Anda di halaman 1dari 15

Analisis Kemungkinan Terbentuknya The United

State Of
Southeast Asia
Analisis ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Regionalisme
Dosen Mata Kuliah: DR. Agus Subagyo, S.IP., M.SI

Disusun Oleh:
Fairuz Nabihah
NIM: 6211141190

Prodi Hubungan Internasional


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Analisis Kemungkinan Terbentuknya The United State of Southeast Asia


Regionalisme
Page 1

Universitas Jenderal Achmad Yani


2015
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Asia Tenggara adalah negara yang berada dalam kawasan yang


strategis,

selain

letak

geografisnya

yang

mendukung

perkembangan asing-asing negara Asia Tenggara, namun rasa


percaya antara sesama bangsa juga diterapkan oleh negara Asia
Tenggara. Bisa terlihat dan terbukti dala sebuah organisasi yang
sangat berpengaruh bagi perkembangan Asia Tenggara adalah
ASEAN.
ASEAN dikatakan sebagai organisasi penghimpun negaranegara disatu kawasan dengan keharmonisan yang bagus. Sangat
compatible dalam bekerjasama tentunya. Bahkan ASEAN dijadikan
sebagai pedoman dalam kerjasama yang dilakukan oleh selain
negara-negara ASEAN.
Selain adanya ASEAN, Asia Tenggara diawalai oleh SEATO
sebagai organisasi di kawasan Asia Tenggara tersebut, yang dilatar
belakangi oleh beberapa faktor kekuasaan, kawasan dan politis.
Sampai sekarang, organisasi di kawasan Asia Tenggara semakin
berkembang

mengingat

perkembangan

globalisasi

ke

arah

regionalisme baru sebagai pembentukan rezim-rezim baru.


Maka dari itu sudah terbukti, dengan banyaknya organisasiorganisasi

tersebut

yang

semakin

maju

dan

berkembang

Analisis Kemungkinan Terbentuknya The United State of Southeast Asia


Regionalisme
Page 2

mengakibatkan semakin bersatunya kawasan Asia Tenggara.


Terbentuknya ASEAN yang dijadikan sebagai tombak utama Asia
Tenggara akan bertransformasikah kawasan Asia Tenggara menjadi
The United Nation of Souteast Asia? maka dari itu akan sedikit
dipaparkan dan dianalisis dari beberapa sumber yang dapat
dipercaya.

1.2
Rumusan Masalah
1. Apa faktor dan fungsi terbentuknya organisasi-organisasi di
kawasan Asia Tenggara?
2. Apa kemungkinan terbentuknya The United Nation of Southeast
Asia?

Analisis Kemungkinan Terbentuknya The United State of Southeast Asia


Regionalisme
Page 3

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Faktor Dan Fungsi Terbentuknya Organisasi-Organisasi


Di Kawasan Asia
Tenggara
Letak geografis-alamiah kawasan Asia Tenggara yang selalu mendorong para
penguasanya untuk mengadakan kerjasama regional di antara mereka sendiri ialah
suatu fenomena sejarah yang sangat menarik. Regionalisme di kawasan Asia Tengara
bukan fenomena baru. Sejak zaman Sriwijaya dan Majapahit gejala pendekatan
bersama dan kerjasama regional itu nampak sekali tanda-andanya. Sudah barang
tentu dalam bentuk-bentuk yang lain dari zaman sekarang. Namun begitu dasar dan
tujuanya di tengah-tengah beraneka warnanya kepentingan dan corak kebudayaan
dan peradabanya selalu mendorong ke muka dan ke atas kepentingan regional
bersama, yaitu keamanan dan kemakmuran yang sama, dengan ikatan hikmah
kearifan perlunya tali persahabatan anatara tetangga baik. Istilahnya sekarang dalam
bahasa Inggris: good neighbour policy!.

Analisis Kemungkinan Terbentuknya The United State of Southeast Asia


Regionalisme
Page 4

Semasa Perang Pasifik, kita melihat dua bentuk kerjasama regional di Asia
Tengara. Satu yang bersifat militer, di bawah suatu komando bernama South East
Asia Command atau komando Asia Tenggara, dengan perlengkapanya: South
Pasifik Command, yaitu komando Pasifik Barat-Daya yang mencakup seluruh
kekuatan militer sekutu di daerah Asia Tenggara dengan garis pertahananya: ABD,
yaitu liniAmerica-Dutch-British, yang lainya bersifat propagandistis-ekonomis,
diberi nama Persemakmuran Bersama Asia Timur Raya, di bawah komandi
bayonet Jepang. Yang dimaksud dengan istilah Asia Tengara, Pasifik Barat-Daya dan
Asia Timur pada waktu itu ialah kawasan Asia Tenggara sekarang, yang atau masih
dikuasai oleh tentara Sekutu, atau yang sudah direbut dan diduduki oleh tentara
Jepang.
Bagaimana juga, kedua contoh di atas dalam sejarah semasa Perang Pasifik
merupakan bentuk-bentuk kerjasama regional. Sekalipun kerjasama itu kerjasama
kauam penjajah, kelompok penjajah yang satu melawan kelompok penjajah yang
lain, tapi jelas, kerjasama itu tidak lain ialah komplotan kekuatan-kekuatan ekstern,
dengan orang luar sebagai subjek yang hidup. Rakyat pribumi yang menjadi korban.
Paling banter sekedar penonton belanda, dus menjadi obyek yang mati dalam
kerjasama regional yang saling berebutan pengaruh dan kekuasaan itu.
Sejak PBB dibentuk tahun 1945, gagasan menciptakan pengaturan kerja sama
regional sebagai sarana penunjang mencapai kerjasama global dilancarkan berbagai
pihak. Kedua gagasan tadi, yakni kerja sama regional dan kerja sama global dalam
piagam PBB dipandang sebagai hal hal yang amat diperjuangkan guna mencapai
perdamaian dunia. Tekad yang diambil para pemrakarsa PBB agar generasi
berikutnya tidak lagi mengalami kesengsaraan peperangan.
Sejak tahun 1945 itu, berkembanglah berbagai ikrar kerja sama regional di
hampir seluruh kawasan dunia yang penting: Eropa, Timur Tengah, Asia, Afrika dan
Amerika Latin. Salah satu asumsi pokok kerja sama regional adalah bahwa
kedekatan geografis akan memudahkan upaya upaya saling memahami di antara
negara negara yang bertetangga sehingga masalah masalah yang mungkin dapat

Analisis Kemungkinan Terbentuknya The United State of Southeast Asia


Regionalisme
Page 5

menjurus kepada pertikaian berlanjut dapat diatasi dengan segera atas dasar hidup
berdampingan secara damai.
Asumsi kerja sama regional adalah pembagian kerja di antara negara negara
yang berdekatan secara geografis tadi agar masing masing negara memusatkan diri
terutama pada kegiatan kegiatan ekonomi yang menurut hematnya paling kuat
dimilikinya sambil menyerahkan bidang kegiatan ekonomi lain kepada tetangga yang
lebih kuat minatnya terhadap bidang kegiatan tersebut.
Sedangkan asumsi ketiga, kerja sama regional ialah bahwa negara-negara yang
melaksanakan kerja sama tadi terlebih dahulu mencapai kata sepakat tentang manfaat
bersama yang diperoleh dari keterikatannya pada satu usaha bersama daripada
menjalankan kegiatan pembangunan secara terpisah dan tersendiri. Asumsi ini
dikenal sebagai konvergensi kepentingan yang tidak mau bersumber pada keputusan
politik.
Menurut Hopkins dan Mansbach,keberadaan organisasi regional
mengalami pertumbuhan yang cepat. Dari sisi jumlah,peran
organisasi regional juga dipandang cukup penting dalam mengatasi
permasalahan yang timbul dalam interaksi antar negara. Tingkattingkat kerja sama regional dapat dilihat menjadi empat jenis, yakni
berupa asosiasi,koordinasi,harmonisasi, dan integrasi baik sebagian
maupun sepenuhnya. Security orientation lebih menekankan pada
keinginan untuk menjaga dan memlihara kestabilan ekonomi,
meredam ketegangan politik atau konflik-konflik sosial dan budaya.
Menurut Bennet, organisasi fungsional merupakan organisasi
yang mendukung kolaborasi ekonomi,sosial,atau politik,dengan
sedikit atau tanpa campur tangan faktor keamanan. Kebanyakan
organisasi

fungsional

dibentuk

guna

mencapai

tujuan-tujuan

ekonomi para anggotanya.

Analisis Kemungkinan Terbentuknya The United State of Southeast Asia


Regionalisme
Page 6

Berbicara tentang kerjasama di Asia Tenggara sebelum ASEAN, tak bisa


dipisahkan dengan berbagai peristiwa dunia yang mengiringinya serta tak terlepas
pula dengan perkembangan yang pesat di Asia-Pasifik setelah keadaan dalam negeri
masing- berakhirnya Perang Dunia II, di samping masing. Pembentukan Blok Barat
dan Blok Timur juga punya andil besar bagi pembentukan kerja sama regional di
kawasan ini.
Sebelum terbentuk organisasi-organisasi yang khas Asia Tenggara, pada tahun
1947 sudah ada organisasi atau pun konferensi-konsrensi internasional yang
melibatkan bangsa-bangsa di Asia Tenggara yang dibentuk oleh PBB maupun oleh
Blok Barat maupun Timur. Adapun salah satu organisasi yang dibentuk oleh PBB
yakni Komisi Ekonomi PBB untuk Asia dan Timur Jauh(United Nations Economic
Commission forAsia and the Far East atau ECAFE) yang bermarkas di Bangkok.
Sedangkan konferensi-konferensi yang melibatkan negara-negara Asia Tenggara
adalah Konperensi Asia yang dibentuk di New Delhi tahun 1947. Negara-negara di
Asia Tenggara yang ikut terlibat dalam konferensi itu adalah Myanmar, Indonesia,
Malaysia, filipina, Muangthai dan Vietnam. Konferensi pemerintah negara-negara
Asia itulah yang pada tanggal 20 Januari 1949 membicarakan serangan Belanda
terhadap Indonesia yang terjadi pada tanggal 19 Desember 1948.
Pada tahun 1950 berlangsung dua kali konferensi. Dalam bulan Mei 1950 di
Filipina diselenggarakan pertemuan Asia Union yang dihadari oleh tuan rumah,
Australia, India, Indonesia, Muangthai, Pakistan dan Sri Lanka. Konferensi lain yang
juga diselengarakan tahun 1950 ialah Rencana Colombo yang digelar sebagai suatu
usaha Persekemakmuran Inggris dan beranggotakan tujuh Negara.
Organisasi maupun konferensi-konferensi yang melibatkan negara- negara di
Asia Tenggara tahun 1950 atau sebelumnya, terbukti tidak menghasilkan organisasiorganisasi kerja sama regional, tetapi lebih merupakan forum komunikasi. Namun
dengan begini berbagai hal yang menjadi perhatian bersama dapat dibahas sehingga
dapat dijadikan bahan-bahan buat kera sama yang lebih konkrit di kemudian hari.
Dalam perkembangannya, maka sejak tahun 1950 muncul organisasi,-organisasi
regional yang lebih bercirikan keja sama regional Asia Tenggara. Walaupun lingkup

Analisis Kemungkinan Terbentuknya The United State of Southeast Asia


Regionalisme
Page 7

organisasi regional itu sama-sama di Asia Tenggara, namun yang dibentuk tahun
1950-an dengan yang dibentuk 1960-an berbeda inisiatifnya. organisasi-organisasi
regional yang dibentuk tahun 1950-an,insiatif pembentuk dan pembangunnya tidak
terletak di tangan bangasa bangsa asia tengara, Sedangkan organisasi organisasi
regional yang lahir pada tahun 1960-an inisiatif negara-negara Asia Tenggara
sendiri.
Dalam makalah ini akan memfokuskan pembentukan organisasi-organisasi
regional di Asia Tenggara tahun 1950-an dan tahun 1960-an yakni organisasiorganisasi regional yang bercirikan klas Asia Tenggara, khususnya yang lahir pada
bagian lebih memperelas sebelum maksud kena sama regional yang disusul
Kemudian pertama akan dikemukakan organisasi regional sebelum ASEAN latar
belakang bentuk-bentuk kena sama regional Asia Tenggara 1950-1967.

2.2

Kemungkinan Terbentuknya The United Nation of

Southeast Asia
Berdasarkan beberapa organisasi-organisasi dikawasan Asia
Tenggara yang sudah dipaparkan, dapat menjadi faktor akan
terbentuknya The United Nation Of Southeast Asia untuk ke
depannya. Yaitu dilihat dari perkembangan organisasi-organisasi
tersebut. Bahkan ASEAN sebagai satu-satunya organisasi yang
akan sangat berpengaruh bagi terbentuknya The United Nation of
Southeast Asia ini. ASEAN yang semakin hari semakin harmonis
menjadi keyakinan utama pembentukannya.
Keberhasilan

usaha-usaha

organisasi

di

Asia

Tenggara

memberikan peluang bagi kemungkinan terbentuknya organisasi


baru. Bahkan persatuan Asia Tenggara memungkinkan hal itu
terbentuk. Beberapa bentuk kerjasama kawasan ramai dilakukan di

Analisis Kemungkinan Terbentuknya The United State of Southeast Asia


Regionalisme
Page 8

wilayah ini.maka dari itu ramalan The United Nation of Southeast


Asia akan benar benar terbentuk.
Mengenai ASEAN, berdasarkan dari berbagai hambatan yang
harus dan belum diselesaikan oleh ASEAN, Zakaria Bin Ahmad
dalam artikelnya yang berjudul ASEAN Beyond 40, menuturkan
bahwa

segala

dilaksanakan

hambatan

ASEAN

hanya

dan

beberapa

merupakan

hal

yang

sebagian

belum

kecil

dari

kekurangan-kekurangan ASEAN. Namun jika dipandang dari sisi


lain, ASEAN pada dasarnya memiliki kelebihan-kelebihan yang
mampu menjadikan ASEAN sebagai sebuah asosiasi yang ampu
memiliki power yang lebih besar dan juga benar-benar mampu
menjaga perdamaian yang ada di kawasan, sehingga nantinya
melalui ASEAN ini, semakin terbentuknya region building yang
mana mampu menumbuhkan nilai One Southeast Asia, namun
bukan menjadi satu entitas supranasional (Ahmad 2012, 164).
Selain itu, kiprah ASEAN pada dekade ke lima puluh, dalam
pencapaiannya mengenai perwujudan ASEAN Community, ASEAN
dapat tumbuh dan dapat menjadi sebuah asosiasi yang mampu
menyelesaikan permasalahan yang ada dalam naungan tanpa
melalui kekuatan militer. Melalui mekanisme yang ditawarkan oleh
ASEAN yakni penyelesaian masalah melalui konsultasi, mediasi,
dan konsensus, menjadikan ASEAN semakin menjunjung tinggi
prinsip non-intervensi dan mampu menunjukkan bahwa melalui
sebuah mekanisme yang efektif ASEAN mampu menjadi wadah
dari segala perbedaan yang dibawa oleh sepuluh anggota ASEAN
(Ahmad 2012, 165).
Namun karena ASEAN ini masih terbilang baru dalam praktek
yang

dilakukan

belum

dapat

dilihat

secara

pasti

apa

Analisis Kemungkinan Terbentuknya The United State of Southeast Asia


Regionalisme
Page 9

dan

bagaimana ke depannya. Akan tetapi dilihat dari kebijakan yang


banyak dilakukan terutama dalam masalah politik dan juga
hubungan Luar Negeri, ASAN terbilang bagus dengan berbagai
penyelesaiannya. Bisa jadi negara-negara ASEAN ini menjadi
pemimpin dunia ke depannya. Bahkan salah satu negara ASEAN
akan menjadi juara ke empat dalam persaingan ekonomi global,
yaitu Indonesia dengan Kekuatan Ekonomi Global Indonesia membaik
setelah tiga kali bangkrut menyusul krisis moneter berkepanjangan. Saat ini
Indonesia mencatat nilai nominal PDB sebesar 895 Miliar Dollar AS dan berada di
peringkat 16 dalam daftar kekuatan ekonomi global. Tahun 2050, Econimist
Intelligence Unit memproyeksikan Indonesia menjadi kekuatan ekonomi terbesar
keempat dengan PDB sebesar 15,4 Triliun Dollar AS.
Kerjasama yang dilakukan antara negara-negara Asia Tenggara dengan negara
lainnya seperti Jepang adalah penopang utama bagi kemajuan Asia Tenggara. Dalam
ide-ide penguatan ASEAN tersebut, esensi yang terkandung lebih mengarah pada
terwujudnya Asia Timur sebagai suatu wilayah yang menyatu. Ini sejalan dengan
yang dilontarkan mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad dalam
proposalnya untuk pengelompokan East Asian Economic. Jika rencana ini
diteruskan, maka titik perjalanannya hampir dapat dipastikan akan berakhir pada
pembentukan regionalisme baru di kawasan Asia Timur. Apabila ini terjadi, bisa jadi
ASEAN akan tamat riwayatnya karena terlindas oleh kehadiran komunitas baru Asia
Timur tidak hanya mencakup Cina, Jepang, dan Korea Selatan saja, tetapi juga
negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Artinya, masa depan ASEAN sebagai
suatu institusi yang mengatur kerja sama negara-negara Asia Tenggara dalam
kondisi terancam.
Pemikiran mengenai regionalisme Asia Timur boleh jadi bukanlah ide buruk
bagi kemajuan wilayah Asia Tenggara. Apalagi kenyataan memperlihatkan bahwa
negara-negara di kawasan ini belum memiliki kekuatan yang memadai bila berdiri

Analisis Kemungkinan Terbentuknya The United State of Southeast Asia


Regionalisme
Page 10

sendiri. Menyadari bahwa ternyata peran ASEAN sebagai kendaran bargaining


position masih sangat diragukan oleh sebagian besar anggotanya, maka tidak heran
bila kemudian ide perluasan kerjasama itu muncul. Juga, adanya pandangan bahwa
pembentukan regionalisme Asia Timur akan lebih berguna dan sangat membantu
bagi region Asia Tenggara. Dengan kata lain, kerjasama ASEAN+3 yang nantinya
dapat mengarah pada pembentukan regionalisme baru kawasan Asia Timur
merupakan gambaran nyata ASEAN di masa depan.
Ada beberapa alasan yang menyebabkan ide tersebut memiliki dimensi
menguntungkan bagi negara-negara Asia Tenggara. Diawali dari terjangan krisis
ekonomi tahun 1997 yang melanda hampir seluruh wilayah Asia Tenggara dan Asia
Timur. Krisis yang dinilai sebagian besar ahli adalah yang terparah dalam sejarah ini
membuat negara-negara di kedua kawasan jatuh kelimpungan. Menyadari bahwa
krisis wilayah ini tidak akan dapat diselesaikan sendiri oleh kerjasama ASEAN saja,
membawa para pemimpin ASEAN untuk berpikir memperluas kerjasamanya.
ASEAN+3 adalah salah satu solusinya, selain pembentukan regionalisme Asia
Timur. Mereka berpikir bahwa masalah ini memerlukan kooperasi yang erat dengan
negara-negara yang telah maju ekonominya. Tujuannya tidak lain adalah untuk
mengatrol keterpurukan perekonomian yang sedang melanda Asia Tenggara saat itu.
Satu lagi manfaat yang akan didapat dari regionalisme Asia Timur adalah sebagai
langkah persiapan region untuk mengahadapi globalisasi.
Namun, di samping beberapa keuntungan yang menanti dari bentuk kerjasama
ini, ada pula pertanyaan meragukan timbul. Apakah benar jika perluasan kerjasama
dengan negara-negara maju tersebut akan mendorong anggota ASEAN untuk lebih
memiliki bargaining position? Ataukah malah akan menjadi sejarah berulang dari
ide angsa terbang -bahwa Jepang berada di garda terdepan sebagai pelopor
kemajuan dan bertindak sebagai pemimpin bagi negara-negara yang mengekorinyaoleh Jepang yang malah membuat anggota ASEAN makin bergantung pada negara
maju?

Analisis Kemungkinan Terbentuknya The United State of Southeast Asia


Regionalisme
Page 11

Keraguan ini muncul ketika ternyata kepemimpinan dalam regionalisme Asia


Timur justru menenggelamkan peran pemimpin negara-negara ASEAN. Bisa dilihat
bahwa anggapan Jepang sebagai leader pada bentuk kerjasama ini pun muncul. Jika
hal seperti ini diteruskan, bukan tidak mungkin tujuan utama regionalisme Asia
Timur yang dibayangkan anggota ASEAN akan melenceng. Dari yang semula
diharapkan menjadi kendaraan bargaining position, menjadi yang dikendarai oleh
negara-negara maju seperti Jepang, Cina, maupun Korea Selatan.

Hal lain yang juga menyertai keraguan pada masa depan ASEAN dengan
perluasannya adalah kendali tujuan dari ASEAN sendiri. Sangat dimungkinkan
ketika negara-negara ASEAN telah dapat dirangkul dalam kerjasama Asia Timur,
ASEAN akan disetir oleh kekuatan di luar ASEAN. Jika sudah demikian maka
pupuslah sudah cita-cita utama negara-negara ASEAN untuk memiliki kendaraan
bagi bargaining position-nya. Istilah yang muncul kemudian adalah sudah jatuh,
tertimpa tangga pula. Bagaimana tidak, jika telah disetir oleh kekuatan nonASEAN maka otomatis cita-cita ASEAN pun punah. Dan kenyataan secara ekonomi
bahwa ASEAN hanya akan menjadi pasar produk ketiga negara besar pun terbuka
lebar. Apabila hal itu yang terjadi, maka masa depan ASEAN tidak lagi ditentukan
oleh negara-negara anggota ASEAN, tetapi ditentukan oleh Cina, Jepang, dan Korea
Selatan. Dalam kalimat lain, masa depan ASEAN berada di tangan negara-negara di
luar anggota ASEAN dan menjadi milik Cina, Jepang, dan Korea Selatan.
Seiring berkembangnya globalisasi tentu akan memberi kemajuan pula bagi
perkembangan

rezim-rezim

baru.

Yakni

Regionalisme.

Namun

sebagaimana yang kita ketahui bahwa bidang olahraga mampu


mendekatkan hubungan ini. Regionalisme dikaitkan beyond the
state

artinya kedaulatan suatu negara menjadi berkurang dan

batas-batas negara tidak lagi menjadi hal yang penting. Sektor


Core terdiri dari negara atau kelompok negara yang focus pada

Analisis Kemungkinan Terbentuknya The United State of Southeast Asia


Regionalisme
Page 12

percaturan politik internasional didalam sebuah region, Sektor


Periferi meliputi negara-negara didalam suatu sistem subordinat
tertentu yang terpisah dari sistem core dalam hal derajat sosial,
politikm ekonomi dan faktor-faktor organisasional. Sector Intrusif
terdiri dari pihak yang signifikan secara politis dalam hal power
diluar sistem subordinat namun tetap ikut serta dalam perpolitikan
sistem subordinat dan hubungan internasional.

Analisis Kemungkinan Terbentuknya The United State of Southeast Asia


Regionalisme
Page 13

BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Asia Tenggara adalah sebuah kawasan yang kemungkinan akan
terbentuknya The United Nation of Southeast Asia dilihat dari ASEAN
yang hubungan antara negara-negara ke sepuluh itu aman dan
harmonis. Namun kemungkinan terbentuknya The United Nation of
Southeast Asia ini bukan sebagai pengganti ASEAN dan menyebabkan
ASEAN hilang, melinkan sebagai bentuk kesatuan baru bagi kawasan
Asia Tenggara dari segala bidang.

3.1 Saran
Artikel ini dibuat untuk memperluas kembali wawasan kita dalam
memahami

kawasan Asia Tenggara, begitupula terhadap kawasan

Asia Tenggara yang maju karena beberapa orgnisasi regionalnya ini.


Sebagaimana yang telah dipaparkan oleh penulis diatas. Mungkin
akan terdapat beberaa kekurangan baik dari segi penulisan maupun
sumber yang penulis cantumkan. Maka dari itu penulis berharap agar
para pembaca dapat memberikan saran maupun kritik.

Analisis Kemungkinan Terbentuknya The United State of Southeast Asia


Regionalisme
Page 14

DAFTAR PUSTAKA

Nuraeini S, Regionalisme dalam Hubungan Internasional, Pustka


Pelajar: Yogykarta
Ahmad, Zakaria Bin, 2012. ASEAN Beyond 14. Malaysia: Springer
Science, Business Media

Analisis Kemungkinan Terbentuknya The United State of Southeast Asia


Regionalisme
Page 15

Anda mungkin juga menyukai