Anda di halaman 1dari 7

LABORATORIUM LANJUT PSIKOLOGI

PERSONALITY AND PREFERENCE INVENTORY


(PAPI) KOSTICK

2015/2016

PERSONALITY AND PREFERENCE INVENTORY


(PAPI) KOSTICK
I.

Sejarah
PAPI (Personality and Preference Inventory) adalah personality assessment atau
alat tes penilaian kepribadian terkemuka yang digunakan oleh para profesional HR
(Human Resource) dan manajer terkait untuk mengevaluasi perilaku dan gaya kerja
individu pada semua tingkatan. Personality and Preference Inventory (PAPI) dibuat oleh
Guru Besar Psikologi Industri dari Massachusetts, Amerika, yang bernama Dr. Max
Martin Kostick pada awal tahun 1960-an. Versi Swedia lebih dulu diperkenalkan di awal
1980-an dan versi ini diperkenalkan pada tahun 1997 dengan versi ipsatif (PAPI-I) dan
normatif (PAPI-N). Versi ipsatif, PAPI-I, dirancang untuk digunakan untuk
pengembangan pribadi, sedangkan normatif versi, PAPI-N, yang dimaksudkan untuk
digunakan untuk perbandingan dan seleksi. Dasar pemikiran untuk desain dan formulasi
PAPI didasarkan pada penelitian dan teori kepribadian needs-press oleh Murray
(1938).

II.

Aspek-aspek dalam tes PAPI


PAPI disusun sebagai dua aspek yang terpisah, yaitu pengukuran kebutuhan atau
needs dan pengukuran persepsi atau roles (persepsi keadaan individu di tempat kerja).
PAPI Kostick untuk menjabarkan kepribadian dalam 20 aspek yang masing-masing
mewakili need dan role tertentu. Aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut:
1. Work Direction (Arah Kerja)
a. Need to finish task (N) Kebutuhan menyelesaikan tugas secara mandiri
b. Hard intense worked (G) Peran pekerja keras
c. Need to achieve (A) Kebutuhan berprestasi
2. Leadership (Kepemimpinan)
a. Leadership role (L) Peran kepemimpinan
b. Need to control others (P) Kebutuhan mengatur orang lain
c. Ease in decision making (I) Peran membuat keputusan
3. Activity (Aktivitas kerja)
a. Pace (T) Peran sibuk

b. Vigorous type (V) Peran penuh semangat


4. Social Nature (Relasi sosial)
a. Need for closeness and affection (O) Kebutuhan kedekatan dan kasih saying
b. Need to belong to groups (B) Kebutuhan diterima dalam kelompok
c. Social extension (S) Peran hubungan sosial
d. Need to be noticed (X) Kebutuhan untuk diperhatikan
5. Work Style (Gaya Kerja)
a. Organized type (C) Peran mengatur
b. Interest in working with details (D) Peran bekerja dengan hal hal rinci
c. Theoretical type (R) Peran orang yang teoritis
6. Temperament (Sifat temperamen)
a. Need for change (Z) Kebutuhan untuk berubah
b. Emotional resistant (E) Peran pengendalian emosi
c.

Need

to be forceful (K) Kebutuhan untuk agresif

7. Followership (Posisi atasan-bawahan)


a. Need to support authority (F) Kebutuhan membantu atasan
b. Need for rules and supervision (W) Kebutuhan mengikuti aturan dan
pengawasan

III.

Tujuan tes PAPI


Tes PAPI Kostick bertujuan untuk mengukur aspek-aspek psikologis dan untuk
mengevaluasi perilaku dan gaya kerja individu di tempat kerja.

IV.

Instruksi
Beberapa hal yang harus dijelaskan mengenai tes PAPI kostick antara lain :
1. Tes ini terdiri dari 90 pasang pernyataan yang berhubungan dengan situasi kerja
Saudara. Dari sepasang pernyataan tersebut, Saudara diminta untuk memilih salah
satu pernyataan yang paling menggambarkan diri Saudara atau pernyataan mana yang
dirasa paling penting bagi Saudara. Jika kedua pernyataan tersebut sangat sesuai
dengan diri Saudara, maka Saudara tetap harus memilih salah satu diantaranya yang
dirasa paling sesuai dengan dirinya. Hal sebaliknya pun berlaku. Jika kedua

pernyataan tersebut sangat tidak sesuai dengan diri Saudara, maka Saudara tetap
harus memilih salah satu pernyataan yang paling menggambarkan kondisi diri
Saudara yang sebenarnya.
2. Kemudian lingkari tanda panah pada lembar jawaban sesuai dengan pilihan yang
telah dibuat, misalnya : jika Saudara memilih pernyataan pertama yang paling sesuai
dengan dirinya, maka lingkari tanda panah horizontal; jika sebaliknya maka lingkari
tanda panah diagonal.
3. Yang perlu diingat adalah Sudara harus menjawabnya dengan jujur dan jangan pernah
berpikir untuk memberikan jawaban yang benar, karena jawaban terbaik adalah
jawaban yang paling mendekati diri Saudara. Setiap nomor hanya terdiri dari satu
jawaban dan tes ini membutuhkan jawaban yang segera (tanpa mempertimbangkan
pernyataan yang ada terlalu lama), jadi kerjakanlah secepat-cepatnya namun tetap
teliti. Jangan ada yang double atau kosong pada setiap nomor.
V.

Keunggulan tes PAPI Kostick


1. PAPI-I menggunakan forced choice format pada pasangan-pasangan pernyataan yang
setara. Sangat sulit untuk melakukan faking/ manipulasi.
2. Karakter bebas dan membentuk komponen dasar kepribadian.
3. Item-item pendek, ringkas
4. Administrasi, skoring, dan analisis konfigurasinya mudah
5. Interpretasi logik dan spesifik sehingga dapat difahami dengan jelas oleh tester
maupun testee.
6. Dapat dimanfaatkan oleh konselor, manajer HRD, interviewer, dll. Termasuk yang
bukan psikolog
7. Sangat berguna untuk evaluasi karyawan karena menggambarkan administration
styles dan dapat digunakan 2 orang/ lebih untuk mengetahui hubungan atasan
bawahan dan mengembangkan solusi interpersonal
8. Memberikan umpan balik pada yang bersangkutan dan mendiskusikannya. Hasil tes
menyediakan banyak informasi bagi tester/ pemberi kerja untuk berdiskusi dengan
responden secara terbuka, jujur dan pemberian umpan balik. Diskusi untuk feedback
ini adalah elemen kunci dalam proses PAPI.

9. Pemikiran yang mendasarinya adalah tidak mungkin untuk mengurangi penilaian


terhadap seorang berdasarkan skor testnya saja dan mengasumsikan bahwa seseorang
dapat membuat judgment dan interpretasi hanya berdasar informasi yang terbatas
tersebut.
10. Bagi peserta tes, diskusi umpan balik dapat memberi kesempatan untuk menjelaskan
dan menelaah profil mereka; memverifikasi atau menyangkal hipotesis yang
dihasilkan oleh profil.

VI.

Skoring
Lembar jawaban Papikostik terbagi atas 2 bagian secara diagonal (dari bagian kiri
bawah hingga kanan atas di lembar jawaban), sehingga membentuk seperti segitiga.
Skoring di salah satu segitiga tidak ada kaitannya dengan skoring di segitiga yang lain.
Pernyataan yang diukur pada sebelah kiri segitiga menggambarkan Roles, sedangkan
yang di sebelah kanan segitiga menggambarkan Needs.
Dimulai dengan skoring G yang diawali dari garis paling atas hingga ke sebelah kiri
(nomor 1, 11, 21, 31, 41, 51, 61, 71, dan 81). Hitung seberapa banyak panah horizontal
yang dilingkari. Letakkan jumlah perhitungan tersebut di kotak G.
Skoring L dimulai dengan baris kedua pada garis diagonal tersebut bergerak secara
horizontal ke sebelah kiri dan hitung seberapa banyak panah horizontal yang dilingkari
(nomor 12, 22, 32, 42, 52, 62, 72, dan 82). Kemudian, ikuti panah diagonal tersebut dan
hitung panah diagonal yang dilingkari pada nomor 81). Hasilnya tuliskan di kotak L.
Skoring I dimulai dengan baris ketiga pada garis diagonal tersebut bergerak secara
horizontal ke sebelah kiri dan hitung seberapa banyak panah horizontal yang dilingkari
(nomor 23, 33, 43, 53, 63, 73, dan 83). Kemudian, ikuti panah diagonal tersebut dan
hitung panah diagonal yang dilingkari (pada nomor 82 dan 71). Hasilnya tuliskan di
kotak I.
Skoring T dimulai dengan baris keempat pada garis diagonal tersebut bergerak
secara horizontal ke sebelah kiri dan hitung seberapa banyak panah horizontal yang
dilingkari (nomor 34, 44, 54, 64, 74, dan 84). Kemudian, ikuti panah diagonal tersebut
dan hitung panah diagonal yang dilingkari (pada nomor 83, 72 dan 61). Hasilnya tuliskan
di kotak T.

Skoring V dilakukan dengan cara yang sama. Terdapat 5 panah horizontal dan 4
panah diagonal untuk dihitung. Lakukan hal yang sama pula untuk S, R, D dan C.
Untuk skoring E, hanya ada garis diagonal yang sejajar dengan garis diagonal
segitiga tersebut (nomor 89, 78, 67, 56, 45, 34, 23, 12, dan 1). Hitung jumlah garis
diagonal yang dilingkari, kemudian tulis hasilnya di kotak E.
Periksa akurasi/ketepatan hasil perhitungan tersebut dengan cara mejumlah hasil
perhitungan pada segitiga atas (G, L, I, T, V, S, R, D, C, dan E), kemudian tuliskan
hasilnya di kotak TOTAL. Jika hasilnya 45, maka skoring telah dilakukan dengan
akurat. Namun jika hasilnya kurang atau lebih dari 45, maka harus dilihat kembali apakah
ada nomor yang belum terisi atau terisi double.
Untuk segitiga kedua (bawah), hal yang sama juga berlaku, namun garis diagonal
yang dihitung mengarah ke bawah dan perhitungan dimulai dari baris paling bawah dari
lembar jawaban.
Dimulai dengan W, menghitung jumlah panah horizontal yang dilingkari (nomor
90, 80, 70, 60, 50, 40, 30, 20, dan 10). Letakkan hasilnya di kotak W.
Skoring F dilakukan dengan cara menghitung panah horizontal yang dilingkari dari
garis diagonal menuju ke panah diagonal (nomor 10). Jika panah-panah tersebut
dilingkari, maka harus dihitung.
Skoring K dilakukan dengan cara menghitung panah horizontal yang dilingkari dari
garis diagonal menuju ke panah diagonal (nomor 9 dan 20). Tulis hasilnya di kotak K.
Skoring Z, O, B, X, P, A, dan N dilakukan dengan cara yang sama.
Periksa akurasi/ketepatan hasil perhitungan tersebut dengan cara mejumlah hasil
perhitungan pada segitiga atas (G, L, I, T, V, S, R, D, C, dan E), kemudian tuliskan
hasilnya di kotak TOTAL. Jika hasilnya 45, maka skoring telah dilakukan dengan
akurat. Namun jika hasilnya kurang atau lebih dari 45, maka harus dilihat kembali apakah
ada nomor yang belum terisi atau terisi double.

DAFTAR PUSTAKA

Cemani, D. P., Soebroto A. A., & Wicaksono S. A. Sistem pakar tes kepribadian papi kostick
untuk seleksi dan penempatan tenaga kerja. Jurnal. Palembang: Program Studi Teknik
Informatika Universitas Brawijaya

Anda mungkin juga menyukai