Di susun oleh :
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya kepada kita semua, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada dosen yang telah memberikan bimbingannya
kepada kami dan kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyusun makalah
ini.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan,
kelemahan, dan keterbatasan. Oleh karena itu kami mengharapkan sumbangan pikiran, saran,
dan kritikan yang konstruktif demi kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya. Semoga
dengan makalah yang sederhana ini dapat memenuhi harapan kita semua dan memberikan
manfaat bagi pembaca, sehingga dapat menambah ilmu pengetahuan. Terima kasih.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
2.1 Rumusan masalah
3.1 Tujuan pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
1.2 Pengertian Respons
2.2 Pengkajian kehilangan
3.2 Respons kehilangan/berduka terhadap kehilangan menurut Kulber
Ross
4.2 Tanda, gejala kehilangan dan Karakteristik berduka yang
berkepanjangan
5.2 Diagnosis dan tindakan keperawatan
6.2 Percakapan yang ditampilkan berfokus pada kehilangan yang dicintai
BAB III
PENUTUP
1.3 Kesimpulan
2.3 Saran
3.3 Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sepanjang kehidupan manusia tidak dapat terlepas dari perubahan yang dapat
mempengaruhi respons. Perubahan dapat menimbulkan kehilangan yang mempengaruhi
respons individu. Kehilangan dapat di antisipasi atau diduga, tetapi ada pula kehilangan yang
tidak dapat diduga. Contoh kehilangan yang dapat di antisipasi adalah prses pertumbuhan,
yakni setelah masa balita, akan tiba masa sekolah dan kehilangan masa balita, selanjutnya
kehilangan yang tidak dapat diantisipasi adalah kebakaran rumah, banjir dan bencana alam.
Bangsa indonesia baru saja mengalami kehilangan yang tidak dapat diantisipasi, yaitu gempa
bumi, tsunami dan berbagai bencana lainnya, seperti banjir dan tanah longsor yang yang
merupakan berduka nasional.
Berduka dialami oleh mereka yang menjadi korban langsung dan korban tidak
langsung. Respons berduka karena kehilangan yang dialami oleh korban dan keluarganya
dapat dipelajari. Respons berduka membutuhkan tindakan keperawatan. Dalam bagian ini,
kita akan mempelajari tentang konsep kehilangan dan respons berduka yang merupakan
bagian dari masalah psikososial. Materi yang akan dibahas adalah konsep kehilangan dan
tindakan keperawatan yang di perlukan.
Respons adalah istilah yang digunakan oleh psikologi untuk menamakan reaksi
terhadap rangsang yang diterima oleh panca indera. Respons biasanya diwujudkan dalam
bentuk perilaku yang dimunculkan setelah dilakukan perangsangan.
Teori Behaviorisme menggunakan istilah respons yang dipasangkan dengan rangsang
dalam menjelaskan proses terbentuknya perilaku. Respons adalah perilakuyang muncul
dikarenakan adanya rangsang dari lingkungan. Jika rangsang dan respons dipasangkan
atau dikondisikan maka akan membentuk tingkah laku baru terhadap rangsang yang
dikondisikan.
2.2 Pengkajian Kehilangan
Kehilangan adaalah perubahan dari sesuatu yang ada menjadi menjadi tidak ada atau
situasi yang diharapkan tidak tercapai. Dapat dikatakan bahwa kehilangan adalah suatu
kondisi ketika seseorang mengalami kekurangan sesuatu yang sebe;umnya ada, misalnya
kematian orang yang dicintai dan pemutusan hubungan kerja (PHK). Berduka adalah respons
individu terhadap kehilangan.
Sumber kehilangan yang dapat diidentifikasi, adalah sebagai berikut :
1. Kehilangan orang yang dicintai, misalnya perpisahan, perceraian kematian.
2. Kehilangan aspek diri (biopsikososial), misalnya kehilangan fungsi tubuh (biologis),
kehilangan peran sosial (pekerjaan, kedudukan).
3. Kehilangan objek eksternal, misalnya kehilangan uang/harta benda, rumah, hewan
kesayangan.
4. Kehilanagan lingkungan yang telah dikenal.
RESPONS PERILAKU
RESPONS PERILAKU
Contoh :
(lanjutan)
Respons berduka normal pada individu yang mengalami kehilangan. Saat ini banyak
individu berduka berkepanjangan karena tidak mendapatkan tindakan keperawatan pada saat
berduka sesuai dengan tahap respons yang dialami. Apabila tahap respons ini dapat diatasi
sampai pasien dapat menerima kehilangan atau memasuki tahap penerimaan, disfungsi
berduka yang berkepanjangan mungkin tidak terjadi. Lama proses berduka sangat individual
dan dapat terjadi sampai beberapa tahun. Fase akut berduka biasanya berlangsung 6-8
minggu dan penyelesaian respons kehilangan atau berduka secara menyeluruh memerlukan
waktu 1 bulan sampai 3 tahun.
1.
2.
3.
4.
5.
Marah
TINDAKAN KEPERAWATAN
Jelaskan proses berduka.
Beri kesempatan kepada pasien untuk
mengungkapkan perasaannya.
Secara verbal dukung pasien, tetapi
jangan dukung pengingkaran yang
dilakukan.
Jangan bantah pengingkaran pasien,
tetapi sampaikan fakta.
Contoh : Pemakaman dilakukan
pukul 15.00 ini.
Duduk disamping pasien.
Teknik komunikasi diam dan
sentuhan.
Perhatikan kebutuhan dasar pasien.
Dorong dan beri waktu kepada pasien
untuk mengungkapkan kemarahan
secara verbal tanpa melawan dengan
kemarahan.
Bantu pasien atau keluarga untuk
mengerti bahwa marah adalah respons
yang normal karena merasakan
kehilangan dan ketidakberdayaan.
Fasilitasi ungkapan kemarahan pasien
dan keluarga.
Hindari menarik diri dan dendam
TABEL 2-2 Tindakan keperawatan untuk pasien dengan kehilangan dan berduka (lanjutan)
TAHAP
Tawar-menawar
Depresi
Penerimaan
TINDAKAN KEPERAWATAN
Bantu pasien untuk mengidentifikasi
rasa bersalah dan rasa takutnya.
Dengarkan dengan penuh perhatian.
Ajak pasien bicara untuk mengurangi
rasa bersalah dan ketakutan yang
tidak rasional.
Berikan dukungan spiritual.
Identifikasi tingkat depresi dan bantu
mengurangi rasa bersalah.
Berikan kesempatan kepada pasien
untuk mengekspresikan
kesedihannya.
Beri dukungan nonverbal dengan cara
duduk di samping pasien dan
memegang tangan pasien.
Hargai perasaan pasien.
Bersama pasien bahas pikiran negatif
yang sering timbul.
Latih pasien dalam mengidentifikasi
hal positif yang masih dimiliki.
Bantu pasien dalam mengidentifikasi
rencana kegiatan yang akan
dilakukan.
Bantu keluarga dan teman pasien
untuk dapat mengerti penyebab
kematian.
Jika keluarga mengikuti proses
pemakaman, hal yang dapat
dilakukan adalah ziarah (menerima
kenyataan), melihat foto-foto proses
pemakaman.
Urus surat-surat yang diperlukan,
seperti pensiun, menutup buku
tabungan.
yang dapat Bapak lakukan? Wow, banyak sekali kegiatan yang dapat Bapak lakukan.
TERMINASI
Bapak, bagaimana perasaan Bapak setelah kita bicara? Iya, benar, masih banyak yang dapat
Bapak lakukan. Bapak dapat melakukan kegiatan yang tadi sudah kita bahas. Saya percaya
Bapak bisa. Saya pamit ya, Pak. Dua hari lagi saya akan datang untuk membicarakan tentang
perasaan Bapak. Kira-kira jam berapa saya boleh datang? Baik, Pak. Sampai jumpa.
BAB III
PENUTUP
1.3 Kesimpulan
Perubahan dapat menimbulkan kehilangan yang mempengaruhi respons individu.
Kehilangan dapat di antisipasi atau diduga, tetapi ada pula kehilangan yang tidak dapat
diduga. Berduka dialami oleh mereka yang menjadi korban langsung dan korban tidak
langsung. Respons berduka karena kehilangan yang dialami oleh korban dan keluarganya
dapat dipelajari. Respons berduka membutuhkan tindakan keperawatan.
2.3 Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini
tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif
akan senantiasa penyusun nanti dalam upaya evaluasi diri. Akhirnya penulis hanya bisa
berharap, bahwa dibalik ketidaksempurnaan penulisan dan penyusunan makalah ini adalah
ditemukan sesuatu yang dapat memberikan manfaat atau bahkan hikmah bagi penulis,
pembaca, dan bagi seluruh mahasiswa. Sehingga SIKAP PERAWAT TERHADAP
KELUARGA PASIEN YANG BERDUKA/KEHILANGAN dapat berguna bagi pembaca.
2.4 Daftar Pustaka