Anda di halaman 1dari 7

TINGKAT PENCAHAYAAN PADA PERPUSTAKAAN

DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS INDONESIA


Hendra1, Sekar Tina A.N.P, Amah Majidah V.D
1. Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, FKM, Universitas Indonesia, Gedung C Lantai 1
Kampus FKMUI Depok, 16424, Indonesia
email : dahen@ui.ac.id

Abstrak
Pencahayaan di tempat kerja khususnya di perpustakaan merupakan aspek penting dalam menunjang aktivitas baik
mahasiswa maupun pegawai. Kondisi pencahayaan yang tidak memenuhi standar dapat mengganggu aktivitas dan
menyebabkan terjadinya keluhan kesehatan khususnya kelelahan mata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kesesuaian tingkat pencahayaan di ruang perpustakaan yang ada di lingkungan UI. Penelitian ini menggunakan disain
evaluasi dengan membandingkan hasil pengukuran dengan standar serta melakukan analisis terhadap kondisi
lingkungan, respon subjektif pengguna, dan keluhan kelelahan mata. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kesesuaian
pencahayaan di perpustakaan berkisar antara 0% sampai 100%. Beberapa perpustakaan bahkan mempunyai kesesuaian
di bawah 100%. Sebagian besar pencahayaan mempunyai tingkat kesesuaian antara 30% sampai 60%. Kondisi ini
dikarenakan distribusi pencahayaan yang kurang baik karena banyaknya lampu yang mati, intensitas yang rendah, serta
tata letak peralatan yang kurang baik, serta warna ruangan yang agak gelap. Disamping itu juga terdapat perpustakaan
yang mempunyai pencahayaan yang sangat tinggi sehingga menyebabkan silau, mengganggu aktivitas, dan
menyebabkan keluhan kelelahan mata. Kelelahan mata yang umum dirasakan oleh mahasiswa dan pegawai adalah mata
selalu terasa mengantuk, tegang pada daerah leher dan bahu. Umumnya keluhan dirasakan selama melakukan aktivitas,
meskipun ada juga yang merasakan keluhan setelah selesai beraktivitas. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat
pencahayaan di perpustakaan harus segera dibenahi agar sesuai dengan standar sehingga aktivitas berjalan lancar dan
memperkecil risiko kelalahan mata.

Abstract
The Illumination of Libraries in Universitas Indonesia, Lighting in the workplace, especially in the library is an
important aspect in supporting both students and employees activity. Lighting conditions that do not meet the standard
can disrupt activity and cause health complaints especially eye fatigue. This study aims to determine the suitability level
of lighting in the existing library space within the UI. This study uses the design of evaluation by comparing results
with standard measurements as well as an analysis of environmental conditions, subjective response, and eye
fatigue. Results showed the level of suitability of lighting in the library ranged from 0% to 100%. Some libraries even
have suitability below 100%. Most of the illumination has a level of suitability from 30% to 60%. This condition is
caused by poor lighting distribution because some lamps are not lit, low intensity, poor layout of equipment, and
slightly darker color of the room. Besides, there are libraries that have a very high lighting causing glare, disturbing
activity, and cause eye fatigue. Common eye fatigue felt by students and employees is sleepy eyes and pain in the neck
and shoulders. Complaints generally felt during activity, although there is also a feeling complaint after the move. This
indicates that the level of lighting in the library must be immediately corrected to conform to standards to minimize the
eye fatigue risk and support activities.
Keywords: illumination level, subjective response, eye fatigue, library activities

1. Pendahuluan
Pencahayaan yang baik dan sesuai dengan kebutuhan
pekerjaan merupakan salah satu faktor penting dalam

meningkatkan kenyamanan dalam bekerja. Pencahayaan


yang kurang baik dapat menyebabkan berbagai keluhan
kesehatan khususnya pada mata yang dikenal dengan
istilah visual symptoms.1 Beberapa keluhan yang terkait

dengan pencahayaan yang kurang baik di tempat kerja


adalah sakit kepala, kelelahan mata, mata kering, mata
perih, serta keluhan pada leher dan bahu. Pekerjaan
yang berisiko terjadinya keluhan pada mata juga dialami
oleh operator komputer. Penelitian menunjukkan lebih
dari 30% pekerja operator komputer mengalami keluhan
mata kering.2
Perpustakaan merupakan salah satu tempat kerja yang
sebagian besar kegiatan sangat mengandalkan mata.
Oleh sebab itu pencahayaan yang baik di ruangan
perpustakaan akan meningkatkan kenyamanan dalam
bekerja bagi karyawan dan mahasiswa. Keberadaan
perpustakaan di perguruan tinggi merupakan sarana
yang penting dalam menunjang pelaksanaan tri dharma
perguruaan tinggi.
Pencahayaan merupakan salah satu bentuk dari bahaya
fisik lingkungan kerja yang dapat berdampak buruk bagi
kesehatan dan menjadi salah satu indikator yang penting
untuk menunjang aktivitas dalam bekerja terutama
dalam terciptanya kenyamanan dan produktivitas
bekerja. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No: 1405/MENKES/SK/XI/2002
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Perkantoran dan Industri, standar pencahayaan di
tempat kerja (perkantoran) minimal adalah 100 lux.
Pencahayaan yang baik di tempat kerja bermanfaat
untuk: 4
1. Mampu mengurangi risiko kecelakaan kerja dan
masalah kesehatan
2. Konsentrasi dan ketelitian yang lebih baik di tempat
kerja
3. Tempat kerja yang lebih terang, lebih bersih
sehingga menghasilkan lingkungan yang aktif dan
bersemangat
4. Hasil kerja yang baik
5. Visibilitas dan ketelitian yang lebih baik serta
meningkatkan kecepatan kerja dalam menghasilkan
produk
Tingkat pencahayaan di tempat kerja mampu memberi
dampak yang signifikan dalam produktivitas. Dengan
pencahayaan yang cukup, pekerja mampu menghasilkan
karya yang lebih banyak dengan kesalahan yang lebih
sedikit, sehingga mampu meningkatkan produktivitas
sebesar 10-50%. Pencahayaan di tempat kerja yang baik
dapat mengurangi tingkat kesalahan sebesar 30-60%
serta mengurangi keluhan pada mata dan sakit kepala,
nausea, dan sakit leher yang dapat berkembang menjadi
eyestrain. Pencahayaan yang baik membuat pekerja
mampu berkonsentrasi lebih baik pada pekerjaannya
sehingga mampu meningkatkan produktivitasnya.4
Aktivitas yang dilakukan di perpustakaan seperti
mencari koleksi, membaca, menulis, dan bekerja dengan
komputer merupakan aktivitas yang tergolong dalam
visual activities yang tinggi. Pencahayaan yang baik dan

cukup di perpustakaan akan memudahkan semua pihak


yang melakukan aktivitas dan mampu mengurangi
keluhan yang berkaitan dengan pencahayaan yang tidak
memadai. Dikarenakan belum adanya informasi
mengenai kondisi tingkat pencahayaan perpustakaan
dan keluhan pengguna perpustakaan, maka melalui
penelitian ini diharapkan dapat diketahui apakah tingkat
pencahayaan di perpustakaan di lingkungan UI sudah
memenuhi syarat serta apa saja keluhan yang dialami
oleh pengguna perpustakaan. Disamping itu untuk
mendapatkan aspek yang perlu diperbaiki dalam
pencapaian tingkat pencahayaan yang baik dan cukup
pada gedung atau ruangan perpustakaan di UI

2. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan suatu studi evaluasi yaitu
melakukan evaluasi terhadap tingkat pencahayaan di 13
perpustakaan di UI dengan melakukan pengukuran dan
membandingkan hasil pengukuran tersebut dengan
standar/persyaratan yang berlaku yaitu Kepmenkes
Nomor
1405/MENKES/SK/XI/2002.
Pengukuran
tingkat pencahayaan dilakukan dengan menggunakan
Luxmeter dengan mengacu pada Standar Nasional
Indonesia tentang Pengukuran Intensitas Penerangan di
Tempat Kerja (SNI 16-7062-2004). Evaluasi juga
dilakukan terhadap kondisi pencahayaan di ruangan
perpustakaan meliputi aspek fisik, respon subjektif dan
keluhan kelelahan mata. Penelitian ini dilakukan selama
10 bulan pada bulan Agustus 2009 Mei 2010.
Analisis tingkat pencahayaan dilakukan pada seluruh
perpustakaan di UI, dengan kriteria sebagai berikut:
1. Perpustakaan pusat UI Kampus Depok
2. Perpustakaan fakultas. Bila di suatu fakultas terdapat
lebih dari satu perpustakaan, maka dipilih
perpustakaan yang utama.
Disamping itu juga dilakukan survey terhadap keluhan
yang dirasakan oleh pengguna perpustakaan meliputi
petugas dan mahasiswa. Jumlah mahasiswa pengguna
diambil 30 orang setiap perpustakaan yang diambil
secara langsung pada mahasiswa yang datang ke
perpustakaan.
Analisis data dilakukan dengan membandingkan hasil
pengukuran pecahayaan dengan Kepmenkes Nomor
1405/MENKES/SK/XI/2002. Kondisi fisik ruangan,
keluhan subjektif yang dirasakan oleh pengguna dan
pendapat pengguna terhadap kondisi pencahayaan di
perpustakaan di analisis secara deskriptif.

3. Hasil dan Pembahasan


3.1. Kesesuaian Tingkat Pencahayaan
Hasil pengukuran tingkat pencahayaan yang dilakukan
di 13 perpustakaan di lingkungan UI terlihat hasil yang
bervariasi. Beberapa titik pengukuran sudah sesuai

dengan standar yang dianjurkan. Namun masih banyak


ditemukan tingkat pencahayaan yang tidak sesuai
dengan standar. Ketidak sesuaian tingkat pencahayaan
dapat dikarenakan cahaya yang kurang atau cahaya
terlalu tinggi sehingga menimbulkan silau. Jumlah titik
pengukuran disesuaikan dengan kondisi ruangan
perpustakaan. Hasil pengukuran kemudian dibandingkan dengan standar untuk melihat persentase kesesuaian
tingkat pencahayaan yang diperoleh. Persentase kesesuaian tingkat pencahayaan terlihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Persentase Kesesuaian Tingkat Pencahayaan
No

Fakultas/Unit

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

FK
FKG
FMIPA
FT
FH
FE
FIB
FPsi
FISIP
FKM
FASILKOM
FIK
Pusat

Jumlah Titik
Pengukuran
122
62
164
127
182
338
230
115
214
183
99
122
270

% Kesesuaian
25 87,5
59,7
50 - 100
10 51,7
25 - 100
25 77,8
42,9 - 90
42,2 68,6
0 - 100
28,6 - 100
0 54,5
0 - 100
0 - 100

Pada tabel di atas terlihat bahwa kondisi pencahayaan di


perpustakaan di lingkungan UI masih tergolong kurang
memadai. Hal ini terlihat dari masih banyak ditemukan
ruangan dengan tingkat pencahayaan yang tidak
memadai. Suatu ruangan dikatakan memiliki tingkat
pencahayaan yang sesuai dan baik apabila semua titik
pengukuran mempunyai tingkat pencahayaan yang
sesuai dengan standar. Khusus untuk aktivitas di
ruangan perpustakaan, maka standar yang digunakan
adalah antara 100-300 lux sesuai dengan Kepmenkes
Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002.
Dari 13 perpustakaan yang dievaluasi, hanya 6 perpustakaan yang mempunyai ruangan dengan penerangan
yang baik karena kesesuaian mencapai 100%. Sedangkan perpustakaan lainnya hanya maksimal mencapai
kesesuaian 90%.
Berdasarkan observasi yang dilakukan, kondisi ini
terjadi karena tidak meratanya distribusi cahaya di
ruangan perpustakaan. Tidak meratanya distribusi
cahaya disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:
1. Banyaknya ruangan dengan lampu dalam keadaan
mati, memancarkan lumen yang rendah karena kotor
dan tidak terawat.
2. Tata letak peralatan seperti rak buku, lemari, dll
yang menghalangi arah cahaya
3. Beberapa ruangan mempunyai warna yang
cenderung gelap sehingga tingkat pantulan cahaya di
ruangan tersebut sangat rendah.

3.2. Respon Subjektif


Respon subjektif terhadap kondisi pencahayaan yang
ditanyakan kepada pengguna perpustakaan baik
mahasiswa maupun pegawai meliputi pendapat tentang
tingkat pencahayaan, efek lampu terhadap suhu
ruangan, kondisi lampu, distribusi cahaya, dan keluhan
selama beraktivitas.
Pada tabel 2 terlihat bahwa pada umumnya mahasiswa
menganggap kondisi pencahayaan yang ada di
perpustakaan sudah cukup memadai (63,3-97%). Masih
ditemukan mahasiswa yang merasa tingkat pencahayaan
di ruangan perpustakaan kurang baik. Bahkan 3,3%
mahasiswa di FISIP berpendapat bahwa pencahyaan di
ruangan perpustakaan cenderung gelap atau sangat
kurang.
Sedangkan untuk kondisi lampu pada umumnya
mahasiswa menganggap lampu yang ada tidak
berdampak pada peningkatan suhu ruangan serta kondisi
lampu dalam keadaan baik. Namun beberapa
perpustakaan masih terdapat lampu yang kadangkadang bahkan sering berkedip sehingga mengganggu
aktivitas mahasiswa di perpustakaan.
Distribusi cahaya di ruangan perpustakaan umumnya
dirasa tidak merata oleh mahasiswa. Kondisi ini sangat
terkait dengan keluhan yang umum dirasakan oleh
mahasiswa selama beraktivitas yaitu sulit melihat
tulisan dan silau saat melihat layar monitor.
Sedangkan pada tabel 3 mengenai respon subjektif
pegawai terhadap kondisi pencahayaan di perpustakaan
umumnya mempunyai pola yang hampir sama dengan
respon dari mahasiswa. Khusus untuk tingkat
pencahayaan masih banyak perpustakaan yang dianggap
mempunyai pencahayaan yang cenderung kurang atau
redup oleh pegawai.
Respon yang cukup kontras antara mahasiswa dengan
pegawai adalah mengenai distribusi cahaya di ruangan
perpustakaan. Berdasarkan data pada tabel 2 dan tabel 3,
terlihat bahwa mahasiswa cenderung merasakan distribusi cahaya yang tidak merata, sedangkan pegawai
cenderung merasa distribusi cahaya merata. Perbedaan
ini dikarenakan aktivitas pegawai dan mahasiswa yang
berbeda di perpustakaan. Pegawai cenderung beraktivitas secara statis atau hanya pada area tertentu saja,
sedangkan mahasiswa cenderung beraktivitas secara
dinamis dan berpindah-pindah di dalam ruangan
perpustakaan. Disamping itu kondisi ini juga disebabkan oleh kondisi lampu di ruangan yang kurang baik,
banyak yang tidak berfungsi atau mati, tingkat intensitas
atau lumen yang kurang, serta kondisi layout atau tata
letak peralatan di dalam perpustakaan yang menyebabkan distribusi cahaya menjadi terhalang dan terdistribusi
tidak merata.

Tabel 2. Respon Subjektif Mahasiswa Terhadap Kondisi Pencahayaan dalam %


No

Variabel

1 Pendapat tentang Tingkat Pencahayaan


Sangat Kurang (Gelap)

FK FKG FMIPA FT FH FE FIB Fpsi FISIP FKM

FASIL
FIK Pusat
KOM

3.3

Kurang (Redup)

33

6.7

6.7

17

3.3

30

33.3

16.7

16.1

6.5

6.7

Terang (Baik/Cukup)

67

93.3

93.3

83

93 93 97

70

63.3

73.3

83.9

94

93.3

Sangat Terang (Menyilaukan)

10

2 Lampu menyebabkan Ruangan terasa Panas


Ya
Tidak
3 Lampu sering Berkedip
Tidak Pernah

20

3.3

6.7

10 10 25

6.7

10

13.3

80

100

96.7

93

87 90 75

93.3

90

86.7

100

100

100

60

76.7

56.7

50

67 73 60

76.7

50

80

74.2

74

76.7

Jarang

23

23.3

40

40

30 23 13

16.7

43.3

20

19.4

26

23.3

Kadang-kadang

17

3.3

10

3.3

6.7

6.5

Sering

2.5

3.3

Sangat Sering

4 Penyebaran Cahaya
Merata

33

13.3

20

40

6.7 13

13.3

23.3

53.3

19.4

26

13.3

Tidak Merata

67

86.7

80

60

90 87 70

86.7

76.7

46.7

80.6

74

86.7

5 Keluhan saat Beraktivitas


Tidak ada

13.3

13.3

45.2

32

25

20

23.3

9.7

9.7

20

13.3

60

16.1

39

25

30

53.3

23.3

30

31 30 46,7 26.7

Tulisan tidak jelas terlihat

13

3.3

6.7

6.7

17

Silau saat menatap layar monitor

17

10

33.3

33

28 33 6,7 16.7

6,7

Benda-benda tidak terlihat jelas

10

6.7

3.4

Lainnya

30

26.7

36.7

27

21 33 40

Sedangkan keluhan yang dirasakan oleh pegawai selama


melakukan aktivitas di perpustakaan cenderung sama
dengan keluhan yang dirasakan oleh mahasiswa.
Keluhan yang umum dirasakan oleh pegawai adalah
silau saat menatap layar monitor dan sulit melihat
tulisan. Keluhan ini terjadi disebabkan oleh banyak hal
antara lain distribusi cahaya yang tidak merata sehingga
masih terdapat beberapa area yang mempunyai tingkat
pencahayaan yang rendah. Namun kondisi pencahayaan
yang tinggi dan menyebabkan silau seperti yang
ditemukan di beberapa perpustakaan juga dapat
menyebabkan keluhan ini.
3.3. Keluhan Kelelahan Mata
Keluhan kekelahan mata yang umum dirasakan oleh
mahasiswa dan pegawai sebagai dampak dari kurang
baiknya kondisi pencahayaan di perpustakaan terlihat
pada tabel 4 dan tabel 5. Pada tabel tersebut memperlihatkan jumlah mahasiswa maupun pegawai yang
merasakan setiap keluhan.
Keluhan kelelahan mata yang umum dirasakan oleh
mahasiswa seperti terlihat pada tabel 4 adalah mata
selalu terasa mengantuk, terasa tegang pada bagian leher
dan bahu, serta mata terasa perih. Pada umumnya

10
16.7

10

6.5

12.5

30

43.3

3.3

29

13

17.5

mahasiswa mengalami semua keluhan yang ditanyakan,


namun yang 3 keluhan di atas adalah keluhan yang
paling banyak dirasakan. Apabila dikaitkan dengan
kondisi pencahayaan di ruangan perpustakaan, maka
terlihat ada indikasi keterkaitan antara kondisi tingkat
pencahayaan dengan keluhan yang dirasakan. Kondisi
pencahayaan yang kurang baik baik redup maupun yang
menimbulkan silau akan dapat menyebabkan terjadinya
keluhan seperti mata selalu terasa mengantuk sebagai
gejala umum adanya kelelahan mata (eye fatigue).
Sedangkan keluhan terasa tegang pada bagian leher dan
bahu merupakan dampak akomodasi mata yang
berlebihan untuk menyesuaikan dengan kondisi pencahayaan yang ada. Akomodasi mata yang maksimal
bahkan cenderung berlebihan dapat disebabkan oleh
tingkat pencahayaan yang rendah maupun tinggi atau
menyilaukan.
Sedangkan pada tabel 5 memperlihatkan gambaran
keluhan kelelahan mata yang dirasakan oleh pegawai
sebagai akibat pencahayaan di ruang perpustakaan.
Secara umum keluhan kelelahan mata yang dirasakan
oleh pegawai hampir sama dengan keluhan kelelahan
mata yang dirasakan oleh mahasiswa. Keluhan
kelelahan yang umum dirasakan adalah terasa tegang
pada leher dan bahu serta mata selalu terasa mengantuk.

Tabel 3. Respon Subjektif Pegawai Terhadap Kondisi Pencahayaan dalam %


No
1

Variabel

FK FKG FMIPA FT

Sangat Kurang (Gelap)

Kurang (Redup)

40

33,3 40 20

40

40

50

7.5

100

100

60

50 66,7 60 80

60

60

100

50

75

83.9

50

25

6.5

9.7

Terang (Baik/Cukup)

FAS IL
FIK Pusat
KOM

Pendapat tentang Tingkat Pencahayaan

Sangat Terang (M enyilaukan)


2

FH FE FIB Fpsi FIS IP FKM

Lampu menyebabkan Ruangan terasa Panas


Ya

66,7

20

Tidak

33,3

100

80

66,7 20 20

100 33,3 80 80

40

20

50

100

60

80

50

100 90.3

Lampu sering Berkedip


Tidak Pernah

33,3

60

33,3 20 60

40

100

50

29

Jarang

33,3

75

20

50 66,7 20 20

60

20

50

25

38.7

Kadang-kadang

33,3

25

20

50

60 20

40

40

50

25

32.3

Sering

Sangat Sering

M erata

66,7

25

100

25

50

60 100

40

60

80

50

75

74.2

Tidak M erata

33,3

75

75

50

40

60

40

20

50

25

25.8

33,3

50

20

40 40

40

40

50

50

40

6.5

33,3

60

75 33,3 20 20

60

40

40

50

25

93.5

20

33,3

50

25 33,3 20 40

20

20

25

Penyebaran Cahaya

Keluhan saat Beraktivitas


Tidak ada
Tulisan tidak jelas terlihat
Silau saat menatap layar monitor
Benda-benda tidak terlihat jelas
Lainnya

66,7 0
0

20

Tabel 4. Keluhan Kelelahan Mata pada Mahasiswa dalam %

No

Keluhan

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Mata Merah
Mata Terasa Perih
Mata Berair
Mata Terasa Gatal atau Kering
Mata Selalu Terasa Mengantuk
Mata Terasa Tegang dan Kaku
Mata Sering Dikucek
Penglihatan Kabur
Penglihatan Rangkap/Ganda
Sakit Kepala Akibat Penglihatan
Kesulitan Fokus
Terasa Tegang di Leher dan Bahu
Perubahan Penglihatan Terhadap Warna
Sulit Melihat Subjek di Kejauhan Setelah Lama
Menggunakan Komputer

14

FASILK
FIK Pusat
OM
(n=30) (n=30) (n=30) (n=30) (n=30) (n=30) (n=30) (n=30) (n=30) (n=30) (n=31) (n=31) (n=40)
3
0
3
1
1
1
4
3
5
5
3
2
7
10
2
11
5
5
4
11
11
10
14
14
11
16
6
1
8
3
6
3
9
5
6
6
6
5
9
7
3
7
3
7
2
7
4
7
2
4
4
9
13
12
19
19
21
23
18
18
20
20
21
13
21
5
2
7
6
7
4
4
7
7
6
4
10
14
5
3
9
6
10
8
11
6
6
10
5
11
8
5
4
8
7
4
4
6
7
7
11
10
4
9
2
1
5
1
2
1
3
1
4
2
0
1
4
2
0
4
6
5
4
5
6
7
6
5
3
10
6
4
13
10
7
8
9
11
11
8
9
5
10
15
13
12
14
16
12
18
19
19
12
14
18
28
0
0
2
1
0
0
1
2
2
2
1
1
1
FK

FKG FMIPA

14

FT

FH

FE

FIB

FPsi

11

FISIP FKM

14

11

14

Tabel 5. Keluhan Kelelahan Mata pada Pegawai dalam %

No

Keluhan

FK

FKG

FMIPA

FT

FH

FE

FIB

FPsi

FIS IP

FKM

FAS IL
KOM

(n=3)

(n=4)

(n=5)

(n=4)

(n=6)

(n=5)

(n=5)

(n=5)

(n=5)

(n=5)

(n=2)

FIK

Pusat

(n=4) (n=31)

M ata M erah

M ata Terasa Perih

12

M ata Berair

M ata Terasa Gatal atau Kering

M ata Selalu Terasa M engantuk

17

M ata Terasa Tegang dan Kaku

M ata Sering Dikucek

Penglihatan Kabur

Penglihatan Rangkap/Ganda

10

Sakit Kepala Akibat Penglihatan

11

Kesulitan Fokus

12

Terasa Tegang di Leher dan Bahu

14

13

Perubahan Penglihatan Terhadap Warna


Sulit M elihat Subjek di Kejauhan Setelah
Lama M enggunakan Komputer

14

Sedangkan keluhan kelelahan lain yang juga dirasakan


oleh pegawai perpustakaan antara lain adalah mata
sering dikucek, mata terasa perih, sulit melihat subjek di
kejauhan setelah lama bekerja dengan komputer, dan
sakit kepala.
Keluhan-keluhan yang dirasakan oleh memperlihatkan
bahwa kondisi pencahayaan di ruang perpustakaan
tempat bekerja telah memberikan dampak negatif yang
perlu mendapat perhatian. Upaya perbaikan terhadap
kondisi pencahayaan di perpustakaan khususnya
ruangan-ruangan yang masih mempunyai tingkat
pencahayaan yang tidak sesuai dengan standar yang
disyaratkan merupakan salah satu upaya untuk
menurunkan tingkat keluhan yang ada. Perbaikan
sumber cahaya (lampu), distribusi cahaya, perubahan
warna ruangan, membatasi cahaya matahari yang
masuk, dan perawatan terhadap lampu merupakan
beberapa upaya perbaikan yang dapat dilakukan untuk
meningkatkatkan kesesuaian pencahayaan dengan
standar dan sekaligus menurunkan risiko terjadinya
keluhan kelelahan mata.

4. Kesimpulan
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka beberapa hal yang
dapat disimpulkan adalah sebagai berikut:
1. Tingkat kesesuaian pencahayaan di ruangan
perpustakaan di lingkungan Universitas Indonesia
sangat bervariasi mulai dari kondisi pencahayaan
yang buruk sampai yang sangat baik. Kondisi
pencahayaan yang buruk terlihat dari rendahnya
persentase kesesuaian hasil pengukuran dengan
standar yang digunakan. Makin besar persentase
kesesuaian titik pengukuran dengan standar, makin
baik kondisi pencahayaan di ruangan tersebut.

2. Masih banyaknya ditemukan kondisi pencahayaan


yang kurang memadai dan tidak sesuai dengan
kebutuhan disebabkan oleh beberapa hal, antara lain:
a. Kurang baiknya distribusi cahaya diruangan
perpustakaan. Hal ini dapat disebabkan oleh layout atau tata letak peralatan di perpustakaan yang
tidak sesuai dengan posisi sumber cahaya atau
lampu.
b. Tidak sesuainya jenis lampu yang digunakan
sehingga intensitas cahaya atau lumen yang
dihasilkan oleh lampu tidak mampu untuk
mencukupi kebutuhan lumen yang diperlukan.
c. Kurang baiknya perawatan dan pemeliharaan
lampu. Hal ini terlihat dari masih banyaknya
lampu yang mati, lampu yang tidak memiliki
bohlam, dan lampu yang kotor sehingga jumlah
cahaya yang terdistribusi pada suatu ruangan
tidak sesuai dengan kebutuhan aktivitas di
ruangan tersebut.
d. Khusus untuk ruangan yang mendapat
penerangan dari cahaya matahari selain lampu,
ternyata tingkat pencahayaan di ruangan-ruangan
tersebut sangat tinggi dan menimbulkan silau
(glare) yang berdampak kepada aktivitas
mahasiswa dan pegawai.
3. Kondisi fisik ruangan seperti warna dinding, lantai,
dan plafon secara umum tidak terlalu mempengaruhi
kondisi pencahayaan di dalam ruangan perpustakaan. Namun masih ditemukan beberapa ruangan
perpustakaan yang dindingnya diwarnai dengan
warna yang cenderung gelap sehingga jumlah
luminance pada ruangan tersebut menjadi rendah.
4. Respon subjektif baik mahasiswa maupun pegawai
terhadap kondisi pencahayaan pada umumnya sama.
Hal positif yang dirasakan oleh mahasiswa maupun
pegawai terhadap kondisi pencahayaan adalah
kondisi lampu yang tidak berkedip, cahaya yang

cukup, dan tidak menimbulkan panas. Sedangkan


hal negatif yang dirasakan adalah distribusi cahaya
yang kurang baik sehingga menyebabkan gangguan
saat beraktivitas seperti silau saat melihat layar
monitor dan sulit melihat tulisan dan objek lainnya.
5. Sedangkan keluhan subjektif kelelahan mata yang
dirasakan oleh mahasiswa dan pegawai akibat
kurang baiknya tingkat pencahayaan di ruangan
perpustakaan yang dominan adalah mata selalu
terasa mengantuk dan terasa tegang di bagian leher
dan bahu. Keluhan ini memang sangat umum
dirasakan apabila melakukan aktivitas visual di
ruangan yang mempunyai tingkat pencahayaan yang
tidak memadai baik kondisi redup maupun kondisi
menyilaukan.
4.2. Saran
Berdasarkan hasil dan analisis serta kesimpulan
penelitian, maka beberapa saran yang bisa dilakukan
untuk meningkatkan kesesuaian tingkat pencahayaan di
ruangan perpustakaan di lingkungan Universitas
Indonesia adalah:
1. Melakukan perbaikan tata letak peralatan seperti
lemari, rak, dll sehingga tidak menghalangi
distribusi cahaya dari lamp, khususnya untuk
perpustakaan yang kondisi lemari dan peralatannya
masih menghalangi sumber cahaya atau lampu.
2. Mengganti warna dinding dengan warna yang cerah
khususnya perpustakaan yang masih menggunakan
warna yang cenderung gelap. Warna yang
dianjurkan adalah warna terang dan hangat (white
warm).
3. Khusus untuk ruangan yang banyak dimasuki oleh
cahaya matahari karena dinding terbuat dari kaca,
maka sebaiknya dipasang tirai untuk mengurangi
intensitas cahaya matahari yang masuk.
4. Melakukan program rutin pemeliharaan dan
pemeriksaan kondisi lampu-lampu yang ada di
perpustakaan sehingga tidak ditemukan lagi lampu
yang tidak berfungsi secara optimal.

5. Ucapan Terima Kasih


Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada beberapa piha antara lain:
1. DRPM UI yang telah mensupport dan mendanai
untuk terlaksananya penelitian ini.
2. Kepala perpustakaan di lingkungan UI yang telah
memberikan izin dan membantu dalam proses
pengumpulan data.
3. Para petugas perpustakaan serta rekan-rekan
mahasiswa yang telah bersedia menjadi responden
pada penelitian ini.
4. Rekan-rekan tim peneliti yang telah bekerja dengan
maksimal untuk terlaksananya penelitian dengan
baik.

6. Daftar Pustaka
1. Arnaud J.P. Vincent, M.Sc. et. All, A Controlled
Study of Visual Symptoms and Eye Strain Factors in
Chronic Headache, American Headache Society,
1989.
2. H Nakaishi and Y Yamada, Abnormal tear dynamics
and symptoms of eyestrain in operators of visual
display terminals, Department of Hygiene,
Occupational and Environmental
Medicine,
Kanazawa Medical University, Japan.
3. Siangan,
T.
1981.
Pencahayaan
dalam
Perpustakaan di Lingkungan UI (Studi Pengamatan
terhadap Pencahayaan dalam 4 Perpustakaan
Fakultas di Lingkungan Universitas Indonesia pada
Bulan April Juli 1981. Skripsi. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia. Depok.
4. ILO, Lighting in the Workplace.
5. Lighting Fundamental. Enviromental Protection
Agency 1997. Air and Radiation Lighting
Fundamental.
6. Santoso, Fahmi. 2004. Identifikasi Bahaya Fisik
Pencahayaan di PT Astra International Tbk.
Laporan Magang. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia. Depok..
7. Sabdiah, Siti. Gambaran Tingkat Pencahayaan dan
Keluhan Subjektif Kelelahan Mata pada Karyawan
Rumah Sakit Ananda Bekasi. Skripsi. Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Depok.
8. Kaufman, John E.. Chapter 27 Illumination.
9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor
1405/MENKES/SK/XI/2002
tentang
Persyaratan
Kesehatan
Lingkungan
Kerja
Perkantoran dan Industri
10. Standar Nasional Indonesia. Pengukuran Intensitas
Penerangan di Tempat Kerja. SNI 16-7062-2004

Anda mungkin juga menyukai