Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

BAB V : GAS
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah kimia dasar

Dosen pengampu Mata Kuliah

: Muhammad Anwar, S. Pd

Oleh :
KELOMPOK 4
MATEMATIKA (2013/2013B)
1.
2.
3.
4.

Herlambang Wicaksono
Indra K.
Khoiri Anam
Lailatul Fitriyah
NIM

NIM : 1331034
NIM : 1331039
NIM : 1331044
: 1331047

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STIKIP)
PGRI SIDOARJO
2013

KATA PENGANTAR
Dengan Memanjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa
sehingga kami dapat menyusun makalah yang telah diberikan oleh
dosen pengampu mata kuliah Kimia Dasar yang berjudul GAS. Dan
semoga dengan ini kami dapat berbagi ilmu pengetahuan tentang
pembahasan GAS, serta kami dapat mempresentasikannya dengan
lancar dan maksimal.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan, oleh karena itu kami berharap kritik dan saran
yang membangun dalam penyusunan makalah berikutnya.
Akhir kata, kami berharap dengan adanya makalah ini para
mahasiswa khususnya kelas 2013B dapat menguasai materi tentang
GAS dan dapat memahami materi tersebut secara maksimal.

Sidoarjo, 18 Oktober 2013

Penulis

DAFTAR ISI
Sampul
Depan ....................................................................................................
...............1
Kata
Pengantar ..............................................................................................
....................2
Daftar
Isi ...........................................................................................................
................3

I.

BAB V. GAS
Zat-Zat Berwujud

II.

Gas ....................................................................................4
Tekanan
Gas ..........................................................................................

III.

.........5
Hukum-hukum
Gas .........................................................................................

IV.

7
Persamaan Gas
Ideal......................................................................................1
0
a. Kerapatan dan Massa molar zat berwujud
gas .......................................11
b. Stoikiometri
gas ......................................................................................

V.

12
Hukum Dalton Tentang tekanan

VI.

parsial .......................................................12
Teori Kinetik Molekul
Gas ...........................................................................14

a. Penerapan Hukum-hukum
Gas ...............................................................14
b. Distribusi kecepatan
Molekul .................................................................15
c. Akar Kecepatan rata-rata
kuadrat ...........................................................16
d. Difusi
Gas .....................................................................................
VII.

..........16
Penyimpangan Perilaku
Ideal .......................................................................16
a. Ringkasan ...........................................................................
....................17
b. Kata
Kunci ...................................................................................
...........17
c. Pertanyaan
Soal ....................................................................................
..18

Daftar
Pustaka ..................................................................................................
...............21

BAB V
GAS
I. ZAT-ZAT YANG BERWUJUD GAS

Kita hidup berada di dasar lautan udara yang komposisi volumenya secara
kasar adalah 78% nitrogen,21% oksigen, dan 1% gas lain seperti karbondioksida.Dari
berbagai unsur-unsur yang ada hanya 11 unsur yang berbentuk gas.
Perhatikan tabel:
TABEL BEBERAPA ZAT YANG BERWUJUD GAS PADA TEKANAN 1atm dab
SUHU 250C
UNSUR
SENYAWA

H2
N2
O2
O3
F2
Cl2
He
Ne
Ar
Kr
Xe
Rn

molekul
molekul
molekul
Ozon
molekul
molekul
Helium
Neon
Argon
Kripton
Xenon
Radon

Hidrogen
Nitrogen
Oksigen
fluorin
klorin

HF
HCl
HBr
HI
CO
CO2
NH3
NO
NO2
N2O
SO2
H2S
HCN

hidrogen fluorida
hidrogen clorida
hidrogen bromida
hidrogen iodida
karbon monoksida
karbondioksida
amonia
oksida nitrat
nitrogen oksida
nitrogen dioksida
sulfur oksida
hidrogen sulfida
hidrogen sianida

* titik didih HCN adalah260C yang cukup memadai untuk menggolongkanya


sebagai gas pada keadaan atm biasa
dari semua gas yang tercantum dalam table,hanya Oksigen yang penting bagi kehidupan
kita. Hidrogen cianida(HCN) merupakan racun yang mematikan.CO 2, H2S, NO2, O3, dan
SO2 agak kurang beracun. Gas He dan Ne secara kimiawi bersifat lembam(inert),
artinya tidak bereaksi dengan zat apapun. Sebagian besar gas tidak berwarna.
Pengecualian untuk F2, Cl2, NO2. Warna coklat dari NO2 terkadang terlihat dalam udara
yang terpolsi. Berikut ini merupakan sifat-sifat fisis yang khas dari semua gas:
Gas mempunyai volume dan bentuk menyerupai wadahnya.
Gas merupakan wujud materi yang paling mudah dimampatkan
Gas-gas akan segera bercampur secara merata dan sempurna.
Gas memiliki kerapatan yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan cairan dan
padatan.
II. TEKANAN GAS

Tekanan gas dalam satuan Internasional


Tekanan merupakan salah satu sifat gas yang dapat diukur. Untuk mengukur tekanan gas
tersebut kita perlu mengetahui bagaimana satuan pengukuran ini diturunkan.

Kecepatan: perubahan jarak terhadap waktu yang ditempuh


Kecepata
n=

jarak perpindahan
waktu tempuh

Satuan SI kecepatan m/s, walaupun terkadang juga menggunakan cm/s

Percepatan : perubahan kecepatan terhadap waktu


percepatan=

perubahan
kecepatan
waktu tempuh

Satuan percepatan adalah m/s2 atau cm/s2


Hukum kedua tentang gerak, yang dirumuskan oleh Sir Isaac Newton di akhir
abad ke-17, mendefinisikan istlah gaya. Dari inilah kemudian satuan tekana diturunkan.
Gaya = massa x percepatan
Dalam konteks ini, satuan SI untuk gaya adalah Newton(N)1 N = 1 kg m/s2
Akhirnya, tekanan(P) didefinisikan sebagai gaya yang diberikan setiap satuan luas.
Tekanan=

gaya
luas

Satuan tekanan dalam SI adalah Pascal(Pa),

1 Pa = 1 N/m2

Tekanan Atmosfer
Atom-atom dan molekul-molekul gas dalam atmosfer, seperti halnya material
lainnya, mengalami gaya tarik gravitasi bumi. Sebagai akibatnya , kerapatan atmosfer di
daerah yang dekat permukaan bumi lebih besar dibandingkan dengan di daerah yang
memiliki ketinggian jauh diatas permukaan bumi. Kenyataanya, kerapatan udara
menurun sangat cepat dengan meningkatnya jarak dari perukaan bumi. Hasil
pengukuran menunjukan bahwa, sekitar 50% atmosfer menempati hingga 16 km, 99%
menempati hingga 32 km. tidak mengejutkan jika, semakin besar rapat udara, semakin

besar tekanannya. Gaya yang diterima oleh setiap wilayah disebabkan oleh atmosfer
bumi sama dengan berat kolom udara diatasnya. Tekanan atmosfer adalah tekanan yang
diberikan oleh atmosfer bumi.
Tekanan atmosfer diukur dengan sebuah alat yang sering disebut barometer.
Barometer sederhana terdiri dari tabung kaca panjang
yang salah satu ujungnya tertutup dan pipa diisi dengan
merkuri.
Tekanan atmosfer standart (1 atm) sama dengan
tekanan yang menopang kolom merkuri tepatnya 76 cm (760
mm ) pada permukaan laut pada suhu 0 0C. jadi dengan kata
lain tekanan atmosfer standart sama dengan tekanan
760mmHg. Satuan mmHg disebut juga dengan satuan torr.
Nama tersebut berasal dari penemu Barometer yang berasal
dari italia yaitu Evangelita Tooricelli.
1 torr = 1 mmHg
1 atm = 760 mmHg = 760 torr
1 atm = 101.325 Pa
= 1,01325 x 105 Pa
= 1,01325 x 102KPa
Selain Barometer, kita juga mengenal alat pengukur tekanan yang lain yaitu
Manometer. Manometer adalah alat untuk mengukur tekanan gas selain di atmosfer.
Prinsip kerja manometer sama dengan Barometer.
Manometer tabung tertutup dan manometer tabung terbuka
Manometer tabung tertutupadalah manometer yang digunakan untuk mengukur
tekanan yang lebih rendah dari terkanan atmosfer.
Manometer tabung terbuka adalah
manometer yang digunakan untuk mengukur
tekanan yang lebih tinggi dari terkanan atmosfer.
III. HUKUM-HUKUM GAS

Hukum-hukum gas yang akan dipelajari alam bab ini merupakan hasil
percobaan yang tak terhitung banyak mengenai sifat-sifat fisis gas.
Hubungan Tekanan-Volume : Hukum Boyle
Robert Boyle mempelajari perilaku gas secara sistematis dan kuantitatif
Perhatikan gambar:
a. Tekanan
dikenakan

yang
pada

gas merkuri yang


ditambahkan

ke

dalam tabung sama dengan tekanan atmosfer.


b. Kenaikan tekanan yang disebabkan oleh penambahan oleh
penambahan lebih lanjut merkuri, menghasilkan penurunan
volume gas dan ketinggian merkuri yang tidak sama didalam
tabung.
c. Kenaikan tekanan yang disebabkan oleh penambahan oleh
penambahan lebih lanjut merkuri, menghasilkan penurunan
volume gas dan ketinggian merkuri yang tidak sama didalam
tabung.
d. Kenaikan tekanan yang disebabkan oleh penambahan oleh
penambahan lebih lanjut merkuri, menghasilkan penurunan
volume gas dan ketinggian merkuri yang tidak sama didalam
tabung.
Dari pecobaan tersebut Boyle memperhatikan bahwa, jika
suhu dijaga konstan, volume (V) dari sejumlah tertentu gas menurun,
sejalan dengan kenaikan tekanan totalnya (P), yaitu tekanan atmosfer
dan tekanan yang disebabkan oleh penambahan merkuri. Pernyataan
tersebut dapat dituliskan secara matematis sebagai berikut:
P

1
V

Dimana lambang berarti sebanding dengan. Untuk mengubah


menjadi =Maka pernyataan diatas harus ditulis :
P = k1 x

1
V

Dengan k1 adalah konstanta kesebandingan.


Tekanan dari sejumlah tetap suatu gas pada suhu yang dijaga
konstan adalah berbanding terbalik dengan volumenya. Sehingga
persamaan diatas dapat ditulis :
P.V = k1

Walaupun nilai dari masing-masing tekanan dan volume bervariasi untuk suatu sample
gas yang ditentukan, sepanjang suhu dijaga kostan dan umlah gas tidak berubah, maka P
dikalikan V sama dengan suatu konstanta.
P1 . V1 = k1 = P2 . V2
atau
P1 . V1 = P2 . V2
HUBUNGAN SUHU-VOLUME: HUKUM CHARLES dan GAY LUSSAC
Jacques Charles dan joseph gay lussac menambahakan lagi teori tentang
tekanan dengan meneliti bahwa. Pada tekana konstan, volume sample gas akan memuai
jika dipanaskan dan menyusut jika didinginkan.
Pada suatu nilai tekanan yang ditentukan, plot dari volume menghasilkan garis lurus.
Dengan memperpanjang garis ke nol, diperoleh perpotongan pada sumbu suhu dengan
nilai -273,150C.

10

Pada tahun 1848 fisikawan Lord Kelvin menyatakan


pentingnya fenomena ini. Ia mengindetifisikan -273,150C
sebagai nol mutlak, yang secara teoritis merupakan suhu
terendah yang bias dicapai. Selanjutnya ia menetapkan
skala suhu mutlak yang disebut skala suhu kelvin.

nol mutlak
titik beku
air
titik didih
air
Konversi antara 0C dan K diberikan oleh

skala
kelvin
0

skala
celcius
-273,15

273,15

373,15

100

K = (0 C +
273,150C)

1K
1 0C

Dalam sebagian besar pehitungan, digunakan 273 bukan 273,15 sebagai kostanata yang
menghubungkan antara K dan C. berdasarkan kesepakatan , digunakan T untuk
menyatakan suhu mulak kelvin, dan t untuk menyatakan suhu mutlak Celsius.
VT
V = K2 T
V/T = K2
Dimana k2adalah konstanta kesebandingan.dari persamaan tersebut itu lah disebut
Hukum Charles. Hokum Charles menyatakan bahwa volume dari sejumlah tetap gas
pada tekana kostan adalah berbanding lurus dengan suhu mutlak gas itu.
Bentuk lain dari hukum Charles menyatakan bahwa pada jumlah dan volume gas yang
konstan, tekana gas sebanding dengan suhu.
PT
P = K3T
P/T = K3
Pada perbandingan suhu volume untuk sample gas tertentu pada tekanan konstan,
dapat kita tuliskan:
V1
T1

= K2

V2
T2

11

atau
T dinyatakan
HUBUNGAN
AVOGADRO

V1
T1

V
2
=
T
2

dengan satuan kelvin


VOLUME-JUMLAH GAS : HUKUM

menyatakan bahwa volume gas apapun harus sebanding dengan jumlah mol dari
molekul gas yang ada, sehingga:V n
V = k4n
n menyatakan jumlah mol , k4 menyatakan konstanta kesebandingan.
Dari persamaan diataslah disebut sebuah hukum yang disebut Hukum Avogadro, yang
menyatakan pada tekanan dan suhu konstan, volume suatu gas berbanding langsung
dengan jumlah mol yang ada.
Berdasarkan hukum Avogadro , jika dua gas bereaksi satu dengan yang lainnya, maka
volume gas yang bereaksi memiliki perbandingan sederhana. Jika hasilnya adalah gas
maka volumenya terkait dengan volume pereaksinya dalam perbandingan yang
sederhana. Perhatikan contoh:
3H2(g) +

N2(g) 2NH3(g)

karena pada suatu tekanan yang sama,volume gas sebanding dengan jumlah mol gas
yang ada.
IV. PERSAMAAN GAS IDEAL
Dari hukum-hukum gas yang telah dibahas diatas, dapat diringaks sebagai berikut :

Hukum Boyle:
Hukum Charles:
Hukum Avogadro:

V 1/P (pada n dan T konstan)


VT (pada n dan T konstan)
Vn (pada P dan T konstan)

Semua persamaan tersebut dapat digabungkan sehingga diperolah persamaan induk


tunggal untuk perilaku gas :
nT
P

V
=

R
Atau

PV = nRT

nT
P

12

Persamaan gas ideal


R adalah konstanta kesebandingan = 0,082057 L.atm/K.mol (pada suhu dan tekana
standart 00C 1atm)
Persamaan gas ideal berguna untuk menyelesaikan soal-soal yang tidak melibatkan
perubahan P, V, T, dan n ada sample gas. Walaupun demikian , dapat pula digunakan
ketika memerlukan kondisi yang menyangkut perubahan Tekanan, Volume, Suhu, dan
bahkan Jumlah gas.
R
=

P1V1
n1T1

P1V1
P2V2
=
R n1T
P12V2 n2T2
=
P1
n2T2
V1
T1

n1 =

P2
V2
T2

n2karena jumlah gastidak berubah

KERAPATAN dan MASSA MOLAR ZAT BERWUJUD GAS


Persamaan gas ideal dapat juga diterapakan untuk menentukan kerapatan atau massa
molar suatu zat berwujud gas. Persamaanya sebagai berikut:
n
P
=
V
RT
Jumlah mol gas, n, diberikan oleh persamaan :
m
M
Dimana m adalah massa gas (gr) dan M adalah massa molarnya, sehingga:
n =

m
P
=
MV
RT
Karena kerapatan, d, adalah massa per satuan volume, maka persamaan diatas dapat
ditulis :
P
d
= m =
M
V
RT
Persamaan diatas dapat digunakan ntuk meghitung kerapatan gas (gr/L).
Namun jika kerapatan gas sudah diketahui dan kita disuruh mencari massa
molar zat persamaannya dapat disusun uang seperti berikut:
M = dR

13

T
P
STOIKOMETRI GAS
Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan
kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia Stoikiometri didasarkan pada
hukum-hukum dasar kimia, yaitu hokum kekelan massa, hukum perbandingan tetap dan
hukum perbandingan berganda.
Stoikiometri gas adalah suatu bentuk khusus, dimana reaktan dan produknya
seluruhnya berupa gas. Dalam kasus ini, koefisien zat (yang menyatakan
perbandingan mol dalam stoikiometri reaksi) juga sekaligus menyatakan perbandingan
volume antara zat-zat yang terlibat.
V. HUKUM DALTON TENTANG TEKANAN PARSIAL
Hukum Dalton menyatakan bahwa tekanan total suatu campuran gas
merupakan umlah dari masing-masing gas itu sendiri.
Contoh soal:
Perhatikan suatu kasus ketika 2 gas, A dan B, berada dalam wadah dengan
volume V. tekanan yang ditimbulkan oleh gas A, berdasarkan persamaan :
nART
PA =
V
Dimana nAadalah jumlah mol A yang ada. Hal yang sama, tekanan yang timbul oleh gas
B, yaitu:
nBRT
PB
=
V
Jadi tekanan total (PT)
merupakan hasil tumbukan
antara kedua jenis molekul A dan B, maka persamaanya :
P
T

= PA

PB

nAR
nBR
T
= T
+
V
V
RT (
=
n
+
V
A

nR
= T
V
Secara umum, tekanan total campuran gas diberikan oleh:
PT = P1 + P2 + P3 + . . .

n
B)

14

Dengan P1, P2,P3, adalah tekanan parsial komponen 1, 2, 3, . . .


Bagaimana setiap tekanan tersebut berkaitan dengan tekanan totalnya?
Perhatikan penjabaran berikut:
Campuran A dan B. jika PAdibagi dengan PT, diperoleh:
PA
PT

nART /V
= (nA + nB)RT /
V
nA
=
nA + nB
=
XA

Dimana XAadalah faksi mol gas A.


Fraksi molmerupakan jumlah yang idak memiliki dimensi dan menyatakan rasio
jumlah mol komponen terhadap jumlah mol semua yang ada. nilai fraksi mol selalu
tidak lebih dari 1.
Kecuali jika A satu-satunya komponen yang ada. dalam kasus ini , nB = 0 dan
XA=nA/nA=1. Tekana parsial A dinyatakan sebagai berikut:
PA = XAPT
PB = XBPT
Perlu diperhatikan bahwa jumlah fraksi mol dalam campuran gas harus bernilai 1. Jika
ada 2 komponen maka persamaannya sebagai berikut:
XA + XB

nA

nB

= 1
nA + nB
nA + nB
Untuk memperoleh tekanan pasial, perlu diketahui fraksi mol komponen, yang akan
melibatkan analisis kimiawi. Metode paling langsung untuk mengukur tekanan parsial
adalah menggunakan spectrometer massa. intensitas relative dari puncak-puncak dalam
spektometer massa berbanding langsung dengan jumlah komponen, dan dalam hal ini
fraksi mol dari gas gas yang ada.

15

Hukum Dalton tentang tekanan parsial berguna untuk menghitung volume gas
yang terkumpul diatas permukaan air. Sebagai contoh, jika kalium korat (KClO3)
dipanaskan, akan terurai menjadi KCl dan O2
2KClO3

VI.

2KCl + 3O2

TEORI KINETIK MOLEKUL GAS


Energi
= kerja yang
Joule (J) merupakan
dilakukan satuan energi menurut SI
1J

= gaya x jarak
= 1 kg m2/s2

=1Nm
1 kJ = 1000 J
Energi kinetik rata-rata suatu molekul diberikan oleh persamaan
:

EK= mu2

Dimanam adalah massa molekul, dan u adalah laju partikel gas.


Tanda Garis mendatar menyatakan nilai rata-rata. Besaran
u2disebut laju rata-rata kuadrat yang merupakan rata-rata dari
kuadrat laju semua molekul :
u2 = u12+u22+....+uN2
N
Dimana N adalah jumlah molekul
Energi Kinetik Rata-rata molekul sebanding dengan suhu gas
dalam kelvin. Dua gas apapun pada suhu yang sama memiliki
energi kinetik rata-rata yang sama. Memungkinkan kita
menulis :
EK T
mu2 T
mu2 = CT
A. Penerapan Hukum-Hukum Gas
1. Ketermampatan
Gas
artinya

Mudah

tidaknya

dimampatkan karena molekul-molekul dalam fasa gas


dipisahkan oleh jarak yang cukup lebar, maka gas dapat

16

dengan mudah dimampatkan untuk


ruang yang ditempatinya.
2. Hukum Boyle, Tekanan yang

N-mempersempit

ditimbulkan

oleh

gas,

dihasilkan oleh tumbukan molekul molekulnya dengan


dinding wadah.
( Tekanan Gas berbanding terbalik dengan volume yang
ditempatinya,

jika

volume

menurun

maka

tekanan

meningkat dan sebaliknnya)


3. Hukum Charles Karena energi kinetik rata-rata molekul
gas sebanding dengan suhu mutlak, kenaikan suhu
meningkatkan energi kinetik rata-rata akibatnya Jika gas
dipanaskan,

molekul-molekul

akan

lebih

sering

menumbuk dinding wadahnya dan dengan benturan yang


lebih kuat dan tentu saja tekanan menjadi naik. Volume
gas

akan

mengembang

hingga

tekanan

gas

diseimbangkan oleh tekanan luar yang konstan.


4. Hukum Avogadro, tekanan gas // kerapatan dan suhu gas,
karena massa gas // jumlah mol ( n ) gas, maka
kerapatannya dapat dinyatakan dengan n/V . Sehingga ,
Pn T
V
Untuk dua gas, 1 dan 2, dapat ditulis
P1 n1 T1 = C n1 T1
V1
V1
P2 n2 T2 = C n2 T2
V2
V2
5. Hukum Dalton tentang Tekanan Parsial. Jika molekulmolekul tidak saling tarik menarik atau tolak menolak,
maka tekanan yang ditimbulkan oleh satu jenis molekul
tidak dipengaruhi oleh kehadiran gas lainnya.Akibatnya
tekanan totalnya diberikan oleh jumlah dari tekanan
masing-masing gas.
B. Distribusi Kecepatan Molekul

17

Teori Kinetik gas memungkinkan kita untuk mempelajari


gerakan molekul secara lebih terperinci. Misalkan kita
memiliki sejumlah besar molekul gas, katakanlah 1 mol,
dalam suatu wadah. Selama suhu dijaga tetap, energi kinetik
rata-rata dan kecepatan kuadrat rata-rata akan tetap tidak
berubah dengan berjalannya waktu. Sepertiyang diharapkan,
gerakan

molekul-molekul

secara

keseluruhan

berupa

gerakan acak dan tidak dapat diramalkan.


C. Kecepatan Akar Rata-rata Kuadrat
Salah satu hasil dari teori kinetik gas adalah bahwa energi
kinetik total gas apapun sama dengan 3/2 RT. Sejak semula
kita telah melihat bahwa energi kinetik rata-rata dari satu
molekul adalah mu2
Dan juga dapat ditulis :

NA = 6,02 x 1026 molekul/kmol

NA(mu
= 3/2
Dengan
N2A)adalahdilangan
avogadro. Karena NAm = ,
RT
dengan adalah massa molar, maka persamaan ini dapat
disusun ulang menjadi
u2 = 3RT

Dengan menempatkan akar kuadrat di kedua sisi persamaan


diatas memberikan :

u2 = uark = 3RT

D. Difusi Gas
Sebagai contoh, jika botol berisi Larutan amonia pekat
dibuka disalah satu ujung meja praktikum, akan memerlukan
waktu sebelum seseorang mencium baunya dibagian ujung
lainnya dari meja itu. Alasannya adalah bahwa molekul
mengalami sejumlah tumbukan ketika bergerak dari satu
ujung ke ujung lain meja praktikum, maka difusi gas selalu

18

terjadi secara berangsur-angsur dan tidak secara seketika


seperti kecepatan molekul yang diperkirakan. Lebih jauh lagi
karena kecepatan akar kuadrat rata-rata dari gas ringan
adalah lebih besar daripada gas yang lebih berat, maka gas
yang lebih ringan akan berdifusi melalui ruang tertentu, lebih
cepat daripada gas yang lebih berat.
VII. PENYIMPANGAN PERILAKU IDEAL
Perilaku Ideal adalah suatu gas yang memperlihatkan telah
memenuhi kedua kondisi tertentu( jika n = 1, PV = n RT
menjadi PV = RT atau PV/RT = 1 )
Dengan : n = Jumlah Mol Gas
;
105 Pa
T = 273 K

P = 1 atm = 1,013 x

R = Tetapan Gas Universal (8,315 J/mol.K)/

0,082 atm
Van der Waals menyarankan bahwa tekanan yang diberikan
oleh gas ideal, Pideal berkaitan dengan tekanan yang diukur
secara eksperimen P nyata, menurut persamaan ;
P

ideal

=P

nyata
2

+an2

Tekanan suhu
Teramati Koreksi

Dengan :
a = Konstanta kesebandingan
n = Jumlah mol
V = Volume

A. Ringkasan
Pada kondisi atmosfer, sejumlah unsur berwujud gas : H2,
N2, O2, O3, F2, Cl2, dan unsur-unsur golongan 8A ( Gas Mulia )
Hubungan tekanan volume untuk gas ideal di tentukan
oleh

hukum Boyle.

Volume berbanding terbalik

terhadap

tekanannya (pada T dan a konstanta). Hubungan Suhu-volume


untuk Gas ideal dijelaskan oleh hukum Charles dan Gay Lussac.
Suhu menurut skala kelvin, 0 K disebut nol mutlak. Dalam

19

semua perhitungann hukum gas, suhu harus dinyatakan dalam


kelvin. Hubungan antara jumlah dengan volume gas ideal
dijelaskan oleh hukum Avogadro : gas-gas dengan volume yang
sama mengandung jumlah molekul yang sama pula (pada T dan
P yang sama).
Persamaan Gas Ideal : PV = n RT , merupakan gabungan
dari hukum Boyle, Charles dan Avogadro. Persamaan ini
menjelaskan perilaku Gas Ideal.
B. Kata Kunci
1. Barometer
= Alat Ukur Tekanan Udara
2. Difusi
= Gabungan zat cair atau gas diluar daya mekanik
3. Energi kinetik = Energi yang ditimbulkan oleh suatu objek
bergerak ( Energi Gerakan )
4. Fraksi Mol
=Bilangan yang menyatakan rasio
jumlah mol zat terlarut dan pelarut dalam sebuah larutan
5. Tekanan Parsial =tekanan yang akan diberikan oleh gas
tertentu dalam campuran seandainya gas tersebut
sepenuhnya mengisi wadah.
6. Manometer
=alat yang digunakan secara luas pada audit
energi untuk mengukur perbedaan tekanan di dua titik yang
berlawanan
7. Skala Suhu Kelvin =skala suhu di mana nol absolut
didefinisikan sebagai 0 K. Satuan untuk skala Kelvin adalah
kelvin (lambang K),
8. Tekanan dan Suhu Standar (STP) = standard temperature
and pressure, disingkat STP) adalah sebuah keadaan standar
yang digunakan dalam pengukuran eksperimen
9. Persamaan Gas Ideal
= persamaan keadaan suatu gas
ideal. Persamaan ini umum dituliskan sebagai PV = nRT
C. PERTANYAAN DAN SOAL
1. Di dalamsebuahtangki yang volumenya 50 dm3terdapat gas oksigenpadasuhu 27
C dantekanan 135 atm. Berapakahmassa gas tersebut?
Penyelesaian:
R
= 0,821 ltatm/mol k
p
= 135 atm
V
= 50 dm3

20

= 300 K

=
=

= 274 mol

M O2 = 16 + 16 = 32
m O2 = 32 . 274
= 8768 gr
2. Sebuahtangkiberisi
8
kg
gas
oksigenpadatekanan
5
Bilaoksigendipompakeluarlaludigantidengan
5,5
kg
karbondioksidapadasuhu yang sama, berapakahtekanannya?
Penyelesaian:
M O2 = 32

n (8 kg O2 ) =

M CO2 = 44
p1
= 5 atm
p1 V1 = n1 R T1
p2 V2 = n2 R T2

n (5,5 kg CO2) =

atm.
gas

= 250 mol
= 125 mol

T1 = T2
V1 = V2

=
p2

= p1

=5
p2
= 2,5atm
3. Massa 1 mol air 10 kg. berapajumlahmolekul H2O dalam 1 gr berat air.
Berapakahjarak rata- rata antaramolekulpadatekanan 1,01 . 10 5 N m2
danpadasuhu 500 K?
Penyelesaian:
pV
=nRT

Volumetiapmolekul =

= 4,5 . 10-4 m3
= 134,4 . 10-26 m3

Jarakpartikel- partikeldianggapseperti bola, sehingga:

21

V = 4/3 r3
134,4 . 10-26 = 4/3 . 3,14 r3
r3 = 32,09 . 1026 r =
4. Tekanan partial uap air padasuhu 27 C adalah 15 cm Hg. Berapabanyakyauap
air yang terdapat dalam 1 m3udara?
Penyelesaian:
= 0,197 N/m2

pV

=nRT

=
=

= 0,079 mol

Uap air (H2O) M = 18


Banyaknya m H2O = 0,079 . 18 = 0,1422 gr
5. Sebuah balon Helium dianggap berbentuk bola sempurna dengan jari-jari 15,0
cm. Pada suhu ruang (210C) tekanan di dalamnya adalah 1,02 atm. Hitunglah
jumlah mol helium dan massa helium yang harus ditiupkan ! ( Massa molekul
Helium M = 4,00 g/mol )
Jawab :
R
= 15,0 cm = 1,5 . 10-1 m
P
= 1,02 atm
= 1,02 x 1,013 x 105 N/m2
= 1,03326 x 10 5 N/m2
T
= 21 + 273 = 294 K
Karena Balon dianggap berbentuk bola, maka volume Balon adalah :
V
= 4 R3
3
= 4(3,14).(1,5.10-1)3
3
= 0,014 m3
Dari persamaan umum gas ideal, kita dapatkan :
P.V

=nRT

= P.V
R.T
= (1,03326 x 10 5 N/m2 ). (0,014 m3)
(8,314 J/mol.K). 294 K

22

= 1.446,564 Nm
2.444,316 J/mol
= 0,59 mol
Massa Helium yang harus ditiupkan jika massa molekul He =
4,00 g/mol dapat dihitung dari
Massa

= n x massa molekul

= 0,59 mol x 4,00 g/mol


=2,36 gram

DAFTAR PUSTAKA

Giancoli, Douglas C (2000).Physics scientist & Engineers With Modern


Physics. New Jersey.
Giancoli, Douglas C.Physics Fifth Edition (Terjemahan).Jakarta:
Erlangga.
Chang, Raymond (2006). Kimia Dasar : Konsep-konsep inti Jilid 1 [ hal.
126 157 ]. Terjemahan Muhamad Abdulkadir Martoprawiro...[et.al].
Jakarta: Erlangga.
Fisika : Suhu dan Kalor : Temometer dan Skala Suhu. Diakses pada
tanggal 20 oktober 2013 dari
http://widiaprianto.blogspot.com/2010/06/suhu-dan-kalor-termometerdan-skala.html.

Anda mungkin juga menyukai