Disusun oleh
DITYA RAMANDA PUTRA
1105051012
EN 5a
BAB I
PENDAHULUAN
B.Tujuan Percobaan :
1. Agar mahasiswa dapat mengerti fungsi suatu boiler dan prinsip kerjanya.
2. Agar mahasiswa dapat mengoperasikan boiler.
3. Agar mahasiswa dapat mengenal bagian-bagian mekanikal, elektrikal, dan
instrumentasi dari boiler.
4. Agar mahasiswa dapat membuat urutan/prosedur pelaksanaan percobaan.
5. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara membaca alat ukur boiler.
6. Agar mahasiswa dapat membuat daftar simbol setiap parameter dan satuan-satuannya.
7. Agar mahasiswa dapat mengukur kebutuhan bahan bakar boiler.
8. Agar mahasiswa dapat mengukur laju air pengisian dan menghitung kapasitas
produksi uap.
9. Agar mahasiswa dapat mengukur tekanan dan temperatur.
10. Agar mahasiswa dapat menghitung efisiensi boiler.
BAB II
DASAR TEORI
2
Steam
out
feedwater
In
1
Qs
heat in
Boiler BlowdownPanas
Ketika uap meninggalkan air yang mendidih, padatan terlarut yang bersal dari umpan
boiler tertinggal di air boiler. Padatan-padatan yang tertinggal menjadi bertambah
kepekatannya, dan bahkan dapat mencapai kesuatu tingkat dimana pemekatan lebih lanjut
bisa menyebabkan terbentuknya kerak atau diposit didalam boiler.
2. Suplai Energi
Suplai energi terhadap boiler diperoleh dari bahan bakar. Rancangan bahan bakar
boiler jenis Fired Steam Boiler Type Fulton 30 E pada alat pengujian ini adalah solar.
Kandungan energi (E) bahan bakar (KJ/Kg) dapat diperoleh melalui percobaan Bomb
Calorimeter, atau bisa dihitung dengan rumus Dulog jika bahan diketahui (hasil analisis lab).
Dalam pengujian ini, kandungan energi solar dapat diperoleh dari buku referensi Heat
Enginering. Besarnya energi panas pembakaran adalah suplai panas terhadap boiler :
Qs m E
dimana :
3. Energi Evaporasi
Energi untuk perubahan air pengisian (feed water) menjadi uap (steam) dalam proses
evaporasi adalah besarnya kandungan entalpi uap kurang kandungan entalphi air pengisian
u
Q m
hu
ha
dimana :
u
hu
ha
Dimana ms adalah laju aliran massa uap dari boiler pada kondisi keadaan
tunak/steadi(steady-state) adalah juga sama dengan laju aliran massa air masuk ke boiler.
4. Efisiensi Boiler
Efisiensi boiler atau ketel uap adalah perbandingan antara energi evaporasi
(penguapan) terhadap energi suplai bahan bakar, maka :
m h ha
Q
u u
Qs
m E
Besar efisiensi dari pengoperasian sebuah boiler modern dengan minyak atau gas
adalah kira-kira 80%. Harga ini agak lebih rendah pada sebuah ketel pembakaran berbahan
bakar padat.
5. Tekanan absolut uap
Tekanan absolut uap adalah tekanan pengukuran (gauge) ditambahkan tekanan
atmosfer.
Pabs Pgauge Patm
BAB III
PELAKSANAAN PERCOBAAN
A. Peralatan Percobaan
Peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
B. Prosedur Percobaan
Adapun langkah yang harus dilakukan dalam praktikum operasi sistem energi boiler
adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
On-kan MCB.
On-kan Cold Water Unit dan On-kan Steam Turbin.
Jalankan pompa dan Cek air di dalam boiler apakah sudah cukup.
Lihat posisi katup-katup minyak, katup air dan kemudian sesuaikan pada posisi
masing-masing.
Jalankan boiler sampai tekanan 2 bar dan jaga tekanan tersebut. Selang beberapa
waktu hidupkan kembali boiler sampai pada tekanan 5 bar guna mendapatkan uap
yang diinginkan, tunggu hingga kondisi operasi stabil.
Jalankan pompa condenser.
Catat semua jumlah keseluruhan bahan bakar dan jumlah Feed Water dalam waktu
yang sama selama boiler dioperasikan dengan beban tertentu.
Untuk memperoleh hasil perhitungan yang lebih tepat lakukan percobaan minimal
satu jam pada kondisi stabil.
Jangan meninggalkan boiler selama pengoperasian karena dapat mengakibatkan
kebakaran dan ledakan jika terjadi suatu kelalaian.
BAB IV
DATA PERCOBAAN
Dari percobaan yang dilakukan, maka dapatlah diambil suatu data sebagai berikut:
BAB V
ANALISA DATA
Data-data pendukung :
1. Lama percobaan
2. Jumlah bahan bakar yang dipakai
3. Jumlah air umpan yang masuk boiler
jam
4. Density
5. Kandungan energi
6. Air umpan density
: 1 jam
: 30,0284 Kg/jam
: 129.4368 129.1212 = 0,3156 m3/
: = 0,82 Kg/Liter
: E = 45.700 KJ/Kg
: = 1 Kg/Liter = 1000 Kg/m3
m h ha
Q
u u
Qs
m E
Dimana :
u
hu
ha
= Efisiensi boiler
Maka :
u = a = 261kg/jam (steady-state)
u = 315.6 kg/jam
hu = hf +
ha = hf pada 28 0C
Pada P = 7.0 barabs, maka dari tabel uap :
hf
= 697.00 KJ/Kg
hfg
= 2065.8KJ/Kg
hu h f x.h fg
697.00 0,921 x 2065.8
2599.60 ( huap )
Untuk Ta = 28 0C
Menggunakan interpolasi :
1. T = 30 C;
2. T = 25 C;
T( 28C ) T( 25C )
T(30C ) T( 25C )
hf= 125,74KJ/Kg
hf= 104,83KJ/Kg
h f ( 28C ) h f ( 25C )
h f (30C ) h f ( 25C )
28 25 h f ( 28C ) 104.83
30 25 125.74 104.83
h f ( 28 C ) 104,83
3
125,74 104,83 117.37 KJ Kg
5
29.5692 Kg
7. Effisiensi Boiler :
Liter
B =
Q
Qs
u ( hu - ha )
m
E
m
Energi Penguapan
u ( huap hair )
m
E
m
100%
kg
/ jsm 45700
783391.788
100%
1372297,88 kJ / kg
= 0,5797 100%
B = 57.97 %
BAB VII
kJ
/ kg
100%
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Fungsi suatu boiler adalah untuk merubah air menjadi uap. Dan prinsip kerjanya
adalah memanaskan suatu fluida cair pada suatu tempat dengan menggunakan bahan
bakar.
2. Cara pengoperasian boiler ini terdapat pada prosedur percobaan.
3. Pada bagian mekanikal boiler adalah sistem pemipaannya, yaitu nyala api dan gas
panas yang dihasilkan pembakaran dilewatkan melalui pipa-pipa yang disekitar
dinding dalamnya di kelilingi oleh air dan lain-lain. Sedangkan pada bagian electrical
boiler yaitu energi yang dibutuhkan untuk pembakaran awal diambil dari sumber lain
atau dari PLN. Bagian instrumental boiler adalah alat ukur temperatur tekanan yang
digunakan untuk mengukur temperatur air masuk dan temperatur uap keluar dan
tekanan uap.
4. Satuan yang digunkan dalam tekanan adalah bar gauge dan dalam analisa datanya
menjadi bar absolute.
5. Kebutuhan bahan bakar yang digunakan dalam pengoperasian boiler adalah solar, dan
selama percobaan menghabiskan 30,0284 kg/liter selama satu jam.
6. Tekanan uap keluar boiler adalah 7 barg serta temperature air masuk 28 C.
7. Efisiensi boiler setelah dilakukan analisa data adalah 57,79 %
B. Saran
1. Sebaiknya perawatan boiler lebih diperhatikan lagi dan dilakukan secara berkala, bila
perlu disertifikasi kembali.
2. Sebaiknya instalasi pipa-pipa pada boiler diganti, sebab pada saat melakukan
percobaan atau pengambilan data selalu terjadi kebocoran pada instalasi perpipaan
boiler yang mengakibatkan gedung laboratorium digenangi air, sehingga kegiatan
praktikum menjadi terhambat..
3. Mahasiswa/i yang mengikuti praktikum sebaiknya lebih serius dalam mengikuti
kegiatan praktikum dan seharusnya lebih menaati peraturan selama berada di
laboratorium teknik energi.
Disusun oleh
DITYA RAMANDA PUTRA
1105051012
EN 5a
B. Tujuan Percobaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
BAB II
DASAR TEORI
A. Konduktivitas
Pada kasus yang paling umum, dalam praktek keteknikan perpindahan panas, maka
panas akan mengalir dari suatu medium melalui dinding padat yang berlaku sebagai penekan
terhadap medium lainnya.
Hal ini yang mempengaruhi perpindahan panas adalah perbedaan temperature atau
temperature gradien, ketebalan material (Hukum Fourier untuk kondisi). Kerugian panas akan
ditransfer dalam waktu periode yang sama. Hal ini juga dapat dikatakan dengan pengertian
bahwa:
o Transfer energi panas = perbedaan temperature
o Transfer energi panas = luas penampang
o Transfer energi panas = 1/ketebalan
2 . k . L . T2 T1 2 . k . L . T3 T2
ln 2
ln R 2
R1
R3
Kerugian energi panas dari fluida uap akan menyebabkan uap tersebut berkondensasi.
Banyaknya kondensat yang terkumpul digunakan untuk menentukan besarnya energi panas
yang bertransmisi. Kondensat tidak lagi perlu melakukan pendinginan. Laju aliran kondensat,
adalah :
MC
Dimana
VC
10 6 . VW . t
:
VC
VW
MC
Dimana
hfg
Qunlagged Qlagged
Qunlagged
2 . k . L . T1 T2
M C . q . h fg
R
Ln 2
R1
Maka :
M C . q . h fg . ln
R2
2 . L T1 T2
R1
BAB III
PELAKSANAAN PERCOBAAN
A. Peralatan percobaan
Alat utama :
1.
2.
3.
4.
Alat Bantu :
1. Katup
2. Stopwatch
3. Thermometer
Keterangan:
1.
2.
3.
4.
PREASUERE
TEMPRATUR
INDIKATOR
STEAM MAIN
1 2 4 7 6 3 5
BLOWDOWN LINE
BAB IV
LANGKAH PERCOBAAN
BAB V
DATA PERCOBAAN
Dari percobaan yang kami lakukan, maka didapat data percobaan seperti berikut:
Pengujian Isolasi dan Konduktivitas Thermal ( Laging Efficiency)
Data- data tekanan uap temperatur dan tinggi kondensant
Waktu
Uap
Pipa I
Pipa II
Menit
T7
T1
L1
T2
T3
L2
T4
T5
L3
T6
L4
5,4
144
136
7,2
136
60
2,4
136
106
6,0
141
4,8
5,3
140
136
138
60
134
106
134
10
5,5
142
130
133
60
140
108
140
15
5,5
142
134
138
60
136
106
138
20
5,5
142
136
138
60
6,8
134
109
12,8
142
12
Rata-rata
5,18
142
134,4 9
136,6 60
4,4
136
107
6,8
139
7,2
16,7
Pipa III
Pipa IV
BAB VI
ANALISA DATA
Q1 = m kond . x. hfg
L1 = 16,7 7,2 = 9,5 cm
T1 = 142,4 0C (rata-rata)
V1 = 9,5cm . 18 ml/cm
= 171 ml
= 171 . 10-6 m3
Q =
1
0,1425
m kond 1 = 0,1425
= 0,12942 x 10-3
Sehingga :
Q1=
kg/m3
Q2 = m kond . xhfg
L2 = 6,8 2,4 = 4,4 cm
T2 = 136,6 0C (rata-rata)
= 60
V2 = 4,4 cm . 18 ml/cm
= 79,2 ml
Q2=
= 0,066
m kond 2 = 0,066
Sehingga :
Q2 =
kg/m3
Q = m kond . xhfg
L3 = 12,8 6 = 6,8 cm
T4 = 136 0C ( rata-rata )
T5 = 107 0C
V3 = 6,8 cm . 18 ml/cm
= 122,4 ml
= 160,2 . 10-6 m3
Q
3
= 0,09264 x 10-3
Sehingga :
Q = m kond . xhfg
L4 = 12 4,8 = 8,2 cm
T6 = 1390C
V4 = 8,2 cm . 18 ml/cm
= 147,6 ml
= 147,6 10-6 m3
Q
4
= 0,
Q4 =
LAGGING EFFICIENCY :
1. Bahan Isolasi Fiberglass :
lagged
Q1 Q 2
100%
Q1
lagged
lagged
Q1 Q3
100%
Q1
lagged
lagged
Q1 Q 4
x 100%
Q1
dT
dX
2 . l . k T1 T2
ln R 2
R1
Dit
= 30,15 mm
= 54,9 mm
= 818 mm = 0,818 m
: K fibre glass =?
Jawab :
Q fibre glass
2 . l . k T2 T3
R
ln 3
R2
K fibre glass
Q fiber glass . ln
R3
R2
2 . l . k T2 T3
K fibre glass
143,858 W . ln 54,9mm
30,15mm
2 . 0,818 m . 136,6 60 C
= 0,2191 W/mC
Bahan Asbestos
Dik
Dit
: K asbestos = ?
Jawab :
Qasbestos
2 . l . k T4 T5
R
ln 5
R4
Qasbestos . ln
R5
K asbestos
R4
2 . l . k T4 T5
K asbestos
177,82 W . ln 34,24
30,15
K asbestos 0,1518W
mC
BAB VII
KETERANGAN TAMBAHAN
Untuk meramalkan konduktivitas termal zat cair dan zat padat ada teori-teori yang
dapat digunakan dalam beberapa situasi, tapi pada umumnya dalam hal zat cair dan zat padat
terdapat banyak masalah yang masih memerlukan panjelasan.
Mekanisme konduktivitas termal pada gas cukup sederhana. Energi kinetic molekul
ditentukan oleh suhunya. Jadi pada bagian bersuhu tinggi molekul-molekul mempunyai
kecepatan yang yang cukup tinggi dari pada yang berada pada bagian bersuhu rendah.
Molekul-molekul itu selalu berada dalam gerakan ambang atau acak, saling bertumbukan satu
sama lain, dimana terjadi pertukaran energi dan momentum. Perlu diingat bahwa molekulmolekul itu selalu berada pada gerakan nambang walapun tidak terdapat gradien suhu dalam
gas itu. Jadi suatu molekul bergerak dari daerah bersuhu tinggi ke daerah bersuhu rendah,
maka molekul itu mengangkat energi kinetic ke bagian system yang suhunya lebih rendah
dan disini menyerahkan energi pada waktu bertumbukan dengan molekul yang energinya
lebih rendah.
Perhatikan bahwa jika aliran kalor
dinyatakan dalam watt,satuan untuk
konduktivitras termal itu adalah W/moC. perhatikan juga bahwa disini terlihat laju kalor dan
nilai angka konduktivitas termal itu. Menunjukkan seberapa cepat kalor mengalir dalam
bahan tertentu. Bagaimana memperhatikan laju perpindahan energi itu dalam model molekul
yang di bahas.
Mekanisme konduktivitas energi termal dalam zat cair secara kualitatif tidak berbeda
dari gas, namun situasinya menjadi jauh lebih rumit karena molekul-molekulnya lebih
berdekatan satu dengan yang lain, sehingga medan gaya magnet/molekul (molecular force
field) lebih besar pengaruhnya pada pertukaran energi dalam proses tubrukan molekul.
Dalam sistem satuan Inggris aliran kalor dinyatakan dalam satuan termal Inggris
perjam (Btu/h),luas permukaan dalam kaki(feet) persegi,dansuhu dalam derajat Fahreinhet.
Dengan demikian, suatu konduktivitas termal adalah Btu/h ft2oF.
Energi termal dihantarkan dalam zat padat menurut salah satu dari dua modus berikut
yaitu melalui geteran kisi(lattice vibration) atau dengan angkuatan melalui electron bebas.
Dalam konduktor listrik, yang baik, dimana terdapat electron bebas yang bergerak didalam
kisi bahan,maka disamping dapat mengangkut muatan listrik dapat pula membawa energi
termal dari daerah bersuhu tinggi ke daerah yang bersuhu rendah, sebagaimana halnya dalam
gas. Bahkan electron ini sering disebut gas electron (electron gas).
Namun pada umumnya perpindahan energi melalui gerakan ini tidaklah sebanyak
dengan cara angkutan lektron, karena itu penghantar listrik yang baik selalu merupakan
penghantar kalor yang baik pula, seperti halnya tembaga, aluminium dan perak.
Sebaliknya isolator yang baik merupakan isolator kalor pula konduktivitas termal dari
berbagai isolator juga diberikan dalam table dilampiran. Sebagai contoh, nilai untuk
woolkaca (glass wool) adalah 0,038 W/moC dan untuk kaca jendala 0,78 W/moC. pada suhu
tinggi perpindahan energi pada bahan isolator berlangsung melalui konduksi dan radiasi.
Satu masalah teknis yang cukup penting ialah masalah pengangkutan dan penimbunan
zat-zat kriogenik, seperti hydrogen cair untuk waktu yang cukup lama. Masalah tersebut ialah
telah menyebabakan dikembangkannya super isolasi untuk pemakaian pada suhu sangat
rendah (sampai kira-kira -250). Super isolator yang paling efektif terdiri dari lapisan-lapisan
rangkap yang terbuat dari bahan yang berdaya refleksi tinggi dengan isolator-isolator sebagai
pengantar. Dengan demikian konduktivitas termal sampai serendah 0,3 m N/moC.
Jadi konduktivitas termal gas tergantung pada suhu, penggolongan analisis yang
disederhanakan menunjukkan bahwa konduktivitas termal gas berubah menurut akar pangkat
dua dari suhu absolute.
Energi termal dihantarkan dalam zat padat maupun menurut salah satu dari modus
berikut : melalui getaran kisi (lattice vibration) atau dengan angkutan melalui electron bebas.
Dalam konduktor listrik yang baik, dimana electron bebas yang bergerak dalam struktur kisikisi,maka electron samping dapat mengangkut muatan listrik dapat pula membawa energi
termal.
Daftar simbol
Q = besar enrgi panas yang di transfer
(kW)
K = konduktivitas termal
(kW/moC)
(m2)
(bar absolute )
P = tekanan rata-rata
X = nilai kualitas uap
f = density air
(kg/m3)
V = volume kondesat
(m3)
(kj/kg)
(kg/detik)
(m3/kg)
= efisiensi kelembapan
(%)
(oC)
(oC)
(oC)
(oC)
Btu/h.ft.0F
Perak (murni)
410
237
Tembaga (murni)
385
223
Bahan
Logam
Aluminium (murni)
202
117
Nikel (murni)
93
54
Besi (murni)
73
42
43
25
Timbal (murni)
35
20.3
16.3
9.4
Magnesit
41.6
24
Marmer
4.15
2.4
Batu Pasir
2.08-2.94
1.2-1.7
Kaca Jendela
1.83
1.06
Kayu Mapal/ek
0.78
0.45
Serbuk Gegaji
0.17
0.096
Wol Kaca
0.059
0.034
Zat cair
0.038
0.022
Air
8.21
4.74
Amonia
0.556
0.327
Minyaklumas,SAESO
0.540
0.312
0.147
0.085
Gas
0.073
0.042
Hidrogen
0.175
0.101
Helium
0.141
0.081
(18% Cr,8%Ni)
Kuarsa (sejajar sumbu)
Air-raksa
BAB VIII
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil percobaan dan analisa data hasil percobaan yang telah yang telah
dilakukan, maka dapat disimpulkan :
1. Jumlah energi panas (heat) yang dilepaskan oleh tabung adalah :
Q untuk:
= 143,858 x 10-3
kJ
/s
Tabung 4, chrome
= 42,09 %
Asbestos Tape
= 28,42 %
Chrome Finish
= 13,69 %
= 0,2191 W/mC
k Asbestos Tape
= 0,1518 W/mC
5.Nilai kalor yang ditransfer dan nilai kelembaban efisiensi tertinggi pada tabung
yang di isolasi dengan bahan fibre glass.
B. Saran
Untuk dapat melaksanakan percobaan dengan baik dan memperoleh hasil yang benar,
maka perlu diperhatikan hal hal berikut :
1. Memahami benar tentang pengujian isolasi dan konduktivitas thermal.
2. Melakukan percobaan sesuai dengan prosedur untuk menghindari hal hal yang tidak
diinginkan.
3. Melakukan pengamatan pengukuran seteliti mungkin.
4. Memeriksa keadaan peralatan sebelum dan sesudah praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
LAPORAN PRAKTIKUM
LABORATORIUM SISTEM ENERGI
HUBUNGAN TEKANAN DAN TEMPERATUR
Disusun oleh
DITYA RAMANDA PUTRA
1105051012
EN 5a
BAB I
PENDAHULUAN
B. Tujuan Percobaan
1. Mengamati gambar diagram (recorder indicator) hasil pengujian terhadap tekanan dan
temperatur uap dalam tabung percobaan melalui pengaturan buka/tutup katup pada
masuk/keluar tabung.
2. Membuktikan hubungan antara tekanan dan temperatur pada tabel-tabel uap serta
membandingkannya dengan hasil pengujian.
3. Membuat diagram grafik antara tekanan absolut (absis) dan temperatur uap (ordinat).
4. Membuat laporan pengujian.
BAB II
DASAR TEORI
Unit peralatan terdiri dari suatu tabung mild steel yang dihubungkan melalui katup
isolasi terhadap steam header dan blowdown.
Pada bagian atas silinder dihubungkan terhadap tekanan gauge dan termokopel sensor
temperatur indikator.Dan juga tabung dihubungkan dengan input tekanan dan temperatur
terhadap Chard Recorder.
Pada awalnya tidakada tanda tanda perubahan sebagaimana air dipanaskan. Jumlah
panas yang sama (dalam tekanan dapat terukur) diperlukan untuk menaikkan temperatur air
dengan kenaikan yang sama, dan menunjukkan bahwa kapasitas panas spesifik cairan sedikit
telah terpengaruh pada tekanan ini. Tetapi sebagaimana diharapkan,ternyata pada temperatur
1000C bahwa air tidak mendidih karena molekul molekul memerlukan energi yang lebih
besar menaikkan tekanan yang lebih tinggi sebelum air dapat berubah menjadi bentuk
gas.Kenyataannya air tidak akan mendidih hampir 1800C,sehingga memerlukan input panas
sensibel secara proposional.
Panas laten turun sedikit sebelum uap saturasi dicapai, tetapi total panasnya (laten
sensibel) berkurang/lebih rendah.
Pada uap superheat menunjukkan bahwa kenaikan temperatur sedikit untuk panas
input yang sama, dan menunjukkan kenaikan kecil kapasitas panas spesifik uapnya. Setiap
efeknya dapat dilihat dari grafik dimana sama sekali tidak mungkin garis 1 Mpa sama dengan
garis tekanan atmosfer pada diagram T-H.
Jika tekanan diturunkan dibawah atau,temperatur saturasinya juga turun dibawah
1000C, dan kenyataannya air dapat dibuat mendidih pada hampir temperatur bekunya jika
vacum tinggi tercapai. Melalui pengulangan eksperimen pada susunan urutan tekanan diatas
dan dibawah, atau suatu kelompok garis tekanan konstan.
Unit ini digunakan untuk menunjukkan hubungan tekanan dan temperatur uap, yang
diperoleh dari penunjukan gambar oleh suatu jarum pencatat dan disusun dalam suatu tabel
bersama sama dengan harga harga tabel uap dari buku referensi.
A. TEKANAN
Tekanan berupa gaya dan satuan luas yang diterapkan oleh satuan fluida pada
permukaan torak, permukaan suatu kapal selam, atau dasar suatu kolam barometer. Ini adalah
konsep mekanika dari tekanan.
Dalam termodinamika penting untuk membedakan secara tajam dan antara konsep
panas, temperatur, dan energi dalam, karena itu akan dibahas disini. Energi dalam adalah
energi yang dimiliki oleh berbagai molekul yang tersembunyi dari pandangan makroskopik
langsung, disebabkan oleh watak tingkat keadaan mikroskopik yang tidak terorganisasi itu.
Energi sedemikian dapat dimasuki zat melalui perpindahan energi sebagai panas atau bentuk
lain. Panas adalah perpindahan energi yang tidak dapat diperhitungkan sewaktu-waktu, secara
makroskopik menghitung perpindahan energi sebagai kerja; panas adalah kerja mikroskopik
yang tersembunyi dari pandangan makroskopik langsung, disebabkan oleh karena
ketidakteraturan hakiki proses perpindahan energi ini. Tempertur adalah sifat dari zat;apabila
temperatur suatu benda lebih tinggi dari benda yang kedua, perpindahan energi sebagai panas
langsung dari benda yang pertama ke yang kedua. Energi dalam suatu zat bergantung secara
parsial dari temperaturnya. Jadi secara umum,temperatur bukanlah takaran yang tuntas bagi
energi dalam. Seperti nanti akan terlihat ,temperatur dapat didefenisikan hanya untuk suatu
benda dalam keseimbangan; suatu benda tetap mempunyai energi tanpa perduli ada atau
tidaknya keseimbangan. Suatu benda tidak dapat mempunyai panas; benda dapat menerima
energi sebagai panas, dan sekali energi itu masuk kebenda tadi mempunyai energi dalam, dari
tingkat keadaan benda itu tidak dapat ditentukan apakah energi masuk sebagai kerja atau
sebagai panas. Energi dalam dan temperatur adalah sifat zat; pans bukan sifat. Energi dalam
dan temperatur adalah sifat, yang mempunyai perbedaan hakiki. Temperatur sebagian kecil
suatu benda sama dengan temperatur seluruh benda, sedangkan energi dalam sebagian kecil
suatu benda hanya merupakan sebagian kecil dari energi suatu benda.
B . TEMPERATUR
Temperatur adalah sifat dari zat; apabila temperatur suatu benda lebih tinggi dari
benda lainnya, perpindahan energi berlangsung dari benda pertama ke benda kedua. Energi
dalam suatu zat selama parsial dari temperaturnya. Jadi, secara umum temperatur bukanlah
skala yang tuntas bagi energi dalam. Temperatur dapat didefenisikan hanya untuk benda
dalam keseimbangan, benda tetap mempunyai energi tanpa perduli ada atau tida
keseimbangan suatu benda tidak dapat mempunyai panas, benda dapat mempunyai panas
benda dan menerima energi sebagai panas.
C. SKALA
Untuk membuat konsep temperatur itu dioperasionalkan, diperlukan suatu skala.
Garis garis yang berjarak sama satu dengan yang lainnya pada termometer tabung gelas
yang berisi air raksa merupakan salah satu skala sedemikian, meliputi kisaran yang terbatas.
Apabila yang digunakan adalah termometer tabung gelas berisi alkohol, kedua skala yang
dihasilkan dapat dibuat korespondensi pada dua titik tersebut. Apabila temperatur itu benar
suatu konsep yang fundamental, sangatlah aneh kalau skalanya sangat bergantung kepada
jenis termometer.
BAB III
PELAKSANAAN PERCOBAAN
A. Peralatan Percobaan
-
B. Prosedur Percobaan
-
Buka katup pipa blowdown hingga tidak ada uap maupun air tertinggal di dalamnya.
Dengan perlahan-lahan buka katup isolasi terhadap header atau katup supply uap
(V1).
Biarkan uap mengalir melalui silinder guna pemanasan sistem dan membersihkan
kondesat dari dalam tabung.
Tutup katup isolasi blowdown (V1) dan biarkan tabung terisi dengan uap hingga
tekanan mencapai maximum. Biarkan beberapa saat sampai kondisi stabil.
Tutup katup isolasi supply uap (V3).
Buka katup blowdown secara perlahan sehingga tekanan menurun dan catat hargaharga tekanan dan temperatur setiap penurunan, dan tabulasikan ke dalam suatu tabel.
Apabila tekanan gauge mencapai nol, buka katup supply uap secara perlahanlahan hingga tekanan uap naik.
Pada setiap kenaikan tekanan, catat harga-harga tekanan dan temperatur ke dalam data
diatas.
Apabila pengambilan data telah selesai tutup katup isolasi dan buka penuh katup
blowdown untuk membuang kondensat.
Tekanan (bar)
Turun
Gaug Absolu
e
te
5,5
5
4,5
4
3,5
3
2,5
2
1,5
1
0,5
0,25
Temperatur
Naik
Gaug Absolu
e
te
0,25
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5
5
5,5
Tabel
Uap
Turun
Absolute
143
140
137
133
130
126
125
117
112
105
40
88
Tabel
Uap
Naik
85
90
102
110
117
122
125
120
134
136
140
143
5
8
67
Keterangan :
1. Steam header
2. Katup masuk
3. Pengukur tekanan
4. Chart recorder
5. Pengukur temperatur
6. Katup blowdown
7. Blowdown line
8. Steam chamber (silinder)
BAB IV
ANALISA DATA
1. Rata-rata =
143 85
= 1140C
2
Px 143,27
25,73
5
5
2. Rata-rata =
140 90
= 1150C
2
3. Rata-rata =
137 102
= 119,50C
2
4. Rata-rata =
133 110
= 121,50C
2
5. Rata-rata =
130 117
= 123,50C
2
6. Rata-rata =
126 122
= 1240C
2
7. Rata-rata =
125 125
= 1250C
2
8. Rata-rata =
117 120
= 118,50C
2
9. Rata-rata =
112 134
= 1230C
2
10. Rata-rata =
105 136
= 120,50C
2
11. Rata-rata =
110 140
= 1250C
2
12. Rata-rata =
88 143
= 115,50C
2
BAB V
PENJELASAN TAMBAHAN
A. Tekanan
Tekanan berupa gaya persatuan luas yang diterapkan suatu benda pada permukaan suatu
tarak,dll.
Tekanan dapat diukur dengan berbagai alat. Semua peralaten sedemikian pada
dasarnya mengukur perbedaan diantara dua tekanan hannya jika salah satu dari tekanan itu
vacum barulah alat itu mengukur tekanan yang sebenarnya. Sebagai contoh dapat digunakan
manometer.
Analisis tekanan disebut Hidrostatika yang digunakan untuk menentukan berbagai
hubungan diantara perbedaan tekanan dan ketinggian manometer.
Kebanyakan alat ukur tekanan yang diukur dengan atmosphere berbeda tekanan ini disebut
tekanan gauge (pressure gauge)yang dinotasikan dengan pag (pascal gauge). Tekanan
sebenarnya atau mutlak kadang-kadang dinyatakan oleh Psi (lbf/in2 mutlak). Dalam literature
Pa,N/m2,dan besarnya (tapi tidak selalu) menyatakan tekanan mutlak.
Suatu tekanan lain yang sering digunakan adalah bar,didefenisikan sebagai 105 N/m2.
ini kira-kira sama dengan tekanan atmosfer rata-rata.
1 atm = 1,01325 x 105 N/m3 =14,696 lbf/in2
B. Temperatur
Apabila dua buah massa disentuhkan dan perpindahan energi panas berlangsung
diantara keduanya, dikatakan bahwa temperature keadaan massa berbeda. Temperature
merupakan penunjuk sebagai arah perpindahan energi panas. Energi dalam hal ini
dipandang mengalir dari massa yang lebih panas ke yang lebih dingin atau energi
cendrung untuk berpindah sebagai panas dari berbagai daerah bertemperatur tinggi ke daerah
bertemperatur rendah.
Jika dua buah system berada dalam keseimbangan termal keduanya haruslah
mempunyai temperature yang sama, dan tidak ada energi panas yang berpindah ketika
keduanya disentuhkan.
Gagasan ini menunjukkan bahwa temperature pada dasarnya dipandang sebagai suatu
penunjuk arah bagi perpindahan energi sebagai panas. Perbedaan temperature mencerminkan
ketidakseimbangan, dalam hal ini dinyatakan bahwa temperature dapat dirumuskan melalui
kesetimbangan termal.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dengan membuat grafik tabel uap sebagai acuan, grafik pada tekanan naik
cendrung berekspansi sejajar dengan grafik table uap. Akan tetapi karena adanya
temperature yang diserap oleh lingkungan maka temperature pada tekanan naik
lebih kecil dibandingkan temperature pada table uap.
2. Grafik pada tekanan turun cendrung berekpansi terbalik dengan grafik table uap
dan grafik tekanan uap naik, akan tetapi karena temperature yang diserap oleh
lingkungan, disebabkan waktu yang dibutuhkan silinder lebih banyak untuk
adanya heat transfer dengan lingkungan maka temperature lebih kecil dari pada
temperature (ada tekanan naik dan ada temperature pada tekanan pada table
uap).
B. Saran
1. Sebaiknya pada alat praktikum dilakukan perawatan yang teratur sehingga alat
praktikum dapat digunakan secara maksimal
2. Diharapkan kepada para praktikan agar lebih serius lagi dalam melakukan
percobaan, sehingga dapat diperoleh hasilnya.
LAPORAN PRAKTIKUM
LABORATORIUM SISTEM ENERGI
STEAM FLOW
Disusun oleh:
DITYA RAMANDA PUTRA
1105051012
EN 5A
BAB I
PENDAHULUAN
B. Tujuan Percobaan
1. Mengerti fungsi suatu orifice pelat dan prinsip kerjanya sebagai alat ukur laju aliran
uap.
2. Mengerti dan memahami persamaan umum Bernouli sebagai dasar pengukuran aliran.
3. Mengerti fungsi manometer air raksa pipaU untuk pembacaan perbedaan tekanan dan
sebelum dan sesudah orifice.
4. Membuat daftar simbol dan satuan untuk parameter-2 percobaan (SI).
5. Membuat urutan/susunan pelaksanaan percobaan.
6. Mencatat perbedaan tekanan pada pipa U untuk siap pembukaan katup utama boiler
dan menghitung laju aliran.
7. Menggambarkan grafik hubungan antara flow terhadap pengukuran perbedaan
tekanan.
8. Membuat suatu laporan percobaan secara lengkap.
BAB II
TEORI DASAR
A. Deskripsi
Orifice adalah suatu peralatan pengecilan dalam pipa saluran fluida yang menahan
aliran fluida sehingga menghasilkan perbedaan tekanan sebelum dan sesudah orifice.
Dibawah ini dilukiskan suatu unit orifice yang digunakan sebagai peralatan
pengukuran laju aliran uap.
B. Rumusan Teori
Persamaan dasar untuk menentukan laju aliran suatu fluida atau uap melalui orifice
dengan analisa persamaan Bernouli sebagai berikut:
Maka :
Dimana
P dalam mmHg, maka:
dimana:
C
= d/D = 0,315
= diameter orifice
= 16,55 mm
= 52,29 mm
sat
laju aliran uap actual atau yang sebenarnya, pada uap basah dan superheat adalah:
(Qm)act = Qm.Kq
(Qm)act = Qm.Kss
Dimana:
Kq
Kss
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
A. Peralatan Percobaan
MEREK
NOMOR
NAMA
Cussons
P7600
Flow
Measurement System
B. Prosedur Percobaan
a. Jalankan boiler ( P 7600 ) dan lihat prosedur pengoperasian boiler
b. Periksa mercuri ( air raksa ) pada manometer tabung U ( jika perlu isi untuk setting skala
nol atau lakukan kalibrasi )
c. Dengan adanya aliran uap maka level mercuri dapat diukur kembali dengan skala.
Pembacaan ini menunjukkan perbedaan tekanan sebelum dan sesudah orifice atau antara
kedua titik sensing
d. Catat data-data dengan variasi tekanan berdasarkan pengaturan pembukaan katup utama
dari boiler
Catatan : untuk memeriksa penujukan skala yang benar-benar persisi buka lagi katup
manifold balans.
Orifice plate
P (mmHg)
1
2
3
4
5
75
100
125
150
200
BAB IV
ANALISA DATA
Tekanan 7 Bar
7 bar + 1 bar = 8 bar
q = 0,9078
untuk mencari aliran uap yaitu :
A. Aliran Uap
Dari data percobaan :
1. Dari data percobaan :
untuk AP = 75 mmHg, maka
-
=0,0444 kg/s
= 160,047 kg/jam
-
= 0,059199 kg/s
= 130,508 kg/jam
Pada dimeter 20,32 mm :
(Qm)act = 0,05923 x 1,05
= 0,06219 kg/s
= 223,889 kg/jam
2. Untuk AP = 100 pada diameter 16,51 mm :
(Qm) act = 0,03986 x 1,05
= 0,04185 kg/s
= 150,67 kg/jam
= 0,08129 kg/s
= 292,653 kg/jam
4. Untuk AP = 200 pada diameter 16,51 mm :
(Qm) act = 0,05638 x 0,968
= 0,0545 kg/s
= 196,473 kg/jam
Ap
(mmHg)
Uap basah
Uap superheat
(Qm)act (kg/jam)
D
D
(Qm)act (kg/jam)
D
D
16,51
20,32
16,51
20,32
16,51
20,32
mm
mm
mm
mm
mm
mm
75
124,295
213,228
130,508
223,889 120,316
206,405
100
143,524
246,847
150,670
259,157 138,904
238,978
125
160,047
287,206
167,832
301,266 154,725
277,738
150
175,780
302,325
184,54
317,407 170,127
292,653
200
202,973
349,095 213,1164
366,55
337,92
196,473
250
Rata-rata
226,931
390,300
238,25
410,4
219,646
378,031
170,138
292,628
283,305
PENJELASAN TAMBAHAN
Alat untuk mengukur tekanan fluida pada ketinggian tertentu adalah manometer.
Seperti contoh mengukur tekanan fuilda yang mengalir pada pipa. Tekanan P dapat diukur
dengan mengukur tinggi H.
Manometer adalah alat yang digunakan secara luas pada audit energy untuk mengukur
perbedaan tekanan didua titik yang berlawanan. Jenis manometer tertua adalah manometer
kolom cairan. Versi manometer sederhana kolom cairan adalah pipa U yang diisi air cairan
setengahnya (biasanya berisi minyak, air atau air raksa ) dimana pengukuran dilakukan pada
satu sisi pipa, sementara tekanan (yang mungkin terjadi karena atmosfir) diterapkan pada
tabung yang lainnya. Perbedaan ketinggian cairan memperlihatkan tekanan yang diterapkan.
Ada tiga tipe utama :
1. Manometer satu sisi kolom yang mempunyai tempat cairan besar dari tabung U dan
mempunyai skala disisi kolom sempit. Kolom ini dapat menjelaskan perpindahan cairan lebih
jelas. Kolom cairan manometer dapat digunakan untuk mengukur perbedaan yang kecil
diantara tekanan yang tinggi.
2. Jenis membrane fleksibel : jenis ini menggunakan defleksi ( tolakan ) membran fleksibel
yang menutup volum dengan tekanan tertentu. Besarnya defleksi dari membrane sesuai
dengan tekanan spesifik.
3. Jenis pipa koil : Sepertiga bagian dari manometer ini menggunakan pipa koil yang akan
mengembang dengan kenaikan tekanan. Hal ini disebabkan perputaran dari sisi lengan yang
disambung ke pipa.
Dimana Manometer digunakan : Selama pelaksanaan audit energi, manometer
digunakan untuk menentukan perbedaan tekanan diantara dua titik disaluran pembuangan gas
atau udara. Perbedaan tekanan kemudian digunakan untuk menghitung kecepatan aliran
disaluran dengan menggunakan persamaan Bernoulli ( perbedaan tekanan =V^2/2g ).
Manometer harus sesuai untuk aliran cairan. Kecepatan aliran cairan diberikan oleh
perbedaan tekanan = f LV2/2gD dimana f adalah factor gesekan dari bahan pipa, L adalah
jarak antara dua titik berlawanan dimana perbedaan tekanan diambil, D adalah diameter pipa
dan g adalah konstanta gravitasi.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Laju aliran uap massa rata-rata pada diameter orifice 16,51 mm adalah 161,32 kg/jam
2. Laju aliran massa uap rata-rata pada diameter orifice 20,32 mm adalah 279,97 kg/jam
3. Laju aliran uap actual rata-rata pada uap basah yang sebenarnya pada diameter pipa 16,51
mm adalah 169,33 kg/jam
4. Laju aliran uap actual pada uap basah atau yang sebenarnya pada diameter pipa 20,32 mm
adalah 293,65 kg/jam
5. Laju aliran uap actual pada uap superheat yang sebenarnya pada diameter 16,51 mm adalah
156,109 kg/jam
6. Laju aliran uap actual pada uap superheat yang sebenarnya pada diameter 20,32 mm adalah
270,73 kg/jam
7. Laju aliran uap yang lebih besar nilai nya adalah pada diameter orifice 20,32 mm
B. Saran
1. Perawatan orifice dilakukan secara berkala agar pada saat pengambilan data dapat lebih
akurat dan effisiensi boiler yang diperoleh lebih besar.
2. Sebaiknya instalasi perpipaan pada bolier diganti, karena pada saat melaksanakan
praktikum selalu terjadi kebocoran pada instalasi perpipaan boiler yang dapat mengakibatkan
kenyamanan dan konsentrasi dalam pengambilan data terganggu.
3. Diharapkan praktikan lebih teliti dalam pengambilan data percobaan.
DAFTAR PUSTAKA
LAPORAN PRAKTIKUM
LABORATORIUM SISTEM ENERGI
PENGUJIAN EJEKTOR/INJEKTOR
Disusun oleh:
DITYA RAMANDA PUTRA
1105051012
EN 5A
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
DASAR TEORI
Unit ejektor mempunyai dua fungsi. Ejektor dapat sebagai alat pemanas air atau sebagai
alat untuk memompa air.
Jika ejektor berfungsi sebagai pompa air,maka uap yang melewati nozel konvergen
menyebabkan perubahan energi,yaitu dari energi tekanan menjadi energi kecepatan.Naiknya
kecepatan uap disertai penurunan tekanan menyebabkan air dalam tangki rendah terangkat
melalui suatu pipa inlet untuk air. Selanjutnya aliran air dalam nozel menyebabkan uap
berkondensasi sehingga terjadi penurunan tekanan pada ujung pipa inlet untuk air dan
keadaan ini dapat menaikkan laju aliran air.
A. Rumusan Teori
Besarnya energi kandungan uap selama melewati ejektor digunakan untuk menaikkan air
dari tangki isap ( suction tank ) ke tangki keluaran ( delivery tank ).
---------------------------------
Ms [ q hfg + Cp ( ts t 2 ) ]
Efisiensi dari perpindahan energi atau efisiensi ejektor sebagai pompa air adalah sebagai
berikut :
Efisiensi=
Mw g H
=
--------------------------------Ms [ q hfg + Cp ( ts t 2 ) ]
BAB III
PELAKSANAAN PERCOBAAN
A. Alat alat
MEREK
NOMOR
Cusson
NAMA
P7000
P7674
1. Alat utama
a. Ejektor / Injektor
2. Alat bantu
a. Katup
b. Tangki isap
c. Tangki keluar
d. Stopwatch
B. Gambar Rangkaian Percobaan
P2
Ps
1
T2
Vs
P1
T1
V1
V2
8
7
V5
S1
S2
4
3
5
10
V3
V4
Keterangan :
1.
2.
Pembagi Kondensat
3.
4.
5.
6.
BAB IV
LANGKAH PERCOBAAN
BAB V
DATA PERCOBAAN
DATA DATA PEMBACAAN
KETERANGAN
Lama waktu pengujian
Tekanan suplai uap
HARGA - HARGA
178 detik
2 bar ( gauge )
Temperatur uap
135 C
40 cm
20 cm
8 cm
28,5 cm
22 C
37 C
Data tambahan :
Kapasitas tangki S1 dan S2 = 958 ml ( cc ) : 1 cm
X = q = 0,89
Cp
= 4,18 kj / kg C
Tsat
hfg
= 2163,5 kj / kg
Hd
= 3 bar abs x 10 m
-0.1 mmH2O
BAB VI
ANALISA DATA
x 100%
x 100%
= 0,9858 x 100 %
= 98,58 %
dimana : Hd = 3 barg
= 30 ( - 1 )
= 31 mH2O
x 100%
=
= 0,0052092 x 100 %
= 0,52092 %
BAB VII
PENJELASAN TAMBAHAN
Daftar simbol :
Ms
Mw
Cp
X
t1
t2
ts
g
hfg
H
Hd
Hs
P
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
( kg )
( kg )
( kj / kgC )
( C )
( C )
( C )
( 9,81 m / det2 )
( kj / kg )
( mH2O )
( mH2O )
( mH2O )
( bar abs )
BAB VIII
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Efisiensi ejektor sebagai heater jauh lebih besar dari pada efisiensi ejektor sebagai
pompa.
2. Efisiensi ejektor sebagai heater sebesar 98,58 % , sedangkan efisiensi ejektor sebagai
pompa sebesar 0,52092 %.
3. Ejektor lebih efektif sebagai heater.
B. Saran
Agar dapat melaksanakan dengan baik dan memperoleh hasil yang benar, perlu
diperhatikan hal hal berikut :
1. Memahami benar tentang pengujian ejector / injector.
2. Melakukan percobaan sesuai dengan prosedur untuk menghindari kerusakan alat dan
penyimpangan data hasil percobaan.
3. Melakukan pemanfaatan pengukuran seteliti mungkin.
4. Memeriksa keadaan peralatan sebelum dan setelah praktikum.
DAFTAR PUSTAKA