SOLIDIFIKASI
DISUSUN OLEH:
KELAS
: 2 KIMIA B
DOSEN PENGAJAR
SOLIDIFIKASI
I.
Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa dapat melakukan proses solidifikasi
limbah berbahaya agar kontaminan dalam zat terlarut dapat larut atau terekstrak kembali
keair dan tidak menyebar ke lingkungan.
II.
III.
mempunyai sifat fisik, kimia yang stabil sehingga aman untuk penanganan. Proses
selanjutnya mulai pengangkutan, penyimpanan sementara sampai penyimpanan lestari.
Bahan yang dapat digunakan untuk proses solidifikasi adalah semen, semen fly ash.
Penambahan fly ash dapat meningkatkan kekuatan ikatan pada limbah,
workability buffering capacity, dan heavy leachability. Penambahan fly ash secara efektif
mengimobilisasi tiga jenis logam berat Pb, Cr3+, dan Cr6+.
Pada penelitian yang dilakukan oleh merinkovic etc all (2003), solidifikasi dapat
dilakukan dengan menggunakan fly ash-f60 gubshumlime-water dan fly ash-calcined
FGD gypsum dapat digunakan sebagai proses solidifikasi. Sistem ini meningkatkan
kekuatan kompresi (0,34 MPa). Karbonisasi dengan menggunakan fly ash dan kapur juga
efektif dalam solidifikasi limbah organik dan limbah inorganik. Penelitian yang
dilakukan oleh Arce etc all membuktikan bahwa karbonisasi menggunakan fly ash
menghasilkan stabilitasi Ba yang efektif, sedangkan untuk Cl -, SO42-, dan F- karbonisasi
dengan fly ash menghasilkan dan mensolidifikasi setengah dari kandungannya pada
limbah, dan untuk DOC (dissolved organic carbon) memerlukan waktu retensi yang
lama untuk mengoptimalkan solidifikasi.
Seperti yang telah diketahui, solidifikasi merupakan proses pemadatan limbah
berbahaya. Salah satu contoh limbah berbahaya adalah limabh B3. Limbah B3
merupakan sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya atau
2
beracun karena sifat atau konsentrasinya dan jumlahnya, baik secara langsung maupun
tidak langsung dapat mencemarkan atau merusak lingkungan hidup, serta dapat
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta
makhluk hidup lainnya. Cotoh produk yang mengandung limbah B3 adalah pengharum
ruangan, pemutih dan deterjen pakaian, pembersih kamar mandi, pembersih kaca, oven
dll.
Sifat-sifat limbah B3 :
a. Mudah meledak (Explosive)
Pada suhu dan tekanan standar (250C dan 760MMhg) dapat meledak atau
melalui reaksi kimia dan atau fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu
tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan sekitarnya.
Limbah
ini
berbahaya
selama
penanganannya,
baik
pada
saat
Karsinogenik yaitu penyabab sel kanker, teratogenik yaitu sifat bahan yang
dapat mempengaruhi pembentukan dan pertumbuhan embrio, mutagenik yaitu
sifat bahan yang menyebabkan perubahan kromosom yang berarti dapat
merubah genetik.
untuk
menghilangkan
atau
4. Adsorpsi, yaitu proses dimana bahan pencemar diikat secara elektrokimia pada bahan pemadat melalui mekanisme adsorbs.
5. Adsorbsi, yaitu proses solidifikasi bahan pencemar
dengan
Prosedur Kerja
a. Tahap awal dilakukan pencampuran antara semen dan air.
b. Pencampuran dilakukan dengan variasi air (lumpur) dimulai daro 20% - 40%
dari berat komponen semen. Diambil pencampuran yang paling baik.
c. Kemudian ditimbang semen sebanyak . Gram dan lumpur . Gram dan
dimasukkan kedalam suatu wadah 2 liter dan diaduk.
d. Setelah pencampuran semen dan limbah harus ditambahkan kedalam
campuran tersebut air . Ml dengan PH . Lalu diaduk sehingga merata.
e. Kemudian hasil pengadukan tersebut dimasukkan kedalam tabung polietilen
yang tersedia. Lalu digetarkan lebih kurang 1 menit. Setelah itu tabung ditutup
dan diperam selama 1 menit.
f. Setelah penambahan selesai dilakukan pengujian terhadap kekuatan tekan, uji
permeabilitas dan uji tindih.
V.
Data Pengamatan
No
1
2
3
4
5
Sampel
10 ml
15 ml
20 ml
25 ml
30 ml
Volume
Volume
KMNO4 (ml)
KMNO4 (ml)
awal
3,2 ml
2 ml
1,7 ml
1,2 ml
1,0 ml
akhir
0,1 ml
0,1 ml
0,1 ml
0,1 ml
0,1 ml
ppm awal
ppm akhir
2430,52
1012,72
645,609
364,579
253,18
75,954
50,636
37,977
30,381
25,318
Hasil pengamatan
Berikut merupakan 5 buah sampel
solidifikasi yang memiliki kadar Fe2+
yang
berbeda-beda
dengan
masing-masing
campuran
perlu
dilakukan
analisa
Fe2+
dengan
menggunakan
dengan
yang
kurang
sama,
lebih
didapatkan
VI.
Perhitungan
Pembuatan larutan KMnO4 0,1 N dalam 250 ml
gr = N x V x BE
250 ml
158,04
= 0,1 N x 1000 x
gr/ek
5
= 0,7902 gram
Massa besi Sulfat yang diambil 0,5 M dalam 100 ml
gr = M x V x BM
= 0,5 N x 278,02 gr/mol x 0,1 L
= 13,901 gram
6
1000
ml
x 24,3052mg
liter
10 ml
= 2430,52 ppm
1000
ml
x 15,1908 mg
liter
15 ml
= 1012,72 ppm
1000
ml
x 12,91218 mg
liter
20 ml
= 645,609 ppm
1000
ml
x 9,11448 mg
liter
25 ml
=364,5792 ppm
ppm
1000
ml
x 7,5954 mg
liter
30 ml
= 253,18 ppm
1000
ml
x 0,75954 mg
liter
10 ml
ml
x 0,75954 mg
liter
15 ml
ml
x 0,75954 mg
liter
20 ml
= 37,977 ppm
= 50,636 ppm
1000
= 75,954 ppm
1000
1000
ppm
1000
ml
x 0,75954 mg
liter
25 ml
ml
x mg Fe 2 SO 4
liter
25 ml
= 30,3816 ppm
1000
VII.
ml
x 0,75954 mg
liter
30 ml
= 25,318 ppm
Analisa Data
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan solidifikasi yang memiliki tujuan
solidifikasi ini adalah semen, karena material semen dianggap memiliki komposisi yang
konsisten struktur fisik yang kuat.
Solidifikasi disini merupakan teknik yang secara luas diterapkan untuk remediasi
limbah yang mengandung konstituen yang berbahaya. Pengolahan ini mencakup
peningkatan kekuatan kompresi, penurunan permeabilitas dan enkapsulasi konstituen
berbahaya. Solidifikasi digunakan untuk mengubah limbah landfill, atau reuse yaitu
bentuk padat yang memiliki intensitas tinggi.
Penambahan aditif (semen) untuk memadatkan limbah yang mengandung
pencemarakan menyebabkan berkurangnya kadar atau konsentrasi zat berbahaya, tidak
hanya itu saja didalam proses pemadatan ini terjadi 6 mekanisme pengurangan tingkat
bahaya suatu limbah yaitu macroencapsulation, microencapsulation, precipitation,
adsobsi, absorbs dan detoxification. Sampel disiapkan dalam konsentrasi yang berbedabeda yaitu dengan menambahkan pada campuran semen dan lumpur sebanyak 10 mL, 15
mL, 20 mL, 25 mL dan 30 mL FeSO 4 0,1 N, lumpur yang ditimbang sebanyak 20 gram
9
Kesimpulan
Dalam percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Solidifikasi bertujuan untuk mencegah pencemaran limbah berbahaya yang
berada dalam bentuk cair dengan menambahkan sejumlah aditif untuk
mengubahnya menjadi bentuk padat.
2. Pada percobaan ini dihasilkan kondisi pH awal dengan nilai 4 dan kondisi pH
akhir dengan nilai 7.
3. Konsentrasi zat berbahaya pada sampel sebelum dan sesudah solidifikasi :
a. Sebelum solidifikasi yaitu 2430,52 ppm, 1012,72 ppm, 645,609 ppm,
364,579 ppm dan 253,18 ppm.
b. Setelah solidifikasi yaitu 75,954 ppm, 50,636 ppm, 37,977 ppm, 30,381
ppm dan 25,318 ppm.
4. Semakin rendah tingkat konsentrasi suatu senyawa setelah dilakukannya
IX.
DAFTAR PUSTAKA
11
KA.
Ridwan, 1997, Tesis Program Sarjana, Jurusan Teknik Lingkungan, Institut Teknologi
Bandung.
http://Noviaekaputri.wordpress.com/2013/07/05/
http://limbahB3_limbahB3.blogspot.com/2010/05
GAMBAR ALAT
1. Gelas Kimia
5. Kaca Arloji
12
2. Spatula
6. Pengaduk
3. Pipet Ukur
7. Bola Karet
4.
8. Neraca Analitik
Pipet Tetes
13