PENDAHULUAN
Diagnosis endoskopi pada kanker paru, memakai alat bronkoskopi serat optik.
( fibre optic bronchoskopic=FOB ), makin berkembang dari tahun ke tahun. Kemampuan
alat
makin
berkembang,
setdaknya
diikuti
kemampuan
dokter
pelaksana-
bronchoscpolast- dengan jaringan antar rumahs sakit- ajringan antar pusat studi, bisa
meningkatkan kemampuan. Pemakaian ultrathin FOB dapat mencapai bronkus generasi
ke-8 sampai generasi ke-12. juga meningkatkan kemampuan untuk mengevaluasi
endrotrakeal, terutama pada keadaan sulit, mcam, trauma, adanya perdarahan, ataupun
deformitas secara anatomi.
Pada awal penemuan alat FOB, fungsi utamanya adalah batuk darah profuse;
kemudian berkembangnya secara sejajar, penggunaan alat kea rah diagnostic dan
teraupeutik. Diawali dengan rigid bronkoskopi, fibre optic bronkoskopi, autofluoresen
bronkoskopi, ultrathin bronkoskopi, virtual bronkoskopi. Kemampuan teraupetiknya juga
berkembang, dengan kemampuan untuk laser, brachytherapy,cryotherapi-electrosurgery,
pemasangan stent pada bronchus.
Kanker paru adalah salah satu jenis penyakit paru yang memerlukan piatalaksanaan yang tepat-cepat dan terarah. Diagnosis dapat ditegakkan , dengan memerlukan
pendekatan beberapa disiplin ilmu kedokteran dan membutuhkan ketrampilan serta
sarana yang tidak sederhana. Beberapa disiplin ilmu kedokteran yang perlu bekerja sama
antara lain, ahli penyakit paru , ahli radilogi diagnostic maupun radiology terapi, ahli
bedak toraks, ahli patologi anatomi, ahli rehabilitasi medik dll.
Menegakkan diagnosis kanker paru pada stadium dini adalah amat sulit, karena
penderita-penderita yang datang pada sarana kesehatan amat sering sudah dalam stadium
lanjut. Padahal bila ditemukan diagnosis pasti pad stadium dini, walaupun tidak dapat
menyembuhkan, masih dapat meningkatkan kualitas hidup penderita. Namun kesadaran
masyarakat tentang kanker paru makin menigkat, juga pengetahuan dokter-serta peralatan
diagnostik juga makin meningkat, maka deteksi dini seharusnya bisa dilakukan
Deteksi dini dilakukan pada kelompok-kelompok dengan risiko tinggi, terutama pada
pria, usia lebih 40 tahun, dengan riwayat perokok; atau dengan riwayat paparan industri
tertentu, disertai dengan satu atau lebih gejala-gejala berupa; batuk menahun, ataun batuk
lebih dari dua minggu-setelah mendapatkan pengobatan, batuk darah, nyeri dada, sesak
napas, disertai riwayat penurunan berat badan yang mencolok. Menjadi bahan
pertimbangan juga adanya riwayat keluarga yang menderita kanker paru maupun aknker
organ lain. Bila di dapatkan kecurigaan adanya kanker paru, sebaiknya sgera dirujuk, agar
tindakan lebih lanjut dapat dilakukan dengan lebih cepat dan terarah.
DIAGNOSIS
Secara umum pengertian kanker paru adalah semua penyakit keganasan di apru baik
primer berasal dari paru sendiri amupun keganasan yang berasal dari luar paru.
Menegakkan diagnosis penyakit, memakai alur pemeriksaan kedokteran secara
umum. Diawali dengan anamnase-pemeriksaan fisik diagnostik, epmeriksaan sarana
penunjang, pemeriksaan khusus, maupun pemeriksaan yang lain.
Salah satu pemeriksaan khusus adalah FOB. Pemakaian FOB dalam diagnosis, adalah
untuk menentukan pada lobus mana letak tumor apakah tumor terletak intra lumen atau
ekstra luemn, adakah gambaran pembesaran kelenjer regional, serta untuk mengetahui
jenis histopatologi sel kanker. Dengan bantuan pemeriksaan lain sebagai sarana
penunjang, dapat menentukan penderajatnnya. Yang pada akhirnya dapat ditentukan
pilihan modalitas terapi yang tepat.
Pemeriksaan khusus :
a. Sitologi dahak
b. Biopsi kelenjar Getah Bening
c. Aspirasi jarum Halus
d. Transthorasic Needle Aspiration ( TTNA )
e. Transthorasic Biopsy (TTB)
f. Bronkoskopi
Sitologi dahak
Pemeriksaan khusus diatas, didahului dengan pemeriksaan yang non-invasive, paling
murah dan palung mudah. Dengan persiapan yang baik, dapat diperoleh dahak tampung
yang representive untuk pemeriksaan sitiologi. Dengan cara batuk yang benar, serta
tehnik pengumpulan dan pengambilan dahak yang benar, dapat meningkatkan angka
kepositipan dahak. Terutama pada tumor-tumor si sentral; bila tumor letak di perifer, hasil
sitolgi dahak jarang mendapatkan hasil yang positip.
Biopsi kelenjar getah bening
Tumor primer paru, sering melalui pola penyebaran limfogenik, menyebabkan
pembesaran kelenjar getah ebnig, di daerah supraklavikula, leher atau aksila. Bila teraba
pembesaran kelenjar ini. Dapat dilakukan biopsi, baik secara in-toto maupun biopsi
ekstirpasi. Atau wedge-incision. Spesimen yang di dapat untuk pemeriksaan sitplogi sel
atau histopatologi
Biopsi jarum halus
Biopsi menggunakan jarum halus pada kelainan/benjolan/tumor/pembesaran KGB di
permukaan tubuh mengambil bahan spesimen untuk pemeriksaan sitologi.
Persiapan bahan
Gejala obyek
Alkohol 95 %
Kapas alkohol
Jarum halus no 25
Jarum spinal no 25
Spuit 10 cc
Indikasi
Cara
Dengan spuit 10 cc yang berisi udara, bahan di dalam jarum di semprotkan ke gelas
objek, lihat gambar 2
Bahan di gelas objek di tekan dengan gelas objek yang lain lalu di geserkan satsama
lain agar bahan menjadi rata trepencar, lihat gambar3
Bila jarum halus penuh berisi darah pemeriksaan tidak reperesenttif, jarum halus di
ganti dan prosedur tindakan di ulangi
Persiapan
Pasien
-
alat-alat
-
lidokain 2 % ampul
1 ampul
spuit 5 cc
1 buah
spuit 20 cc
1 buah
jarum spinal 25 G
2 buah
bisa juga dipakai jarum vim-silverman dan high speed drikk atau trephine biopsy
-
alkohol 96 %
cara pemeriksaan
tentukan lokasi lesi dengan fluroskopi dan buat proyeksi ke dinidng dada dengan
membuat tanda
dengan tuntutan layar fluroskopi jarum menembus lesi, kemudian trokar di cabut
pasang spuit 20 cc dan di lakukan aspirasi
peradrahan
pneumotoraks
infeksi
kontraindikasi
batuk kronik
hemoptisis
atelektasis
paralisis diafragma
bronkografi selektif
Bronkoskopi dapat evaluasi para bedah, misalnya pada tumor paru multiple, tumor
metastase. Tindakan ini juga mempunyai kontraindikasi dan risiko
Kontraindikasi absolut :
pasien menolak
uremia
abses paru
imunosupresi
gagal napas
hipoksia
hiperkapnia akut
aritmia jantung
continous suction
berikan ansestesi topikal dengan larutan lidokain 10 % spray ke daerah farings dan
larings. Memakai semprit melalui dasar lidah dan epiglotis masukkan 1-2 ml 2 %
larutan lidokain ( instilasi ) ke dalam trakea
cara kerja
penderita yang diperiska dapat dalam posisi duduk, tlentang atau posisi-posisi
lainnya. Mata di tutup agar tidak terkena cairan selama prosedur dilakukan
diberi O2
S. shibuya
H. early diagnosis
in chest
medicine.vol.20.1.1999.pp.53-64
4. Haponik EF. AQUINO S.vining DJ. Virtual bronchoscopy clinix in chest
medicine.vol.20.1.1999.pp.201-18
5. Kato.H.,HoraiT. Translated by barron JP. Endoscopinc diagnosis in early stage lung
cancer.wolf publ.ltd.1992.44-136
6. Silvestri GA.jett j. Bronchogenic carcinoma.murray and nadels tet book of
respiratory medicine. By mason RJ. Broaddus VC. Murray JF. Nadel JA.3 ed.
Elsevier saunders.2000.philadelphia.pp.135-82
7. thorek P. surgical diagnosis . JB lippincott coy. Philedelphia. Toronto.3
ed.1977.pp.57-81