2.8

Proses Terjadinya Energi Listrik


Pembakaran batu bara ini akan menghasilkan uap dan gas buang yang panas. Gas
buang itu berfungsi juga untuk memanaskan pipa boiler yang berada di atas lapisan
mengambang. Gas buang selanjutnya dialiri ke pembersih yang di dalamnya terdapat alat
pengendap abu setelah gas itu bersih lalu dibuang ke udara melalui cerobong. Sedangkan
uap dialiri ke turbin yang akan menyebabkan turbin bergerak, tapi karena poros turbin
digandeng/dikopel dengan poros generator akibatnya gerakan turbin itu akan menyebabkan
pula gerakan generator sehingga dihasilkan energi listrik. Uap itu kemudian dialiri ke
kondensor sehingga berubah menjadi air dan dengan bantuan pompa air itu dialiri ke boiler
sebagai air pengisi.
PLTU ini dilengkapi dengan presipitator elektro static yaitu suatu alat untuk
mengendalikan partikel yang akan keluar cerobong dan alat pengolahan abu batu bara.
Sedangkan uap yang sudah dipakai kemudian didinginkan dalam kondensor sehingga
dihasilkan air yang dialirkan ke dalam boiler. Pada waktu PLTU batubara beroperasi suhu
pada kondensor naiknya begitu cepat, sehingga mengakibatkan kondensor menjadi panas.
Sedang untuk mendinginkan kondensor bisa digunakan air, tapi harus dalam jumlah besar,
hal inilah yang menyebabkan PLTU dibangun dekat dengan sumber air yang banyak
seperti di tepi sungai atau tepi pantai.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1

Sistem Ketenagalistrikan Kalimantan Bagian Selatan


Saat ini, PT PLN Kalimantan Selatan memiliki beberapa sumber pasokan energi listrik,

yaitu:
a.
b.
c.
d.
e.

Pembangkit Listrik Tenaga Uap Asam-asam. Kapasitas 2 X 65 Megawatt (MW).


Pembangkit Listrik Tenaga Air Riam Kanan. Kapasitas 3 X 10 MW.
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Trisakti. Kapasitas 85,4 MW.
PLTG Trisakti. kapasitas 21 MW.
PLN Kalselteng juga memiliki 6500 unit lebih PLTD dengan kapasitas kecil.

Pada tahun 2007 Secara keseluruhan, daya maksimal yang mampu disediakan PLN
Kalimantan Selatan adalah 264,5 MW. Sementara kebutuhan pelanggan di wilayah ini pada
beban puncak mencapai 272,5 MW. Artinya, margin standar keandalan sistem tidak tercapai
karena selisih daya dan kebutuhan cukup besar. Kebutuhan energi pada tahun 2008 mengalami
kenaikan, beban puncak mencapai 295,59 MW dan daya mampu hanya 273,5 sehingga terjadi
defisit 22,09 MW. Diperlukan anggaran yang besar dan itu diluar kemampuan PLN. Pihak
swasta bisa saja membantu pendanaan pembangkit listrik kita dengan berbagai skema yang
memungkinkan. Selain itu, beberapa masalah yang kerap mengganggu pasokan listrik di
Kalimantan Selatan diantaranya: Penurunan debit bendungan riam kanan pada musim kemarau,
padahal bendungan ini sumber utama energi PLTA riam kanan. Perbaikan atau overhaul mesin
PLTU Asam-asam yang harus dilakukan setiap tahun. Akibatnya, saat mesin dirawat,
kemampuan PLN menyediakan listrik juga menjadi jauh berkurang.
3.1.1 Konsumsi Energi Listrik Kelompok Konsumen
Konsumsi energi listrik di Kalimantan bagian selatan menunjukkan pemakaian yang terus
meningkat tiap tahunnya. Hal ini disebabkan jumlah penduduk yang cenderung meningkat setiap
tahunnya dan semakin berkembangnya sektor industri. Sektor rumah tangga merupakan sektor
yang paling banyak pelanggannya diikuti dengan sektor komersil, publik dan industri. Untuk
lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.1 Banyaknya Tenaga Listrik yang Diproduksi,Terpasang dan Terjual pada Tahun 2002-2008

(sumber : Kalsel dalam angka 2008, BPS Kalimantan Selatan,2008)

3.1.2

Daya Tersambung
Tabel 3.2 Data Setiap tahun kondisi listrik di Kalimantan Selatan

(Sumber: Data statistik PT PLN 2002-2008)

3.1.3

Penjualan Tenaga Listrik

Tabel 3.3 Data Input Energi Terjual (GWh), Jumlah Pelanggan per Sektor, dan Jumlah Penduduk (Ribu)
Kalimantan Selatan

(Sumber: Statistik PT.PLN dan BPS Kalimantan Selatan)

3.2

Analisa Ketersediaan Bahan Bakar Batubara


PLTU Asam Asam memiliki kapasitas 6500 MW dengan faktor kapasitas sebesar 0.85,
menggunakan bahan bakar batu bara berkalori rendah 4.500 Kcal/kg, maka dari data pembanding
diatas dapat dihitung :
Tabel 3.4 Konsumsi Batubara

Energi Listrik per tahun dari PLTU


Energi listrik
= Kapasitas x Jam operasi x Faktor kapasitas
= 6500 MW x 8760 jam/tahun x 0.85
= 48.399.000.000 kWh/tahun

Kebutuhan energi panas


Kebutuhan energi panas = Batu bara per tahun x LHV (Lower Heating Value)
= 86.832 Kg/tahun x 4500 Kcal/Kg
= 390.744.000 Kcal/tahun

Kebutuhan batubara untuk produksi 1 kwh


Kebutuhan batubara 1 kwh = Konsumsi energi / Energi listrik
= (31.693.680.000 kg/tahun) / (48.399.000.000
kWh/tahun)
= 0,65 kg/KWh

Jika masa operasi PLTU diasumsikan 25 tahun, maka:

Batu bara yang dibutuhkan = 31.693.680.000 kg/tahun x 25 tahun


= 800.000.000.000 kg
Karena batu bara yang digunakan dipasok dari Kalimantan Selatan, maka jika
dibandingkan dengan cadangan batu bara yang dimiliki (data tahun 2006) yang mengacu
pada tabel 3.2 maka:

Pemakaian batu bara untuk PLTU = 800.000.000.000 / 9.101.000.000.000 x 100%


= 0,087 %
Maka total pemakaian untuk PLTU berkisar 0,087 % dari total batu bara yang
terdapat di Kalimantan Selatan berdasarkan data tahun 2006. Jika efisiensi thermal PLTU
dapat ditingkatkan, maka pemakaian batu bara untuk PLTU akan lebih sedikit lagi.
Dengan potensi batubara Kalimantan Selatan seperti yang telah diuraikan di atas, maka
dapat dipastikan realisasi pembangunan PLTU Asam Asam ini tidak akan mengalami
kesulitan dalam hal penyediaan batu bara selama operasinya.

Tabel 3.5 Pemakaian bahan bakar PLTU Batubara 6500 MW

Diumpamakan Harga Batu Bara saat ini adalah 700.000,Maka di dapat hasil perhitungan :

Biaya Per-jam

Biaya PerKWH

DAFTAR PUSTAKA
http://www.elektroindonesia.com
http:// www.pln-jatim.co.id.
http://www,metrotvnews.com
http://www.tempointeraktif .com
http://www.esdm.go.id
http://www.pln.co.id/p3bjawabali/?p=477
https://www.academia.edu/7962767/ANALISIS_PENGARUH_NILAI_KALORI_DAN_HEAT
_RATE_LAJU_KALOR_BATUBARA_TERHADAP_EFISIENSI_TERMAL_PLTUEMBALUT_2X25_MW_PT_CAHAYA_FAJAR_KALTIM
http://www.energi.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&1093850482&9
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19919/5/Chapter%20I.pdf

Anda mungkin juga menyukai