Prudential untuk kesehatan sudah terlalu panjang daftarnya. Silakan googling saja, betapa
ratusan bahkan ribuan orang kecewa karena klaim rumah sakit ditolak Prudential dengan alasan
yang kesannya dicari-cari. Sekali lagi, Prudential itu BISNIS asuransi. Prudential BUKAN
TEMAN di kala susah. Karena itu, saya dan keluarga memutuskan tidak mau berurusan dengan
Prudential lagi.
Sumber : http://www.kompasiana.com/kitikirana/awas-ranjau-asuransi-prudential-catatan-untukahmad-dhani_55283fc4f17e61c42a8b45df
Tertanggung asuransi tentang sulitnya pengajuan klaim asuransi bahkan sampai penolakan klaim
dari perusahaan asuransi padahal Tertanggung sudah membayar premi asuransi.
Penerapan asasasas asuransi tidak sepenuhnya diterapkan secara tegas. Ketidakseimbangan antara term dan condition pada klausul perjanjian asuransi yang cenderung
memberatkan kepada nasabah, sehingga harapan untuk penguatan posisi tawar nasabah dan
pemberian dorongan tanggungjawab kepada pihak asuransi yang tidak atau sangat kurang.
Meskipun terkadang karena ketidaktahuan nasabah sendiri mengenai tata cara pengajuan klaim.
Kedudukan tertanggung dalam perjanjian asuransi belum jelas pengaturannya apalagi di dalam
undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang usaha perasuransian, di peraturan pelaksanaannya
pun di dalam PP No 73 tahun 1992 tentang penyelenggaraan usaha perasuransian belum diatur
secara terperinci tentang kedudukan dan fungsi tertanggung sebagai pemegang polis. Banyak
perusahaan asuransi mengalami bangkrut atau pailit tidak dapat mempertanggungjawabkan dana
yang di investasikan oleh pemegang polis atau tertanggung, hal ini terjadi sebagai akibat ketidakjelasan pengaturan tentang perlindungan hak pemegang polis dalam perjanjian asuransi sehingga banyak terjadi penipuan dan penggelapan dana pemegang polis oleh perusahaan asuransi.
Sampai saat ini belum ada aturan khusus yang bersifat lex specialis yang mengatur keterkaitan
asuransi dan perlindungan dana investasi pemegang polis, karena pengaturan asuransi dalam
perundang-undangan hanya bersifat umum (lex generalis). Sedangkan perjanjian hanya didasarkan pada kontrak perjanjian baku yang dibuat oleh perusahaan asuransi. Hal ini merupakan
kelemahan dalam sistem perlindungan hukum terhadap masyarakat khususnya pemegang polis
dalam asuransi apalagi kalau perusahaan asuransi bangkrut atau pailit.
Pada saat ini telah berkembang berbagai jenis asuransi di masyarakat, dalam manajemen
risiko, asuransi merupakan lembaga pengalihan risiko. Pasal 1 angka 1 UU No 40 Tahun 2014
tentang Perasuransian menyatakan bahwa asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu
perusahaan asuransi dan pemegang polis, yang mejadi dasar bagi penerimaan premi oleh
perusahaan asuransi sebagai imbalan untuk : (a), Memberikan penggantian kepada tertanggung
atau pemegang polis karena kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan,
atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa tidak pasti, atau; (b), Memberikan pembayaran yang
didasarkan pada meninggalnya tertanggung atau pembayaran yang didasarkan pada hidupnya
tertanggung dengan manfaat yang besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana.
Pada undang-undang perasuransian di atas sebagai hukum positif dikatakan bahwa asuransi merupakan lembaga pengalihan risiko, tetapi dalam praktiknya saat ini suransi telah
mengarah tidak hanya sebagai lembaga pengalihan risiko tetapi juga merupakan lembaga investasi. Berdasarkan perkembangan praktik asuransi saat ini maka asuransi sudah mengalami
perubahan generasi dari asuransi generasi pertama ke asuransi jenis kedua.
Paradigma baru: Revolusi Ilmiah Asuransi = Investasi
Menurut Thomas S Kuhn Paradigma merupakan cara pandang, nilai-nilai, metodemetode, prinsip dasar, atau memecahkan suatu masalah yang dianut oleh suatu masyarakat
ilmiah pada suatu tertentu. Apabila suatu cara pandang tertentu mendapat tantangan dari luar
atau mengalami krisis, kepercayaan terhadap cara pandang tersebut menjadi luntur, dan cara
pandang yang demikian menjadi kurang berwibawa, pada saat itulah menjadi tanda telah terjadi
pergeseran paradigma.
Investasi merupakan sejumlah pengorbanan ekonomi yang dilakukan sekarang untuk
memperoleh imbal hasil di masa mendatang. Pada dasarnya asuransi bukan investasi karena
fungsi asuransi adalah proteksi, bedanya asuransi sebagai pengorbanan yang dilakukan sekarang
untuk menghindari risiko yang tak terduga di masa mendatang. Jadi jika investasi itu mengharapka Dengan perkembangan usaha perasuransian dan perkembangan kebutuhan masyarakat
baik dari Pihak pelaku usaha asuransi maupun pihak Tertanggung atau masyarakat yang
mengikatkan diri pada perjanjian asuransi maka muncullah fungsi baru dari lembaga
perasuransian sebagai lembaga investasi. Setelah melewati krisis dan anomali ilmiah, maka
timbullah suatu paradigma baru dalam usaha bisnis asuransi tersebut. Paradigma yang dihasilkan
dari adanya revolusi ilmiah pengetahuan setelah melewati waktu yang panjang. Pernyataan di
atas adalah salah satu fakta telah terjadi pergeseran paradigma asuransi dengan berbagai program
investasi, ini bertolak belakang dengan konsep asuransi menurut ahli dan perundang-undangan
asuransi bahwa asuransi merupakan lembaga pengalihan risiko.
Dengan perkembangan usaha perasuransian dan perkembangan kebutuhan masyarakat
baik dari Pihak pelaku usaha asuransi maupun pihak Tertanggung atau masyarakat yang
mengikatkan diri pada perjanjian asuransi maka muncullah fungsi baru dari lembaga
perasuransian sebagai lembaga investasi. Setelah melewati krisis dan anomali ilmiah, maka
timbullah suatu paradigma baru dalam usaha bisnis asuransi tersebut. Paradigma yang dihasilkan
dari adanya revolusi ilmiah pengetahuan setelah melewati waktu yang panjang.
Asuransi yang ditawarkan oleh perusahaan asuransi sebagai lembaga pengalihan risiko
saja mulai ditinggalkan dan menambah ketidaktertarikan masyarakat terhadap lembaga
perasuransian sehingga perusahaan asuransi sebagai Pelaku bisnis asurasi mencari strategi
dengan menggeser fungsi asuransi sebagai investasi. Fungsi asuransi sebagai lembaga investasi
ternyata menarik minat masyarakat untuk mengikatkan dirinya pada perjanjian asuransi ini. Hal
ini sangat berpengaruh terhadap kepastian hukum dalam praktik dan norma perjanjian asuransi di
Indonesia, karena pergeseran paradigma lembaga asuransi yang terjadi pada masyarakat harus
diiringi dengan hukum positif yang bisa menjadi payung hukum terhadap paradigma asuransi
saat ini.