Anda di halaman 1dari 17

7

BAB II
LEVELS OF INQUIRY MODEL DAN KEMAMPUAN INKUIRI

A. Pembelajaran Inkuiri
Menurut Wenning (2011) model pembelajaran berfungsi agar pembelajaran
menjadi sistematis. Selain itu, model pembelajaran menyediakan kerangka antara
guru dengan siswa dalam berinteraksi. Misalnya dalam model pembelajaran yang
berpusat pada guru, pembelajaran terfokus pada guru dalam menyampaikan
informasi kepada siswa. Sementara pembelajaran yang berpusat pada siswa,
menjadikan siswa membangun pengetahuan berdasarkan pengalaman sendiri.
Tujuan dari adanya model pembelajaran adalah untuk membantu siswa dalam
belajar.
Pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran yang menekankan pada proses
berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari
suatu permasalahan. Pembelajaran inkuiri melibatkan secara maksimal seluruh
kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki suatu fenomena secara
sistematis, kritis, logis, analitis sehingga siswa dapat menemukan sendiri
penemuannya dengan penuh percaya diri. Siswa ditempatkan sebagai subjek
belajar sehingga dalam proses pembelajaran siswa tidak hanya berperan sebagai
penerima pelajaran melalui guru secara verbal tetapi siswa berperan untuk
menemukan sendiri jawaban dari permasalahan yang diajukan. Dengan demikian,
siswa tidak hanya dituntut untuk menguasai pelajaran, akan tetapi bagaimana
mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. Seseorang yang hanya

Citra Ihda Berliana,2013

Analisis Kemampuan Inkuiri Siswa Smp Melalui Pembelajaran Levels Of Inquiry Model Pada Topik Gerak
Bumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

menguasai pelajaran belum tentu dapat mengembangkan kemampuan berpikir


secara

optimal,

sebaliknya

dengan

pembelajaran

inkuiri

siswa

dapat

mengembangkan kemampuan berpikirnya manakala ia bisa menguasai pelajaran.


Prinsip-prinsip pembelajaran inkuiri di antaranya: (1) Berorientasi pada
pengembangan intelektual. Tujuan utama dari pembelajaran inkuiri adalah
pengembangan kemampuan berpikir. (2) Interaksi. Proses pembelajaran pada
dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antarsiswa maupun interaksi
antara siswa dengan guru, bahkan interaksi antara siswa dengan lingkungannya.
(3) Bertanya. Peran guru yang harus dilakukan dalam menerapkan pembelajaran
ini adalah guru sebagai penanya sehingga dapat mengembangkan sikap kritis
siswa dengan mempertanyakan segala fenomena yang ada. (4) Belajar untuk
berpikir. Belajar adalah proses berpikir yakni proses mengembangkan seluruh
potensi otak secara optimal. (5) Keterbukaan. Pembelajaran bermakna adalah
pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang
harus dibuktikan kebenarannya secara terbuka.
Menurut National Science Education Standards (dalam Wenning, 2005)
inkuiri siswa adalah aktivitas siswa dimana mereka dapat mengembangkan
pengetahuan dan pemahaman ide-ide ilmiah sebagaimana para ilmuwan
mempelajari sains. National Sciences Education Standards (dalam Wenning,
2011) memaparkan aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran inkuiri, di
antaranya adalah sebagai berikut:

Citra Ihda Berliana,2013

Analisis Kemampuan Inkuiri Siswa Smp Melalui Pembelajaran Levels Of Inquiry Model Pada Topik Gerak
Bumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Aktivitas guru
a. Menyajikan pelajaran yang berpusat pada siswa (guru membangun
pemahaman dari pengalaman siswa, terfokus pada aktivitas siswa
bukan siswa yang pasif menerima ilmu pengetahuan)
b. Terfokus pada memberikan satu atau lebih pertanyaan untuk
menjadikan situasi aktif dalam proses pembelajaran.
c. Mendorong siswa untuk berpikir dan bertanya.
d. Melahirkan perdebatan dan diskusi antara siswa.
e. Menyediakan tingkat yang bervariasi dan jalur dalam penyelidikan
f. Guru sebagai mentor dan pembimbing, memberikan bimbingan dan
arahan kepada siswa.
g. Membangun minat siswa dan mendorong siswa secara aktif dalam
pencarian ide dan informasi baru.
h. Guru harus mampu menghindari tindakan otoritas dari seseorang.
i. Memelihara suasana kelas agar tetap kondusif.
j. Guru memberikan penekanan pada Bagaimana saya tahu bahan ini?
daripada Apa yang harus saya tahu dari bahan ini?
k. Menggunakan keterampilan bertanya secara tepat, seperti penggunaan
waktu, berbagi antarsiswa, distribusi, dan perumusan.
l. Merespon dengan tepat terhadap perkataan siswa dan perbuatan siswa.
2. Aktivitas siswa
a. Melakukan pengamatan dan mengumpulkan data.

Citra Ihda Berliana,2013

Analisis Kemampuan Inkuiri Siswa Smp Melalui Pembelajaran Levels Of Inquiry Model Pada Topik Gerak
Bumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

10

b. Membuat prediksi berdasarkan pengamatan dan melakukan percobaan


untuk memvalidasi kesimpulan.
c. Bekerja di luar hubungan sebab akibat.
d. Membuat variabel bebas dan terikat dalam membangun sebuah konsep.
e. Menggunakan kemampuan penalaran.
f. Membuat keputusan dan menarik kesimpulan berdasarkan data.
g. Mempertahankan kesimpulan berdasarkan data.
h. Menginterpretasikan data yang telah dikumpulkan atau pengamatan
yang telah dilakukan.
i. Merancang sendiri suatu percobaan dan mengkomunikasikan hasilnya.

B. Levels of Inquiry Model


Wenning (2010) mengembangkan model pembelajaran inkuri bertingkat yang
dinamakan levels of inquiry model yang terdiri dari enam tingkatan inkuiri, di
antaranya discovery learning, interactive demonstration, inquiry lesson, inquiry
lab (3 tipe guided, bounded, dan free), real-world applications, (2 tipe
textbook dan authentic real-world application) dan hypothetical inquiry (2 tipe
murni dan terapan). Tingkatan inkuiri tersebut diurutkan berdasarkan kemampuan
intelektual siswa dan pihak pengontrol. Pada discovery learning, hampir
sepenuhnya guru mengontrol kegiatan pembelajaran; pada hypothetical inquiry,
pembelajaran hampir sepenuhnya bergantung pada siswa. Semakin tinggi
tingkatan pembelajaran inkuiri maka semakin tinggi juga kemampuan intelektual
siswa yang terlibat. Sementara semakin tinggi tingkatannya maka tingkat

Citra Ihda Berliana,2013

Analisis Kemampuan Inkuiri Siswa Smp Melalui Pembelajaran Levels Of Inquiry Model Pada Topik Gerak
Bumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

11

keterlibatan guru dalam pembelajaran semakin rendah, artinya siswa semakin


memiliki peranan besar untuk menjadi pihak pengontrol dalam pembelajaran.
Setiap tingkatan juga melibatkan intelektual dan keterampilan proses sains siswa.
Tingkatan inkuiri juga memiliki karakteristik di antaranya dari sederhana menuju
kompleks, dari konseptual menuju analisis, dari kongkrit menuju abstrak, dari
umum menuju spesifik, dari dari luas menuju sempit, serta dari prinsip umum
menuju hubungan matematika.
Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan tingkatan inkuiri dari levels of
inquiry model serta tingkat kemampuan intelektual siswa dan peranan guru yang
terlibat.

Discovery
Learning
Rendah
Guru

Tabel 2.1
Levels of Inquiry Model
Inquiry
Real-world HypothetiInteractive
Inquiry
Lab
application cal Inquiry
Demonstration Lesson
(3 types)
(2 types)
(2 types)
kemampuan intelektual
Tinggi
pihak pengontrol
Siswa
(Wenning, 2010)

1. Discovery Learning
Discovery learning merupakan pembelajaran inkuiri yang paling dasar
(Wenning, 2005). Pembelajaran ini berdasarkan pendekatan Eureka! I have
found it!. Discovery learning bukan fokus pada mencari aplikasi dari ilmu
pengetahuan tetapi lebih kepada membangun pengetahuan dari pengalaman
sendiri, sebagaimana pembelajaran ini membutuhkan refleksi sebagai kunci
pemahaman. Guru memperkenalkan pengalaman untuk meningkatkan relevansi
dan makna dengan menggunakan urutan pertanyaan selama atau setelah

Citra Ihda Berliana,2013

Analisis Kemampuan Inkuiri Siswa Smp Melalui Pembelajaran Levels Of Inquiry Model Pada Topik Gerak
Bumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

12

pembelajaran untuk membimbing siswa pada kesimpulan tertentu dan pertanyaan


siswa untuk didiskusikan langsung, yang terfokus pada suatu permasalahan.
Discovery learning melibatkan pengembangan pemahaman konsep yang
berdasarkan pengalaman. Pada pembelajaran ini guru memberikan suatu
fenomena yang diberikan lewat pertanyaan apa dan bagaimana, sementara
penjelasan mengapa fenomena tersebut terjadi tidak diberikan. Langkah-langkah
yang digunakan dalam discovery learning adalah sebagai berikut:
a. Guru memperkenalkan siswa pada satu atau lebih fenomena yang menarik
untuk dipelajari. Siswa merasa ingin tahu dan tertarik dengan fenomena
tersebut.
b. Guru meminta siswa untuk mendeskripsikan berkaitan dengan fenomena
berdasarkan dari apa yang mereka lihat dan fenomena lain yang masih
berkaitan.
c. Guru mendorong siswa untuk mengidentifikasi dan menggambarkan
situasi lain dimana fenomena tersebut juga dapat terjadi atau diamati.
d. Guru mendorong siswa untuk berdiskusi dalam kelompok kecil, serta
mengubah variabel dan melihat dampaknya dari fenomena tersebut.
e. Guru meminta siswa untuk mendiskusikan ide-ide, mengidentifikasi
hubungan, menarik kesimpulan, dan mengembangkan wawasan berkaitan
dengan fenomena yang terjadi.
f. Jika sesuai, guru memberikan nama atau sebutan dari konsep yang telah
dibangun.

Citra Ihda Berliana,2013

Analisis Kemampuan Inkuiri Siswa Smp Melalui Pembelajaran Levels Of Inquiry Model Pada Topik Gerak
Bumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

13

2. Interactive Demonstration
Demonstrasi interaktif secara umum adalah manipulasi (demonstrasi) yang
dilakukan oleh guru dengan menggunakan alat peraga, kemudian guru
mengajukan pertanyaan untuk menyelidiki atau memprediksi suatu keadaan yang
mungkin terjadi. Guru bertugas melakukan demonstrasi, mengembangkan dan
mengajukan pertanyaan, memunculkan tanggapan, meminta penjelasan, dan
membantu siswa mencapai kesimpulan berdasarkan bukti. Sokoloff dan Thornton
(dalam Wenning, 2010) memberikan 8 langkah dalam interactive demonstration.
a. Guru melakukan demonstrasi dengan menggunakan proses mekanik untuk
menunjukkan fenomena yang diinginkan. Hal ini dilakukan tanpa
penjelasan dari guru atau kesimpulan.
b. Guru meminta siswa untuk berpikir tentang apa yang akan terjadi dan
mengapa hal itu dapat terjadi melalui demonstrasi. Siswa menulis prediksi
masing-masing secara tertulis.
c. Para siswa terlibat diskusi dalam kelompok kecil. Tujuannya adalah agar
mereka dapat mendiskusikan prediksi yang sudah mereka buat dengan
orang lain serta dapat memperbaiki prediksi itu jika ada kesalahan.
d. Guru memunculkan prediksi umum siswa dan menjelaskannya dengan
menggunakan kesepakatan yang diperoleh dari diskusi.
e. Siswa mencatat prediksi dan penjelasan akhir kelompoknya pada lembar
catatan masing-masing.
f. Guru mengulang kembali demonstrasi dan menjelaskan fenomena tersebut
dengan jelas.

Citra Ihda Berliana,2013

Analisis Kemampuan Inkuiri Siswa Smp Melalui Pembelajaran Levels Of Inquiry Model Pada Topik Gerak
Bumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

14

g. Guru meminta siswa membandingkan hasil demonstrasi dengan prediksi


yang telah siswa buat. Pada pembelajaran ini guru dapat mengidentifikasi
adanya konsepsi alternatif yang timbul.
h. Guru harus mengatasi konsepsi alternatif tersebut dengan memberikan
penguatan pada siswa dengan menggunakan pendekatan peroleh-hadapiidentifikasi-pecahkan-perkuat.
3. Inquiry Lesson
Dalam beberapa bagian, inquiry lesson mirip dengan demonstrasi interaktif.
Namun, ada beberapa perbedaan penting. Dalam inquiry lesson penekanan
bergeser ke bentuk percobaan ilmiah yang lebih kompleks. Guru mendorong
siswa untuk bertindak seperti ilmuwan dalam suatu eksperimen yang lebih formal
dimana pada tingkatan ini dilakukan untuk mendefinisikan sebuah konsep,
membuat variabel bebas serta pengaruhnya terhadap variabel terikat. Secara
umum prosedur yang digunakan dalam inquiry lesson adalah:
a. Guru mengidentifikasi fenomena yang akan dipelajari. Guru menggunakan
pertanyaan untuk membimbing siswa dalam melakukan penyelidikan.
b. Guru mendorong siswa untuk mengidentifikasi sistem yang akan dipelajari
termasuk variabel-variabel yang berkaitan.
c. Guru mendorong siswa untuk mengidentifikasi variabel bebas yang
mungkin berpengaruh pada variabel terikat.
d. Guru meminta siswa untuk menyusun dan menjelaskan suatu eksperimen
untuk menentukan secara kualitatif setiap pengaruh dari variabel bebas
terhadap variabel terikat.

Citra Ihda Berliana,2013

Analisis Kemampuan Inkuiri Siswa Smp Melalui Pembelajaran Levels Of Inquiry Model Pada Topik Gerak
Bumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

15

e. Siswa, di bawah pengawasan ketat dari guru melakukan serangkaian


percobaan terkontrol untuk menentukan secara kualitatif pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat.
f. Para siswa dengan bantuan guru, membentuk prinsip sederhana yang
menggambarkan variabel input dan output.
g. Guru, dengan bantuan siswa, mengidentifikasi secara jelas variabel bebas
yang harus dipelajari lebih lanjut dalam kaitannya dengan variabel terikat
pada tingkatan inquiry lab yang akan digunakan untuk mengidentifikasi
lebih tepat hubungan antara variabel-variabelnya.
4. Inquiry labs
Inquiry labs secara umum merupakan tingkatan dimana siswa kurang lebih
secara mandiri mengembangkan dan melaksanakan rencana eksperimen dan
mengumpulkan data. Data ini kemudian dianalisis untuk menemukan hukum
hubungan yang tepat antara variabel. Inquiry lab terdiri dari 3 tipe yang dibagi
berdasarkan tingkat kemampuan dan pihak pengontrol di antaranya: guided
inquiry, bounded inquiry, dan free inquiry. Di bawah ini merupakan perbedaan
antara tiga tipe inquiry lab.
Tabel 2.2
Tipe Inquiry Labs
Tipe
inquiry lab
Guided
inquiry

Guru mengidentifikasi masalah


yang akan diteliti

Bounded
inquiry

Guru mengidentifikasi masalah


yang akan diteliti

Pertanyaan/sumber permasalahan

Prosedur
Dibimbing dengan beberapa
pertanyaan dari guru;
adanya orientasi pra-lab
secara luas.
Dibimbing oleh satu
pertanyaan dari guru;
adanya orientasi pra-lab
sebagian.

Citra Ihda Berliana,2013

Analisis Kemampuan Inkuiri Siswa Smp Melalui Pembelajaran Levels Of Inquiry Model Pada Topik Gerak
Bumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

16

Tipe
inquiry lab
Free
inquiry

Pertanyaan/sumber permasalahan
Siswa mengidentifikasi masalah
yang akan diteliti

Prosedur
Dibimbing oleh satu
pertanyaan dari siswa; tidak
adanya orientasi pra-lab

5. Real-world application
Dalam pembelajaran ini siswa harus mampu menyelesaikan permasalahan
yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Siswa memecahkan masalah yang
berkaitan dengan ilmu pengetahuan teknologi dan masyarakat. Misalnya
mengenai pembuangan limbah nuklir atau pembangkit listrik tenaga nuklir yang
dibangun dalam masyarakat. Pembelajaran ini mampu membangun siswa agar
mampu memecahkan masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Terdapat dua tipe dari pembelajaran ini, di antaranya textbook application dan
authentic application. Textbook application berkaitan dengan pemecahan masalah
berdasarkan buku teks dan authentic application berkaitan dengan pemecahan
masalah yang berkaitan dengan permasalahan dalam kehidupan nyata atau
keseharian.
6. Hypothetical inquiry
Tingkatan yang paling tinggi dari pembelajaran inkuiri adalah hypothetical
inquiry, dimana siswa akan membuat hipotesis dan melakukan pengujian.
Hypothetical inquiry berbeda dengan membuat prediksi. Prediksi merupakan
pernyataan tentang apa yang terjadi setelah diberikan seperangkat kondisi awal.
Contoh prediksi adalah ketika saya meningkatkan volume gas dengan cepat,
maka temperaturnya akan turun. Prediksi memiliki ciri dimana tidak memiliki
penjelasan yang kuat, meskipun dapat dikatakan logis, yang berasal dari hukum
Citra Ihda Berliana,2013

Analisis Kemampuan Inkuiri Siswa Smp Melalui Pembelajaran Levels Of Inquiry Model Pada Topik Gerak
Bumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

17

atau pengalaman. Hipotesis merupakan penjelasan tentatif yang dapat diuji secara
menyeluruh dan dapat berfungsi untuk mengarahkan ke penyelidikan selanjutnya.
Contoh hipotesis senter tidak akan berfungsi jika baterainya mati. Untuk
menguji hipotesis ini seseorang akan mengganti baterai lama dengan baterai yang
baru, jika ini gagal maka hipotesis baru

bisa dihasilkan. Hipotesis baru ini

mungkin berkaitan dengan adanya kerusakan rangkaian listrik yang terjadi di


dalam senter. Hipotesis berkaitan dengan penyedian dan pengujian suatu
penjelasan (biasanya bagaimana atau mengapa) untuk menjelaskan hukum
tertentu.
Hypothetical inquiry dibagi ke dalam 2 jenis yaitu murni dan terapan, masingmasing memiliki praktek pedagogis dan proses inkuiri yang berbeda.
Hypothetical inquiry murni adalah penelitian yang dilakukan tanpa ada penerapan
untuk masalah yang ada di dunia nyata, melainkan dilakukan semata-mata dengan
tujuan memperluas pemahaman kita tentang IPA. Sementara Hypothetical inquiry
terapan diarahkan untuk menemukan aplikasi atau penerapan dari penemuan
sebelumnya ke dalam masalah yang baru. Dua tipe dari hypothetical inquiry pada
dasarnya melibatkan proses intelektual yang sama, keduanya cenderung berbeda
berdasarkan tujuannya. Keduanya tidak dibedakan dalam hirarki praktek
pedagogis.
Pure Hypothetical Inquiry
Dalam tingkatan pedagogi terkini, bentuk yang paling tinggi dari inkuiri
adalah siswa dapat mengembengkan penjelasan hipotesis sehingga hukum empiris
diperoleh dan menggunakan hipotesis tersebut untuk menjelaskan fenomena

Citra Ihda Berliana,2013

Analisis Kemampuan Inkuiri Siswa Smp Melalui Pembelajaran Levels Of Inquiry Model Pada Topik Gerak
Bumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

18

fisika. Hypothetical inquiry mungkin menunjuk seperti mengapa intensitas cahaya


yang jatuh berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya, bagaimana kekekalan
digunakan untuk hukum kinematika, bagaimana hukum penambahan hambatan
seri dan rangkaian paralel bisa dihubungkan dengan hukum kekekalan energi dan
arus, dan bagaimana hukum dua Newton dapat menjelaskan prinsip Bernoulli.
Dalam contoh-contoh berikut berkenaan dengan gaya apung, guru bisa menyuruh
siswa untu menjelaskan dari bagaimana gaya apung bisa terjadi. Dengan
perluasan, siswa akan berusaha untuk menjelaskan hukum Archimedes bahwa
gaya apung berbanding lurus dengan berat fluida yang dipindahkan. Pertanyaan
seperti itu akan mengarahkan siswa untuk membangun hipotesis dan mengujinya.
Dengan bentuk inkuiri seperti ini, siswa akan melihat bagaimana inkuiri hipotesis
murni memberi alasan yang sebagaimana ditunjukkan oleh penerapan yang
berhasil menjadi teori.
Applied Hypothetical Inquiry
Hypothetical inquiry terapan diarahkan untuk menemukan aplikasi atau
penerapan dari penemuan sebelumnya ke dalam masalah yang baru. Pembelajaran
ini menempatkan seluruh siswa berperan aktif sebagai pemecah suatu
permasalahan yang ada dalam kehidupan nyata, siswa harus membangun sebuah
masalah untuk membuat hipotesis dari fakta-fakta, kemudian memberikan
penjelasan yang logis untuk mendukung hipotesis mereka.

Citra Ihda Berliana,2013

Analisis Kemampuan Inkuiri Siswa Smp Melalui Pembelajaran Levels Of Inquiry Model Pada Topik Gerak
Bumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

19

C. Kemampuan Inkuiri pada Levels of Inquiry Model


Menurut Permata (2012) berdasarkan penelitian yang dilakukan di sekolah
menengah, pembelajaran inkuiri dapat menggali kemampuan-kemampuan seperti
kemampuan

mengamati,

kemampuan

membuat

hipotesis,

kemampuan

mengklasifikasi, kemampuan merencanakan percobaan, dan kemampuan dalam


berkomunikasi. Sementara menurut Nurmala (2012) berdasarkan penelitian yang
dilakukan di sekolah dasar, pembelajaran inkuiri dapat menggali kemampuankemampuan seperti kemampuan mengamati, kemampuan membuat hipotesis,
kemampuan

mengklasifikasi,

kemampuan

merencanakan

percobaan,

dan

kemampuan dalam berkomunikasi.


Semakin tinggi tingkatan pembelajaran maka semakin tinggi juga kemampuan
siswa yang dibutuhkan. Berikut ini merupakan kemampuan siswa dan tujuan
pedagogik dasar pada masing-masing tingkatan inkuiri dari levels of inquiry
model menurut Wenning (2010).
Tabel 2.3
Kemampuan Inkuiri dan Tujuan Pedagogik Dasar pada Levels of Inquiry
Levels of inquiry
Kemampuan inkuiri
Tujuan pedagogik dasar
Discovery learning
Kemampuan paling dasar Mengembangkan konsep
Mengamati
berdasarkan pengalaman
Merumuskan konsep
(fokus pada keterlibatan
Memperkirakan
siswa secara aktif untuk
Menarik kesimpulan
membangun
Mengkomunikasikan
pengetahuan)
hasil
Mengklasifikasikan
hasil
Interactive
Kemampuan dasar
Menjabarkan,
demonstration
Memprediksi
mengidentifikasi,
Menjelaskan
menghadapi, dan
Memperkirakan
menyelesaikan konsepsi
Memperoleh dan
alternatif
mengolah data
Citra Ihda Berliana,2013

Analisis Kemampuan Inkuiri Siswa Smp Melalui Pembelajaran Levels Of Inquiry Model Pada Topik Gerak
Bumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

20

Levels of inquiry

Inquiry lesson

Inquiry labs

Real-world
application

Kemampuan inkuiri
Merumuskan dan
merevisi penjelasan
ilmiah dengan
menggunakan logika
dan bukti
Mengenali dan
menganalisis
penjelasan alternatif
dan model
Kemampuan menengah
Mengukur
Mengumpulkan dan
mencatat data
Membuat tabel data
Merancang dan
melakukan
penyelidikan ilmiah
Menggunakan
teknologi dan
matematika selama
penyelidikan
Menggambarkan
hubungan
Kemampuan terpadu
Mengukur secara
metrik
Menetapkan hukum
secara empiris
berdasarkan bukti dan
logika
Merancang dan
melakukan
penyelidikan ilmiah
Menggunakan
teknologi dan
matematika selama
penyelidikan
Kemampuan mencapai
puncak
Mengumpulkan,
menilai, dan
menafsirkan data dari
berbagai sumber
Membangun argumen
logis berdasarkan bukti

Tujuan pedagogik dasar

Mengidentifikasi prinsipprinsip ilmiah dan/atau


hubungan (bekerja secara
kooperatif untuk
membangun pengetahuan
yang lebih rinci)

Menetapkan hukum
empiris berdasarkan
pengukuran variabel
(bekerja secara
kolaboratif untuk
membangun pengetahuan
yang lebih rinci)

Menerapkan pengetahuan
sebelumnya pada masalah
nyata

Citra Ihda Berliana,2013

Analisis Kemampuan Inkuiri Siswa Smp Melalui Pembelajaran Levels Of Inquiry Model Pada Topik Gerak
Bumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

21

Levels of inquiry

Hypothetical inquiry

Kemampuan inkuiri
ilmiah
Membuat dan
mempertahankan fakta
berdasarkan keputusan
dan penilaian
Mengklarifikasi nilainilai dalam kaitannya
dengan alam dan
norma kehidupan
Melatih kemampuan
interpersonal
Kemampuan lanjutan:
Mensintesis hipotesis
yang kompleks
Menganalisis dan
mengevaluasi pendapat
ilmiah
Menghasilkan prediksi
melalui proses deduksi
Merevisi hipotesis dan
prediksi pada bukti
baru
Memecahkan masalah
nyata yang kompleks

Tujuan pedagogik dasar

Memperoleh penjelasan
mengenai fenomena yang
diamati (mengalami
bentuk sains yang lebih
realistis)

D. Levels of Inquiry Model pada Topik Gerak Bumi


Sebagai contoh, akan dipelajari rotasi dan revolusi Bumi maka pembelajaran
yang dapat dilakukan terdapat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.4
Pembelajaran Levels of Inquiry Model pada Topik Gerak Bumi
Levels of Inquiry
Kegiatan pembelajaran
Model
a. Siswa diperkenalkan fenomena-fenomena berdasarkan
pengalaman mereka yang berkaitan dengan rotasi dan
revolusi Bumi seperti perubahan panjang bayangan
Discovery
benda, pergantian siang dan malam, pergeseran
kedudukan Matahari dari terbit hingga terbenam,
learning
perubahan rasi bintang setiap bulan, dan pergeseran
kedudukan Matahari.
b. Siswa mengidentifikasi dan menggambarkan fenomenaCitra Ihda Berliana,2013

Analisis Kemampuan Inkuiri Siswa Smp Melalui Pembelajaran Levels Of Inquiry Model Pada Topik Gerak
Bumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

22

Levels of Inquiry
Model

Interactive
demonstration

Kegiatan pembelajaran
fenomena tersebut.
a. Guru mendemonstrasikan kepada siswa menggunakan
alat peraga yang berkaitan dengan rotasi Bumi dengan
menggunakan globe dan senter serta bandul Faucoult
sederhana. Selain itu, guru mendorong siswa untuk
mendemonstrasikan/memperagakan gerak revolusi.
b. Siswa memprediksi atau menyelidiki fenomena yang
didemonstrasikan.
a. Siswa melakukan percobaan terkontrol menggunakan
animasi seasons and ecliptic simulator untuk
memperoleh informasi mengenai kedudukan Matahari
serta menjelaskan hubungan antara kedudukan Matahari
dengan pergantian musim di Bumi.

Inquiry lesson

Inquiry labs

Real-world
application

Hypothetical

a. Dengan menggunakan alat gerak semu Matahari siswa


melakukan kegiatan mengukur derajat ketinggian
Matahari berdasarkan pengamat di Bumi serta membuat
kesimpulan bahwa kedudukan Matahari setiap bulannya
berbeda. Selain itu, perbedaan lintang Bumi juga akan
mengakibatkan perbedaan ketinggian Matahari.
a. Siswa memecahkan masalah keseharian yang berkaitan
dengan rotasi dan revolusi Bumi seperti menjelaskan
penyebab pohon jati menggugurkan daunnya ketika
musim kemarau, cara hewan menyesuaikan diri ketika
musim dingin, cara manusia menyesuaikan diri ketika
musim dingin, dan menjelaskan manfaat siang dan
malam.
a. Secara mandiri siswa memecahkan masalah berkaitan

Citra Ihda Berliana,2013

Analisis Kemampuan Inkuiri Siswa Smp Melalui Pembelajaran Levels Of Inquiry Model Pada Topik Gerak
Bumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

23

Levels of Inquiry
Model
inquiry

Kegiatan pembelajaran
dengan pengaruh revolusi Bumi terhadap perbedaan
lamanya siang dan malam melalui animasi daylight
hours explorer.

Citra Ihda Berliana,2013

Analisis Kemampuan Inkuiri Siswa Smp Melalui Pembelajaran Levels Of Inquiry Model Pada Topik Gerak
Bumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Anda mungkin juga menyukai