Makalah Lansia Neng
Makalah Lansia Neng
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seiring dengan berkembangnya Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat
perkembangan yang cukup baik, maka makin tinggi pula harapan hidup penduduknya.
Diperkirakan harapan hidup orang Indonesia dapat mencapai 70 tahun pada tahun 2000.
Kesejahteraan penduduk usia lanjut karena kondisi fisik dan/atau mentalnya tidak
memungkinkan lagi untuk berperan dalam pembangunan, maka lansia perlu mendapat
perhatian khusus dari pemerintah dan masyarakat.
Berbagai upaya telah dilaksanakan oleh instansi pemerintah diantaranya pelayanan
kesehatan, sosial, ketenagakerjaan dan lainnya telah dikerjakan pada berbagai tingkatan, yaitu
tingkat individu lansia, kelompok lansia, keluarga, Panti Sosial Tresna Wreda (PSTW),
Sarana pelayanan kesehatan tingkat dasar (primer), tingkat pertama (sekunder), tingkat
lanjutan, (tersier) untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada lansia.
Masa usia lanjut merupakan periode penutup dalam rentang hidup seseorang, yaitu
suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang lebih
menyenangkan atau beranjak dari waktu yang penuh dengan manfaat. Lanjut usia merupakan
istilah tahap akhir dari proses penuaan. Dalam mendefinisikan batasan penduduk lanjut usia
menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional ada tiga aspek yang perlu
dipertimbangkan yaitu aspek biologi, aspek ekonomi dan aspek sosial (BKKBN 1998).
Secara biologis penduduk lanjut usia adalah penduduk yang mengalami proses
penuaan secara terus menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu
semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini
disebabkan terjadinya perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu : Usia
pertengahan (middle age) 45 -59 tahun, Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun, lanjut usia tua
(old) 75 90 tahun dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun. Demikian juga batasan
lanjut usia yang tercantum dalam Undang-Undang No.4 tahun 1965 tentang pemberian
bantuan penghidupan orang jompo, bahwa yang berhak mendapatkan bantuan adalah mereka
yang berusia 56 tahun ke atas. Dengan demikian dalam undang-undang tersebut menyatakan
bahwa lanjut usia adalah yang berumur 56 tahun ke atas. Namun demikian masih terdapat
perbedaan dalam menetapkan batasan usia seseorang untuk dapat dikelompokkan ke dalam
penduduk lanjut usia.
1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Menjelaskan pengertian lansia
2. Menjelaskan tentang gangguan yang dapat terjadi pada lansia
3. Mengenali genjala dan tanda penyakit pada lansia
4. Mampu menegakan diagnosis penyakit pada lansia
5. Menjelaskan tentang program pelayanan kesehatan pada lansia
C. TUJUAN
1.
2.
3.
4.
Para lanjut usia dapat menikmati hari tuanya dengan aman .tenteram dan sejahtera.
Terpenuhinya kebutuhan lanjut usia baik jasmani maupun rohani.
Terciptanya jaringan kerja pelayanan lanjut usia.
Tewrwujutnya kualitas pelayanan
BAB II
2
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Seseorang disebut usia lanjut jika telah berumur 60 tahun keatas (aspek
kesehatan) 49-59 tahun disebut prasenile Secara biologis mengalami proses penuaan,
penurunan daya tahan fisik, rentan terhadap berbagai penyakit. Masalah kesehatan
reproduksi pada usia lanjut yaitu menopause dan andropause yang berkaitan dengan
penurunan fungsi hormon yang berakibat pada gangguan kesehatan.
B. KLASIFIKASI
1. Perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada masa usia lanjut
Perubahan-perubahan yang umum terlihat pada masa usia lanjut adalah ditandai
dengan perubahan fisik dan psikologis tertentu. Baik pria maupun wanita, pada usia
lanjut mereka akan melakukan penyesuaian diri agar mereka tampak siap dan sesuai
dengan masa usia lanjut tersebut secara baik ataupun tidak baik. Akan tetapi hasil yang
diperoleh dari penyesuaian tersebut cenderung menuju dan membawa penyesuaian diri
yang tidak baik daripada yang baik, terutama adalah terjadinya kemunduran fisik dan
mental yang berlangsung secara perlahan dan bertahap.
2. Perubahan Fisik Pada Masa Usia Lanjut
Dengan bertambahnya usia, secara umum kekuatan dan kualitas fisik juga
fungsinya mulai terjadi penurunan. Penurunan ini bisa berlangsung secara perlahan
bahkan bisa terjadi secara cepat tergantung dari kebiasaan hidup pada masa usia muda.
Beberapa perubahan gangguan fisik yang timbul adalah sebagai berikut:
a. Perubahan pada kulit : kulit wajah, leher, lengan, dan tangan menjadi lebih kering
dan keriput, kulit di bagian bawah mata membentuk seperti kantung dan lingkaran
hitam dibagian ini menjadi lebih permanen dan jelas, warna merah kebiruan sering
muncul di sekitar lutut dan di tengah tengkuk.
b. Perubahan otot : pada umumnya otot orang berusia madya menjadi lembek dan
mengendur di sekitar dagu, lengan bagian atas, dan perut.
c. Perubahan pada persendian : masalah pada persendian terutama pada bagian tungkai
dan lengan yang membuat mereka menjadi agak sulit berjalan.
d. Perubahan pada gigi : gigi menjadi kering, patah, dan tanggal sehingga kadangkadang memakai gigi palsu.
e. Perubahan pada mata : mata terlihat kurang bersinar dan cenderung mengeluarkan
kotoran yang menumpuk di susdut mata, kebanyakan menderita presbiop atau
3
Kecemasan (anxietas)
Depresi
Rasa bersalah (guilty feeling)
Masalah perkawinan atau juga akibat dari rasa takut akan gagal dalam berhubungan
seksual
Khusus pada perempuan, ada beberapa gangguan yang sangat berpengaruh
pasangan,
hubungan
antar
masalah hasrat
sangat
dipengaruhi
oleh
wanita
menurun
Mulai
usia
55
tahun
dengan
bervariasi.
Pembesaran
berkurang,
dikulit
menurun,
otot-otot
pada
fase
yang sedikit,
penguasaan
atas
ejakulasi
Fase orgasmik
menurun.
Tanggapan orgasmik mungkin Kemampuan
(fase muskular)
mengontrol
ejakulasi
dengan
lanjutnya usia.
Mungkin terdapat
makin
periode Periode refrakter memanjang secara
secara
segera
sukar.
7. Hubungan seksual masa pre-menapause
Hubungan seksual adalah suatu keadaan fisiologik yang menimbulkan kepuasan
fisik, dimana keadaan ini merupakan respon dari bentuk seksual yang berupa ciuman,
pelukan, dan percumbuan 17 berpendapat bahwa terdapat empat tingkatan hubungan
fisik dalam bercumbuan, dimana hal ini merupakan rencana alamiah untuk meningkatkan
gairah seksual bagi persiapan hubungan seksual yaitu: berpegangan tangan, saling
memeluk (tangan di luar baju), berciuman, saling membelai atau meraba (dengan tangan
di dalam baju yang lain). Perilaku seksual merupakan segala tingkah laku yang didorong
oleh hasrat baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis, bentuk tingkah laku ini
bermacam-macam mulai dari perasaan tertarik sampai tingkah laku kencan, bercumbu
dan bersenggama. Objek seksualnya bisa berupa orang lain, orang dalam khayalan, atau
diri sendiri.
Perubahan fisiologis akibat pre menopause kadang-kadang mengganggu aktivitas
dan gairah seksual pada sejumlah wanita. Perubahan dapat terjadi pada lubrikasi, dinding
vagina gairah seksual, dorongan seksual dan orgasme yang mengakibatkan kegiatan
seksual menjadi kurang mengenakkan dan kurang menyenangkan.
Menurut Pangkahila (2006) beberapa masalah yang dialami wanita menopause
ketika berhubungan seksual, yakni:
Kekeringan vagina dan nyeri saat hubungan seksual.
Masalah yang paling sering terjadi adalah vagina yang kering, meskipun
sebenarnya hanya 20% wanita yang merasakannya. Dinding vagina menjadi tipis dan
kurang lentur. Terdapat rasa pedih, panas dan kadang nyeri atau berdarah saat
7
Lelah
Akibat dari insomnia menimbulkan perasaan capai atau lelah yang
berkepanjangan. Pekerjaan sebagai ibu yang mengurus anak dan suami membuat
ibu mempunyai beban ganda, sehingga membuat dirinya mencapai titik kelelahan
yang berat.
Stress
Depresi menstrual yang dahulu pernah muncul pada masa adolens yang
kemudian mengilang dengan sendirinya selama periode reproduktif (menjadi ibu)
bisa timbul kembali pada usia klimakterium . Pada saat ini sekalipun wanita
tersebut sudah tidak haid lagi, namun rasa-rasa depresif itu selalu saja timbul
dengan interval waktu yang tetap. Perasaan-perasaan depresif itu tiba bersamaan
dengan datangnya siklusmenstruasi setiap bulannya. Tampaknya depresi tadi
bentuk kekecewaan hati dari ibu, bahwa wanita yang bersangkutan menjadi
kurang lengkap dan kurang sempurna disebabkan oleh berhentinya fungsi
reproduksi dan haid.
8
Penyakit
Pola makan pada pre menopause tidak seperti saat usia 35-40 tahun,
akan terjadi kelebihan lemak yang tersimpan pada bokong, payudara dan perut.
Disamping itu kelebihan makan didalam keadaan tubuh kekurangan hormon dan
kemampuan metabolisme dapat menimbulkan penyakit kencing manis, hipertensi,
kolesterol tinggi. Penyakit jantung koroner yang diikuti gagal jantung.
Masalah hubungan pribadi
Komunikasi
dengan
pasangan
sangat
dianjurkan
agar
terjadi
kesenangan yang biasanya dia rasakan. Apabila tidak terjadi rangsangan maka
pelumasan normal vagina dan pembengkakan vulva tidak terjadi dan hubungan intim
dapat menimbulkan rasa tidak nyaman.
b. Hilangnya minat seksual
Banyak wanita menyadari bahwa mereka mengalami peningkatan minat terhadap seks
dan lebih mudah terangsang pada tahap tahap siklus menstruasi tertentu, walaupun
waktunya berbeda setiap wanita. 24 Tetapi mereka merasa murung sebelum menstruasi
biasanya kehilangan minat seksual pada saat tersebut, dan mendapati bahwa fase pasca
menstruasi secara seksual merupakan saat yang terbaik bagi mereka.
c. Keengganan seksual
Pada beberapa kasus, sekedar pikiran tentang aktivitas seksual sudah menyebabkan
ketakutan atau ansietas yang besar sehingga terbentuk suatu pola menghindari kontak
seksual. Pada kasus-kasus seperti ini, penyebabnya sering dapat diidentifikasi dari
pengalaman traumatik sebelumnya, tetapi kadang- kadang pangkal masalahnya tetap
tidak jelas.
d. Disfungsi orgasme
Sebagian wanita secara spesifik mengalami kesulitan mencapai orgasme, baik dengan
kehadiran pasangannya atau pada semua situasi. Walaupun obat tertentu dapat
menghambat orgasme pada wanita, namun sebagian besar kasus faktor psikologis
tampaknya menjadi penyebab.
e. Vaginismus
Vaginismus biasanya adalah kesulitan primer yang dialami wanita saat mereka memulai
kehidupan seksual, dan sering menyebabkan hubungan seksual yang tidak sempurna.
Kelainan ini jarang timbul kemudian setelah wanita menjalani fase hubungan seksual
normal, tetutama apabila ia sudah pernah melahirkan. Apabila memang demikian, perlu
10
mencari penyebab nyeri atau rasa tidak nyaman lokal yang dapat menyebabkan spasme
otot.
9. Diagnosa
Perimenopause umumnya berlangsung secara bertahap, meski tidak ada alat
atau tes yang bisa mendeteksi perimenopause. Dokter hanya akan memberi beberapa
pertanyaan, sebelum menyimpulkan apa yang tengah Anda alami. Tes yang mungkin
dilakukan, salah satunya pemeriksaan kadar hormon. Dengan memonitor siklus
menstruasi dan mengamati gejala perubahan tubuh selama beberapa waktu, Anda akan
dapat memahami dan berkonsultasi dengan dokter. Prof. Dr. Wimpie Pangkahila, Sp.And
mengatakan Salah satu faktor yang berpengaruh pada proses penuaan ialah gaya hidup.
Orang yang menerapkan gaya hidup sehat cenderung mengalami keadaan fungsi tubuh
yang lebih baik dibandingkan orang yang gaya hidupnya tidak sehat, termasuk juga
fungsi seksual.
Dengan demikian, usia lanjut atau lebih muda tidak selalu menentukan bagi
fungsi seksual. Artinya, mungkin saja orang yang berusia lebih muda fungsi organnya
lebih buruk dibandingkan yang berusia lebih tua, bila gaya hidupnya tidak sehat. Kalau
fungsi seksual Anda yang berusia lanjut ternyata baik, itu patut disyukuri. Pada masa
kini, dengan berkembangnya iptek di bidang kedokteran, usia tidak selalu mencerminkan
fungsi organ tubuh, termasuk fungsi seksual.
C. PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA LANSIA
1. Sifat Pelayanan
Setiap jenis pelayanan kesejahteraan sosial lanjut usia baik yang dilaksanakan
oleh pemerintah maupun masyarakat mengandung sifat prefentif, kuratif dan
rehabilitatif.
a. Prefentif atau pencegahan, Pelayanan sosial yang diarahkan untuk pencegahan
timbulnya masalah baru dan meluasnya permasalahan lanjut usia, maka dilakukan
melalui upaya pemberdayaan keluarga, kesatuan kelompokkelompok didalam
masyarakat dan lembaga atau organisasi yang peduli terhadap peningkatan
kesejahteraan lanjut usia, seperti keluarga terdekat, kelompok pengajian, kelompok
arisan.
b. Kuratif atau penyembuhan, Pelayanan sosial lanjut usia yang diarahkan untuk
penyembuhan atas gangguan-gangguan yang dialami lanjut usia, baik secara fisik,
psikis maupun sosial.
11
Memberikan pelayanan yang menjujung tinggi harkat dan martabat lanjut usia.
Melaksanakan, mewujutkan hak asasi lanjut usia.
Memperoleh hak, menentukan pilihan bagi dirinya sendiri.
Pelayanan didasarkan pada kebutuhan yang sesungguhnya.
Mengupayakan kehidupan lanjut usia lebih bermakna bagi diri, keluarga dan
masyarakat.
f. Menjamin terlaksananya pelayanan bagi lanjut usia yang disesuaikan dengan
perkembangan pelayanan lanjut usia secara terus menerus serta meningkatkan
kemitraan dengan berbagai pihak.
g. Memasyarakatkan informasi tentang aksesbilitas bagi lanjut usia agar dapat
memperoleh kemudahan dalam penggunaan sarana dan prasarana serta
perlindungan sosial dan hukum.
h. Mengupayakan lanjut usia memperoleh kemudahan dalam penggunaan sarana dan
prasarana dalam kehidupan keluarga, serta perlindungan sosial dan hukum.
i. Memberikan kesempatan kepada lanjut usia untuk menggunakan sarana
pendidikan, budaya spriritual dan rekreasi yang tersedia dimasyarakat.
j. Memberikan kesempatan bekerja kepada lanjut usia sesuai dengan minat dan
kemampuan.
k. Memberdayakan
lembaga
kesejahteraan
sosial
dalam
masyarakat
untuk
12
b.
c.
d.
e.
13
Sedangkan pelayanan kesehatan bagi lanjut usia yang tidak mampu. diberikan
keringanan biaya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara biologi penduduk lanjut usia adalah penduduk yang mengalami
proses penuaan secara terus menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya
tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat
menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan dalam struktur
dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ. Perubahan-perubahan yang umum
terlihat pada masa usia lanjut adalah ditandai dengan perubahan fisik dan
psikologis tertentu. Baik pria maupun wanita, pada usia lanjut mereka akan
melakukan penyesuaian diri agar mereka tampak siap dan sesuai dengan masa
usia
lanjut
tersebut
secara
baik
ataupun
tidak
baik.
Perubahan-
perubahan
pada
mata,
perubahan
pada
gigi, perubahan
pada
optimal disetiap instansi pemerintah dan masyarakat untuk mengatasi masalah ini
agar mereka mendapatkan kehidupan yang layak, dan harmonis sebagai manusia
dan warga negara seutuhnya. Jadi sebagai perempuan, kita harus senantiasa
menjaga kesehatan reproduksi kita sejak dini. Sebagai bidan, kita juga harus
memberikan penyuluhan kesehatan reproduksi kepada kaum wanita, khususnya
remaja pada masa pubertas.
15