Anda di halaman 1dari 18

SEEDING DAN AKLIMATISASI AEROB

I. TujuanPercobaan
Melakukan pembenihan dan pengembangbiakan mikroorganisme untuk
mengolah limbah cair secara aerobik.
II. Alatdan Bahan
a. Alat

Gelas Kimia

Aerator

CawanPenguap

Desikator

Erlenmeyer

Kertassaring

Circulating Bath

BatangPengaduk

NeracaAnalitik

Oven

Termometer

Kertas pH

b. Bahan

Larutanstandarkaliumdikromat 0,25 N
Menimbang dengan teliti 12,259 gram K2Cr2O7p.a yang telah
dipanaskan pada temperatur 1000C selama 1 jam, kemudian
mengencerkan dengan aquadest hingga volumnya tepat 1 liter.

Pereaksiasamsulfat-silver sulfat
Memasukan

5,5

gram

Ag2SO4

kedalam

kg

H2SO4danmembiarkanselama 1 atau 2 hari untuk melarutkan


serbuk tersebut.

Larutan indicator Ferroin

Larutan 1,485 gram 1,10-phenenthrolin monohidratdan 695 mg


FeSO4.7H2O dalam aquadest dan mengencerkan hingga volumnya
100ml. Indikator ini harus

dibuat baru.

LarutanFero Ammonium Sulfat 0,25 N


Melarutkan

98

gram

Fe(NH4)2(SO4)

6H2O

dalama

quadest,

kemudian menambahkan 20 ml H 2SO4 pekat dan mengencerkan


hingga volumnya 1 liter. Larutan ini harus distandarisasikan setiap
hari

dengan

cara

sebagai

berikut

:mengencerkan

10

ml

larutanstandar K2Cr2O7 0,25 N dengan aquadest hingga larutan


standar FAS menggunakan 2 atau3 tetes indicator Ferroin, lalu
menghitung normalitas FAS.

HgSO4

Glukosa

KNO3

KH2PO4

III.DasarTeori
Salah satu langkah yang penting dalam pengolahan limbah cair adalah
penyiapan atau penyesuaian bakteri agar berkembang sesuai dengan
kondisi yang diinginkan.Bakteri yang berasal dari biakan murni atau
lingkungan sekitar sumber limbah yang akan diolah dikondisikan pada
suatu tempat dengan diberi umpan yang konsentrasinya sedikit demi
sedikit menyerupai konsentrasi limbah yang akan diolah.

Biasanya

ada pada awal sebagai umpan digunakan bahan-bahan kimia yang


mudah diperoleh dengan komposisi yang jelas.
Untuk bakteri aerob maka perlu ditambahkan aliran udara yang
berasal dari kompresor, blower atau pompa yang disemburkan (spray
aerator).
Cara Pengerjaan :
Bakteri

yang

berasal

dari

biakan

murni

atau

tempat

lain,dikembangkan dalam suatu tempat dan diberi umpan yang

konsentrasinya sedikit demi sedikit mendekati limbah yang akan


diolah. Komposisi limbah yang digunakan biasanya dalam
seeding adalah BOD:N:P = 60:30:1 atau 100:5:1 .
Sebagai sumber karbon biasa digunakan glukosa, sedang nitrogen dan
posfor dapat digunakan Kalium Nitrat dan Kalium Dihidrofosfat.
Pengaturan pH dapat digunakan kapur atau asam sulfat.Untuk bakteri
aerob ditambah kan udara yang cukup agar proses oksidasinya dapat
berjalan dengan sempurna. Jika konsentrasi BOD atau COD dalam
tempat pengembangan telah relative konstan, dengan fluktuasi sekitar
5%, maka konsentrasi umpan dan volume pembibitan ditambah.
Proses ini terus dilakukan hingga volume pembibitan mencapai sekitar
10% kolam yang pengolahan yang dibuatdan VSS sekitar 3000 - 4000
mg/l.
Pemberiansubstrat:
Misalkan BOD limbah yang akan diolah = 400mg/l, volume
awal pembenihan 10 liter.
BOD:N:P = 60:3:1
Sebagai sumber karbon adalah glukosa, nitrogen KNO3 dan
fosfor KH2PO4 .
BM glukosa = 180
C6H12O6 + 6O2

6H2O + 6H2O

1 mmol glukosa akan ekivalen dengan 6 mmol oksigen


180 mg glukosa 192 mg oksigen
1mg oksigen 180/192 mg glukosa
Untuk membuat 10 liter limbah dengan BOD 400 mg/l keperluan
glukosa
gram.
BM KNO3 = 101 BAN =14

(10x400x180/192) mg = 3750 mg= 3,75

KNO3 yang dibutuhkan = (3/60x750x101/14) mg=1352 mg= 1,35 gr


BM KH2PO4 = 136 BAP =31
KH2PO4 yang dibutuhkan :
=(1/60x3750x136/31) mg = 274 mg = 0,2749 gram
Jika kandungan BOD pada pembenihan telah mendekati limbah yang
akan diolah maka sebagai sumber karbon dapat diganti dengan limbah
yang nantinya akan diolah.
IV. ProsedurKerja
1.

Membuatsubstratsejumlah

diperlukandenganmenggunakan

volume

yang

perbandingan BOD:N:P= 60:30:1

atau 100:5:1
2.Memasukanbibitmikroorganismesebanyak+ 20 % dari volume yang
diperlukankedalamsubstrat yang telahdibuat.
3. Melakukanaerasi (pemberian O2) terusmenerus.
4.

Pemberiansubstratdilakukansetiapharisampaimencapai

bio

solid

yang diinginkan.
5. Melakukan pengecekan suhu, salinitas, TDS, konduktivitas, dan pH
setia hari sebelum
sesudah pemberian substrat.
V. Penetapan Konsentrasi Biomassa
Konsentrasi biomassa atau organisme dinyatakan dalam mg/l VSS
(volatile suspended solid) prinsip pengukuran berdasarkan gravimetri,
yaitu analisa berdasarkan penimbangan berat dan dilakukan dengan
cara penyaringan, pemanasan dan penimbangan.
1. Menyiapkan cawan pijar dan kertas saring, cawan pijar yang telah
bersih dipanaskan dalam oven 600C selama 1 jam, kemudian
dimasukkan kedalam desikator. Setelah itu menimbang sampai
konstan ( a gram). Kertas saring bebas abu dibasahi dengan

aquadest, kemudian memanaskan di dalam oven 100C selam 1 jam,


memasukan kedalam desikator timbang (b gram).
2. Menyaring 40 ml contoh air dengankertassaringbebasabu yang
telahditimbang.

Kertassaring

yang

berisi

endapan

dimasukkan

kedalam cawan pijar dan dipanaskan dalam oven 105C selama 1


jam.mendinginkan dalam desikator, kemudian timbang (c gram).
3. Memanaskan cawan tersebut di dalam oven 600oC selama 2 jam.
4. Setelah dingin kemudian memasukan kedalam desikator dan
menimbang ( d gram).
Perhitungan :
(ca)
TSS= ml sample

VSS=

( cd )
ml sample

VI. Data Pengamatan


a. Sebelum pemberian substrat
No.
1
2
3
4
5

Hari
ke1
2
3
4
5

pH
5
6
6
6
7

Suhu

Salinitas

Konduktivit

(oC)
26,8
28,1
29,0
29,6
27,1

()
0
0
0
0
0

as (s)
2,4
3,8
3,7
3,7
3,9

TDS
2
2
2
2
2

b. Setelah pemberian substrat


No

Hari

ke-

Penamba
han
substrat
100 ml

Suhu
pH
6

Salinita Konduktivit

(oC)

as (s)

TDS

28,2

()
0

3,8

2
3
4
5

2
3
4
5

200
200
150
150

ml
ml
ml
ml

6
7
7
6

28,1
28,9
29,6
27,1

0
0
0
0

3,8
3,7
3,7
3,9

2
2
2
2

c. Data untuk TSS dan VSS


Hari pertama
Sample = 40 ml

Berat crusible + tutup

(a)

= 33,37

gram

Berat kertas saring

(b)

0,69

(c)

(d)

gram

Berat crusible (tutup) + k.saring + endapan (110oC)


34,06 gram

Berat crusible (tutup) + k.saring + endapan (600oC)


33,42 gram

Hari ke-5 (terakhir)


Sample = 40 ml

Berat crusible + tutup

(a)

= 33,37

gram

Berat kertas saring

(b)

0,69

(c)

(d)

gram

Berat crusible (tutup) + k.saring + endapan (110oC)


33,8881 gram

Berat crusible (tutup) + k.saring + endapan (600oC)


33,3781 gram

Grafik ph terhadap waktu


8
6
Sebelum

p 4
H
2

Series 3

0
1

Hari ke-

Grafik suhu terhadap waktu


30
29
S
u 28
h 27
u
26

Sebelum
Series 3

25
1

3
Hari ke-

Grafik Salinitas terhadap waktu


S
a
l
i
n
i
t
a
s

1
0.8
0.6

Sebelum

0.4

Series 3

0.2
0
1

3
Hari ke-

Grafik TDS terhadap waktu


2.5
2
T 1.5
D
1
S 0.5

Series 3
Sebelum

0
1

Hari ke-

Grafik konduktivitas terhadap waktu


K
o
n
d
u
k
t
i
v
i
t
a
s

5
4
3

Series 3

Sebelum

1
0
1

3
Hari ke-

Grafik TSS dan VSS terhadap waktu


T
20000
S
S
15000
Series 3

d
10000
a
n
5000
V
S
S

TSS

0
1

5
Hari ke-

VII. Perhitungan
a. Pembuatan Substrat
Misalkan

BOD

limbah

yang

40mg/l,volumeawalpembenihan 1liter.
BOD:N:P = 60:3:1

akandiolah

Sebagaisumberkarbonadalahglukosa,nitrogen

KNO3danfosfor

KH2PO4 .
BM glukosa = 180
C6H12O6 + 6O2

6H2O + 6H2O

1 mmolglukosaakanekivalendengan 6 mmoloksigen
180 mg glukosa 192 mg oksigen
1mg oksigen 180/192 mg glukosa
Untukmembuat

liter

keperluanglukosa

limbahdengan

BOD

40

(1x400x180/192)

mg/l
mg

375 mg= 0,375 gram.


BM KNO3 = 101 BAN =14
KNO3 yang dibutuhkan = (3/60x375x101/14) mg=135,2 mg=
0,1352 gr
BM KH2PO4 = 136 BAP =31
KH2PO4 yang dibutuhkan :
=(1/60x375x136/31) mg = 27,4 mg = 0,02749 gram
b. Penentuan TSS dan VSS pada hari pertama
dik
Sample = 40 ml

Berat crusible + tutup

(a)

= 33,37

gram

Berat kertas saring

Berat crusible (tutup) + k.saring + endapan (110oC)

(b) = 0,69 gram


(c)

(d)

34,06 gram

Berat crusible (tutup) + k.saring + endapan (600oC)


33,42 gram

1. TSS
TSS =

(ca)
ml sample

TSS =

(34,0633,37)gram
40 ml

x 106 (mg/L)

x 106 (mg/L)

TSS = 17250 mg/L


2. VSS
VSS =

( cd )
ml sample

TSS =

(34,0633,42) gram
40 ml

x 106 (mg/L)

x 106 (mg/L)

TSS = 16000 mg/L


b. Penentuan TSS dan VSS pada hari terakhir
dik
Sample = 40 ml

Berat crusible + tutup

(a)

= 33,37

gram

Berat kertas saring

Berat crusible (tutup) + k.saring + endapan (110oC)

(b) = 0,69 gram


(c)

(d)

33,8881 gram

Berat crusible (tutup) + k.saring + endapan (600oC)


33,3781 gram

1. TSS
TSS =

(ca)
ml sample

x 106 (mg/L)

TSS =

(33,888133,37)gram
40 ml

x 106 (mg/L)

TSS = 12952,5 mg/L


2. VSS
VSS =

( cd )
ml sample

TSS =

(33,888133,3781) gram
40 ml

x 106 (mg/L)

x 106 (mg/L)

TSS = 12750 mg/L


VIII. Analisa Percobaan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat dianalisa bahwa sampai
yang

digunakan

di

dalam

pembenihan

dan

pengembangan

mikroorganisme limbah cair digunakan limbah cair (lumpur) yang


berasal dari limbah rumah tangga. Hal-hal yang harus diperhatikan di
dalam pembenihan dan pengembangan mikroorganisme adalah
suhu, derajat, aerasi, substrat, dan konduktivitas.
Pengembangbiakan mikroorganisme diperlukan pemberian
substrat

setiap

mengandung

hari.

carbon

Adapun
nitrogen,

substrat
dan

yang

posfor.

diberikan

Sebelum

harus

dilakukan

pemberian substrat dicek terlebih dahulu suhu, pH, konduktivitas,


salinitas, TDS agar dapat dibandingkan nilainya setelah pemberian
substrat.
Pada percobaan didapat data bahwa, setelah penambahan
substrat terjadi kenaikan pH dari 6 ke 7, hal tersebut disebabkan
karena adanya kandungan asam pada substrat yang diberikan. pH
optimum mikrorganisme adalah 7 sebab jika terlalu asam maka
dilakukan penambahan basa, maupun sebaliknya. Hal lain yang harus
diperhatikan selain pH adalah suhu dan aerasi. Aerasi harus selalu

ada agar mikroorganisme tidak kekurangan DO (oksigen terlarut)


karena mikroorganisme yang digunakan termasuk mikroorganisme
aerob yaitu membutuhkan oksigen bebas. Pada saat pengukuran,
salinitas didapat data dari hari pertama sampai terakhir yaitu konstan
dengan nilai 0, hal itu dikarenakan tidak adanya kandungan garam di
dalam larutan tersebut. Pada pengukuran konduktivitas (daya hantar
listrik) larutan, didapat data yang berubah (tidak konstan) terutama
sebelum dan sesudah pemberian substrat, hal itu dikarenakan
perbedaan pergerakan ion-ion yang ada pada saat sebelum dan
sesudah pemberian substrat. Di dalam pengukuran TDS terdapat
kendala dikarenakan alat yang digunakan tidak berfungsi dengan
baik sehingga didapat nilai konstan 2.
Terakhir adalah mengecek nilai TSS dan VSS pada hari pertama
dan terakhir, sampel yang diambil adalah sebanyak 40 ml. Di hari
pertama didapat nilai TSS 17250 mg/L dan VSS 16000 mg/L. Dan hari
terakhir didapat nilai TSS 12952,5 mg/L dan nilai VSS adalah 12750
mg/L. Nilai TSS dan VSS mengalami penurunan, tetapi dengan nilai
TSS yang tinggi tersebut menandakan limbah tersebut dapat
mencemari lingkungan, karena melewati ambang batas yaitu 100
mg/L.
IX. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan, bahwa :
1. Seeding

adalah

mikroorganisme

kegiatan

sehingga

untuk

didapatkan

mengembangbiakan

jumlah

biomassa

yang

mencukupi untuk mengolah limbah air buanagn.


2. Proses seeding menggunakan mikroorganisme aerob, oleh sebab itu
harus selalu tersedia oksigen terlarut.
3. Substrat yang diberikan harus mengandung nitrogen, carbon, dan
posfor.
4. Untuk mendapatkan nilai TSS sample harus dipanasi pada suhu
110oC dan untuk VSS harus dipanasi hingga suhu 600oC.

5. Pada hari pertama nilai TSS yang didapat adalah 17250 mg/L, VSS
1600mh/L. Sedangkan hari terakhir didapat nilai TSS 12952,5 mg/L
dan VSS nya sebesar 12750 mg/L

DAFTAR PUSTAKA
Jobsheet Teknologi Pengolahan Limbah.POLSRI.2016
www.wikipedia.com
www.blogspot.co.id

GAMBAR ALAT

KACA ARLOJI

CRUSIBLE

SPATULA

GELAS KIMIA

CAWAN PORSELIN

BOTOL AQUADEST

NERACA ANALITIS

DESIKATOR

KERTAS SARING

Aerator

Substrat

Sebelum dimasukkan substrat


larutan akan diperiksa suhu,
salinitas, konduktivitas, dan TDS

Memasukkan substrat

Sampel untuk analisis TSS


yag di oven selama 1 jam
pada suhu 110 oC

Pemeriksaan sebelum
penambahan substrat

Memipet 40 ml untuk menganalisis TSS


dan VSS. Dengan cara menggunakan
kertas saring untuk menyaring endpan

Sampel untuk analisis VSS


yag di furnise selama 2 jam
pada suhu 600oC

Anda mungkin juga menyukai