7
Praktikum Pengemasan Pangan
Kelompok 8
ARIESTIANI 24021009004
7
Praktikum Pengemasan Pangan
Kelompok 8
produk pangan tertentu . Faktor yang mempengaruhi daya tembus adalah beda
tekanan, suhu, dan kelembaban udara. Permeabilitas adalah proses larutnya suatu
gas di salah satu permukaan bahan kemasan kemudian berdifusi melewati sisi
bahan kemasan lainnya. Laju transmisi uap air pada kemasan dinyatakan dengan
beberapa istilah yaitu Wvtr, Wvpm, Wvpb. (Setiasih, I. 2006)
Pengujian ini dilakukan selama 6 hari dengan mengukur daya permeabilitas
dari plastik jenis polietilen (PE), polipropilen (PP), polivinilclorida (PVC), dan
High density poli etilen (HDPE) dan PP tebal. Metode yang umum digunakan
untuk mengukur permeabilitas uap ialah dengan metode gravimetri. Dalam
metode ini digunakan suatu desikan yang bisa menyerap uap air dan menjaga
supaya tekanan uap air tetap rendah disimpan dalam suatu wadah yang kemudian
ditutup dengan film plastik yang akan diukur permeabilitasnya.
Dilakukan tiga kondisi yaitu, wadah kontrol yang tidak diberikan desikan,
wadah yang diisi desikan garam, dan wadah yang diisi desikan silika gel. Cawan
tersebut permukaannya dilapisi sampel plastik kemudian diikat dengan karet dan
dilapisi malam. Penggunaan malam (lilin) bertujuan agar jumlah uap air yang
akan diserap oleh desikan hanya berasal dari penyerapan permukaan plastik bukan
dari celah antara cawan dengan plastik. Desikan adalah zat penyerap uap air yang
digunakan untuk mengetahui berapa uap air yang dapat diserap oleh jenis plastik
tertentu.
Mula-mula untuk kontrol kita hanya menyiapkan wadah lalu menutupnya
dengan menggunakan plastik yang ingin diuji hingga rapat menggunakan karet.
Setelah itu tutup sisi permukaan wadah yang dapat dimasuki udara dengan
menggunakan
malam.
Pengamatan
dilakukan
tiap
hari
dengan
cara
ARIESTIANI 24021009004
7
Praktikum Pengemasan Pangan
Kelompok 8
Desikan yang digunakan adalah silika gel dengan sifat dapat menyerap air,
garam yang tidak begitu menyerap air, dan kontrol yang disebut juga sebagai
blanko. Gelas ditutup rapat dengan plastik dimana bagian bawahnya ditutupi
dengan malam. Hasil pengamatan yang didapatkan adalah terjadi kenaikan dan
penurunan dengan alasan bahwa kenaikan berat disebabkan oleh udara atau gas
yang masuk menembus kedalam gelas melalui kemasan yang disebut juga
permeabilitas sebaliknya penurunan terjadi karena udara dari dalam gelas keluar
menembus plastik uji melalui kemasan. Gas tersebut dapat melewati kemasan
melalui mekanisme pori mikroskopikdan difusi teraktivasi karena perbedaan
konsentrasi.
Polietilen (PE)
Hari
ke1
2
3
4
5
6
Perubahan Berat
Silica Gel
Garam
Kontrol
(gram)
(gram)
(gram)
148,5926
157,2767
115,1443
148,5000
157,1600
115,0400
148,5726
157,2622
115,1160
148,6211
157,2755
115,1228
148,6323
157,2729
115,1176
148,6186
157,2404
115,0921
WVTR
Silica Gel
Garam
Kontrol
0
-4,0939x10-3
-4,4210x10-4
-2,9473x10-4
4,3879x10-4
2,2989x10-4
0
-2,5797x10-3
-3,2052x10-4
-1,7684x10-5
-4,1999x10-5
3,2097x10-4
0
-4,6111x10-3
-6,2557x10-4
-3,1684 x10-4
-2,9510 x10-4
-4,6155 x10-4
*Keterangan :
(-) menandakan desikan mengalami penambahan berat.
RH
68,6
72,2
-
ARIESTIANI 24021009004
7
Praktikum Pengemasan Pangan
Kelompok 8
Kontrol
WVTR
ARIESTIANI 24021009004
7
Praktikum Pengemasan Pangan
Kelompok 8
(gram)
0
154,43
1
154,432
2
154,447
3
154,518
4
154,532
5
154,542
*Keterangan :
(gram)
138,949
138,938
138,935
138,952
138,946
138,927
126,716
126,702
126,696
126,705
126,7
126,688
Silika
0
-2,82E-05
-8,41E-05
-2,86E-04
-2,49E-04
-2,19E-04
Garam
0
1,06E-04
6,42E-05
-1,04E-05
6,81E-06
4,18E-05
Kontrol
0
1,34E-04
9,43E-05
3,34E-05
3,87E-05
5,35E-05
ARIESTIANI 24021009004
7
Praktikum Pengemasan Pangan
Kelompok 8
Polipropilen memiliki daya tembus uap air yang rendah (Winarno dan
Jenie, 1983). Roti yang mengandung humektan membutuhkan kemasan yang
ARIESTIANI 24021009004
7
Praktikum Pengemasan Pangan
Kelompok 8
kedap air. Biskuit dan makanan kering lainnya biasanya menggunakan selulosa
yang berlapis (PP).
PP Tebal
hari Silika gel
0
153,2948
1
153,305
2
153,3258
3
153,415
4
153,4375
5
153,4452
*Keterangan :
wvtr
0
-0,000247733
-0,000376457
-0,000973122
-0,000866459
-0,00073057
Garam
145,66
145,652
145,647
145,672
145,671
145,673
wvtr
0
0,000184585
0,000153012
-9,796E-05
-6,5576E-05
-6,2176E-05
Kontrol
117,283
117,274
117,271
117,288
117,282
117,286
wvtr
0
0,000211
0,000145
-4,1E-05
3,64E-06
-1,3E-05
ARIESTIANI 24021009004
7
Praktikum Pengemasan Pangan
Kelompok 8
ARIESTIANI 24021009004
7
Praktikum Pengemasan Pangan
Kelompok 8
Berdasarkan data di atas, ternyata PP sama dengan PE bahwa pertambahan berat
pada desikan lebih besar daripada kontrol. Hal ini terjadi karena penggunaan desikan
berfungsi untuk menyerap uap air dan menjaga supaya tekanan uap air tetap rendah.
Pada desikan, pertambahan berat setiap harinya mengalami kenaikan. Hal ini
kemungkinan terjadi karena semakin lama masa penyimpanan, semakin banyak pula uap
air yang diserap oleh desikan.
High Density Polietilen (HDPE)
hari
0
1
2
3
4
5
kontrol
115,875
115,8589
115,8497
115,8544
115,853
115,834
wvtr
0
0,010409483
0,008178879
0,004439655
0,003556034
0,005301724
Garam
146,465
146,4533
146,4505
146,472
146,476
146,4586
wvtr
0
0,007564655
0,0046875
-0,00150862
-0,00177802
0,000827586
silica gel
141,535
141,54
141,598
141,652
141,6789
141,686
wvtr
0
-0,00323
-0,02037
-0,02522
-0,02326
-0,01953
ARIESTIANI 24021009004
7
Praktikum Pengemasan Pangan
Kelompok 8
H
ar
Wak
tu
Kontrol
(gram)
WVTR
(10-5)
Garam
(gram)
WVTR
(10-5)
silica gel
(gram)
WVTR
ARIESTIANI 24021009004
7
Praktikum Pengemasan Pangan
Kelompok 8
i
0
1
2
3
4
5
(jam
)
0
24
48
72
96
120
115,8705
115,8506
115,8394
115,8497
115,8372
115,8237
0
13,1968
10,312
4,59785
5,52075
6,20712
143,673
143,6644
143,6625
143,685
143,6832
143,6671
0
5,70312
3,48156
-2,6526
-1,691E-05
0,782521
138,198
138,2156
138,2464
138,3614
138,3973
138,4134
0
-0,00012
-0,00016
-0,00036
-0,00033
-0,00029
*Keterangan :
(-) menandakan desikan mengalami penambahan berat.
Grafik :
ARIESTIANI 24021009004
7
Praktikum Pengemasan Pangan
Kelompok 8
Menurut Suyitno (1990) PVC mempunyai sifat sangat sukar ditembus air dan
permeabilitas gasnya rendah sehingga sesuai untuk mengemas makanan yang banyak
mengandung air. Daging segar dikemas dalam plastik PVC yang mempunyai
permeabilitas tinggi, hal ini bertujuan untuk memberikan penampakan daging yang cerah
merah.
Lain halnya dengan PE, PP, dan HDPE. Berdasarkan data di atas, ternyata pada
PVC pertambahan berat pada desikan dan kontrol tidak konstan sehingga tidak dapat
dibandingkan mana yang lebih besar pertambahan beratnya. Karena terdapat desikan
yang pertambahan beratnya lebih besar daripada kontrol. Tetapi juga sebaliknya, terdapat
desikan yang pertambahan beratnya lebih kecil daripada kontrol
Begitu juga dengan pertambahan berat setiap harinya. Baik pada desikan maupun
pada kontrol, pertambahan berat setiap harinya tidak konstan. Ada yang meningkat tetapi
ada juga yang menurun. Kedua hal tersebut kemungkinan terjadi karena kesalahan
praktikan yang kurang teliti pada saat melakukan proses percobaan maupun pengamatan
pada saat praktikum.
Jenis plastik yang baik digunakan sebagai kemasan yaitu plastik yang memiliki
permeabilitas rendah. Berdasarkan hasil pengamatan, ternyata jenis plastik yang memiliki
permeabilitas paling rendah dibandingkan jenis plastik lain yaitu PE. Hal ini sesuai
dengan literatur yang menjelaskan bahwa berdasarkan sifat permeabilitasnya yang rendah
polietilen banyak digunakan sebagai pengemas makanan (Sacharow dan Griffin, 1970).
Sifat terpenting bahan kemasan yang digunakan meliputi permeabilitas gas dan
uap air, bentuk dan permukaannya. Permeabilitas uap air dan gas, serta luas permukaan
kemasan mempengaruhi jumlah gas yang baik dan luas permukaan yang kecil
menyebabkan masa simpan produk lebih lama. PVC mempunyai sifat keras, kaku, jernih
dan mengkilap, sangat sukar ditembus air dan permeabilitas gasnya rendah sehingga
sesuai untuk mengemas makanan yang banyak mengandung air.
Menurut Buckle et al. (1987) permeabilitas gas PVC (seperti CO2, O2, N2) lebih
rendah dibandingkan dengan HDPE, LDPE, dan PP sehingga PVC cocok untuk
mengemas produk yang banyak mengandung senyawa volatil (senyawa yang mudah
menguap). Hal ini bertentangan dengan hasil pengamatan yang menyatakan permeabilitas
PVC lebih tinggi dibanding jenis plastik lain. Hal ini mungkin disebabkan ketebalan dan
kualitas PVC yang digunakan tidak sama bagusnya dengan yang biasa dan juga mungkin
disebabkan kondisi lingkungan yang berubah-ubah membuat penurunan kualitas dari
plastik tersebut.
ARIESTIANI 24021009004
7
Praktikum Pengemasan Pangan
Kelompok 8
sebesar
0,000827586
sehingga
apabila
diurutkan
maka
ARIESTIANI 24021009004
7
Praktikum Pengemasan Pangan
Kelompok 8
KESIMPULAN
1. Semakin rendah permeabilitas plastik maka semakin lama daya simpan produk
pangan yang dikemasnya.
2. Semakin besar pertambahan berat maka semakin besar pula daya permeabilitasnya
yang berarti semakin mudah untuk melewatkan gas termasuk uap air, produk pun
akan semakin cepat rusak.
3. Jenis plastik yang permeabilitas uap air dan gasnya paling rendah dan paling baik
mempertahankan beratnya adalah plastik PP oleh karena itu plastik PP baik
digunakan untuk mengemas produk yang peka oksigen dan uap air. Namun,
menurut Buckle, Jenis plastik yang permeabilitas uap air dan gasnya paling
rendah adalah plastik PVC oleh karena itu plastik PVC baik digunakan untuk
mengemas produk yang peka oksigen dan uap air.
4. Plastik yang paling bagus jika diurutkan berdasarkan hasil pengamatan terhadap
perubahann berat dalam grafik dan perhitungan permeabilitas yang paling kecil
adalah PVC, PP, PE, dan HDPE.
ARIESTIANI 24021009004
7
Praktikum Pengemasan Pangan
Kelompok 8
DAFTAR PUSTAKA
Buckle, K.A, Edwards, R.A, Fleet, G.H. dan M. Wooton, 1985. Ilmu Pangan. Penerjemah
Hari Purnomo dan Adiono. UI-Press, Jakarta.
Desroiser, N.W. 1988. Teknologi Pengawetan Pangan. Penerjemah Muchji Mulyohardjo.
Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
Herudiyanto,M.S. 2008. Teknologi Pengemasan Pangan. Widya Padjajaran, UNPAD,
Bandung.
Setiasih, I, Heri R.M. 2006. Buku Ajar Penuntun Praktikum Prinsip Keteknikan Pengolahan
Pangan. UNPAD, Bandung.