Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tinjauan Pustaka


2.1.1 Siklus Krebs
1. Pengertian Siklus Krebs
Siklus Krebs adalah reaksi antara asetil ko-A dengan asam oksaloasetat, yang
kemudian membentuk asam sitrat. Siklus Krebs disebut juga dengan siklus asam
sitrat, karena menggambarkan langkah pertama dari siklus tersebut, yaitu
penyatuan asetil ko-A dengan asam oksaloasetat untuk membentuk asam sitrat.
. Siklus asam sitrat merupakan rangkaian reaksi di dalam mitokondria yang
menyebabkan metabolisme residu asetil dengan membebaskan sejumlah ekuivalen
hidrogen yang pada oksidasi menyebabkan pelepasan dan penangkapan sebagian
besar energi yang tersedia di bahan bakar jaringan, dalam bentuk ATP.
Siklus krebs juga dikenal dengan beberapa nama lain, di antaranya adalah
siklus asam sitrat dan siklus asam trikarboksilat (TCA cycle). Disebut juga siklus
asam sitrat karena senyawa pertama yang terbentuk adalah asam sitrat. Adapun
penyebutan sebagai siklus asam trikarboksilat (-COOH) disebabkan hampir di
awal-awal siklus, senyawanya tersusun atas trikarboksilat. Trikarboksilat ini
merupakan gugus asam (-COOH) (http://fpk.unair.ac.id/).
Siklus Krebs terletak atau terjadi di mitokondria. Semua komponen siklus
asam sitrat terdapat di matriks mitokondria. Lokasi selularnya adalah di dalam
jaringan hewan mamalia. Keluar masuknya metabolit daur ini melalui membrane
mitokondria. Siklus Krebs merupakan proses yang aktif dan terkendali.

2. Fungsi Siklus Krebs


Fungsi utama siklus Krebs adalah sebagai lintasan akhir bagi karbohidrat,
protein, dan lipid sebelum semuanya dioksidasi atau dimetabolisme menjadi asetil
KoA. Ada pula sebuah sumber yang mengungkapkan fungsi utama siklus Krebs
adalah menyelesaikan oksidasi (melepaskan hidrogen) dari karbohidrat, lemak,
dan protein, serta menggunakan NAD dan FAD sebagai pembawa hydrogen
(oksigen). Pelepasan hidrogen ini penting karena hidrogen (berdasarkan electron
yang dimiliki) mengandung energi potensial. Energi ini dapat digunakan dalam
rantai transpor elektron untuk menggabungkan ADP dan Pi membentuk ATP.
Selain itu, ada pula fungsi lain dari siklus ini.
a. Menghasilkan karbondioksida terbanyak pada jaringan manusia.
b. Menghasilkan sejumlah koenzim tereduksi yang menggerakkan pernafasan
untuk produksi ATP.
c. Mengonversi jumlah energy dan zat intermediet yang berlebihan untuk
digunakan pada sintesis asam lemak.
d. Menyediakan sebagian bahan keperluan untuk sintesis protein dan asam
nukleat.
e. Melakukan pengendalian langsung (produk bakal produk) atau
pengendalian tidak langsung (alosterik) terhadap system enzim lain
melalui komponen-komponen siklus.
(http://fpk.unair.ac.id/webo/kuliah-pdf/siklus%20asam%20sitrat14%20%5BCompatibility%20Mode%5D. pdf).
3. Reaksi Siklus Krebs
Siklus reaksi diawali dengan reaksi antara asetil KoA (2C) dan asam
oksaloasetat (4C) yang menghasilkan asam trikarboksilat, sitrat. Selanjutnya
sejumlah dua molekul atom CO2 dirilis dan terregenerasi. Sebenarnya hanya
sedikit oksaloasetat yang dibutuhkan untuk menginisiasi siklus asam sitrat
sehingga oksaloasetat dikenal dengan perannya sebagai agen katalitik pada siklus
Krebs.
4. Tahap Reaksi Siklus Krebs (Detail)

Reaksi siklus Krebs terdiri dari delapan tahap. Tahap-tahap itu adalah sebagai
berikut.
a. Tahap 1 Sitrat Sintase (Hidrolisis)
Kondensasi merupakan reaksi penggabungan molekul asetil-KoA
dengan oksaloasetat membentuk asam sitrat. Enzim yang bekerja dalam
reaksi ini adalah enzim asam sitrat sintetase.
Asetil KoA + oksaloasetat + H2O KoA SH
Merupakan reaksi kondensasi aldol yang disertai hidrolisis dan berjalan
searah. Klinis: sitrat sintase sangat spesifik terhadap zat yang dikerjakan.
Flouroasetil KoA dapat menggantikan gugus asetil KoA. Flouroasetat
kadang digunakan sebagai racun tikus. Bila termakan dapat berakibat fatal.
b. Tahap 2 Aconitase
Tahap ini memerlukan dua tahap dan dibantu oleh enzim aconitase
yang menghasilkan isositrat. Sitrat diubah menjadi isositrat oleh enzim
akonitase yang mengandung Fe++. Proses terjadinya reaksi pada tahap ini
adalah mula-mula terjadi dehidrasi menjadi cis-akonitat yang tetap
terikatenzim, kemudian terjadi dehidrasi menjadi isositrat.
c. Tahap 3 Isositrat Dehidrogenase (Dekarboksilasi Pertama)
Isositrat dioksidasi menjadi oksalosuksinat (terikat enzim) oleh
isositratdehidrogenase yang memerlukan NAD+. Reaksi ini diikuti oleh
enzim yang menjadi -ketglutarat. Enzim ini memerlukan Mn++ atau Mg++.
d. Tahap 4 -ketglutarat Dehidrogenase Kompleks (Dekarboksilasi)
Dekarboksilasi oksidatif -ketglutarat (caranya seperti pada
dekarboksilasi oksidatif piruvat) menjadi suksinil KoA oleh enzim ketglutarat dehidrogenase kompleks. Enzim ini memerlukan kofaktor
seperti TPP, Lipoat, NAD+, FAD, dan KoA-SH. Reaksi ini secara fisiologis
berjalan searah.
Klinis: reaksi ini dapat dihambat oleh arsenit yang mengakibatkan
akumulasi atau penumpukan -ketglutarat.
e. Tahap 5 Suksinat Thikonase (Fosforilasi Tingkat Substrat)
Reaksi ini memerlukan ADP atau GDP yang dengan Pi akan
membentuk ATP atau GTP. Mg++ diperlukan pula dalam reaksi ini.
Suksinil KoA Suksinat
Reaksi ini merupakan satu-satunya dalam TCA cycle yang
membentuk senyawa fosfat berenergi tinggi pada tingkat substrat. Pada

jaringan tempat glukoneogenesis terjadi (hati dan ginjal), terdapat dua


jenis isozim suksinat thiokinase. Satu jenis merupakan spesifik GDP, satu
jenis yang lain untuk ADP. Pada jaringan nonglukoneogenik hanya ada
isozim yang menggunakan ADP.
f. Tahap 6 Suksinat Dehidrogenase (Dehidrogenasi dan Oksidasi)
Suksinat + FAD Fumarat + FADH2
Reaksi ini tidak melewati NAD. Klinis: dihambat oleh malonat, asam
dikarboksilat berkarbon 3. Suksinat dapat tertimbun dan pernafasan
terhambat.
g. Tahap 7 Hidrasi dan Regenerasi Oksaloasetat
Dua tahap ini merupakan tahap akhir siklus Krebs. Hidrasi
merupakan penambahan atom hydrogen pada ikatan gandakarbon (C=C)
yang ada pada fumarat sehingga menghasilkan malat. Malat dehidrogenase
mengubah malat menjadi oksaloasetat. Oksaloasetat yang dihasilkan
berfungsi untuk menangkap asetil-KoA sehingga siklus Krebs akan terus
berlangsung.
Hasil siklus Krebs adalah ATP, FADH2, NADH, dan CO2. Siklus
akan menghasilkan dua molekul CO2 yang dilepaskan. Jumlah molekul
NADH yang dihasilkan adalah 6 molekul, sedangkan FADH adalah 2
molekul. ATP yang diproduksi secara langsung adalah sebanyak 2 molekul
dan merupakan hasil reaksi fosforilasi tingkat substrat. FADH 2 dan NADH
adalah molekul yang digunakan dalam tahap transport electron. Setiap
molekul NADH akan dioksidasi melalui transport electron sehingga
menghasilkan

ATP

per

molekul,

sedangkan

satu

molekul

FADH2 menghasilkan 2 molekul ATP.


h. Tahap 8 Malat Dehidrogenase
L-Malat + NAD+ Oksaloasetat + NADH + H+
Reaksi ini membentuk kembali oksaloasetat. Terdapat 6 isozim
MDH. 50% isozim MDH adalah tipe IV. Klinis: kerusakan jaringan
seringkali mengakibatkan kenaikan MDH tetapi pemeriksaan MDH tidak
lazim dilakukan karena lebih mudah untuk memeriksa dengan LDH
(http://fpk.unair.ac.id/).

5. Proses dalam Siklus Krebs

Siklus Krebs pertama-tama, asetil ko-A hasil dari reaksi antara (dekarboksilasi
oksidatif) masuk ke dalam siklus dan bergabung dengan asam oksaloasetat
membentuk asam sitrat. Setelah mengantar asetil masuk ke dalam siklus Krebs,
ko-A memisahkan diri dari asetil dan keluar dari siklus. Kemudian, asam sitrat
mengalami pengurangan dan penambahan satu molekul air sehingga terbentuk
asam isositrat. Lalu, asam isositrat mengalami oksidasi dengan melepas ion H+,
yang kemudian mereduksi NAD+ menjadi NADH, dan melepaskan satu molekul
CO2 dan membentuk asam a-ketoglutarat (baca: asam alpha ketoglutarat). Setelah
itu, asam a-ketoglutarat kembali melepaskan satu molekul CO2, dan teroksidasi
dengan melepaskan satu ion H+ yang kembali mereduksi NAD+ menjadi NADH.
Selain itu, asam a-ketoglutarat mendapatkan tambahan satu ko-A dan membentuk
suksinil ko-A. Setelah terbentuk suksinil ko-A, molekul ko-A kembali
meninggalkan siklus, sehingga terbentuk asam suksinat. Pelepasan ko-A dan
perubahan suksinil ko-A menjadi asam suksinat menghasilkan cukup energi untuk
menggabungkan satu molekul ADP dan satu gugus fosfat anorganik menjadi satu
molekul ATP. Kemudian, asam suksinat mengalami oksidasi dan melepaskan dua
ion H+, yang kemudian diterima oleh FAD dan membentuk FADH2, dan

terbentuklah asam fumarat. Satu molekul air kemudian ditambahkan ke asam


fumarat dan menyebabkan perubahan susunan (ikatan) substrat pada asam
fumarat, karena itu asam fumarat berubah menjadi asam malat. Terakhir, asam
malat mengalami oksidasi dan kembali melepaskan satu ion H+, yang kemudian
diterima oleh NAD+ dan membentuk NADH, dan asam oksaloasetat kembali
terbentuk. Asam oksaloasetat ini kemudian akan kembali mengikat asetil ko-A dan
kembali menjalani siklus Krebs.
Dari siklus Krebs ini, dari setiap molekul glukosa akan dihasilkan 2 ATP, 6
NADH, 2 FADH2, dan 4 CO2. Selanjutnya, molekul NADH dan FADH2 yang
terbentuk akan menjalani rangkaian terakhir respirasi aerob, yaitu rantai transpor
elektron (http://khoyumi-syalala.blogspot.com/).
6. Hasil Siklus Krebs
Pada akhir siklus Krebs akan tebentuk kembali asam oksaloasetat yang
berikatan dengan molekul asetil KoA yang lain dan berlangsung kembali siklus
Krebs. Hal ini disebabkan karena selama reaksi oksidasi pada molekul glukosa
hanya dihasilkan 2 molekul aseetil koenzim A, maka siklus Krebs harus
berlangsung sebanyak dua kali. Selain dihasilkan energi, padasiklus Krebs
dihasilkan pula hydrogen yang direaksikan dengan oksigen membentuk air. Jadi
hasil bersih oksidasi 1 molekul glukosa adalah 2 ATP dan 4 CO 2 serta 8 pasang
atom H yang akan masuk ke rantai transport elektron.
2.1.2 Hubungan Siklus Krebs dan Protein
Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, fungsi utama siklus Krebs
adalah sebagai jalur akhir oksidasi karbohidrat, protein, dan lipid. Dari pernyataan
ini sebenarnya telah dapat terlihat hubungan siklus Krebs dan ketiga unsur
tersebuut, khususnya protein. Agar lebih jelas, berikut merupakan skema
hubungan karbohidrat, protein, dan lipid dengan siklus Krebs.

Baik karbohidrat, lemak, maupun protein, semua terlibat dalam respirasi


aerob. Oleh karena itu oksidasi yang dilakukan ketiga elemen biomolekul tersebut
bermuara pada siklus krebs. Dalam oksidasi, lemak akan diubah menjadi asam
lemak dan selanjutnya menjadi asetil KoA. Jika demikian, selanjutnya proses akan
terjadi dalam siklus Krebs. Pun dengan karbohidrat. Dari bentuk awal sebagai
karbohidrat, ia akan diubah menjadi glukosa yang selanjutnya juga menghasilkan
asetil KoA. Selanjutnya akan bermuara pada siklus Krebs. Bagaimana dengan
protein? Protein pun mengalami proses yang sama. Asam amino merupakan
produk perombakan dari bentuk awal. Selanjutnya pada tahap ini pun akan
dihasilkan asetil KoA. Bedanya, ada pula ketoglutarat, okseloasetat, dan fumarat
selain asetil KoA. Proses selanjutnya adalah sama, yakni memasuki siklus Krebs
untuk melakukan reaksi sehingga dihasilkan energi berupa ATP dan CO 2 + H2O.
dari gambar dan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa siklus Krrebs
merupakan bagian utama penghasil energi.

2.2 Implementasi Hubungan Siklus Krebs dan Protein


Protein mempunyai hubungan yang sangat erat dengan siklus Krebs. Pun
sebaliknya, proses yang terjadi dalam siklus tersebut tak dapat dipisahkan dari
protein. Hubungan yang erat antar-keduanya ini dapat pula dilihat dalam
aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah dalam bentuk olah
raga atau exercise.

Sebagai individu dengan jam terbang tinggi, sudah sewajarnya kita


meluangkan waktu untuk berolah raga sejenak. Istilah ini terkadang lebi sering
disebut sebagai exercise. Lantas apa hubungan antara exercise, protein, dan siklus
Krebs?
Protein bukanlah sumber bahan bakar utama selama exercise. Ini
disebabkan protein hanya menyumbang kurang dari 5-15 % dari bahan bakar yang
digunakan selama proses exercise secara keseluruhan.
Protein dapat memasuki jalur bioenergetika dalam berbagai cara. Namun,
tahap pertama adalah tetap berupa pemecahan protein menjadi asam amino.
Kondisi atau proses yang terjadi selanjutnya tergantung pada asam amino mana
yang dilibatkan. Sebagai contoh, beberapa asam amino dapat dikonversi menjadi
glukosa atau asam piruvat, beberapa lainnya menjadi asetil KoA, dan yang lainnya
menjadi senyawa intermediat siklus Krebs. Asam amino yang dikonversi menjadi
glukosa dapat digunakan untuk menghasilkan energi. Jadi, dapat diketahui bahwa
protein merupakan sumber bahan bakar selama proses exercise, meskipun bukan
sumber utama. Selanjutnya, protein dapat pula menghasilkan energi bagi tubuh
melalui exercise setelah melalui siklus Krebs.

Anda mungkin juga menyukai