: Agus Mulyanto, S. Pd
Oleh :
KELOMPOK 6
MATEMATIKA (2013C)
1. Herlambang Wijaksono
NIM : 1331034
2. Lailatul Fitriyah
NIM : 1331047
Penulis
DAFTAR ISI
Sampul
Depan ....................................................................................................
...............1
Kata
Pengantar ..............................................................................................
....................2
Daftar
Isi ..........................................................................................................
.................3
MOMENTUM DAN
IMPULS .........................................................................................4
1. Definisi
Momentum .........................................................................
.........4
2. Definisi
Impuls .................................................................................
........5
3. Hubungan Impuls dan
Momentum ..........................................................5
4. Hukum Kekekalan
Momentum ................................................................7
5. Tumbukan ...........................................................................
......................7
1. Tumbukan Lenting
Sempurna ............................................................7
2. Tumbukan Tidak Lenting Sama
Sekali ..............................................8
3. Tumbukan Lenting
Sebagian .............................................................9
4. Koefisien Restitusi untuk Tumbukan Satu Dimensi ..................................10
Daftar
Pustaka ..................................................................................................
...............12
PEMBAHASAN
MOMENTUM DAN IMPULS
A.
DEFINISI MOMENTUM
Momentum adalah hasil kali antara massa (m) dan kecepatan (v). Menurut
definisinya momentum dapat dinyatakan oleh:
P=m.v
(1.1)
Keterangan:
P = momentum(kg.m/s)
m = massa (kg)
v = kecepatan (m/s)
mp = 90 kg
vp = 4 m/s
mg = 1 kg
vg = 500 m/s
B.
DEFINISI IMPULS
Impuls adalah hasil kali antara gaya yang bekerja pada benda (F) dengan selang
waktu singkat (t) yang bekerja pada benda tersebut. Menurut definisinya
impuls dapat dinyatakan oleh:
I = F.t
(1.2)
Keterangan:
I = impuls (N.s)
F = gaya yang bekerja pada benda (N)
t = selang waktu singkat (s)
Impuls juga merupakan besaran vektor, yang arahnya sama dengan arah gayanya.
= P
= m2 . v2 - m1 . v1
(1.3)
Penyelesain
Diketahui : mobil bergerak lurus sehingga menghilangkan notasi vektor. Diambil
arah gerak sebagai arah positif.
m = 1500kg
v = +20m/s
v = 15m/s
t = 3s
Ditanya: F ..?
Jawab: I
= P
F. t = P P
F. t = m.v m.v
F (3s) = (1.500kg) (15m/s) (1.500kg) (20m/s)
F
= -7.500kg.m/s = -2.500 N.
3s
Tanda negatif menunjukkan bahwa gaya F arahnya berlawanan dengan arah gerak.
Hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa mobil bergerak diperlambat
e=1
dengan demikian:
m.v + m.v = m.v + m.v
m.v m.v = m.v m.v
m ( v v ) = m (vv)
m(v v) = m(v v)
(1.4)
dengan mengingat rumus aljabar ab=(a+b) (ab), persamaan (1.4) dapat
ditulis menjadi
m (v v)(v + v') = m (v v) (v + v)
(1.5)
jika persamaan (1.5) dibagi persamaan (1.4), diperoleh
v v = v + v
atau
v - v = v + v
Untuk tumbukan lenting sempurna, kecepatan relatif sesaat sesudah
tumbukan sama dengan minus kecepatan relatif sesaat sesudah tumbukan.
EK1 + EK2 = EK1 +EK2
m1v12 + m2v22 = m1(v1)2 + m2(v2)2
2. Tumbukan lenting sebagian
Ciri-cirinya :
e=(0<e<1)
v2 - v1 adalah kecepatan relatif benda pertama terhadap benda
kedua sebelum benda itu bertumbukan.
v2` - v1` adalah kecepatan relatif benda pertama terhadap benda
kedua setelah benda itu bertumbukan.
Pada kebanyakan tumbukan, besar kecepatan relatif itu tidak
tetap, melainkan berkurang dengan suatu faktor tertentu yang
disebut koefisien restitusi (e)
misalkan sebuah bola dijatuhkan ke lantai, bola = benda 1 dan
lantai = benda 2, maka sebelum dan sesudah tumbukan
kecepatan lantai = 0 sehingga : e = - v 2` / v2
Umpamanya tinggi benda ketika dijatuhkan adalah h 1, dan benda
memantul setinggi h2 dari lantai.
Dengan menggunakan persamaan gerak jatuh bebas kecepatan
benda ketika mengenai lantai dan kecepatan memantulnya dapat
dinyatakan dengan h1, h2, maka diperoleh nilai e:
h1 = tinggi benda saat dijatuhkan (m)
h2 = tinggi benda saat memantul kembali (m)
3.
setelah terjadi tumbukan, benda yang satu dengan yang kedua menjadi satu
atau menempel
e=0
Pada jenis tumbukan tidak lenting sama sekali, sesaat setelah tumbukan
kedua benda bersatu dan bergerak bersamadengan kecepatan yang sama.
Contohnya khas dari tumbukan tidak lenting sama sekali adalah pada
ayunan balistik di mana peluru tertanam dalam balok sasaran, dan keduanya
kemudian mengalami suatu gerak ayunan.
Karena pada tumbukan tak lenting sama sekali kedua benda bersatu.
setelah tumbukan, berlaku hubungan kecepatan sesudah tumbukan sebagai
berikut :
v2 = v1 = v
Demi mempersingkat penyelesaiannya, kita dapat menggabungkan
keduanya untuk mendapatkan persamaan sebagai berikut :
m1v1 + m2v2 = m1v1 + m2v2
m1v1 + m2v2 = (m1+m2) v
Misalkan benda yang datang bermassa m 1 dengan kecepatan v1 dan benda
kedua yang diam bermassa m2 dengan kecepatan v2, energi kinetik awal
sistem :
Ek = P2
2m1
Energi kinetik akhir sistem :
Ek =
P2
2(m1+m2)
Contoh soal
Sebuah trem dengan massa 10.000kg berjalan dengan kelajuan 24m/s
menabrak trem sejenis yang sedang berhenti. Setelah terjadi tumbukan,
kedua trem saling menempel dan berjalan bersama. Berapakah kelajuan
trem sesudah tumbukan?
Penyelesain
10
v=v=v
Ditanya: v..?
Jawab: v= m.v+m.v
m+m
= (10.000kg)(24m/s)+(10.000kg)(0)
10.000kg+10.000
= 12 m/s
4. Koefisien Restitusi
Koefisien restitusi (diberi lambang e) adalah negatif perbandingan antara
kecepatan relatif sesudah tumbukan dengan kecepatan relatif sebelum
tumbukan.
e=
v = - (v2-v1)
v
v1 - v2
DAFTAR PUSTAKA
11
12