Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MOMENTUM DAN IMPULS


Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika dasar

Dosen pengampu mata kuliah

: Agus Mulyanto, S. Pd

Oleh :
KELOMPOK 6
MATEMATIKA (2013C)

1. Herlambang Wijaksono
NIM : 1331034
2. Lailatul Fitriyah
NIM : 1331047

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
PGRI SIDOARJO
2013
KATA PENGANTAR

Dengan Memanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa


sehingga kami dapat menyusun makalah yang telah diberikan oleh
dosen pengampu mata kuliah Fisika Dasar yang berjudul Momentum
dan Impuls. Dan semoga dengan ini kami dapat berbagi ilmu
pengetahuan tentang pembahasan Momentum dan Impuls, serta
kami dapat mempresentasikannya dengan lancar dan maksimal.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan, oleh karena itu kami berharap kritik dan saran
yang membangun dalam penyusunan makalah berikutnya.
Akhir kata, kami berharap dengan adanya makalah ini para
mahasiswa khususnya kelas 2013B dapat menguasai materi tentang
Momentum dan Impuls dan dapat memahami materi tersebut secara
maksimal.

Sidoarjo, 18 Oktober 2013

Penulis

DAFTAR ISI

Sampul
Depan ....................................................................................................
...............1
Kata
Pengantar ..............................................................................................
....................2
Daftar
Isi ..........................................................................................................
.................3
MOMENTUM DAN
IMPULS .........................................................................................4
1. Definisi
Momentum .........................................................................
.........4
2. Definisi
Impuls .................................................................................
........5
3. Hubungan Impuls dan
Momentum ..........................................................5
4. Hukum Kekekalan
Momentum ................................................................7
5. Tumbukan ...........................................................................
......................7
1. Tumbukan Lenting
Sempurna ............................................................7
2. Tumbukan Tidak Lenting Sama
Sekali ..............................................8
3. Tumbukan Lenting
Sebagian .............................................................9
4. Koefisien Restitusi untuk Tumbukan Satu Dimensi ..................................10

Daftar
Pustaka ..................................................................................................
...............12

PEMBAHASAN
MOMENTUM DAN IMPULS
A.

DEFINISI MOMENTUM
Momentum adalah hasil kali antara massa (m) dan kecepatan (v). Menurut
definisinya momentum dapat dinyatakan oleh:
P=m.v
(1.1)
Keterangan:
P = momentum(kg.m/s)
m = massa (kg)
v = kecepatan (m/s)

Momentum adalah besaran vektor ( memperhatikan arah ) dan arahnya sama


dengan arah kecepatan (v). Semakin cepat gerak suatu benda, maka semakin besar
momentumnya. Dan semakin besar momentum suatu benda, maka semakin sulit
benda itu dihentikan.
Contoh soal (1.1)
Seorang pemain sepak bola bermassa 90 kg bergerak lurus dengan kelajuan 4 m/s.
Sebuah granat bermassa 1 kg di tembakkan dengan kelajuan 500 m/s. Manakah
yang mempunyai momentum lebih besar?
Penyelesaian
Diketahui:

massa pemain sepak bola


kecepatan pemain
massa granat
kecepatan granat

mp = 90 kg
vp = 4 m/s
mg = 1 kg
vg = 500 m/s

Ditanya: Manakah yang mempunyai momentum lebih besar?


Jawab:
Besarnya momentum pemain sepak bola:
Pp = mp.vp = (90kg) (4m/s) =360 kg.m/s
Besarnya momentum granat:
Pg = mg.vg = (1kg) (500m/s) = 500 kg.m/s
Jadi, momentum granat lebih besar dari pada momentum pemain sepak bola.

B.

DEFINISI IMPULS
Impuls adalah hasil kali antara gaya yang bekerja pada benda (F) dengan selang
waktu singkat (t) yang bekerja pada benda tersebut. Menurut definisinya
impuls dapat dinyatakan oleh:
I = F.t

(1.2)

Keterangan:
I = impuls (N.s)
F = gaya yang bekerja pada benda (N)
t = selang waktu singkat (s)
Impuls juga merupakan besaran vektor, yang arahnya sama dengan arah gayanya.

C. HUBUNGAN IMPULS DENGAN MOMENTUM


Besarnya impuls pada benda sama dengan besarnya perubahan momentum pada
benda tersebut.
I
F.t

= P
= m2 . v2 - m1 . v1

Dengan F = gaya yang bekerja (N)


t = selang waktu singkat (s)
v1 = kecepatan awal benda (m/s)
v2 = kecepatan akhir benda (m/s)
Hukum II Newton dalam bentuk momentum
I=F.t
=(m. a) t
=(m.v) t
t
=m. (v - v)
=m.v - m.v
=P - P
I = P
Persamaan (1.3) dikenal dengan teorema impuls-momentum.

(1.3)

Contoh soal (1.3)


Sebuah mobil bermassa 1.500kg bergerak sepanjang garis lurus dan berkurang
kecepatannya dari 20m/s di A menjadi 15m/s di B dalam selang waktu 3s.
Berapakah gaya rata-rata yang memperlambat mobil itu?

Penyelesain
Diketahui : mobil bergerak lurus sehingga menghilangkan notasi vektor. Diambil
arah gerak sebagai arah positif.
m = 1500kg
v = +20m/s
v = 15m/s
t = 3s
Ditanya: F ..?
Jawab: I
= P
F. t = P P
F. t = m.v m.v
F (3s) = (1.500kg) (15m/s) (1.500kg) (20m/s)
F
= -7.500kg.m/s = -2.500 N.
3s
Tanda negatif menunjukkan bahwa gaya F arahnya berlawanan dengan arah gerak.
Hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa mobil bergerak diperlambat

D. HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM

Misalkan benda A dan B masing-masing mempunyai massa m A dan mB


dan masing-masing bergerak segaris dengn kecepatan v A dan vB
sedangkan vA > vB. Setelah tumbukan kecepatan benda berubah
menjadi vA dan vB. Bila FBA adalah gaya dari A yang dipakai untuk
menumbuk B dan FAB gaya dari B yang dipakai untuk menumbuk A,
maka menurut hukum III Newton :

Jumlah momentum dari A dan B sebelum dan sesudah tumbukan


adalah sama/tetap. Hukum ini disebut sebagai HUKUM KEKEKALAN
MOMENTUM LINIER.

Bunyi hukum kekalan momentum adalah Dalam peristiwa tumbukan,


jumlah momentum sebelum tumbukan sama dengan jumlah momentum
sesudah tumbukan, asalkan tidak ada gaya luar yang bekerja pada benda
yang bertumbukan .
Jadi:
momentum awal
= momentum akhir
P + P
=
P + P
m.v + m.v
= m.v + m.v
E. TUMBUKAN
Jenis-jenis tumbukan ada tiga macam antara lain:
1.
Tumbukan lenting sempurna
Ciri-cirinya :

berlaku hukum kekekalan momentum dan hukum kekekalan kinetik yaitu


energi kinetik sistem sasaat sebelum dan sesudah tumbukan sama besar.

e=1
dengan demikian:
m.v + m.v = m.v + m.v
m.v m.v = m.v m.v
m ( v v ) = m (vv)
m(v v) = m(v v)
(1.4)
dengan mengingat rumus aljabar ab=(a+b) (ab), persamaan (1.4) dapat
ditulis menjadi

m (v v)(v + v') = m (v v) (v + v)
(1.5)
jika persamaan (1.5) dibagi persamaan (1.4), diperoleh
v v = v + v
atau
v - v = v + v
Untuk tumbukan lenting sempurna, kecepatan relatif sesaat sesudah
tumbukan sama dengan minus kecepatan relatif sesaat sesudah tumbukan.
EK1 + EK2 = EK1 +EK2
m1v12 + m2v22 = m1(v1)2 + m2(v2)2
2. Tumbukan lenting sebagian
Ciri-cirinya :

berlaku hukum kekekalan momentum

e=(0<e<1)
v2 - v1 adalah kecepatan relatif benda pertama terhadap benda
kedua sebelum benda itu bertumbukan.
v2` - v1` adalah kecepatan relatif benda pertama terhadap benda
kedua setelah benda itu bertumbukan.
Pada kebanyakan tumbukan, besar kecepatan relatif itu tidak
tetap, melainkan berkurang dengan suatu faktor tertentu yang
disebut koefisien restitusi (e)
misalkan sebuah bola dijatuhkan ke lantai, bola = benda 1 dan
lantai = benda 2, maka sebelum dan sesudah tumbukan
kecepatan lantai = 0 sehingga : e = - v 2` / v2
Umpamanya tinggi benda ketika dijatuhkan adalah h 1, dan benda
memantul setinggi h2 dari lantai.
Dengan menggunakan persamaan gerak jatuh bebas kecepatan
benda ketika mengenai lantai dan kecepatan memantulnya dapat
dinyatakan dengan h1, h2, maka diperoleh nilai e:
h1 = tinggi benda saat dijatuhkan (m)
h2 = tinggi benda saat memantul kembali (m)

3.

Tumbukan tidak lenting sama sekali


Ciri-cirinya

momentumnya kekal ( tetap )

setelah terjadi tumbukan, benda yang satu dengan yang kedua menjadi satu
atau menempel

e=0
Pada jenis tumbukan tidak lenting sama sekali, sesaat setelah tumbukan
kedua benda bersatu dan bergerak bersamadengan kecepatan yang sama.
Contohnya khas dari tumbukan tidak lenting sama sekali adalah pada
ayunan balistik di mana peluru tertanam dalam balok sasaran, dan keduanya
kemudian mengalami suatu gerak ayunan.
Karena pada tumbukan tak lenting sama sekali kedua benda bersatu.
setelah tumbukan, berlaku hubungan kecepatan sesudah tumbukan sebagai
berikut :
v2 = v1 = v
Demi mempersingkat penyelesaiannya, kita dapat menggabungkan
keduanya untuk mendapatkan persamaan sebagai berikut :
m1v1 + m2v2 = m1v1 + m2v2
m1v1 + m2v2 = (m1+m2) v
Misalkan benda yang datang bermassa m 1 dengan kecepatan v1 dan benda
kedua yang diam bermassa m2 dengan kecepatan v2, energi kinetik awal
sistem :
Ek = P2
2m1
Energi kinetik akhir sistem :
Ek =
P2
2(m1+m2)
Contoh soal
Sebuah trem dengan massa 10.000kg berjalan dengan kelajuan 24m/s
menabrak trem sejenis yang sedang berhenti. Setelah terjadi tumbukan,
kedua trem saling menempel dan berjalan bersama. Berapakah kelajuan
trem sesudah tumbukan?
Penyelesain

10

Diketahui: karena kedua trem sejenis, maka m=m=10.000kg


kelajuan trem 1 sebelum tumbukan v=24m/s
kelajuan trem 2 sebelum tumbukan v=0 (berhenti)
Setelah tumbukan kedua trem saling menempel dan berjalan
bersama.
Jadi :

v=v=v

Ditanya: v..?
Jawab: v= m.v+m.v
m+m
= (10.000kg)(24m/s)+(10.000kg)(0)
10.000kg+10.000
= 12 m/s
4. Koefisien Restitusi
Koefisien restitusi (diberi lambang e) adalah negatif perbandingan antara
kecepatan relatif sesudah tumbukan dengan kecepatan relatif sebelum
tumbukan.
e=

v = - (v2-v1)
v
v1 - v2

Nilai koefisien restitusi adalah antara nol dan satu (0 e 1 ). Untuk


tumbukan lenting sempurna e = 1, sedangkan untuk tumbukan tak lenting
sama sekali e = 0. jika sebuah bola dijatuhkan dari ketinggian h 1 terhadap
lantai dan setelah menumbuk lantai, bola terpantul setinggi h 2, maka
berlaku:
e = h2
h1

DAFTAR PUSTAKA

11

Ruwanto, bambang. 2006. Asas-asas Fisika. Jakarta. Yudistira


Hidayat, Dedi. Prinsip-Prinsip Fisika. Jakarta: Judistira
Bueche F.J, Jerde David (1995). Principle of Physic 8th Edition, Mc
Graw Hill, New York

Giancoli, Douglas C (2000).Physics scientist & Engineers With


Modern Physics. New Jersey.
Giancoli, Douglas C.Physics Fifth Edition (Terjemahan).Jakarta:
Erlangga

12

Anda mungkin juga menyukai